Anda di halaman 1dari 4

Free Radical and Antioxidant

Dra. Prasetyastuti, M.Kes Apt oleh Setiawan AH


Bismillah
Selamat malam para pemirsa.
Sebelum mulai belajar, marilah kita berdoa terlebih dahulu supaya apa yang kita pelajari bisa
paham dan bermanfaat.
Radikal Bebas
sebelum kita bahas tentang free radical tentunya kita tahu paretikel terkecil tubuh adalah atom
dan dalam atom terdiri dari inti (proton dan neutron) dan lapisan elektron yang beredar pada
orbit. Atom bisa mengikat atau melepas elektron miliknya untuk mencapai kestabilan.
Radikal bebas adalah partikel dengan elektron tak berpasangan disekitar inti (atom, ion,
molekul). Kecenderungan untuk mencapai keseimbangan dengan mengambil elektron dari
molekul yang terdekat. Banyak biomolekul bukanlah radikal. Radikal bebas ini dibentuk ketika
melakukan exercise dan ketika tubuh merombak makanan menjadi energi. Pemakaian oksigen
meningkat banyak selama pelatihan, di mana menyebabkan peningkatan terbentuknya radikal
bebas. Tubuh akan melawan peningkatan radikal bebas tersebut dengan sistem pertahanan
antioksidan. Ketika produksi radikal bebas melebihi kemampuan mengatasinya maka
kerusakan oksidatif akan terbentuk. Radikal bebas yang terbentuk selama pelatihan kronik
dapat melebihi kapasitas proteksi sistem antioksidan, akan membuat imunitas terhadap
penyakit menurun dan cidera. Radikal bebas menyerang membran dan merusak sel dimana
dibutuhkan sistem kekebalan untuk melawannya. Jika pembentukan radikal radikal bebas dan
penyerangannya tidak dikendalikan di dalam otot selama pelatihan, maka otot dalam jumlah
besar dapat dengan mudah menjadi rusak. Kerusakan otot dapat mempengaruhi performa
dikarenakan terjadinya kelelahan
Radikal bebas dapat juga dari paparan lingkungan misalkan rokok, polusi udara, dan cahaya
matahari. Radikal bebas ini dapat menyebab kan stress oksidatif yang dapat merusak sel. Stress
oksidatif adalah keadaan ketidak seimbangan antara oksidan dengan antioksidan yang dapat
menimbulkan beberapa penyakit seperti kanker, CVD, diabetes, alzheimer dan parkinson.
Mekanisme dari reaksi radikal adalah initiation (homolytic covalent bonds cleavage),
propagation (chain propagation), termination.

