Anda di halaman 1dari 4

Interconnection between endocrine and organ/system function

dr. Dicky Moch Rizal oleh Setiawan AH


bismillah
mulai dengan berdoa dulu ya..
glandula endokrin mensekresikan produknya (hormon) ke cairan interstitial sekitar sel penghasil
kemudian akan berdifusi ke aliran darah yang selanjutnya akan menuju sel target. Berbeda dengan
glandula eksokrin yang mensekresi produknya melalui duktus yang dibawa ke ruangan atau lumen
organ atau bahkan keluar tubuh
fungsi endocrine secara umum
Menjaga lingkungan internal tubuh (terutama keadan biokimia tubuh pada keadaan optimum)
Mengatur pertumbuhan dan perkembangan
Mengontrol, menjaga dan memicu dorongan reproduksi suksual, termasuk gametogenesis,
coitus, fertilisasi, pertumbuhan dan perkembangan fetus, dan memberi nutrisi pada newborn.
Ketika ada gangguan pada sistem endokrin maka fungsi diatas akan terganggu juga. Gangguan ini
terkait empat hal:
Produksi
Produksi berkaitan dengan jumlah hormon yang tersedia di tubuh, ketika produksi kurang atau
berlebih maka terjadi suatu gangguan. hal yang perlu diperhatikan adalah saat pengecekan kadar
hormon tubuh antara lain usia dan ritme sirkadian. Jadi misal ketika kadar testosteron normalnya 2-
10. Sementara kadar puncaknya pada 25-35 tahun. Nah ketika ada orang tua usia 50 tahun diketahui
kadar testosteronnya 10. Apakah orang tua tersebut dikatakan normal? Tentu saja tidak karena setelah
usia 35 tahun kadar testosteron akan turun. Yang kedua adalah sirkadian, prinsipnya sama kita harus
mengetahui ritmenya. Ketika kita periksa saat kadarnya memang menurun secara sirkadian akan
menimbulkan kesahalan interpretasi maka perlu kita menjadwal pemeriksaan saat kadar sirkadiannya
naik.
Sensing dan signaling
Sensing dan signaling berhubungan dengan kepekaan hormon dan reseptornya. Jadi ketika jumlahnya
normal tapi reseptornya berkurang atau ikatan antar hormon dan reseptor tidak sensitif maka akan
terjadi gangguan. misal, androgen normal, LH normal tapi reseptor di leydig menurun.
Proses
Prosen ini berkaitan dengan aktivitas hormon dalam sel target.

Degradasi
Berkaitan dengan keadaan organ yang mendegradasi hormon tersebut. Misal ketika ada hormon yang
didegradasi dihepar, suatu ketika hepar rusak maka fungsi degradasi hormon tersebut akan turun dan
imbasnya pada kadar hormon dalam darah akan naik.
Sekarang kita bahas hubungan endokrin dengan fungsi organ. Yang akan dibahas disini adalah
terhadap kardiovaskuler dan sestem imune.
Hormon dan Kardiovaskuler.
Hormon secara langsung mempengaruhi jantung dan dinding pembuluh darah dan secara tidak
langsung dengan menstimulusu neuroendokrin. Efek yang bisa ditimbulkan adalah tekanan darah
(hipertensi/hipotensi) dan gerakan otot jantung (kronotropik +/-).
Sudah disebutkan bahwa efeknya bisa menaikan dan menurunkan tekanan darah
Hormon yang menaikan tekanan darah antara lain urotensin II, endothelins, angiotensin II,
catecholamines, aldosterone, antidiuretic hormone, glucocorticosteroids, thyroid hormones, growth
hormone and leptin termasuk juga prolaktin.
Hormon yang menurunkan tekanan darah antara lain natriuretic peptides, the calcitonin gene-related
peptide (CGRP) family, angiotensin 1-7, substance P, neurokinin A, ghrelin, Parathyroid hormone-
related protein (PTHrP), oxytocin, and, sex hormones.
ANP (atrial natriuretic peptides) adalah hormon yang dikeluarkan atrium jantung yang berfungsi
menurunkan tekanan darah dengan cara vasodilatasi dan memicu pembuangan garam dan air pada
pada ginjal tepatnya pada TCP dan duktus koleltivus serta berperan menekan pengeluaran aldosteron
dan ADH yang memicu diuresis sehingga mengurangi volume darah. Pengeluaran hormon ini dipicu
oleh regangan otot atrium saat volume darah yang bertamabah.
Sekarang yang menarik adalah hormon seks dapat menurunkan tekanan darah. Bagaimana caranya?
Ada beberapa teori yang menyebutkan bahwa estrogen dan testosteron merupakana No generator.
Kalian tahu kan fungsi NO terhadap pembuluh darah? NO berfungsi sebagai vasodilator sehingga
ketika estrogen dan testosteron berkurang maka memungkinkan kenaikan tekanan darah karena
terjadinya vasokonstriksi walaupun masih ada hormon/keadaan lain yang berpengaruh. Walaupun
demikian jumlahnya juga harus dicontrol karena jika berlebihan malah akan menyebabkan
vasokonstriksi. Selama ini kita tahu bahwa estrogen disekresikan oleh folikel ovarium tapi ternyata
estrogen juga disekresikan oleh pembuluh darah.
Estrogen juga menghambat pembentukan plaque sehingga menurunkan terjadinya parkinson dan
alzeimer selain itu juga estrogen dapat mencegah terjadinya blood coagulation. Lagi lagi kadarnya
haruslah normal karena jika kurang atau lebih maka akan terjadi hal hal diatas dalam grafik
digambarkansebagai bentuk U. Keadan berlebih terjadi misalnya pada kontrasepsi yang akan memicu
pembentukan gumpalan/jendalan sehingga resiko stroke naik. Keadaan kekurangan misalnya pada
hipogonadism juga menyebabkan penyakit kardiovaskuler naik.

