Sistem kardiovaskular berawal dari jantung yang berdenyut secara ritmis sebanyak 60-100 x/menit saat istirahat dan 120-160 x/menit saat olahraga. Setiap denyut menyebabkan darah mengalir dari jantung ke seluruh tubuh dalam suatu jaringan tertutup yang terdiri dari arteri, arteriol dan kapiler kemudian kembali ke jantung melalui venula dan vena. Komponen sisitem kardiovaskular merupakan suatu sistem transport tertutup yang terdiri dari beberapa komponen berikut : 1. Jantung sebagai pemompa darah 2. Komponen darah sebagai pembawa materi oksigen dan nutrisi 3. Pembuluh darah sebagai media atau jalan dari komponen Ketiga komponen tersebut harus memiliki fungsi yang baik agar seluruh tubuh dapat menerima pasokan oksigen dan nutrisi yang adekuat. 2.1 JANTUNG 2,5,14
Gambar 2.1 Jantung
Jantung berbentuk seperti buah pir atau kerucut terletak seperti piramida terbalik dengan apeks (puncak) berada dibawah dan basis (alas) berada diatas. Beratnya 250-350 gram pada orang dewasa. Ada pendapat yang mengatakan bahwa jantung sebesar kepalan tangan orang dewasa atau panjang sekitar 12 cm dan lebar sekitar 9 cm. Jantung merupakan organ muskular berongga yang sedikit mirip piramid dan terletak dalam pericardium di mediastinum. Pada basisnya jantung dihubungkan dengan pembuluh-pembuluh darah besar tetapi berada bebas dalam pericardium. Pericardium merupakan kantong yang membungkus jantung dan pangkal pembuluh-pembuluh darah besar. Pericardium terletak dalam mediastinum medius. Pericardium terletak posterior terhadap corpus sterni dan rawan iga II-IV. Pericardium fibrosum adalah bagian fibrosa kantong dan berperan membatasi pergerakan jantung. Ia terikat kuat dibawah pada centrum tendineum diafragma. Pericardium fibrosum bersatu dengan selubung luar pembuluh-pembuluh darah besar yang melewatinya. Yaitu aorta, truncus pulmonalis, vena cava superior dan inferior, dan v. pulmonalis. Pericardium fibrosum didepan melekat pada sternum melalui ligamentum sternopericardiale. Pericardium serosum dibagi menjadi pericardium parietale dan viscerale, pricardium parietalis membatasi pericardium fibrosum dan sering disebut epicardium. Ruang seperti celah antara pericardium parietalis dan visceralis disebut cavitas pericardialis.dalam keadaan normal, cavitas mengandung sedikit cairan jaringan yang berperan sebagai pelumas untuk mempermudah pergerakan jantung. Jantung mempunyai tiga permukaan; fascies sternocostalis (anterior), fascies diafragmatika (inferior), dan basis cordis (posterior. Jantung juga memiliki apex yang arahnya ke bawah, depan dan kiri. 2.1.1 BATAS BATAS JANTUNG 2,5
Batas kanan jantung dibentuk oleh atrium dekster, batas kiri oleh aurikula sinister dan dibawah oleh ventrikulus sinister. Batas bawah terutama dibentuk oleh ventrikulus dekster tetapi juga oleh atrium dekster, dan apeks oleh ventrikulus sinister. Batas batas ini penting untuk pemeriksaan radiografi jantung. Gambar 2.2 batas jantung
2.1.2 STRUKTUR JANTUNG 2,4,8
Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan : 1. Lapisan luar (epikardium) Lapisan epikardium merupakan lapisan paling atas lapisan mesotelial. Epikardium merupakan sebuah kantong fibroserosa yang membungkus jantung dan pangkal pembuluh-pembuluh besar. Fungsinya membatasi pergerakan jantung yang berlebihan secara keseluruhan dan menyediakan pelumas sehinga bagian-bagian jantung yang berbeda dapat berkontriksi. Perikardium terletak didalam mediatinum medius, posterior terhadap korpus sternum dan kartilagines kosta II sampai VI.
Gambar 2.3 Lapisan perikardium 2. Lapisan tengah (miokardium) Miokardium merupakan lapisan tengah yang dibentuk oleh serabut otot jantung. Merupakan lapisan jantung yang paling tebal dan terdiri atas sel-sel otot jantung yang tersusun dalam lapisan yang mengelilingi bilik-bilik jantung secara berpilin majemuk. Banyak lapisan ini tertanam dalam kerangka jantung fibrosa. Tersusunnya sel-sel otot ini sangat bervariasi, sehinga pada sajian histologi tentang darah kecil tertentu, sel-sel itu tampak menurut macam-macam orientasi. Sel-sel otot dibagi dalam 2 populasi : sel-sel kontraktil dan sel-sel pembangkit dan penghantar rangsang, yang membangkit dan menghantas isyarat listrik yang memulai denyut jantung.
Gambar 2.4 Lapisan miokardium Lapisan miokardium yang merupakan lapisan fungsional jantung yang memungkinkan jantung bekerja sebagai pompa. Miokardium mempunyai sifat istimewa yaitu : - Bekerja secara otonom (miogenik), durasi kontraksi lebih lama dari otot rangka dan mampu berkontraksi secara ritmik. - Ketebalan lapisan miokardium pada setiap ruangan jantung berbeda-beda. Ventrikel kiri mempunyai lapisan miokardium yang paling tebal karena mempunyai beban yang lebih berat untuk memompa darah ke sirkulasi sistemik yang mempunyai tahanan aliran darah lebih besar. - Searabut otot yang tersusun dari berkas-berkas spiral melapisi ruang jantung. Kontraksi miokardium menekan darah keluar ruang menuju arteri besar. - Miokardium terdiri dari dua berkas otot yaitu sinsitium atrium dan sinsitium ventrikel. Setiap serabut otot dipisahkan diskus interkalaris yang berfungsi mempercepat hantaran impuls pada setiap sel otot jantung. Antara sinsitium atrium dan sinsitium ventrikel terdapat lubang yang dinamakananulus fibrosus yang merupakan tempat masuknya serabut internodal dari atrium ke ventrikel. 3. Lapisan dalam (endokardium) Endokardium merupakan lapisan dalam yang melapisi ventrikulus jantung dan katupnya. Terdiri atas selapis sel endotel gepeng, terbentang di atas lapis subendotel tipis jaringan ikat longgar dan serat serat elastin dan kolagen, selain sel otot polos. Diantara endokardium dan miokardium terdapat lapis jaringan ikat yang sering di sebut lapis subendokardium, yang mengandung vena, saraf, dan cabang cabang sistem hantar-rangsang jantung.
Gambar 2.5 Lapisan endokardium Lapisan endokardium atrium jantung lebih tebal dibanding ventrikel jantung. Sebaliknya untuk lapisan miokardium, ventrikel jantung memiliki lapisan miokardium lebih tebal dibanding atrium jantung. Dan lapisan miokardium ventrikel kiri jantung lebih tebal dibanding ventrikel kanan. Pada lapisan endokardium ventrikel terdapat serabut Purkinje yang menjadi salah satu penggerak sistem impuls konduksi jantung, yang membuat jantung bisa berdetak. Dinding dalam atrium (endokardium) diliputi oleh membran yang mengkilat dan terdiri dari jaringan endotel atau selaput lendir yang licin kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.di bagian ini terdapat bundelan otot parallel yang berjalan ke depan Krista. Ke arah aurikula dari ujung bawah Krista terminalis terdapat sebuah lipatan endokardium yang menonjol dan dikenal sebagai valvula vena kava inverior yang berjalan di depan muara vena inverior menuju ke sebelah tepi dan disebut vossa ovalis. Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikular. 2.1.3 RUANG-RUANG JANTUNG 2,3,4,8,9,11
Jantung terdiri dari 4 ruang yaitu 2 berdinding tipis disebut atrium dan 2 berdinding tebal disebut ventrikel.