ROS (Reactive Oxygen Species)
dari gambar disamping diketahui bahwa ROS tidak
semua memiliki partikel radikal. Seperti yang
diketahui bahwa radikal adalah ketika patikel
tersebut memiliki elektron yang tidak berpasangan
saperti pada gambar disamping H2O2 dan ion
hipocloric semua elektronnya berpasangan namun
bisa saja menjadi radikal ketika elektronnya lepas
sehingga keduanya termasuk ROS tapi tidak
memiliki partikel radikal. Sementara ketiga contoh radikal adalah Hydroxyl radical,
hydroperoxyl radical, superoxide radical. Ada juga yang disebut RNS prinsipnya sama hanya
saja atomnya bukanlah oxygen melainkan nitrogen semisal nitrogen(II) oxide, NO
.
,
nitrogen(IV) oxide, NO2
.
yang keduanya merupaka radikal bebas. sementara nitrosyl, NO
+
,
nitrous acid, HONO, nitogen(III) oxide, N2O3 , peroxynitrite, ONOO
-
, alkylperoxinitrite, ROONO
merupakan partikel yang bukan radikal bebas.
Stress oksidatif
Kegagalan keseimbangan antara pembuatan dan eliminasi RONS akan meengakibatkan stress
oksidatif yang akan merusak DNA baik secara langsung(saccharide ring clevage, bases
modification, chain breakage) maupun dengan meninggalkan sequel(mutation, translation
mistakes, photosynthesis inhibition).
Mekanisme yang paling umum terjadi di mana radikal bebas dapat melawan pertahanan
antioksidan, radikal bebas tersebut akan menyerang komponen biokimia di dalam tubuh dan
membentuk hydroperoksida. Dalam bentuk patofisiologis tersebut sel akan mulai memproduksi
radikal bebas dalam jumlah banyak, dikarenakan stres eksogen (unsur kimia, fisik dan biologi)
dan atau aktivitas metaboliknya (khususnya pada membran plasma, mitokondria, retikulum
endoplasma, dan sitosol), sitosol diantaranya terdapat radikal hidroksil (HOH) yang berbahaya,
merupakan salah satu reaktive oxygen species (ROS) yang paling berbahaya. Radikal hidroksil
dapat menyarang setiap macam molekul (termasuk karbohidrat, lemak, asam amino, peptide,
protein, nukleotid, asam nukleat dan lain-lain). Akibat dari proses ini, setiap molekul akan
kehilangan satu elektron dan kemudian menjadi radikal. Setelah itu akan mulai terjadi reaksi
rantai radikal, dikarenakan adanya molekul oksigen (melalui pernapasan), dan terbentuknya
hidroperoksida (ROOH), sejenis Reactive Oxygen Metaboltes (ROMs). Walaupun
Hidroperoksida termasuk jenis kimia yang relatif stabil, mereka juga berpotensi membentuk
radikal bebas lagi dan dapat mengoksidasi target molekul yang lain. Setelah itu sel akan
menarik keluar hidroperoksida di lingkungan ekstraseluler, termasuk darah, cairan cerebro-
spinal, cairan pleura dan lain-lain
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa oksidan bisa dibentuk dalam tubuh atau didapat
dari luar. Sekarang kita fokus ke oksidan yang dibentuk dalam tubuh antara lain metabolisme
aerobik normal, ledakan oksidatif dari phagocytes sebagai bagian dari sistem imunitas bakteri
atau virus maupun protein asing(antigen), metabolisme xenobiotik dan detoksifikasi racun.
Berbagai sumber radical bebas antara lain
1. Rantai respirasi di mitokondria: utamanya adalah superoxida dan H2O2 pada kompleks
I dan III
2. RE: superoxide yang dibuat oleh cytochrome P- 450
3. Sel spesial (leukosit): superoxida dibuat olehNADP-oxidase
4. Hemoglobin menjadi methemoglobin oxidation
Sebenarnya radical bebas secara fisiologi memiliki beberapa fungsi
Tubuh dalam keadaan normal akan memproduksi radikal bebas yang berhubungan dengan
metabolisme sel fisiologis. Contohnya, sintesis beberapa hormon akan menghasilkan radikal
bebas, juga lekosit polimorfonuklear akan membentuk radikal bebas untuk membunuh bakteri
yang membantu tubuh memerangi infeksi. Radikal bebas yang lain, seperti Nitric Oxide (NO)
merupakan dasar homeostatis di dalam tubuh, karena NO berperan penting, termasuk menjaga
tonus vaskuler, agregasi platelet, adhesi sel, dan lain-lain. Adapun hal yang diyakini
menyebabkan peningkatan radikal bebas berasal dari berbagai sumber seperti kegiatan fisik,
kimiawi dan alam. Faktor alam yang menyebabkan peningkatan radikal bebas adalah pulusi,
radiasi, faktor fisik adalah kehamilan, overtraining, gaya hidup yaitu merokok, minum alkohol,
makanan buruk, kurang berolahraga, efek psikologis seperti stres, emosi, berbagai penyakit,
faktor lain seperti obat-obatan, terapi radiasi.
Digunakan oleh oksida dan oksigen pada cytochromoxidase (toxic intermediates, H2O2 and
superoxide, are bound to an enzyme), monoxygenases - activate O2 in liver ER or in adrenal
gland mitochondria ; hydroxylation
ROS dan RNS melawan bakterial. Radikal secara alami dibentuk oleh sistem di dalam tubuh dan
mempunyai efek yang menguntungkan yang tidak disadari. Sistem kekabalan merupakan sistem
utama tubuh yang menggunakan radikal bebas. Serangan benda asing ataupun kerusakan
jaringan yang ditandai dengan radikal bebas oleh sistem kekebalan. enzyme complex NADPH-
oxidase of leukocytes. myeloperoxidase katalisis diikuti dengan reaksi sebagai berikut H2O2 +
Cl
-
+ H
+
= HClO + H2O.
Signal molecules : first messenger second messenger information net. This info net
function is affected by the redox state of cells. redox state : antioxidant capacity, reduction
equivalent availlability, RONS rate ROS: second messenger
sistem pertahanan antioksidan
Antioksidan adalah unsur kimia atau biologi yang dapat menetralisasi potensi kerusakan yang
disebabkan oleh radikal bebas tadi. antioksidan ada dua macam endogen dan eksogen. Endogen
dibagi lagi menjadi enzimatik (Cytochrome C,SOD, GSHPx, Catalase)dan non enzimatik [terikat
di membran ( -tocopherol, -caroten, coenzym Q 10) dan diluar membran (ascorbate,
transferrin, bilirubin]. Eksogen misalkan free radical scavengers, trace elements, obat dan zat
yang berpengaruh pada metabolisme free radical (misalkan vit A, C, dan E yang terkandung
dalam buah buahan dan sayur sayuran).
ada tiga langkah/level sistem ini yaitu
menghambat produksi berlebih RONS
menangkap radikal (scavengers, trappers, quenchers)
memperbaiki mekanisme biomolekul yang rusak
Menurut Dr. Henry Winarsi M.S. dalam bukunya antioksidan alami dan radikal terdapat tiga
macam mekanisme kerja antioksidan pada radikal bebas, yaitu:
1. Antioksidan primer yang mampu mengurangi pembentukan radikal bebas baru dengan
cara memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil.
Contohnya adalah superoskida dismutase (SOD), glutation peroksidase, dan katalase
yang dapat mengubah radikal superoksida menjadi molekul air.
2. Antioksidan sekunder berperan mengikat radikal bebas dan mencegah amplifikasi
senyawa radikal. Beberapa contohnya adalah vitamin A (betakaroten), vitamin C,
vitamin E, dan senyawa fitokimia.
3. Antioksidan tersier berperan dalam mekanisme biomolekuler, seperti memperbaiki
kerusakan sel dan jaringan yang disebabkan radikal bebas

