Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. E
Umur : 27 tahun
Status : Menikah
Alamat : Candirejo 4/1 Pringapus, Kab. Semarang
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SLTP
Kelompok pasien : Umum
Tanggal masuk : 07 April 2014
No. CM : 053877 2014
II. ANAMNESIS
Keluhan utama :
Nyeri perut bagian bawah sejak 1 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri perut bagian bawah dirasakan sudah sejak 1 bulan yang lalu,
dirasakan ketika haid hari ke 1 dan ke 2, saat haid hari ke 1 dan ke 2 bisa
ganti pembalut hingga 4-5x sehari. Saat ini tidak keluar darah dari jalan
lahir. Kemudian pasien memeriksakan diri ke dokter spesialis obgyn dan
didiagnosa kista ovarium. (Pasien datang ke IGD dengan membawa hasil
USG)
Riwayat haid :
Menarche usia 15 tahun, siklus teratur (28 hari), lama 7 hari.
Riwayat nikah :
Menikah 1x, sudah 3 tahun
Riwayat KB : -
Riwayat USG : + 1 bulan yang lalu, terdapat kista ovarium


2

Riwayat penyakit dahulu :
- Riwayat penyakit asma : disangkal
- Riwayat penyakit hipertensi : disangkal
- Riwayat penyakit diabetes mellitus : disangkal
- Riwayat penyakit jantung : disangkal
- Riwayat alergi : disangkal
- Riwayat operasi diabdomen : disangkal
- Riwayat penggunaan obat-obatan dan jamu : disangkal
- Riwayat memelihara hewan peliharaan : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit jantung : disangkal
- Riwayat diabetes mellitus : disangkal
- Riwayat hipertensi : disangkal
- Riwayat Asma : disangkal
- Riwayat Alergi : disangkal
Riwayat Pribadi
- Merokok : disangkal
- Minum Alkohol : disangkal

III. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan tanggal 7 April 2014 di bangsal Bougenville
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Vital sign :
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 92 x/menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup
- RR : 22 x / menit
- Suhu : 36
0
C
Status internus :
- Kepala : kesan mesocephal
- Mata : konjunctiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-),
reflex cahaya (+/+), pupil bulat isokor (2 mm / 2 mm).
3

- Telinga : normotia, discharge (-/-), massa (-/-)
- Hidung : simetris, napas cuping hidung (-), sekret (-/-), darah (-/-),
septum di tengah, concha hiperemis (-/-).
- Mulut : sianosis (-), bibir pucat (-), lidah kotor (-), karies gigi (-),
faring hiperemis (-), tonsil (T1/T1).
- Leher : pembesaran kelenjar thyroid (-), kelenjar getah bening
membesar (-)
- Thoraks :
Cor :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicularis
sinistra, nyeri tekan (-)
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : normal, tidak ada suara tambahan
Pulmo :
Inspeksi : simetris, statis, dinamis, retraksi (-/-)
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler +/+, suara tambahan -/-

- Abdomen : nyeri tekan di regio suprapubica dan iliaca sinistra,
hepar lien tidak teraba



- Ekstremitas :
Superior Inferior
Edema -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Refleks fisiologis +N/+N +N/+N
Refleks patologis -/- -/-



X X
4

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium Hematologi tanggal 7 April 2014
Darah Rutin (WB
EDTA)
Nilai Nilai normal
Hb

13,5 11.5 14.5
Ht

43,4 37 - 45
Leukosit

4,6 4,0 10,0
Trombosit 256 150 440
Eritrosit

4,99 3,8 5,4
MCV 87,0 82 98
MCHC 31,1 32 36
MCH 27,1 27
RDW 12,1 10 16
MPV 7,5 7 11
Limfosit 1,4 1,0 4,5
Monosit 0,3 0,2 10
Granulosit 2,8 2 4
Basofil 0,0 0 0,2
Limfosit % 31,4 25 40
Monosit % 76,7 2 8
Granulosit % 61,9 50 80
PCT 0,3 0,2 0,5
PDW 14,0 10 18
Clotting time 4,00 3 5
Bleeding time 2,00 1 3
Golongan darah B
HbsAg Non reaktif Non reaktif

Kimia klinik Nilai Nilai normal
Gula Darah Sewaktu 85 70 110
Ureum 16,4 10 50
Creatinin 0,69 0,45 0,75
SGOT 36 H 0 35
SGPT 36 H 0 35








5

HASIL USG


V. DIAGNOSIS
P0 A0 dengan kistoma ovarii

VI. PENATALAKSANAAN
- Informed consent tentang keadaan keluarga dan rencana terapi yang akan
dilakukan.
- Pasien dirawat inap dan tirah baring
- Infus RL 20 tpm
- Rencana kistektomi