Gambar 2.6 Ruang ruang jantung 1. Atrium Dekster (Serambi Kanan) Atrium dekster terdiri dari rongga utama dan sebuah kantong kecil. Pada permukaan jantung, pada tempat pertemuan atrium kanan dan aurikula kanan terdapat sebuah sulkus vertikal, sulkus terminalis, dan dalam permukaan dalamnya berbentuk rigi disebut krista terminalis. Bagian utama atrium yang terletak posterior terhadap rigi, berdinding licin dan bagian ini pada masa embrio berasal dari sinus venosus. Bagian atrium di anterior, rigi berdinding kasar atau trabekulasi oleh otot yang tersusun atas berkas serabut - serabut otot, muskuli pektinati, yang berjalan dari krista terminalis ke aurikula dekster.
Atrium kanan yang berdinding tipis ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan darah dan sebagai penyalur darah dari vena-vena sirkulasi sistemik yang mengalir ke ventrikel kanan. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam atrium kanan melalui vena kava superior, vena kava inverior dan sinus koronarius. Dalam muara vena kava tidak terdapat katup - katup sejati. Yang memisahkan vena kava dari atrium jantung ini hanyalah lipatan katup atau pita otot yang rudimenter. Oleh karena itu, peningkatan tekanan atrium kanan akibat bendungan darah disisi kanan jantung akan dibalikan kembali ke dalam vena sikulasi sistemik. Sekitar 75% aliran balik vena kedalam atrium kanan akan mengalir secara pasif kedalam ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. 25% sisanya akan mengisi ventrikel selama kontraksi atrium. Pengisian ventrikel secara aktif ini disebut atrialkick. Hilangnya atrialkick pada disritmia jantung dapat menurunkan pengisian ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel.
2. Ventrikel Dekster ( Bilik Kanan) Ventrikulus dekster berhubungan dengan atrium dekster melalui atrioventrikular dekster dan dengan trunkus pulmonalis melaui ostium trunki pulmonalis. Waktu rongga mendekati ostium trunki pulmonalis bentuknya berubah menjadi seperti corong, tempat ini disebut infundibulum. Dinding ventrikulus dekster jauh lebih tebal dibandingkan dengan atrium dekster dan menunjukan beberapa rigi menonjol kedalam, yang dibentuk oleh berkas- berkas otot. Rigi-rigi yang menonjol ini menyebabkan dinding ventrikel terlihat seperti busa dan di kenal sebagai trabekula karnea. trabekula terdiri atas tiga jenis. Jenis yang pertama terdiri atas muskuli papiler, yang menonjol kedalam, melekat melalui basisnya pada dinding ventrikel, puncaknya di hubungkan oleh tali tali fibrosa (khorda tendina) ke kuspis valva trikuspidal. Jenis kedua yang melekat dengan ujungnya pada dinding ventrikel, dan bebas pada bagian tengahnya. Salah satu diantaranya ialah trabekula septomarginalis, menyilang rongga ventrikel dari septa dinding anterior. Trabekula septomarginalis ini membawa fasikulus antriovenrikularis krus dekster yang merupakan bagian dari sistem konduksi jantung. Jenis ketiga hanya terdiri atas rigi rigi yang menonjol. Pada kontraksi ventrikel, setiap ventrikel harus menghasilkan kekuatan yang cukup besar untuk dapat memompa darah yang diterimanya dari atrium ke sirkulasi pulmonar maupun sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang unik, guna menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah kedalam arteria pulmonalis. Sirkulasi paruh merupakan sistem aliran darah bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah ventrikel kanan, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran darah dari ventrikel kiri. Oleh karena itu, beban kerja ventrikel kanan jauh lebih ringan dari pada ventrikel kiri. Akibatnaya, tebal dinding ventrikel kanan hanya 1/3 dari dinding ventrikel kiri. Untuk menghadapi tekanan paru yang meningkat secara perlahan, seperti pada kasus hipertensi pulmonar progresif maka sel otot ventrikel kanan mengalami hipertrofi untuk memperbesar daya pompa agar dapat mengatasi peningkatn resistensi pulmonar, dan dapat mengosongkan ventrikel. Tetapi pada kasus resistensi paru yang meningkat secara akut (seperti pada emboli paru masif) maka kemampuan pemompaan venrikel kanan tidak cukup kuat sehingga dapat tejadi kematian. 3. Atrium Sinister (Serambi Kiri) Sama seperti atrium dekster, atrium sinister terdiri atas rongga utama dan aurikula sinister. Atrium sinister terletak dibelakang atrium dekster dan membentuk sebagian besar basis atau fasies posterior jantung. Di belakang atrium sinister terdapat sinus oblikus perikardia serosum dan perikardium fibrosum memisahkannya dari oesofagus. Bagian dalam atrium sinister licin, tetapi aurikula sinister mempunyai rigi-rigi otot seperti pada aurikula dekster.
Atrium kiri menerima darah teroksigenasi dari paru-paru melalui keempat vena pulmonalis. Antara vena pumonalis dan atrium kiri tidak terdapat katup sejati. Oleh karena itu, perubahan tekanan atrium kiri mudah membalik secara retrograd ke dalam pembuluh paru-paru. Peningkatan akut tekanan atrium kiri akan menyebabkan bendungan paru. Atrium kiri memiliki dinding yang tipis dan bertekanan rendah. Darah mengalir dari atrium kiri ke dalam ventrikel kiri melalui katup mitralis. 4. Ventrikel Sinister (Bilik Kiri) Ventrikulus sinister berhubungan dengan atrium sinister melalui ostium atrioventrikular sinister dan dengan aorta melalui ostium aorta. Ventrikulus sinister tiga kali lebih tebal dari pada dinding ventrikulus dekster. (tekanan darah didalam ventrikulus sinister enam kali lebih tinggi di bandingkan tekanan darah didalam ventrikulus dekster). Pada penampang melintang, ventrikulus sinister berbentuk sirkular, ventrikulus dekster kresentik (seperti bulan sabit) karena penonjolan septum interventrikuler kedalam rongga ventrikulus dekster. Terdapat trabekula karnea yang berkembang baik, dua buah muskuli papilar yang besar, tetapi tidak terdapat trabekula septomarginalis. Bagian ventrikel dibawah ostium aorta disebut vestibulum aorta. Ventrikel kiri menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sirkulsi sistemik, dan mempertahankan aliran darah kejaringan perifer. Ventrikel kiri mempunyai otot-otot yang tebal dengan bentuk yang menyerupai lingkaran sehingga mempermudah pembentukan tekanan tinggi selama ventrikel berkontraksi. Bahkan sekat pembatas kedua ventrikel (septum interventrikularis) juga membantu memperkuat tekanan ynang ditimbulkan oleh seluruh ruang ventrikel selama kontraksi. Pada saat kontraksi, tekanan ventrikel kiri meningkat sekitar lima kali lebih tinggi dari pada ventrikel kanan ; bila ada hubungan abnormal antara kedua ventrikel (seperti pada kasus robeknya septum interventrikularis pasca-infark miokardium), maka darah akan mengalir dari kiri ke kanan melalui robekan tersebut. Akibatnaya terjadi penurunan jumlah aliran darah dari ventrikel kiri melalui katup aorta ke dalam aorta. 2.1.4 KATUP JANTUNG 2,5,9,10,11
Gambar 2.7 Katup pada Jantung Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap dari vena ke atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katup-katup terletak sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan tekanan, serupa dengan tekanan pintu satu arah. Gradient tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka, seperti anda membuka pintu dengan mendorong salah satu sisinya, sementara gradient tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup, seperti anda mendorong ke pintu sisi lain yang berlawanan untuk menutupnya. Perhatikan bahwa gradient ke arah belakang dapat mendorong katup menutup, tetapi tidak dapat membukanya. Keempat katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah melalui bilik - bilik jantung. Ada 2 jenis katup : katup antrioventrikularis (AV), yang memisahkan atrium dengan ventrikel dan katup semilunaris, yang memisahkan arteria pulmonalis dan aorta dari ventrikel yang bersangkutan. Katup - katup ini membuka dan menutup secara pasif, menanggapi tekanan dan volume dalam bilik dan pembuluh darah jantung.