Oxidative stress markers
Untuk marker stress oksidatif kita tidak menggunakan/mendeteksi radikal bebasnya karena
sangat sulit baik secara kimia maupun fisiknya. Yang kita gunakan adalah produk dari stress
oksidatif karena simple dan relatif mudah. Beberapa marker yang sering digunakan ialah
Lipoperoxidation markers: malondialdehyde
(MDA), conjugated diens, isoprostanes
Oxidative damage to protein markers :protein
hydroperoxides
Oxidative damage to DNA : modified
nucleosides
Kelainan yang berhubungan dengan stress
oksidatif
Neurological :Alzheimers Disease,
Parkinsons Disease
Endocrine : Diabetes
Gastrointestinal : Acute Pancreatitis
Stress oksidatif dan DM
Dalam sebuah jurnal yang berjudul Stres Oksidatif dan Peran Antioksidan pada Diabetes Melitus
Maj Kedokt Indon, Volum: 55, Nomor: 1, Januari 2005 dijelaska sebagai berikut:
Diabetes melitus merupakan salah satu kelainan metabolik yang dapat menimbulkan
komplikasi vaskular dan nonvaskular. Salah satu hipotesis penyebab munculnya berbagai
komplikasi tersebut adalah stres oksidatif. Pada diabetes terdapat tiga jalur munculnya stres
oksidatif, yaitu glikasi protein nonenzimatik, jalur poliol sorbitol (aldose reduktase), dan
autooksidasi glukosa.
Pada diabetes melitus, pertahanan antioksidan dan sistem perbaikan seluler akan terangsang
sebagai respons tantangan oksidatif. Sumber stres oksidatif yang terjadi berasal dari
peningkatan produksi radikal bebas akibat autooksidasi glukosa, penurunan konsentrasi
antioksidan berat molekul rendah di jaringan, dan gangguan aktivitas pertahanan antioksidan
enzimatik. Kemaknaan stres oksidatif pada patologi penyakit sering tidak tentu. Dengan
demikian stres oksidatif dan gangguan pertahanan antioksidan merupakan keistimewaan
diabetes melitus yang terjadi sejak awal penyakit. Di samping itu, stres oksidatif juga memiliki
kontribusi pada perburukan dan perkembangan kejadian komplikasi.
Beberapa studi mengungkapkan penurunan statusantioksidan dalam plasma dan serum sampel
dibandingkan kontrol berdasarkan usia. Fenomena ini dapat terjadi sejak anak-anak serta
berjalan secara progresif dan memburuk sesuai perjalanan waktu dan berkembangnya
komplikasi.
Pada diabetes anak ditemukan penurunan glutation eritrosit, glutation total, -tokoferol plasma,
dan -karoten plasma secara bermakna. Penurunan berbagai antioksi dan tersebut terkait
dengan pembentukan senyawa penanda adanya stres oksidatif, misalnya peningkatan lipid
hidroperoksida, diena terkonjugasi, dan protein karbonil secara bermakna. Pada diabetes usia
50-60 tahun ditemukan peningkatan peroksidasi lipid sejak onset diabetes.
Hiperglikemia menjadi hallmark penyakit kronik serta kematian sel. Studi oleh Armstrong
menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara peningkatan lipid hidroperoksida serum dengan
prevalensi retinopati pada penderita diabetes dengan komplikasi. Penanda lain, yaitu
isoporostan F2, juga ditemukan meningkat pada kedua tipe diabetes melitus. Kerusakan
oksidatif pada DNA yang berkorelasi dengan peroksidasi asam lemak membran dan status
antioksidan yang rendah juga ditemukan pada diabetes melitus. Fenomena ini bahkan sudah
ditemukan sejak pradiabetes, yakni ketika resistensi insulin muncul, atau saat toleransi glukosa
terganggu. Semakin tinggi derajat resistensi insulin pada individu sehat, semakin besar
peroksidasi lipid plasmanya.

Anda mungkin juga menyukai