VII. FOLLOW UP
Tanggal 08 April 2014 pukul 06.00
S : Nyeri perut suprasimfisis
O : KU : baik, compos mentis
Vital Sign :
TD : 120/70 mmHg RR : 20 x/menit
Nadi : 72 x/menit T : 36,1
0
C
Mata : CA +/+ SI -/-
Thoraks : dbn
6

Abdomen : BU (+) NT(+)
Ekstremitas : edema (-)
A : Kistoma Ovarii
P : Infus RL 20 tpm
Rencana Kistektomi

Tanggal 8 April 2014 pukul 10.55 12.00
Dilaksanakan operasi salphingo oovorekistektomi sinistra
TERAPI Post OP H0
- Terapi puasa 24jam
- Celodim vial 1gr 2x1
- Promoba infus 2x1 selama 3 hari
- Suprafenid rectal supp 4x1
- Asam tranexamat 1 ampul 3x1 1 hari
Dilakukan pengecekan Hb pos OP, hasil : 12,6 g/dL

Tanggal 9 April 2014 pukul 06.00
S: Nyeri di luka bekas jahitan
O: KU: baik, kesadaran : compos mentis
TD: 110/70 mmHg N: 80x/m
RR: 22x/m S: 36,2C
Mata : CA+/+ SI-/-
Thoraks : dbn
Abdomen : BU(+)
Ekstremitas : edema (-)
A: Post kistektomi H1
P : Inj. Celodim 2x1
Inj. Promuba 2x1
Suprafenid rectal supp 4x1
Mobilisasi miring


7

Tanggal 10 April 2014 pukul 06.00
S: Nyeri di luka bekas jahitan
O: KU: baik,
Kesadaran : compos mentis
TD: 120/80 mmHg N: 88x/m
RR: 20x/m S: 36,6C
Mata : CA+/+ , SI-/-
Thoraks : dbn
Abdomen : BU(+)
Ekstremitas : edema (-)
A: post kistektomi H2
P : Inj. Celodim 2x1
Inj. Promuba 2x1
Suprafenid rectal supp 4x1
Mobilisasi miring duduk

Tanggal 11 April 2014 pukul 06.00
S: Nyeri di luka bekas jahitan
O: KU: baik
Kesadaran : compos mentis
TD: 110/80 mmHg N: 80x/m
RR: 20x/m S: 36,2C
Mata : CA-/- , SI-/-
Thoraks : dbn
Abdomen : BU(+)
Ekstremitas : edema (-)
A: post kistektomi H3
P : BLPL, kontrol 3 hari lagi. Terapi yang dibawa pulang :
- Ciprofloxacin 2x1
- Asam Mefenamat 3x1
- Metilergometrin 3x1

8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Kista ovarium adalah sebuah kantong yang berisi cairan atau semi cairan
yang timbul dalam ovarium.
1

Kista ovarium adalah tumor ovarium yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik.
2

Kista ovarium adalah kantung berisi bahan cairan atau setengah padat
yang berkembang di dalam atau di permukaan ovarium.
3

Kista ovarium yang timbul dari proses normal di ovarium disebut dengan
kista fungsional dan selalu bersifat jinak.
1


2.2 Epidemiologi
Kista ovarium fungsional ditemukan pada setiap usia, paling banyak
ditemukan pada masa reproduksi.
1
Di Amerika, kista ovarium ditemukan pada
sonogram transvaginal dalam hampir semua perempuan premenopause dan sekitar
18%pada perempuan postmenopause .
4

Sebagian besar kista ini bersifat jinak. Kista teratoma atau dermoid
ditemukam pada lebih dari 10% dari seluruh neopl asma ovarium. Insi dens
karsi noma ovarium di perki rakan 15 kasus per 100.000 wanita per tahun.
4
.
Di seluruh dunia, sekitar 7% dari perempuan memiliki kista ovarium di
beberapa titik dalam hidup mereka.

2.3. Etiologi
2.3.1 Kista fungsional
Siklus menstruasi rata-rata berlangsung 28 hari, dimulai dengan
hari pertama menstruasi dan berakhir tepat sebelum periode menstruasi
berikutnya. Variabel pertama setengah dari siklus ini disebut fase folikular
dan ditandai oleh peningkatan follicle-stimulating hormone (FSH)
9