Gambar 2.8 Katup Jantung
1. Katup Atrioventrikularis (AV) a. Katup trikuspidalis Katup AV dari ventrikel kanan mempunya tiga katup anterior, media, dan posterior. Lubang ini lebih besar dari lubang mitral. Daun katup trikuspid dan korda lebih rentan dari pada katup mitral. katup anterior merupakan katup terbesar dari 3 katup tersebut dan sering memiliki lekukan. Katup posterior merupakan katup terkecil dari ke-3 katup tadi, biasanya berigi. Katup media biasanya menempel pada bagian selaput dan otot septum ventrikel.
b. Katup Mitral Katup mitral (bikuspidal) mempunyai dua kuspis, yakni kuspis anteomedial dan kuspis posterolatera, yang di pertahankan pada posisi nya oleh korda tendinea yang melekat pada kelompok otot otot papilar anterior dan posterior. Kuspis anterior yang melekat pada dinding aorta, memisahkan traktus aliran keluar dari ventrikel kiri. Daun-daun katup atrioventrikularis halus tetapi tahan lama. Katup trikuspidalis yang terletak antara atrium dan ventrikel kanan mempunyai 3 buah daun katup. Katup mitralis yang memisahkan atrium dan ventrikel kiri, merupakan katup bikuspidalis dengan dua buah daun katup. Daun katup dari kedua katup ini tertambat melalui berkas-berkas tipis jaringan fibrosa yang disebut kordatendinae. Kordatendinae akan meluas menjadi otot kapilaris, yaitu tonjolan otot pada dinding ventrikel. Kordatendinae menyokong katup pada waktu kontraksi ventrikel untuk mencegah membaliknya daun katup ke dalam atrium. Apabila kordatendinae atau otot papilaris mengalami gangguan (rupture, iskemia), darah akan mengalir kembali ke dalam atrium jantung sewaktu ventrikel berkontraksi.
Gambar 2.9 korda tendinae sebagai pengikat katup ke dinding jantung
2. Katup Semilunaris a. Katup Pulmonal Sama seperti dengan katup aorta, katup pulmonal memiliki 3 katup. Dibandingkan dengan katup aorta, katup pulmonal memiliki katup yang lebih tipis, tidak ada arteri koroner yang terkait, dan tidak ada kontinuitas dengan katup (anterior) sesuai dengan katup trikuspid. Istilah yang digunakan untuk setiap titik puncak mencerminkan hubungannya dengan katup aorta yaitu, kanan, kiri, dan anterior. b. Katup Aorta Katup aorta terletak miring, dorsal dari sisi kiri sternum, namun setinggi interkosta III. Sinus aorta terbentuk disebelah atas setiap kuspis ( kelopak ) karena pelebaran dinding aorta. Perhatikan bahwa asal A. Coronaria deksterterletak dalam sinus aorta dekster, begitu juga dengan A. Coronaria sinister berasal dari sinus aorta sinister dan tidak ada arteri yang berasal dari sinus aorta posterior (sinus nonkoronar). Kedua katup semilunaris sama bentuknya ; katup ini terdiri dari 3 daun katup simetris yang menyerupai corong yang tertambat kuat pada annulus fibrosus. Katup aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta, sedangkan katup pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan arteria pulmonalis. Katup semilunaris mencegah aliran kembali darah dari aorta atau arteria pulmonalis ke dalam ventrikel, sewaktu ventrikel dalam keadaan istirahat. Tepat di atas daun aorta, terdapat kantung menonjol dari dinding aorta dan arteria pulmonalis, yang disebut sinus valsalva. Muara arteria koronaria terletak di dalam kantung-kantung tersebut. Sinus-sinus ini melindungi muara koronaria tersebut dari penyumbatan oleh daun katup, pada waktu katup aorta terbuka.
2.1.5 VASKULARISASI DARAH PADA JANTUNG 2,7,10,13
Jantung mendapat darah dari arteri koronaria dekster dan sinister, yang berasal dari aorta asenden tepat diatas valva aorta. Arteria koronaria dan cabang cabang utamanya terdapat di permukaan jantung, terletak didalam jaringan ikat subepikardial. Gambar 2.10 Pembuluh darah coroner dan vena cardiaca 1. Arteri Koronaria Dekster Berasal dari sinus anterior aorta dan berjalan kedepan diantara trunkus pulmonalis dan aurikula dekster, arteri ini berjalan turun hampir ventrikel kedalam sulkus atrioventrikular dekster, dan pada pinggir inferior jantung pembuluh ini melanjut ke posterior sepanjang sulkus atrioventrikularis untuk beranastomosis dengan arteri Koronaria sinister didalam sulkus interventriclaris posterior. Cabang - cabang arteri Koronaria dekster berikut ini memperdarahi atrium dekster dan ventrikulus dekster, sebagian dari atrium sinister dan ventrikulus sinister, dan septum atrioventrikular.
Cabang - cabang dari arteri Koronaria dekster : 1. Ramus koni arteriosi 2. Rami ventrikulares anterior 3. Ramus inerventrikulares 4. Rami atriales 2. Arteri koronaria Sinister Yang lebih besar dibandingkan dengan arteri koronaria dekster, mendarahi sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar atrium sinister, ventrikulus sinister, dan septum ventrikular. Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus aorta asenden dan berjalan kedepan diantara trunkus pulmonalis dan aurikula sinister. Kemudian pembuluh ini berjalan di sulkus atrioventrikularis anterior dan ramus sirkumfleksus. Cabang cabang dari arteri koronaria sinister : 1. Ramus interventrikularis ( desenden ) anterior 2. Ramus sircumfleksus 3. Vena - vena kardiaka Vena yang berjalan bersama a. koronaria dan mengalir ke atrium kanan melalui sinus koronarius. Sinus koronarius mengalir ke atrium kanan di sebelah kiri dan diatas pintu v. kava inferior. Vena besar jantung mengikuti cabang interventrikular anterior dari a. koronaria sinister dan kemudian mengalir kembali ke sebelah kiri pada sulkus atrioventrikular. Vena tengah jantung mengikuti a. interventrikular posterior, dan bersama-sama dengan vena kecil jantung yang mengkuti a. marginalis, mengalir ke sinus koronarius. Sinus koronarius mengalirkan sebagian besar dari darah vena jantung. Vv. Kordis minimi merupakan vena vena kecil yang langsung mengallir ke dalam bilik bilik jantung. Vv. Kordis anterior merupakan vena-vena kecil yang menyilang sulkus atrioventrikular dan mengalir langsung ke atrium kanan.
