Anda di halaman 1dari 32

P ro g r am M an u al 2 0 1 4

H alam an 1


Kode
Lembaga
Kode
Progra
m
01/02/06
Kode Kegiatan
Kode
Outp
ut
Kode
Prioritas
PN/PB/PL








PROGRAM MANUAL

Awal Revisi




Judul Substansi Komponen/ Output/ Kegiatan

TEKNOLOGI TRANSPORTASI LOGISTIK BATUBARA UNTUK
MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI. (1)

TEKNOLOGI TRANSPORTASI LOGISTIK BATUBARA UNTUK
MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI. (2)

PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI UNTUK
TRANSPORTASI MASAL. (3)












PUSAT TEKNOLOGI INDUSTRI DAN SISTEM TRANSPORTASI
DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
BPPT, Desember 2013.
P
r
o
g
r
a
m

M
a
n
u
a
l

2
0
1
4

3 0 3 9
3
4 4
P ro g r am M an u al 2 0 1 4

H alam an 2



Program Manual







( Lanjutan )





















Pusat Teknologi Industri dan Sistem Transportasi
DEPUTI BIDANG TEKNOLOGI INDUSTRI RANCANG BANGUN DAN REKAYASA
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Tahun 2014

TEKNOLOGI TRANSPORTASI LOGISTIK BATUBARA UNTUK
MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI

TEKNOLOGI TRANSPORTASI LOGISTIK BATUBARA
UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI

PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI UNTUK
TRANSPORTASI MASAL

P ro g r am M an u al 2 0 1 4

H alam an 3
Ringkasan Eksekutif

Kajian terhadap logistik batubara penting dilakukan untuk mendukung program pemerintah dalam
menjamin ketersediaan pasokan batubara sebagai sumber energi yang akan mencapai 34 persen dari total
sumber energi nasional pada tahun 2025 sebagaimana tercantum dalam PP No.5 Tahun 2006 tentang
kebijakan energi nasional.
Pengembangan sistem logistik batubara yang efisien dan efektif dapat dicapai melalui inovasi teknologi
sarana dan prasarana transportasi khusus batubara (PP 20 Tahun 2010 tentang angkutan di perairan, bagian
keempat Angkutan Laut Khusus dan PP 69 Tahun 2001 tentang kepelabuhanan, Bab. XI. Pelabuhan
Khusus). Hal ini selaras dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia
(MP3EI) khususnya untuk koridor 1 Sumatera dan koridor 3 Kalimantan sebagai sentra produksi dan
pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional, serta pada koridor 6 Papua yang juga mempunyai
potensi tambang batubara.
Kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi logistik batubara dilaksanakan untuk mendapatkan sistem
logistik batubara yang efisien dan efektif guna mendukung program pemerintah dalam mengamankan
pasokan batubara terhadap PLTU yang tersebar di beberapa tempat di Indonesia. Hal ini mengingat
kemampuan PT. PLN (Persero) sebagai penanggung jawab terhadap ketersediaan pasokan batubara baru
mampu mensuplai sekitar 14 juta ton atau sekitar 20 % dari total kebutuhan batubara PLTU saat ini.

