Anda di halaman 1dari 3

Latar belakang

Penggunaan zat-zat kimia untuk keperluan penanggulangan penyakit pada waktu


sekarang telah banyak dipergunakan di berbagai negara. Tergantung dari macamnya patogen,
maka senyawa kimia tersebut dapat digolongkan kedalam fungisida, bakterisida atau virisida.
Tetapi walaupun demikian ada pula yang dapat digunakan untuk lebih dari satu golongan
patogen atau hanya spesifik untuk patogen-patogen tertentu. Diantara ketiga macam golongan
senyawa kimia tersebut, yang banyak digunakan hingga sekarang ialah golongan fungisida,
dan jumlah tersebut hingga sekarang terus bertambah. Dengan diketemukannya fungisida
yang baru, maka adakalanya fungisida lainnya tidak dapat digunakan lagi, karena dianggap
kurang memenuhi syarat untuk penanggulangan penyakit tumbuhan.
Mekanisme fungisida yang digunakan untuk penanggulangan penyakit pada
umumnya adalah menghambat perkecambahan, pertumbuhan, dan perkembangbiakan atau
sekaligus membunuh patogen. Kebanyakan dari fungisida ini digunakan untuk mengatasi
penyakit daun dan bagian-bagian tanaman lainnya di atas tanah. Sedangkan ada pula yang
digunakan untuk mendesinfestasi dan melindungi benih atau umbi dari serangan patogen.
Beberapa fungisida dapat digunakan untuk mendesinfestasi tanah atau tempat penyimpanan
untuk melindungi luka, dan sebagainya. Sebagian besar dari fungisida yang digunakan
tersebut hanya dapat melindungi tanaman dari serangan patogen yang datang kemudian tapi
tidak dapat digunakan untuk memberitahukan atau menyembuhkan infeksi yang telah terjadi.
Dengan demikian senyawa kimia ini hanya efektif pada bagian tanaman dimana zat tersebut
diberikan dan tidak dapat diserap atau disalurkan ke tempat lain.
Belerang adalah komponen serbuk mesiu dan digunakan dalam proses
vulkanisasi karet alam dan juga berperaan sebagai fungisida. Belerang digunakan
besar-besaran dalam pembuatan pupuk fosfat. Berton-ton belerang digunakan untuk
menghasilkan asam sulfat, bahan kimia yang sangat penting. Belerang juga digunakan
untuk pembuatan kertas sulfit dan kertas lainnya, untuk mensterilkan alat pengasap,
dan untuk memutihkan buah kering. Belerang merupakan insultor yang baik. Belerang
sangat penting untuk kehidupan. Belerang adalah penyusun lemak, cairan tubuh dan
mineral tulang, dalam kadar yang sedikit. Belerang cepat menghilangkan bau. Belerang
dioksida adalah zat berbahaya di atmosfer, sebagai pencemar udara.

Tipus

Dalam pengendalian cendawan patogen di gunakan senyawa kimia fungisida.Fungisida
adalah zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan cendawan (fungi). Fungisida
umumnya dibagi menurut cara kerjanya di dalam tubuh tanaman sasaran yang diaplikasi,
yakni fungisida nonsistemik, sistemik, dan sistemik local. Pada fungisida, terutama fungisida
sistemik dan non sistemik, pembagian ini erat hubungannya dengan sifat dan aktifitas
fungisida terhadap jasad sasarannya (George W. 1997).

Pada umumnya cendawan berbentuk seperti benang halus yang tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang. Namun, kumpulan dari benang halus ini yang disebut mycelium bisa dilihat dengan
jelas. Miselium ini bisa tumbuh diatas atau dalam tubuh inang. Warna meselium ini ada yang
putih, cokelat, hitam dan lain-lain. Cendawan akan berkembang pesat bila kondisi sekitarnya
sangat lembab, tanah asan dan selalu basah dengansuhu sekitar 25-30 C. Selain merusak
tanaman yang masih hidup cendawan juga mengahancurkan kayu bangunan (Hasriadi. 2006).

Cendawan merusak tanaman dengan berbagai cara. Misalnya sproranya masuk kedalam
bagian tanaman lalu mengadakan pembelahan dengan cara pembesaran sel yang tidak teratur
sehingga menimbulkan bisul-bisul. Pertumbuhan yang tidak teratur ini mengakibatkan system
kerja jaringan pengangkut air menjadi terganggu sehingga kehidupan tanaman menjadi
merana. Sebagi contoh kasus ini adalah penyakit akar gada pada kubis yang
disebabkan oleh plasmodiophora brassiceae Wor ( Haryono. 1993).