2.1.6 PERSARAFAN JANTUNG 2,4,8
Jantung dipersarafi oleh serabut simpatis dan parasimpatis susunan saraf otonom melalui pleksus kardiakus yang terletak di bawah arkus aorta. Saraf simpatis bersal dari bagian servikal dan torakal bagian atas trunkus simpatikus, dan persarapan parasimpatis bersal dari nervus vagus. Serabut- serabut postganglionik simpatis berakhir di nodus atrioventrikularis, serabut-serabut otot jatung, dan arteria koronaria. Perangsang serabut-serabut saraf ini menghasilkan akselerasi jantung, meningkatnya daya kontriksi jantung dan dilatasi arteria koronaria. Serabut-serabut postganglionik parasimpatis barakhir pada nodus sinu atrialis, nodus atrioventrikularis dan arteria koronaria. Perangsangan saraf parasimpatis mengakibatkan berkurangnya denyut dan daya kontriksi jantung dan kontriksi arteria koronaria. Serabut-serabut aferen yang berjalan bersama saraf simpatis membawa impuls saraf yang biasanya tidak dapat disadari. Akan tetapi bila suplai darah dari miokardium terganggu, impuls rasa nyeri terasa melalui lintasan tersebut. Serabut serabut aferen yang berjalan bersama nervus vagus mengambil bagian dalam refleks kardiovaskuler. 2.1.7 SISTEM SIRKULASI 7,9,10
1. Sirkulasi paru Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah tersebut telah diambil O 2 -nya dan ditambahi dengan CO 2 . Darah yang miskin akan oksigen tersebut mengalir dari atrium kanan melalui katup trikuspidalis ke ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa darah yang miskin oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan kehilangan CO 2 -nya dan menyerap O 2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri ini melalui katub bikuspid atau mitral kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semua sistim tubuh kecuali paru.
Gambar 2.11 Sirkulasi darah paru
2. Sirkulasi sistemik Darah kaya oksigen kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semua sistim tubuh kecuali paru melalui arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri yag disebut aorta. Aorta bercabang menjadi arteri besar dan mendarahi berbagai jaringan tubuh. Darah arteri yang sama tidak mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan mengambil O 2 dari darah dan menggunakannya untuk menghasilkan energi. Dalam prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO 2 sebagai produk buangan atau produk sisa yang ditambahkan ke dalam darah. Kemudian darah yang menjadi kekurangan O 2 dan mengandung CO 2 berlebih akan kembali ke sisi kanan jantung dan memasuki siklus paru. Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang siklus yang sama setiap saat. Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama. Volume darah yang beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung kanan memiliki volume yang sama dengan darah beroksigen tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi paru adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi. Oleh karena itu, walaupun sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan kerja yang lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama ke dalam sistim dengan resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot di sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.
Gambar 2.12 Sirkulasi darah sistemik Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu arah. Katup jantung terletak sedemikian rupa sehingga mereke membuka dan menutup secara pasif karena perbedaan gradien tekanan. Gradien tekanan ke arah depan mendorong katup terbuka sedangkan gradien tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup.
2.1.8 AKTIVITAS LISTRIK JANTUNG (SISTEM KONDUKSI) 2,8,9,10 Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang sering dikenal sebagai otoritmisitas Terdapat 2 jenis khusus sel otot jantung : 1. Sembilan puluh Sembilan persen sel otot jantung adalah sel kontraktif, yang melakukan kerja mekanis, yaitu memompa. Sel-sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak menghasilakan sendiri potensial aksi. 2. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisianya, sel otoritmik, tidak berkontraksi tapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja. 3. Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yang membranya tetap berada pada potensial istirahat yang konstan yang kecuali apabila dirangsang. Sel-sel otoritmik jantung tidak memiliki potensial istirahat. Sel-sel tersebut memperlihatkan aktivitas pemacu (pacemaker activity), yaitu membrane meraka secara perlahan mengalami depolarisasi, atau bergeser, atara potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai, pada saat membrane mengalami potensial aksi. Melalui siklus pergeseran dan pembentukan potensial aksi yang berulang-ulang tersebut, sel-sel otoritmis ini secara siklis mencetuskan potensial aksi, yang kemudia menyebar keseluruh jantung untuk mencetuskan denyut secara berirama tanpa perangsangan saraf apapun.
Gambar 2.13 System penghantar khusus pada jantung Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan dilokasi- lokasi berikut ini: 1. Nodus sinoatrium (SA) daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang (muara) vena kava superior. 2. Nodus atrioventrikel (AV) sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus didasar atrium kanan dekat septum, tepat diatas peraturan atrium dan ventrikel. 3. Berkas his (berkas atrioventrikel) suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antarventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan kebawah melalui spetum, melingkari ujung bilik septum, melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali ke atrium di sepanjang diding luar. 4. Serat purkinje serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas his dan menyebar keseluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon. Pada perbandingan dua sel otoritmik, sel A memiliki kecepatan dipolarisasi yang lebih besar dan dengan demikian, sel A mencapai ambang lebih cepat dan menghasilkan potensial aksi lebih cepat dari pada sel B. sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi terletak di nodus SA. Sekali potensial aksi timbul disalah satu otot jantung, potensial aksi tersebut akan menyebar ke seluruh miokardium melalui gap junction dan system penghantar khusus. Oleh karena itu, nodus SA, yang dalam keadaan normal memprlihatkan kecepatan otoritmisitas tertinggi, yaitu 70-80 potensial aksi/menit, menjalankan bagian jantung sisanya dengan kecepatan ini dikenal sebagai pemacu (pacemaker, penentu irama) jantung. Jaringan otoritmik lain tidak mampu menjalankan kecepatan mereka yang rendah, karena mereka sudah diaktifkan oleh potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum mereka mencapai kambang dengan irama mereka yang lebih lambat. Analogi berikut memperlihatkan bagaimana nodus SA mendorong bagian jantung lain dengan kecepatan pemacunya. Misalnya sebuah kereta terdiri dari seratus gerbong, tiga diantaranya adalah lokomotif yang mampu berjalan sendiri, Sembilan puluh tujuh gerbong lainya harus ditarik agar dapat bergerak. Salah satu lokomotif (nodus SA) dapat berjalan sendiri 70 mil/jam, lokomotif lain (nodus AV) 50 mil/jam dan lokomotif terakhir (serabut purkinje) 30 mil/jam. Apabila seluruh gerbong tersebut disatukan lokomotif yang mampu berjalan dengan kecepatan 70 mil/jam akan menarik gerbong lainya dengan kecepatan