Beberapa kendala yang dihadapi oleh sistem tersebut antara lain:
Transportasi batubara dari tambang ke stockpile dan pelabuhan yang melalui akses darat masih
terkendala prasarana jalan yang kurang mendukung dan rawan kecelakaan pada saat cuaca hujan.
Sementara akses sungai yang menggunakan tongkang tarik, selain memiliki kemampuan olah gerak yang
terbatas dalam kendali juga terkendala oleh liku alur sungai yang banyak dijumpai serta kedalaman
sungai yang kurang mendukung terutama pada musim kemarau.
Transportasi batubara dari pelabuhan asal ke PLTU masih terkendala dengan kapasitas kapal yang
terbatas dan proses bongkar muat yang belum maksimal mengingat sebagian besar PLTU tidak
memiliki pelabuhan khusus untuk bongkar muat batubara. Di lain hal terdapat sebaran PLTU ukuran
kecil di wilayah Indonesia bagian Timur yang hanya membutuhkan pasokan batubara yang relative
sedikit adalah sangat kurang efisien jika dilayani dengan kapal- kapal batubara berkapasitas besar.
Dengan mata rantai transportasi batubara tersebut, mutu batubara yang diangkut juga sering
menghadapi permasalahan bahwa kualitas batubara tersebut tidak dapat dijamin sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh PLTU.
Untuk itu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai instansi pemerintah memiliki
kewajiban memberikan pelayanan untuk mencari dan merumuskan suatu sistem logistik di mana batubara
bisa dipasok secara berkelanjutan, tepat waktu dan dengan kualitas tetap terjaga sesuai dengan yang
dibutuhkan PLTU.
P ro g r am M an u al 2 0 1 4

H alam an 4
Penerima manfaat hasil kegiatan ini antara lain adalah PT. PLN Batubara sebagai anak perusahaan PT. PLN
(Persero) yang berkompetensi sebagai penanggung jawab terhadap ketersediaan pasokan batubara yang
dibutuhkan bagi PLTU di seluruh Indonesia; Industri Galangan Kapal sebagai industri pembangun kapal
yang dapat berperan mengembangkan kapal batubara yang efisien dan efektif; Perusahaan Batubara yang
membutuhkan sarana dan prasarana pengangkutan batubara yang efisien; Perusahaan Kepelabuhanan yang
harus mampu menyediakan pelabuhan/ dermaga yang tepat ukuran dan berfasilitas memadai; dan
Pemerintah Daerah yang terus mempercepat pembangunan wilayahnya untuk kesejahteraan rakyat
Indonesia pada umumnya dan penduduk setempat pada khususnya.
Metodologi untuk pencapaian sasaran tersebut di atas mengacu kepada tata kerja kerekayasaan dan
operasionalisasi konsep Sistem Inovasi yang diawali dengan kegiatan penyusunan dan perumusan design
requirements objective (DR&O) yang dilanjutkan dengan proses engineering untuk menghasilkan
rekomendasi system logistic batubara untuk mendukung ketahanan energy, yang selanjutnya disosialisasikan
melalui diseminasi teknologi dengan teknik penyelenggaraan forum-forum focusgroupdiscussion.


































P ro g r am M an u al 2 0 1 4

H alam an 5
A. DATA KEGIATAN
1. Judul Kegiatan/
Keluaran
: Rekomendasi Teknologi Logistik Batubara Untuk Mendukung Ketahanan Energi.
Tahun ke :
2 Dari jangka tahun 2013........... s/ d 2015
2*. Bidang
TeknologiRPJM
Isilahdengancheklist padakotak yang
tersedia

:
Pangan Kesehatan Energi
Kelistrikan
Energi Bahan
Bakar
Teknologi
Informatika dan
Komunikasi
Transportasi
:
Pertahanan dan
Keamanan

Material

Manufaktur Kebumian Lingkungan Kebijkan
3. Tahapan Kegiatan
Isilahdengancheklist padakotak
yangtersedia
:
Research Development Engineering Operational Test
& Evaluation
Kajian Kelayakan Lainnya :
.....................
4*. Nilai Proposisi
(Value Proposition)
Isilahdengancheklist padakotak
yangtersedia
: 1
State of The Art Technology
(khusus yang bersifat pengembangan)
2
Daya Saing Industri
3
Kemandirian Bangsa
5. Peran BPPT
(5 peran)
Isilahdengancheklist padakotak
yangtersedia
:
1
Intermediasi
2
Technology
Clearing
House
3
Pengkajian
Teknologi
4
Audit
Teknologi
5
Solusi
Teknologi
Keterangan
6*. Pelayanan
Teknologi (13 Jenis)
Isilahdengancheklist padakotak
yangtersedia, danberikankunatitas
jenispelayanandantahun
pencapaiannya
:
Jenis Kuantitas Jenis Kuantitas
1. Rekomendasi 3 8. Pilot Project
2.Advokasi 9. Pilot Plan
3.Alih Teknologi 10. Prototipe
4.Pengujian 11. Audit Teknologi
5. Konsultansi 12. Referensi Teknis
6. JasaOperasional 13. PPBT
7. Survei
7. Deskripsi Kegiatan : Urgensi Kegiatan:
Kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi logistik batubara dilaksanakan untuk
mendapatkan sistem logistik batubara yang efisien dan efektif guna mendukung program
pemerintah dalam mengamankan pasokan batubara terhadap PLTU yang tersebar di
beberapa tempat di Indonesia. Hal ini mengingat kemampuan PT. PLN (Persero) sebagai
penanggung jawab terhadap ketersediaan pasokan batubara baru mampu mensuplai
sekitar 14 juta ton atau sekitar 20 % dari total kebutuhan batubara PLTU saat ini, baik
untuk PLTU konvensional maupun PLTU mulut tambang.