Fungisida sistemik dapat di aplikasikan ke satu bagian tanaman, dan dapat di translokasikan
ke bagian bagian tanaman yang lain. Pada umumnya fungisida yang ada di pasaran baik
fungisida sistemik maupun fungisida non sistemik, banyak yang dalam bentuk Wettable
Powder ( WP ) yaitu tepung yang dapat terbasahkan, sehingga pengaplikasiannya dapat di
lakukan dengan penyemprotan.
Untuk keperluan aplikasi di lapang, perlu di perhatikan dosis dan konsentrasi yang di
perlukan. Dosis adalah banyaknya fungisida atau bahan aktif yang di gunakan per satu satuan
luas lahan. Konsentrasi adalah banyaknya fungisida atau bahan aktif yang di gunakan pada
satuan volume tertentu (Djafarudin. 2001)

Djafaruddin (2000) menyebutkan bahwa
beberapa formula belerang anorganik telah
terbukti sangat baik sebagai fungisida dan
digunakan untuk mengendalikan beberapa
penyakit tanaman. Unsur belerang dapat dipakai
sebagai embusan, berupa tepung yang dapat larut
( ), pasta atau cairan yang banyak
digunakan untuk memberantas penyakit embun
tepung ( ), tetapi juga efektif
B. Persentase penghambatan pertumbuhan
karat tumor
terhadap penyakit karat tertentu, bercak daun
( ) dan busuk buah. Belerang dipakai
sebagai fungisida karena sifat fitotoksisitasnya,
artinya kerusakan/keracunan terhadap tanaman
yang lebih rendah daripada logam berat.
Sedangkan menurut Triharso (2004), tepung
belerang (umumnya digunakan dalam bentuk
serbuk dengan partikel yang halus) dipakai
sebagai fungisida untuk pemberantasan penyakit
tepung. Dalam mengatasi terjadinya gumpalan
pada pengembusan biasanya ditambah dengan
bahan karier seperti kaolin atau bentonit.
Fitotoksisitas belerang lebih rendah daripada
logam berat dan dapat membunuh jamur dengan
jarak waktu tertentu dengan lebih dulu
membentuk gas. Oleh karena itu belerang bekerja
baik bila suhu rata-rata lebih tinggi dari 20 C. Gas
S0 yang terjadi akan berubah menjadi SO dan
H SO di dalam air.
Dalam keadaan tertentu belerang dapat
juga menyebabkan fitotoksis pada daun,
pertumbuhan terhambat dan gugur misal pada
daun melon ( L.) yang sangat peka.
Sulfur atau belerang bekerja mengganggu
transpor elektron sepanjang sitokrom jamur dan
kemudian direduksi menjadi hidrogen sulfida
(H S) yang beracun terhadap sebagian besar
protein selular. Selain itu campuran kapur dan
belerang dengan perbandingan 1 : 1 juga dapat
menekan serangan penyakit karat tumor (Agrios,
2005). Campuran kapur-belerang (
) yang lebih dikenal dengan sebutan
, dapat digunakan sebagai
semprotan untuk pohon buah-buahan yang dalam
keadaan istirahat ( ), guna memberantas
penyakit bercak ( ) atau antraknosa
( ), embun tepung atau kudis ( ),
bercak coklat ( ) pada buah berbiji
keras atau batu, penyakit daun pada (
). Bubur California selain sebagai fungisida
juga mempunyai pengaruh sebagai insektisida
(Djafaruddin, 2000).




Dapus

Agrios, George W. 1997. Plant Pathology Fourth Edition.New York: Academic
Press.
Akin, Hasriadi Mat. 2006. Virologi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius
Djafarudin. 2001. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman (Umum). Jakarta : Bumi
Aksara.
Semangun, Haryono. 1993. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Triharso, 2004. Dasar-dasar Perlindungan
Tanaman. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta
Hriday Chaube, V.S. Pundhir (2006). Crop Diseases and Their Management.
Prentice-Hall of India Pvt.Ltd. ISBN 978-81-203-2674-3. Page.292-3

Anda mungkin juga menyukai