tersebut. Lokomotif yang bergerak lebih lambat akan tertarik dengan kecepatan lebih tinggi oleh lokomotif tercepat dan demikian, tindak mampu berjalan dengan kecepatan mereka sendiri yang lebih lambat selama mereka ditarik oleh lokomotif tercepat. Kesembilan puluh tujuh gerbong lainya (sel-sel pekerja kontraktil, nonotoritmik), yang tidak mampu berjalan sendiri, akan berjalan dengan kecepatan apapun yang ditentukan oleh lokomotif tercepat yang menarik mereka. Apabila karena suatu hal lokomotif tercepat rusak (kerusakan pada nodus SA), lokomotif tercepat kedua (nodus AV) akan mengambil alih dan kereta akan berjalan dengan kecepatan 50 mil/jam yaitu, apabila nodus SA nonfungsional. Nodus AV akan menjalankan aktivitas pemacu. Jaringan otoritmik bukan nodus SA adalah pemacu laten yang dapat mengambil alih, walaupun dengan keceptan yang lebih rendah, apabila pemacu normal tidak bekerja. Apabila hantaran impuls antara atrium dan ventrikel terhambat, atrium akan terus berdenyut dengan kecepatan 70 kali/menit, dan jaringan ventrikel, yang tidak dijalankan oleh kecepatan nodus SA yang lebih tinggi, berdenyut dengan kecepatan 30 kali/menit yang dimulai oleh sel otoritmik ventrikel (serabut purkinje). Situasi ini dapat diperbandingkan dengan rusaknya lokomotif ke dua (nodus AV), sehingga lokomotif utama (nodus SA) terputus dari lokomotif ketiga (serabut purkinje) dan gerbong lainya. Lokomotif utama terus melaju dengan kecepatan 70 mil/jam sementara bagian kereta lainya berjalan dengan kecepatan 30 mil/jam. Fenomena seperti itu, yang dikenal sebagai blok jantung total (complete heart block), timbul apabila jaringan penghantar antara atrium dan ventrikel rusak dan tidak berfungsi. Kecepatan denyut ventrikel 30 kali/menit hanya akan dapat menunjang gaya hidup yang sangat santai pada kenyataanya pasien biasanya menjadi koma. Pada keadaan-keadaan dengan kecepatan denyut jantung sangat rendah, misalnya kegagalan nodus SA atau blok jantung, dapat digunakan alat pacu buatan (aktifisial pacemaker). Alat yang ditanam tersebut secara ritmis menghasilkan inpuls yang menyebar keseluruh jantung untuk menjalakan baik atrium maupun ventrikel dengan kecepatan lazim. 2.1.9 PENGATURAN DENYUT JANTUNG 3,8,10
Denyut jantung dimulai dan dipertahankan oleh jantung itu sendiri Otot jantung mempunyai 4 kemampuan: 1. Automaticity Kemampuan intrinsik otot jantung (nodus SA) untuk secara spontan menghasilkan impuls listrik. Impuls spontan menghasilkan perubahan potensial listrik dari sel otot jantung (depolarisasi). Depolarisasi spontan terjadi secara ritmik dan memulai terjadinya kontraksi jantung. 2. Conductivity Kemampuan untuk menghantarkan keadaan fisik seperti suara, panas atau impuls sel miokardium dapat menghantarkan impuls sepanjang sel. Sel-sel konduksi membangun sistem konduksi jantung. 3. Excitability Kemampuan sel otot jantung untuk memberikan respon terhadap rangsangan dari luar sel yang dirangsang memberikan respon berupa depolarisasi, perubahan potensial yang terjadi akan menginduksi sel di dekatnya untuk depolarisasi terjadi karena perpindahan ion-ion sodium, potasium dan kalsium di dalam dan di luar sel. 4. Contractility Sifat semua sel otot, kemampuan sel untuk memendekkan panjangnya dalam memberikan respon terhadap rangsangan kontraktilitas miokardium membuat aksi pemompaan jantung yang menyemburkan darah ke seluruh sistem sirkulasi. 2.1.10 CURAH JANTUNG (CARDIAC OUTPUT) 3,8,10
Curah jantung adalah volume darah yang dipompa oleh ventrikel permenit. Besarnya berubah-ubah tergantung kebutuhan jaringan perifer akan oksigen dan nutrisi. Curah jantung rata-rata adalah 5L/menit. Curah antung juga tergantung besar serta ukuran tubuh, maka diperlukan suatu indikator fungsi jantung yang lebih akurat, yaitu index jantung (cardiac index) yang didapat dengan membagi curah jantung dengan luas permukaan tubuh, yaitu sekitar 2,8-3,6 liter/menit/m2 Volume sekuncup adalah volume yang dikeluarkan oleh ventrikel perdetik. Sekitar 2/3 volume darah dalam ventrikel pada akhir diastolik dikeluarkan selama sistolik. Jumlah darah yang dikeluarkan tersebut disebut fraksi ejeksi. a. Faktor penentu curah jantung curah jantung tergantung frekuensi jantung dan volume sekuncup. Curah jantung = frekuensi jantng x volume sekuncup. Bila denyut jantung semakin lambat, maka periode relaksasi dari ventrikel diantara denyut jantung menjadi lebih lama, sehingga meningkatkan waktu pengisian ventrikel, ventrikel bervolume lebih besar dan darah yang dikeluarkan lebih banyak. Bila curah sekuncup menurun, curah jantung dapat distabilkan dengan meningkatkan kecepatan denyut jantung. b. Pengaturan denyut jantung Frekuensi jantung sebagian besar berada dibawah pengaturan ekstrinsik sistem saraf otonom, serabut simpatin dan parasimpatis mempersarafi nodus SA dan AV, mempengaruhi kecepatan dan frekuensi konduksi impuls. Stimulasi saraf simpatis; mempercepat denyut jantung. Berpengaruh dominan pada penyakit jantung dalam pengaturan frekuensi jantung dan dalam mempertahankan kompensasi jantung. Stimulasi saraf parasimpatis; mengurangi frekuensi jantung. Pada jantung normal dan istirahat berpengaruh dominan dalam mempertahankan kecepatan denyut jantung sekitar 80 denyut permenit.
c. Pengaturan volume sekuncup Isi sekuncup merupakan jumlah darah yang dipompakan keluar dari ventrikel setiap jantung berdenyut. Isi sekuncup tergantung dari tiga variable; preload (beban awal), afterload (beban akhir), dan kontraktilitas jantung. 1. Beban awal Beban awal (preload) adalah derajat peregangan serabut miokardium segera sebelum kontraksi pada akhir pengisian ventrikel. Hal ini sesuai dengan mekanisme Frank-Starling : dalam batas fisiologis, semakin besar peregangan serabut miokardium pada akhir diastolik, semakin besar kekuatan kontraksi pada saat sistolik. Faktor penentu beban awal : 1. Insufisiensi mitral menurunkan beban awal 2. Stenosis mitral menurunkan beban awal 3. Volume sirkulasi, peningkatan volume sirkulasi meningkatkan beban awal. Sedangkan penurunan volume sirkulasi menurunkan beban awal. 4. Obat-obatan, obat vasokonstriktor meningkatkan beban awal, sedangkan obat- obat vasodilator menurunkan beban awal. 2. Beban akhir Beban akhir adalah besarnya tegangan dinding ventrikel untuk dapat memompakan darah saat sistolik. Beban akhir menggambarkan besarnya tahanan yang menghambat pengosongan ventrikel. Tegangan dinding = (Tekanan intraventrikel x ukuran) Ketebalan dinding ventrikel Beban akhir dipengaruhi : 1. Stenosis aorta meningkatkan beban akhir 2. Vasokonstriksi perifer meningkatkan beban akhir 3. Hipertensi meningkatkan beban akhir 4. Polisitemia meningkatkan beban akhir 5. Obat-obatan, vasodilator menurunkan beban akhi, sedangkan vasokonstriktor meningkatkan beban akhir. Peningkatan beban akhir secara drastis akan meningkatkan kerja ventrikel, menambah kebutuhan oksigen dan dapat berakibat kegagalan ventrikel. 3. Kontraktilitas Gambar 2.14 Faktor yang mempengaruhi curah jantung Kontraktilitas merupakan kemampuan otot-otot jantung untuk manguncup dan mengembang. Peningkatan kontraktilitas merupakan hasil dari interaksi protein otot aktin-miosin yang diaktifkan oleh kalsium. Peningkatan kontraktilitas otot jantung memperbesar curah sekuncup dengan cara menambah kemampuan ventrikel untuk mengosongkan isinya selama sistolik.