Tujuan dan Metodologi Kegiatan:

Tujuan Kegiatan adalah untuk mencari dan merumuskan suatu sistem logistik di mana
batubara bisa dipasok secara berkelanjutan, tepat waktu dan dengan kualitas tetap terjaga
sesuai dengan yang dibutuhkan PLTU.

Metodologi Kegiatan
Untuk mencapai sasaran kegiatan ini, metode pelaksanaan yang direncanakan akan
digunakan dalam kajian penerapan teknologi ini adalah mencakup kajian terhadap faktor-
faktor kerekayasaan teknologi yang berpengaruh terhadap kelangsungan sistem logistik
batubara dalam mendukung ketahanan energi nasional, dan dilanjutkan dengan observasi
lapangan untuk mendapatkan data primer faktor-faktor kerekayasaan teknologi logistik
batubara sebagaimana diperlukan. Observasi lapangan ini dirancang akan dilaksanakan
pada awal penelitian di daerah-daerah lokus kajian; yang selanjutnya dapat dilakukan
kegiatan analisis pembahasan dan kerekayasaan teknologi terkait dengan penyusunan dan
perumusan design requirement andobjective- DR&O logistik batubara yang dibutuhkan.
Berdasarkan DR&O logistik batubara yang mencakup kebutuhan jaringan transportasi,
sarana dan prasarananya dilakukan proses perekayasaan sistem logistik yang tepat,
berkelanjutan, dan konsisten untuk mendukung ketahanan energi nasional. Hasil
kerekayasaan ini selanjutnya digunakan sebagai dasar rekomendasi hasil kegiatan.

8*. Permintaan Dari

:
PT. PLN Batubara Perusahaan Pertambangan Batubara
9 Mitra Kerja :
Internal BPPT Eksternal BPPT

BPPH BPDP PT PLN
Batubara
Industri Kapal Perusahaan
Tambang
10 Pengguna Hasil
Kegiatan
:
PT. PLN Batubara Industri
Tambang
Batubara
Pemerintah Pusat
& Daerah
(Kemenhub &
Kem ESDM)

Industri Galangan
Kapal
Perusahaan
pelayaran khusus
pertambangan

P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 7
system jaringan
logistic
nasional;

logistic nasional
untuk komoditas
utama


WBS 2

Konsep Desain
Kapal Khusus
Pengangkut
Batubara dan Hasil
Analisa Uji
Numerik.

Rekomendasi
kajian
teknologi moda
transportasi
logistic
nasional.

Rekomendasi
kajian teknologi
moda transportasi
logistic nasional
komoditas utama




WBS 3

Konsep Desain
Pelabuhan Batubara.