produksi, yang mengarah ke pemilihan folikel dominan yang akan
dikeluarkan dari ovarium.
Dalam ovarium berfungsi normal, produksi estrogen simultan dari
folikel dominan menyebabkan lonjakan hormon luteinizing (LH),
mengakibatkan ovulasi dan pelepasan folikel dominan dari indung telur
dan memulai fase LH ovulasi.
Setelah ovulasi, sisa-sisa folikel membentuk korpus luteum, yang
memproduksi progesteron. Hal ini, pada gilirannya, mendukung ovum
dilepaskan dan menghambat FSH dan LH produksi. Sebagai degenerasi
luteal terjadi karena tidak adanya kehamilan, tingkat progesteron menurun,
sedangkan tingkat FSH dan LH mulai naik sebelum terjadinya menstruasi
berikutnya.
2.3.1.1. Kista Folikuler
Berbagai jenis kista ovarium fungsional dapat terbentuk
selama siklus ini. Pada fase folikuler, kista folikel mungkin akibat
dari kurangnya pengeluaran fisiologis sel telur karena stimulasi
FSH yang berlebihan atau kurangnya lonjakan LH normal pada
pertengahan siklus sebelum ovulasi. Stimulasi hormonal
menyebabkan kista ini untuk terus tumbuh. Kista folikel biasanya
lebih besar dari 2,5 cm dan bermanifestasi sebagai
ketidaknyamanan panggul dan berat. Sel granulosa yang melapisi
folikel juga dapat bertahan, menyebabkan produksi estradiol yang
berlebih, yang, pada gilirannya, menyebabkan penurunan frekuensi
menstruasi dan menorrhagia.
2.3.1.2. Kista Korpus Luteal
Dengan tidak adanya kehamilan, umur dari korpus luteum
adalah 14 hari. Jika ovum dibuahi, korpus luteum akan terus
mensekresi progesteron selama 5-9 minggu, sampai akhirnya akan
degenerasi pada umur 14 minggu. Kegagalan pembubaran terjadi
dapat mengakibatkan kista luteal corpus, yang didefinisikan
sebagai korpus luteum yang tumbuh sampai 3 cm. Kista dapat
menyebabkan nyeri panggul unilateral dan yang apabila ruptur
10

akan menyebabkan nyeri akut dan kehilangan darah mungkin
besar.

2.3.1.3. Kista Teka-Luteal
Teka-kista lutein disebabkan oleh luteinisasi dan hipertrofi
dari teka interna lapisan sel dalam menanggapi rangsangan yang
berlebihan dari human chorionic gonadotropin (hCG) Kista ini
cenderung untuk torsi, perdarahan, dan pecah.
Teka-lutein kista dapat terjadi dalam pengaturan penyakit
trofoblas gestasional (Mola hidatidosa dan koriokarsinoma),
kehamilan multipel, atau eksogen hiperstimulasi ovarium.
Kista ini berhubungan dengan kelebihan androgen ibu pada
30% kasus tetapi biasanya sembuh secara spontan sebagai tingkat
hCG jatuh. Teka-kista lutein biasanya bilateral dan mengakibatkan
pembesaran ovarium besar, karakteristik kondisi disebut
hyperreactio luteinalis
2.3.2. Luteoma
Sebuah luteoma hasil kehamilan terjadi ketika parenkim ovarium
digantikan oleh proliferasi sel stroma lutein yang mungkin menjadi aktif
dan memproduksi hormon androgen. Virilisasi ibu dapat terjadi pada 30%
kasus, dengan risiko 50% dari virilisasi pada janin perempuan, dan janin
laki-laki tidak akan terpengaruh. Luteoma kehamilan muncul sebagai
dalam bentuk kompleks, heterogen,dan berupa massa hypoechoic pada
ultrasonografi. Setelah selesai kehamilan, massa biasanya mengecil
dengan sendirinya dan kadar testosteron akan kembali normal.
2.3.3. Kista Neoplastik
Kista neoplastik timbul melalui pertumbuhan sel ovarium yang
berlebihan dan dapat bersifat jinak ataupun ganas. Neoplasma maligna
dapat muncul dari semua jenis sel dan jaringan ovarium, dengan insidensi
tertinggi adalah malignansi yang timbul dari epitel permukaan
(mesothelium); sebagian besar adalah lesi kistik parsial. Kista beningna
dari jenis ini adalah cystadenomas serosa dan mucinosa. Tumor ovarium
11

ganas lainnya juga dapat terdiri dari bagian yang kistik, termasuk tumor
sel granulosa dari sex cord sel stroma dan tumor sel germinal dari sel
germinal primordial.









Gambar 1. Penampang dari karsinoma ovarium. Terdapat ruang kistik
bercampur dengan daerah padat.
2.3.4. Kista Endometriosis
Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis(jaringan mirip
dengan selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di
ovariumdan berkembang menjadi kista. Kista ini sering disebut juga
sebagai kista coklat endometriosis karena berisi darah coklat-kemerahan.
Kista ini berhubungan dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan
nyeri haid dan nyeri senggama. Penyebabnya bisa karena infeksi
kandungan menahun, misalnya keputihan yang tidak ditangani sehingga
kuman- kumannya masuk kedalam selaput perut melalui saluran indung
telur.