2.2 PEMBULUH DARAH Gambar 2.15 Struktur arteri dan vena 2.2.1 SISTEM ARTERI 2,4,8
Terdiri dari lapisan : Tunica intima a) Endotel = epitel squamosa sederhana yang melapisi arteri, jantung, klep, dan valvula. Fungsinya permeabilitas, transpor, sintesis, dan sekresi ACE b) Jaringan ikat sub endotel c) Lamina elastica interna = berfungsi komunikasi antar sel Tunica media = terdiri dari sel otot polos, sel elastin, dan serabut jaringan ikat Tunica adventitia = terdiri dari sel, serabut jaringan ikat, tempat melekatnya pembuluh darah ke struktur sekitarnya, syaraf, pembuluh darah kecil, serta limfe. Pada saat keluar dari jantung, darah mempunyai tekanan yang tinggi arteri mempunyai dinding yang tebal, berotot dan agak elastic makin jauh dari jantung, arteri besar menjadi lebih berotot, dan jumlah jaringan elastis berkurang arteri akan bercabang-cabang menjadi lebih kecil dan lebih banyak, arteri yang terkecil disebut arteriol kapiler merupakan perpanjangan dari tunika intima arteriol, menghubungkan arteriol dan venul yang menjembatani penyediaan darah ke jaringan dan pengembalian darah ke jantung. 2.2.2 SISTEM VENA 2,4 Dibandingkan dengan arteri: diameter lebih besar, dinding lebih tipis, lebih lunak dan relatif tidak berotot tekanan aliran darah balik ke jantung lebih rendah vena yang terkecil disebut venul vena dan venul mempunyai katup-katup untuk mencegah aliran balik dari darah Vena, pembuluh darah yang membawa darah ke jantung Arteri: pembuluh darah yang membawa darah dari jantung Mikrosirkulasi: sirkulasi darah melalui pembuluh darah yang paling kecil yang diperlukan untuk kehidupan jaringan. 2.2.3 MIKROSIRKULASI 2,4,8 Berfungsi untuk menyediakan O2 dan nutrisi untuk jaringan dan mengeluarkan CO2 dan zat-zat sisa terdiri dari arteriol, kapiler dan venul aliran darah melalui kapiler menyediakan pertukaran gas dan nutrisi antara darah dan jaringan, aliran nutrisi darah yang tidak melalui kapiler merupakan aliran nonnutrisi atau shunt. Otot polos arteriol dapat berkontraksi sehingga dapat menyempit dan menimbulkan tahanan terhadap aliran darah untuk mengatur jumlah darah yang melalui mikrosirkulasi ke jaringan O2 berdifusi ke jaringan dan CO2 masuk ke kapiler karena perbedaan tekanan Aliran nutrisi dan zat-zat sisa dalam melintasi dinding pembuluh darah karena perbedaan tekanan. Aliran darah diatur oleh: pusat vasomotor di otak berhubungan dengan sel otot polos arteriol zat-zat metabolit lokal, katekolamin, norepinefrin, perubahan pH, perubahan tekanan oksigen, beberapa obat-obatan. 2.2.4 SIRKULASI DARAH AORTA 2,4,8
1. Aorta asendens muncul pada basis ventrikel sinistra berjalan ke atasa dan depan, panjangnya kira-kira 5cm, mempunyai dua cabang yaitu arteri koronia dekstra dan arteri koronia sinstra. a. Arteri koronia dekstra : berasal dari sinus anterior memberikan darah untuk jantung kanan, memperdarahi sel otot miokardium. b. Arteri koronia sinistra : memberikan darah untuk jantung kiri berasal dari sinus posterior aorta untuk memperdarahi otot lapisan jantung miokardium.
2. Arkus aorta Merupakan lanjutan aorta asendens melengkung kea rah kiri, terletak di belakang manubrium sterni berjalan ke atas, ke belakang dank ke kiri trakea sedikit turun ke bawah sampai vertebra torokalis keempat. Arkus aorta mempnyai cabang- cabang sebagai berikut : a. Arteri brakhiosepalika (arteri anonima) : merupakan arteri terbesar setelah aorta, mempunyai cabang. 1. Arteri korotis komunis dekstra, memberikan darah untuk kepala, 2. Arteri subklavia dekstra memberikan darah untuk anggota gerak atas bagian kanan. b. Arteri subklavia sinistra: memberikan darah untuk kepala. c. Arteri karotis komunis sinistra: memberikan darah untuk anggota gerak atas bagian kiri. 3. Aorta desendens Merupakan lanjutan dari arkus aorta menurun mulai dari vertebrata torakalis IV. Setelah itu berjalan di sebelah kiri korpus vertebra setinggi angulus sterni, kemudian berlanjut pada mediastinum posterior sampai vertebrae XII melewati hiatus aortikus diafragma berlanjut sampai vertebra lumbalis IV kemudian bercabang dua menjadi aorta torakalis dan aorta abdominalis. a. Aorta torakalis: merupakan lanjutan dari arkus aorta, menurun mulai dari vertebra torakalis ke-4 sampai vertebra lumbalis IV. Aorta berjalan di sebelah kiri korpus vertebra setinggi angulus sterni kemudian berjalan ke bawah manubriun sterni posterior sampai vertebra XII melewati hiatus aortikus diafragma di garis tengah berlanjut ke bawah sampai ke lumbalis IV. Aorta torakalis mempunyai cabang-cabang yaitu rongga torak dan dinding torak. b. Aorta abdominalis: mulai pada vertebra torakalis XII sampai ke lumbikalis IV. Aorta abdominalis bercabang dua, yaitu arteri iliaka kommunis dekstra dan arteri iliaka kommunis sinistra. 2, 4, 11
2.2.5 VENA YANG MASUK KE JANTUNG 2,8,10
1. Vena kava superior Vena besar yang menerima darah dari bagian atas leher dan kepala yang dibentuk oleh persatuan dua vena brakiosepalika yang masuk ke atrium dekstra.vena azigos bersatu pada permukaan posterior vena kava superior sebelum masuk ke perikardium. 2. Vena kava inferior Merupakan vena besar yang menerima darah darah dari alat tubuh bagian bawah,menembus sentrum tendinium setinggi vertebra torakalis dan masuk ke bagian bawah atrium dekstra. 3. Vena pulmonalis Dua vena pulmonalis yang meninggalkan paru-paru membawa darah beroksigen(banyak mengandung oksigen) dan masuk ke atrium sinistra. 2.2.6 VENA YANG BERMUARA KE VENA KAVA SUPERIOR 2,8,10
vena yang berawaltepat di belakang angulus ,mandibulare dan menyatu dengan vena aurikularisa posterior lalu melintas muskulus sternocledomastoideus tepat di atas klavikula dan menembus fasia servikalis frofunda dan mencurahkan isinya ke vena subklavia.vena ini memiliki cabang-cabang berikut. 1. Vena aurikularis posterior: turun melintasi muskulus sternokledomastoideus tepat di atas klavikula menembus fasia servikalis profunda. 2. Vena retro mandibularis: menerima darah dari mandibularis. 3. Vena subklavia: cabang dari vena aurikularis posterior. 4. Vena jugularis eksrterna posterior: bergabung dengan vena jugularis eksterna untuk mengurus bagian kulit kepala dan leher. 5. Vena suprakapularis: menerima darah dari otot bahu bagian atas. 6. Vena jugularis anterior: berawal tepat di bawah dagu, menyatu turu ke leher atas jugularis lalu berjalan ke bawah ke muskulus sternokledomastoideus dan mencurahkan isinya ke vena jugularis eksterna. 2.2.7 VENA YANG BERMUARA KE VANA KAVA INFERIOR 2,8,10
1. Vena torasika interna: bersatu membentuk pembuluh darah tunggal dan mengalirkan darah ke vena brakiosepalika. 2. Vena dinding anterior dan lateral abdomen: darah yang yang berasal dari pembuluh ini di kumpulkan ke jalinan vena-vena,dari umbilikus di alirkan ke vena aksilaris melalui vena torakalis dan ke bawah vena femoralis melalui vena epigastrika superfisialis. a. Vena savena magna: menghubungkan vena melalui umbilikalis sepanjang ligamentum terres ke vena porta dan membentuk anastomisis vena porta dan vena sisztemik yang penting. b. Vena epigastrika superior, vena efigastrika inferior dan vena sirkumfleksa ileum fropundus mengalirkan darah ke venma iliaka eksterna. c. Vena intrerkostalis posterior mengalirkan darah ke vena azigo,vena lumbaris dan vena kava inferior. 2.2.8 SIRKULASI KAPILER 2,7,8,10
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil di sebut juga pembuluh rambut. Pada umumnya kapiler meliputi sel-sel jaringan karena secara langsung berhubungan dengan sel. Pembuluh kapiler terdiri atas kapiler arteri dan kapiler vena.
1. Kapiler arteri Kapiler arteri merupakan tempat berakhirnya arteri. Semakin kecil arteri maka akan semakin hilang lapisan dinding arteri sehingga kapiler hanya mempunyai satu lapisan yaitu lapisan endotelium. Lapisan ini sangat tipis sehingga memungkinkan cairan darah/limfe merembes keluar jaringan membawa air, mineral, dan zat makanan. Proses pertukaran gas pertukaran antara pembuluh kapiler dengan jaringan sel kapiler arteri bertujuan menyediakan oksigen dan menyingkirkan karbon dioksida.