Rekomendasi
kajian teknologi
inventori
logistic nasional
Rekomendasi
kajian teknologi
inventori logistic
nasional komoditas
utama



WBS 4

Rekomendasi
Sistem Rail Coal
Veyor untuk
Transportasi
Batubara







1.9 POTENSI HKI (HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL)
Potensi HKI pada kegiatan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Logistik Batubara Untuk
Mendukung Ketahanan Energi adalah terbukanya peluang penemuan-penemuan baru, yakni desain
atau metode pengembangan jaringan transportasi pasokan batubara nasional untuk PLTU;
pengembangan teknologi kepelabuhanan untuk titik simpul pasokan batubara dari sumber tambang
ke PLTU; pengembangan teknologi perkapalan untuk angkutan batubara di perairan sungai dan
perairan laut terbuka.


2. DISKRIPSI PROGRAM (PROGRAM DESCRIPTION)


2.1 URAIAN SINGKAT ASPEK TEKNIS KEGIATAN

a) Acuan teknik pengkajian dan penerapan teknologi Logistik Batubara untuk
mendukung ketahanan energi

Untuk melakukan pengkajian dan penerapan teknologi Logistik Batubara dalam mendukung
ketahanan energi perlu disusun acuan yang didasarkan kepada kebutuhan teknis dukungan ketahanan
energy yang diperlukan berdasarkan target ataupun sasaran yang telah dirancang atau direncanakan
oleh Instansi terkait, yang dalam hal ini akan diacu rencana program yang digunakan atau dikeluarkan
oleh PT. PLN Batubara.
P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 8
Untuk hal tersebut di atas pelaksanaannya dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut :
- Mempelajari potensi sumberdaya alam Indonesia akan ketersediaan batubara, dan trend
perkembangan kebutuhan batubara bagi PLTU di Indonesia.
- Menemukenali peraturan perundangan, konvensi nasional maupun internasional terkait dengan
perencanaan kebutuhan transportasi pasokan batubara ke PLTU di seluruh Indonesia.
- Menemukenali kondisi system logistik batubara untuk PLTU di Indonesia dan perkembangannya
terutama dari aspek transportasi.
- Menemukenali kondisi pengelolaan system logistik batubara pada industri pertambangan untuk
pasokan batubara kebutuhan PLTU di Indonesia dari aspek sarana dan prasarananya.
- Melakukan studi pustaka teknik pengembangan system logistik batubara untuk PLTU, mengacu
kepada suatu sistem standar nasional maupun internasional maupun kemajuan dan
perkembangan iptek saat ini.
- Memberikan input bagi kebutuhan sarana dan prasarana transportasi angkutan batubara dari
berbagai lokasi sumber tambang ke PLTU berdasarkan system logistic batubara yang lebih efisien
dan efektif.

Langkah-langkah tersebut dilakukan untuk melihat sejauh mana kondisi peluang pengembangan
pengelolaan proses untuk pemenuhan pasokan batubara PLTU yang lebih efisien dan efektif.

b) Acuan teknik pengkajian dan penerapan teknologi dalam pengembangan teknologi
kapal khusus pengangkut batu bara.
Pembangunan PLTU tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini PLTU yang sudah beroperasi
maupun yang rencana dibangun berada di kawasan Barat Indonesia dan kawasan Timur Indonesia.
Khususnya untuk kawasan Barat Indonesia, armada kapal yang diperlukan bagi pasokan batubara
PLTU dirasakan sudah dapat dinilai berjalan dengan baik, meskipun perlu terus ditingkatkan
kinerjanya. Sedangkan di kawasan Timur Indonesia masih menghadapi berbagai kendala, terutama
belum seimbangnya kebutuhan pasokan batubara yang diperlukan dengan kapasitas sarana-prasarana
transportasi laut yang tersedia. Untuk suatu kebutuhan batubara yang diperlukan, sering dihadapi
kendala bahwa di samping pelabuhan penerima batubara pada umumnya belum tersedia, ukuran
kapal pada umumnya juga terlalu besar. Sehingga sistem jaringan transportasi pasokan batubara untuk
PLTU di kawasan Timur Indonesia yang didukung oleh ukuran armada kapal yang tepat masih terus
dipelajari oleh PT. PLN Batubara.
Untuk hal tersebut di atas melalui kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi Logistik Batubara
untuk mendukung ketahanan energy, BPPT perlu melaksanakan langkah-langkah dukungan terhadap
PT. PLN Batubara dengan kajian pengembangan teknologi kapal khusus pengangkut batubara yang
ditujukan untuk kawasan Timur Indonesia, sebagai berikut :
P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 9
(1) Identifikasi masalah secara teliti kebutuhan jaringan pasokan batubara bagi PLTU di kawasan
Timur Indonesia, berdasarkan data primer maupun sekunder yang ada;
(2) Tentukan faktor-faktor kerekayasaan yang tepat bagi kebutuhan kapal khusus pengangkut
batubara di kawasan Timur Indonesia dengan koordinasi bersama dengan tim studi prasarana
transportasi batubara, maupun tim studi system logistik batubara;
(3) Pilih metodologi analisis ataupun kerekayasaan perancangan bangunan kapal yang tepat dan
lakukan analisis masalah berdasarkan parameter dan data yang diperoleh, serta lakukan
pembahasan ataupun perekayasaan teknologi perkapalan untuk memperoleh jawaban bagi
kebutuhan solusi masalah.
(4) Merumuskan rekomendasi solusi masalah melalui hasil perekayasaan teknologi kapal khusus
pengangkut batubara yang telah dilakukan.