2.3.5. Teratoma
Teratoma adalah bentuk tumor sel germinal , mengandung unsur-
unsur dari 3 lapisan embrio kuman, yaitu, ektoderm, endoderm, dan
mesoderm. Sebuah teratoma kistik yang matang ditunjukkan pada gambar
di bawah ini.


12









Gambar 2. Sebuah kista dermoid ( teratoma kistik yang telah matang)

2.3.5. Endometrioma
Endometrioma adalah kista berisi darah yang timbul dari ektopik
endometrium. Endometrioma yang berhubungan dengan endometriosis,
yang menyebabkan trias klasik berupa menstrusasi yang nyeri dan banyak
serta dispareunia.
2.3.6. Sindrom Polikistik Ovarium
Pada sindrom polikistik ovarium, ovarium berisi beberapa folikel
kistik 2-5 mm.

2.4. Klasifikasi
Tumor ovarium diklasifikasikan sebagai jinak (neoplastik dan
nonneoplastic),premaligna, atau ganas. Berikut ini adalah klasifikasi tumor
ovarium secara luas.









13





























Gambar 3. Klasifikasi Tumor Ovarium

Pada kasus Ny. N, pada hasil patologi anatomi didapatkan hasil
berupa kista yang berisi cairan berwarna coklat, dengan mikroskopis
14

berupa jaringan dinding kista yang dibatasai oleh jaringan granulasi. Pada
stroma terdapat jaringan endometrium dan tidak tampak tanda-tanda
keganasan. Kemudian didiagnosis sebagai kista endometriosis. Sehingga
kasus tersebut masuk ke dalam kista non neoplastik.
2.5 Gejala Klinis
Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran kistanya masih
kecil. Kista yang jinak akan memberikan gejala ketika ukurannya semakin
membesar. Sedangkan pada kista yang ganas kadangkala memberikan keluhan
sebagai hasil infiltrasi atau metastasis ke jaringan sekitar Untuk memastikan
penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip
dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul,kehamilan ektopik (di
luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan
setiap gejala atau perubahan ditubuh untuk mengetahui gejala mana yang serius.
Gejala-gejalanya antara lain:perut terasa penuh, berat dan kembung, tekanan pada
dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil), haid tidak teratur, nyeri panggul
yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke punggung bawah dan
paha, nyeri senggama, mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip
seperti pada saat hamil.
Pada kasus Ny. N, pasien mengeluhkan terdapat benjolan yang semakin
membesar sejak 4 tahun yang lalu. Awalnya pasien tidak mengeluhkan apa-apa
kecuali terdapat benjolan tersebut. Tetapi, setelah 4 tahun, pasien mengeluhkan
nyeri di perut bagian bawah, pasien juga merasakan sakit hingga ke tungkai
hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.


2.6 Tatalaksana
Kista ovarium yang berukuran kecil atau tidak menimbulkan gejala, tidak
memerlukan tatalaksana tertentu. Tetapi apabila kista tersebut sudah
menimbulkan gejala, maka dapat dilakukan tindakan operatif berupa kistektomi.
Pada kasus Ny. N, kista tersebut semakin membesar dan menimbulkan
gejala hingga membatasi aktivitas keseharian dari pasien, sehingga dilakukan
tindakan operatif berupa kistektomi. Ketika dilakukan tindakan operasi,
15

ditemukan bahwa massa kista cukup besar dan tidak tampak banyak sisa ovarium
yang normal, pada akhirnya dilakukan pengangkatan ovarium beserta tuba, yang
disebut dengan salpingo-ooforektomi. Pada Ny. N ovarium yang terkena adalah
ovarium dextra.

2.7 Prognosis
Prognosis untuk kista nonneoplastik umumnya baik. Tetapi untuk kista
yang dapat berkembang menjadi kanker ovarium, angka kelangsungan hidupnya
adalah 5 tahun pada penderita kanker ovarium stadium lanjut (20-3-%).


















16

DAFTAR PUSTAKA

1. Berek J.S, Benign Disease of the Female Reproductive Track, in Novaks
Gynecology, 12th Edition, Williams and wilkins 1996.
2. Wiknjosastro,H.,1999,Ilmu Kandungan,Jakarta,Yayasan Bina Pustaka Sarwono.
Prawirohardjo FKUI;380-388.
3. http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/Ovarian+Cysts
4. C William Helm, MBBCh, MA, FRCS(Edin). Ovarian Cyst diakses dari :
http://emedicine.medscape.com/article/255865-overview#a0156
5. Pernoll, Martin. Benson & Pernoll Handbook of Obstetrics and Gynecology.
Edisi 10, The McGraw-Hill Companies. 2001.

Anda mungkin juga menyukai