Gambar 2.16 Pembuluh kapiler 2. Kapiler vena Lapisan kapiler vena hampir sama dengan kapiler arteri. Fungsi kapiler vena adalah membawa zat sissa yang tidak terpakai oleh jaringan berupa zat ekskresi dan karbon dioksida. Zatsissa tersebut di bawa keluar dari tubuh melalui venolus, vena, dan akhirnya keluar tubuh melalui tiga proses yaitu pernapasan, keringat dan feses. Pintu masuk ke kapiler dilingkari oleh sfingter yang terbentuk dari otot polos. Bila sfingter maka darah akan memasuki kapiler tetapi bila tertutup maka darah langsung masuk dari arteriole ke venolus dan tidak melalui kapiler. Tekanan darah pada kapiler arteri turun sampai 30 mmHg, hingga di ujung kapiler vena menjadi 10 mmHg. Tekanan kapiler akan meningkat bila arteriole berdilatasi karena pada saat arteriole berdilatasi, sfinter kapiler juga akan relaksasi sehingga banyak darah masuk ke dalam kapiler. Kapiler membuka dan menutup dengan kecepatan 6-12 kali/menit. Relaksasi kapiler terjadi sebagai respons terh ar oksigen yang terjadi dalam darah. Relaksasi tersebut menimbulkan banyak darah yang mencapai jaringan sehingga terjadi peningkatan aktivitas metabolik. Sfingter kapiler yang menuju ke kulit akan berelaksasi sebagai respons terhadap peningkatan suhu tubuh, sedangkan peningkatan sirkulasi melalui kapiler disebabkan oleh turunnya suhu tubuh. Tekanan sistolik yaitu tekanan yang terjadi pada saat kontraksi puncak ventrikel = tekanan puncak yang terjadi pada arteri oleh darah yang dipompa jantung selama kontraksi ventrikel. Sedangkan tekanan diastolik yaitu tekanan yang terjadi selama fase istirahat jantung antara 2 kontraksi ventrikel = tahanan pada arteri elastis dan arteriol = tahanan pembuluh. Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah (blood pressure = BP) : perubahan curah jantung (cardiac output = CO) perubahan tahanan perifer total ( total peripheral resistance = TPR) dinyatakan dengan rumus; BP = CO X TPR
2.3 KELAINAN KELAINAN PADA SISTEM KARDIOVASKULAR 1,3,6
2.3.1 KELAINAN JANTUNG NONSIANOTIK 1. Atrial septal defek (ASD) Pada ASD terdapat hubungan langsung antara atrium kanan dan kiri melalui sekatnya yang bocor karena kegagalan pembentukan sekat. Defek ini dapat berupa defek sinud venosus didekat muara vena kava siperior, foramen ovale yang terbuka, yang umumnya menutup spontan setelah kelahiran; defek septumsekundum, yaitu kegagalan penutupan septum sekundum (ASD II); dan defek septum primum, yaitu kegagalan penutupan septum primum yang letaknya dekat sekat antar ventrikel atau pada bantalan endokardium. Berbagai macam defek ini harus ditutup dengan tindakan bedah sebelum terjadi pembalikan arah aliran darah melalui pintasan melalui pintasan ini menjadi dari kanan ke kiri sebagai tanda timbulnya sindrom Eisenmenger, bila sudah terjadi pembalikan aliran darah, pembedahan tidak boleh dilakukan. Tindakan bedah berupa penutupan dengan mn\enjahit langsung ASD dengan jahitan jelujur atau dengan menambal defek dengan menggunakan sepotong dakron. Perkembangan terakhir yang terjadi dalam bidang kardiologi invasif adalah ASD II, yang mempunyai bibir sekat, dapat ditutup dengan menggunakan metode kateterisasi transkutan. Pada ASD besarnya pintasan bergantung padaukuran defek dengan perbandingan keteregangan (complience) ventrikel kanan dengan ventrikel kiri, terjadi pintasan dari kiri ke kanan. Besarnya pintasan menentukan pembesaran jantung. Gambar 2.17 A. Jantung normal dan B. jantung dengan ASD
2. Ventrikel septal defek (VSD) Defek septum ventrikel dapat berupa defek diatas atau dibawah krista supraventrikularis, didaerah katup trikuspidal, atau didaerah septum muskulorum. Defek diatas kristaventrikularis tidak bergejala karena arah aliran pintas dan tekanannya normal. defek septum ventrikel dibawah krista supraventrikularis sering cepat menyebabkan sindrom Eisenmenger, yang kadang bahkan sudah terjadi pada masa intra uterin sehingga bayi lahir sudah tidak boleh menjalani operasi koreksi defek. Bila pada masa bayi sudah mulai tampak hipertensi pulmonal, dapat dilakukan tindak bedah paliatif berupa ligasi sebagian arteri pulmonalis untuk mengurangi tekanan didalam arteri pulmonalis yang tinggi kearah paru. Arah pintasan pada VSD adalah dari kiri ke kanan. Besarnya pintasan bergantung pada ukuran defek dan resistensi pembuluh paru. VSD berukuran kecil memiliki tahanan yang besar sehingga pintasan tidak bergantung pada resistensi pembuluh paru. Begitu juga sebaliknya. Pembedahan untuk menutup VSD harus dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan, umumnya dilakukan dengan penambalan menggunakan potongan dakron. Operasi ini memerlukan pengalaman ahli bedah. Hanya kurang lebih 5% defek sekat ventrikel yang terletak diatas krista supra ventrikularis dapat menutup spontan sekitar umur akil balig.
Gambar 2.18 A. jantung normal dan B. jantung dengan VSD
3. Paten Duktus Arteriosus (PDA)
Gambar 2.19 Paten Duktus Arteriosus Merupakan pemintasan dari aorta ke arteri pulmonalis. Hemodinamik pada PDA mirip dengan VSD. Besarnya pintasan dari kiri ke kanan bergantung pada tahanan yang timbul pada ductus itu sendiri, apabila ducus kecil, dan bergantung pada resisiten pembuluh paru, apabila duktusnya besar.pembesaran ruang jantung dan pembuluh darah besar sama dengan yang terjadi pada VSD, kecuali terjadi pembesaran aorta asenden dan transversum pada PDA akibat bertambahnya aliran darah. Tindak bedahnya adalah meligasi pembuluh pintas yang terbuka. Tindakan ini harus dilakukan sedini mungkin, bahkan pada bayi baru lahir prematur dengan duktus botallo terbuka yang juga menunjukkan tanda-tanda gagal jantung. Anak yang mempunyai ductus botallo terbuka sebaiknya harus sudah dibedah sebelum usia sekolah. Kontra indikasi tindakan ini adalah bila sudah terjadi aliran balik darah di pintasan, yaitu yang semula dari kiri ke kanan menjadi dari kanan ke kiri, dan terjadi sindrom eisenmanger pada paru.