c) Acuan teknik pengkajian dan penerapan teknologi dalam pengembangan
pelabuhan khusus batubara.
Pembangunan PLTU tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Saat ini PLTU yang sudah
beroperasi maupun yang rencana dibangun berada di kawasan Barat Indonesia dan kawasan Timur
Indonesia. Khususnya untuk kawasan Barat Indonesia, kepelabuhanan yang diperlukan bagi pasokan
batubara PLTU dirasakan sudah dapat dinilai berjalan dengan baik, meskipun perlu terus ditingkatkan
kinerjanya. Sedangkan di kawasan Timur Indonesia masih menghadapi berbagai kendala, terutama
belum seimbangnya kebutuhan pasokan batubara yang diperlukan dengan kapasitas sarana-prasarana
transportasi laut yang tersedia. Untuk suatu kebutuhan batubara yang diperlukan, di samping
pelabuhan penerima batubara belum tersedia, ukuran kapal juga pada umumnya terlalu besar.
Sehingga sistem jaringan transportasi pasokan batubara yang tepat untuk pasokan PLTU di kawasan
Timur Indonesia masih terus dipelajari oleh PT. PLN Batubara.
Untuk hal tersebut di atas melalui kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi Logistik Batubara
untuk mendukung ketahanan energy, BPPT perlu melaksanakan langkah-langkah dukungan terhadap
PT. PLN Batubara dengan kajian sebagai berikut :
(1) Identifikasi masalah secara teliti kebutuhan jaringan pasokan batubara bagi PLTU di kawasan
Timur Indonesia, berdasarkan data primer maupun sekunder yang ada;
(2) Tentukan faktor-faktor kerekayasaan yang tepat bagi kebutuhan pelabuhan batubara di
kawasan Timur Indonesia dengan koordinasi bersama dengan tim studi sarana transportasi
batubara, maupun tim studi system logistik batubara;
(3) Pilih metodologi analisis ataupun kerekayasaan kepelabuhanan yang tepat dan lakukan
analisis masalah berdasarkan parameter dan data yang diperoleh, serta lakukan pembahasan
P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 1 0
ataupun perekayasaan teknologi pelabuhan untuk memperoleh jawaban bagi kebutuhan
solusi masalah.
(4) Merumuskan rekomendasi solusi masalah melalui hasil perekayasaan teknologi
kepelabuhanan yang telah dilakukan.