Estrogen dan testosteron juga memelihara produksi insulin. Mekanismenya adalah ketika terjadi
penurunan testosteron maka akan mempengaruhi jaringan adipose viseral yan akan memicu
angitensinogen resistin dan mengeluarkan beberapa mediator inflamasi seperti leptin, IL6 dan CRP
dan TNF yang nantinya berpengaruh pada resistensi insulin yang bermanifes menjadi hipertensi atrial,
obesitas dan HDL yang rendah. Selain itu juga berpengaruh pada adiponektin.
Sementara hormon yang berperan terhadap denyut jantung antara lain
Hormon yang meningkatkan denyut jantung: catecholamines, endothelins, glucocorticosteroids,
thyroid hormones, leptin and PTHrP
Hormon yang menurunkan denyut jantung: natriuretic peptides, substance P, neurokinin A, oxytocin,
angiotensin 1-7
Hormon dan sistem immune
Sistem kekebalan adalah sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan terhadap infeksi dari
makromolekul asing atau serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit. Sistem
kekebalan juga berperan dalam perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain seperti yang
terjadi pada autoimunitas, dan melawan sel yang teraberasi menjadi tumor.
Sistem kekebalan dipengaruhi oleh modulasi beberapa hormon neuroendokrin.
Modulasi respon kekebalan oleh hormon neuroendokrin
Hormon Sel/organ terget Efek modulasi
ACTH Sel B dan Sel T, pada tikus sintesis antibodi
produksi IFN-gamma
perkembangan limfosit-B
Endorfin limpa sintesis antibodi
mitogenesis
aktivitas sel NK
TSH Neutrofil, Monosit, sel B meningkatkan laju sintesis antibodi
bersifat komitogenis dengan ConA
GH PBL (peripheral Blood
Lymphocyte), timus, limpa
sel T CD8
mitogenesis
LH dan FSH proliferasi
produksi sitokina
PRL sel B dan sel T bersifat komitogenis dengan ConA
menginduksi pencerap IL-2
CRF PBL Produksi IL-1
meningkatkan aktivitas sel NK
bersifat imunosupresif
TRH Lintasan sel T meningkatkan sintesis antibodi
GHRH PBL dan limpa menstimulasi proliferasi
SOM PBL menghambat aktivitas sel NK
menghambat respon kemotaktis
menghambat proliferasi
menurunkan produksi IFN-gamma

Sebagai contoh adalah GH dan prolaktin merugalasi sistem imune yaitu dengan cara menjaga Timus
untuk menghasilkan sel Immune. Hormon imunomodulator (berperan dalam imunitas tubuh) lain
yaitu Glucocorticoids (GCs), Growth hormone (GH), Insulin-like Growth Factor-1 (IGF-1), and
Leptin.
Pada penelitian lain menyatakan bahwa hormon sex berpengaruh terhadap imunitas tubuh yaitu
ovarium meregulasi respon imun non spesifik yaitu dengan mempengaruhi jumlah monosit, granulosit
dan NK cell dengan menkanisme yang belum diketahui dan juga berpengaruh pada fungsi sel tersebut.
Untuk neutrofil dan NK cell menujukan bahwa estrogen mendesak efek antiinflamatori.
Pada penerimaan konsepsi dapat dijelaskan dengan teori imunitas. Kehamilan terjadi karena adanya
keseimbangan antara TH1(proinflamatori) TH2(anti inflamatori) sehingga zigot dapat menempel
secara lama karena tidak terjadi penolakan. Progesteron pada orang normal adalah proinflamatori tapi
pada saat kehamilan fungsinya berkebalikan karena akan memelihara TH2 yang digunakan untuk
menjaga ketebalan endometrium.
Pada saat stress juga imunitas tubuh akan runtuh karena akan berkaitan erat dengan sistem
neuroendokrin yang meyebabkan ketidakseimbangan hormon dalam tubuh.

Hormon hubungannya dengan penyakit.
Hormon sangat berpengaruh terhadap terjadinya penyakit (Metabolic disorder, Degenerative,
Inflammation/infection, immunologic, neoplasm, Genetic disorder) terutama adalah metabolik
sindrom termasuk obesitas central yang dapat diukur dengan lingkar perut. Testosteron
mendeposisikan (metabolisme) lemak sehingga tidak terjadi dislipidemia ataupun obesitas. Pada kasus
kenaikan trigliserida ada dua kemungkinan penyebabnya yaitu intake makanan yang banyak ataupun
karena TDS (testosteron deficiency syndrome).

Semoga bermanfaat ya..
Tuhan telah menciptakan dunia ini untuk manusia yang didalamnya terdapat berbagai macam ilmu
untuk kita pelajari. Tetap semangat mencari ilmu ya..

Anda mungkin juga menyukai