2.3.2 KELAINAN JANTUNG SIANOTIK 1. Tetralogi of fallot (TOF) Gambar 2.20 Tetralogi Falot
VSD pada TOF biasanya besar dan berada pada posisi sub aortik, tapi kadang meluas ke subpulmonik apabila septum infundibulumnya tidak ada. Jarang terdapat VSD tambahan, yang biasanya timbul pada septum muskular. Katup pulmonal hampir selalu terlibat dalam obstruksi, daun katup menebal dan melekat ke dinding arteri pulmonalis. Katup yang bikuspid terdapat pada 58% kasus TOF, sedangkan anulusnya hampir selalu lebih kecil dari normal Sekitar 5% TOF tidak memiliki katup pulmonal dan terjadi obstruksi pada anulus yang hipoplastik sehingga terjadi insufisiensi katup pulmonal yang hebat, disertai dilatasi arteri pulmonalis yang dapat menyebabkan penekanan trakea dan bronkus. Manifestasi klinis TOF bergantung pada derajat obstruksi alur keluar ventrikel kanan. Biasanya terjadi sianosis ringan waktu bayi, yang memberat dengan pertambahan usia karena hipertropi infundibulum yang semakin berat. Kadang terjadi spell sianotik, yaitu serangan hipoksemia berat akibat spasme otot infundibulum. Pada TOF, bila saturasi oksigen di bawah 75% perlu dilakukan tindakan bedah, apalagi kalau sudah ada riwayat spell. 2. Transposisi Pembuluh Darah Besar (Transposition of Great Arteri, TGA) TGA merupakan kelainan jantung bawaan yang menyebabkan gejala sianosis berat pada bayi disertai tanda gagal jantung dini. Pada TGA, dua pembuluh utama yaitu aorta dan arteri pulmonalis bertukar tempat, sehingga darah dari ventrikel kanan akan masuk ke aorta dan darah arterial dari ventriklel kiri akan masuk ke arteri pulmonalis. Anak tidak mendapatkan oksigenasi untuk sirkulasi sistemiknya kecuali duktus arteriosusnya terbuka atau terdapat ASD atau VSD. Gambar 2.21 Transposition of Great Artery Pertolongan pertama yang dilakukan adalah membuat defek pada sekat atrium dengan menggunakan balon sehingga sekat atrium robek, atau dengan pembedahan. Biasanya dilakukan septostomi dengan balon
2.3.3 PENYAKIT JANTUNG DAPATAN 1. Kelainan Katup Aorta atau Mitral Demam reumatik sering disertai oleh endokarditis reumatik akut yang mengakibatkan cacat katup jantung setelah beberapa tahun kemudian. Cacat ini biasanya berupa insufisiensi yang umumnya berubah menjadi stenosis. Pada stenosis katup mitral dan aorta akibat demam reumatik, dapat dilakukan tindakan bedah berupa komisurotomi bila yang terjadi hanya stenosis murni tanpa kalsifikasi. Sering juga dipasang katup buatan berupa katup mekanik, katup bioprotesis, atau katup homolog dari donor kadaver. Gambar 2.22 Mitral Stenosis 2. Kelainan pembuluh koroner Penyempitan ateri koronaria akan menimbulkan iskemia atau menyebabkan infark miokard. Keduanya ditandai dengan nyeri nyeri angina pektoris yang khas, disertai dengan kelainan pada gambaran elektrokardiogram. Tidak bedah harus di dahului dengan diagnosis berdasarkan angiografi koroner untuk menentukan letak penyumbatan atau penyempitan serta fungsi ventrikel kiri. Tindak bedah pada umumnya berupa pintas koroner (coronary artery baypass graft) menggunakan vena safena magna dan/atau arteri mamaria interna atau arteri radialis. Hasil pembedahan pada penyakit ini sangat baik karena memperbaiki kualitas hidup penderita. Pintas dengan menggunakan konduit kedua pembuluh ini memberikan hasil jangka panjnag yang baik sampai 20 tahun. A B Gambar A. Tahapan terjadi penyumbatan pembuluh koroner. B. Terapi bedah
BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Jantung terletak antara dua struktur tulang, sternum dan vertebra, memungkinkan kita secara manual mendorong darah keluar dari jantung apabila jantung tidak memompa secara efektif dengan menekan sternum secara berirama , maneuver ini menakan jantung antara sternum dan vertebra, sehingga darah diperas seolah-olah jantung sedang berdenyut. Kompresi jantung eksternal ini , yang merupakan bagian dari Resusitas jantung Paru (RJP), sering berfungsi sebagai tindakan darurat penyelamatan nyawa sampai terapi yang sesuai dapat diberikan untuk memulihkan fungsi normal jantung. Jantung terdiri dari 4 katup yaitu katup aorta, katup pulmonaris, katup bicuspid dan katup mitral dan terdiri dari 4 bilik yaitu Atrium kanan,atrium kiri, ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Dan juga memiliki sistem listrik atau listrik jantung yaitu: Nodus SA (sinoatrium), nodus AV (atrioventrikel), Berkas his dan serat purkinje. Jantung pada dasarnya adalah suatu pompa ganda yang menghasilkan tekanan pendorong agar darah mengalir melalui sirkulasi sistemik. Jantung memiliki 4 bilik : atrium atau vena, dan sebuah ventrikel. Otot jantung diberi oksigen dan nutrien oleh darah yang disalurkan oleh sirkulasi koroner, bukan oleh darah didalam bilik-biliknya. Alirah darah koroner dapat terganggu oleh pembentukan plak aterosklerotik, yang dapat menyebabkan penyakit jantung iskemik yang keparahannya bervariasi dan dari nyeri dada ringan sewaktu berolahraga sampai serangan jantung yang fatal. Penyebab ateroskleretik tidak diketahui, tetapi tampaknya rasio kolesterol di dalam plasma berkaitan dengan lipoprotein berdensitas tinggi (HDL) dibandingkan lipoprotein berdensitas rendah (LDL) merupakan faktor penting. Walaupun semua darah melewati jantung, otot jantung tidak mampu mengektrasi O2 dari darah yang terdapat di bilik-biliknya. Otot jantung menerima sebagian besar pasokan darahnya sewaktu jantung dalam keadaan ditasol. Pada waktu normal otot jantung tetap menerima darah yang adekuat untuk menunjang aktifitasnya, bahkan ketika berolahraga, saat kecepatan aliran darah koroner meningkat sampai lima kali lipat dibandingkan kecepatanya saat istirahat. Aliran darah koroner terutama disesuaikan terhadap perubahan kebutuhan jantung akan oksigen. Walaupun kurang memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan energinya melalui metabolisme anaerobik dan sangat bergantung pada pasokan O2, Jantung dapat mentolerir variasi pasokan nutrient yang sangat lebar. Jantung terutama menggunakan asam lemak bebas dengan tingkat yang lebih kecil, glukosa dan laktat sebagai sumber bahan bakar. Karena otot jantung terkenal sangat adiktif dan dapat merubah jaluir metabolisme untuk menggunakan apapun nutrient yang tersedia, bahaya utama dari gangguan aliran darah koroner bukanlah bahan bakar tetapi defisiensi O 2 .
DAFTAR PUSTAKA 1. Sjamsuhidajat, R. dan de Jong, Wim (Editor). 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC. 2. Snell, Richard. S. 2006. Anatomi Klinis untuk Mahasiswa Edisi 6. EGC. Jakarta. 3. A.P. Sylvia, RN, PhD, M.W. Lorraine. 2002. Pathophysiologi : Clinical Concepts Of Disiase Processes. ECG. Jakarta. 4. Junquiera, L. Carlos, J.Carnaeiro, R. O. Kelly. 1998. Histologi Dasar Edisi ke- 8. EGC. Jakarta. 5. Macini, Mary C, MD, Phd. 2008. Heart Anatomy. Emedicine. 6. Brown, M. S. and J. Goldstein. 1984. How LDL Receptors influence Cholesterol and Atherosclerosis. Scientific American. 7. Laurale, Sherwood.2001. Edisi 2 fisiologi Manusia Dari Sel ke system. Buku Kedokteran EGC: Jakarta. 8. Little, R. C. 1989. Physiology of the Heart and Circulation. 4 th ed. Chicago: Year Book Medical Publishers. 9. Moore, Keith. L, Anne M. R. Agur. 2002. Anatomi Klinik Dasar. Hiopokrates. Jakarta. 10. Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiolgi. Graha Ilmu. Yogyakarta. 11. Leonhardt, Helmut. 1997. Atlas Berwarna dan Teks Anatomi Manusia Alat alat Dalam Jilid 2. Terjemahan oleh dr. Marjadi Hardjasudarma. 1998. Hipokrates. Jakarta.