d) Acuan teknik pengkajian dan penerapan teknologi dalam pengembangan system
rail coal veyor untuk transportasi logistik batubara.
PT. PLN telah mencanangkan program pembangunan PLTU mulut tambang di beberapa
tempat di Indonesia, diawali di daerah Sumatera Selatan yang direncanakan dioperasikan pada tahun
2017. Pasokan batubara diperoleh dari sumber tambang yang relatif mempunyai jarak yang dekat
dengan PLTU. Teknologi transportasi batubara (transportasi darat) yang ada saat ini untuk
memenuhi keperluan tersebut adalah memanfaatkan angkutan truk, conveyor, maupun kereta api
sesuai dengan jarak dan jumlah batubara yang diangkut. Dengan perkembangan iptek ditengarai
terdapat kombinasi teknologi kereta dan conveyor untuk pasokan batubara ke PLTU mulut tambang
yang dinilai lebih efisien dan efektif. Untuk hal ini BPPT dalam kegiatan pengkajian dan penerapan
teknologi Logistik Batubara untuk mendukung ketahanan energy dinilai perlu mempelajari system
transportasi dengan teknologi rail coal veyor ini. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah :
(1) Mempelajari karakteristik teknologi rail coal veyor yang ada di dunia;
(2) Mempelajari rencana pengembangan PLTU mulut tambang di Indonesia;
(3) Studi kasus terhadap penyusunan DR&O pemanfaatan teknologi rail coal veyor suatu lokasi
PLTU mulut tambang dalam rangka mempelajari kemungkinan penerapannya di Indonesia;
(4) Merumuskan DR&O untuk bahan intermediasi rancang bangun rail coal veyor bersama
industry terkait;
(5) Melakukan elaborasi peran BPPT dalam intermediasi pemanfaatan teknologi Negara maju ke
Indonesia dengan memperhatikan potensi industry dalam negeri;
(6) Melakukan focus group discussion penerapan teknologi rail coal veyor di Indonesia
berdasarkan konsep penerapan system inovasi nasional dan daerah.
(7) Merumuskan rekomendasi hasil kajian untuk pengembangannya lebih lanjut kepada para
stake holder terkait.

2.2. RUANG LINGKUP DAN METODOLOGI

Untuk TA 2014, ruang lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan adalah mencakup :
(1) Kajian teknologi system jaringan logistic nasional;
(2) Kajian teknologi moda transportasi logistic nasional;
(3) Kajian teknologi inventori logistic nasional;

Metodologi pelaksanaan kegiatan disusun dengan tahapan sebagai berikut :
(1) Tahap persiapan kegiatan;
P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 1 1
(2) Tahap survei dan koordinasi;
(3) Tahap analisis dan pembahasan;
(4) Tahap pelaporan.


2.3. STATUS TEKNOLOGI
(1) Teknologi logistik batubara
Sistem logistik batubara khususnya yang terkait dengan sistem transportasi untuk
pendistribusian batubara dari pusat penambangan ke lokasi-lokasi PLTU bertujuan adalah
memanfaatkan model transportasi untuk penentuan distribusi barang yang akan
meminimumkan biaya total distribusi. Dengan model ini akan diperoleh jumlah dan ukuran
yang tepat menyangkut kuantitas batubara yang diangkut, model dan kapasitas sarana
pengangkut dan prasarana stockpile/ pelabuhan, pola operasi sarana pengangkut, jalur
pengangkutan dari lokasi penambangan ke lokasi tujuan dan sebagainya.

Dalam pelaksanaannya karena berbagai kondisi yang melatar belakangi sering ditemukan
sistem distribusi yang kurang efisien, bisa disebabkan spesifikasi dan ukuran sarana
pengangkut yang kurang tepat, pola operasi yang tidak optimal, tiadanya stockpile/ pelabuhan
sebagai pool/ transit yang mungkin diperlukan untuk efisiensi distribusi dan faktor-faktor
lainnya.

Dengan demikian maka untuk menjaga ketersediaan pasokan batubara untuk kebutuhan
PLTU-PLTU perlu adanya assessment antara lain meliputi ; proses suplai dengan menggunakan
sarana transportasi sesuai kebutuhan, jumlah batubara yang akan disuplai, model dan kapasitas
sarana pengangkut, model dan kapasitas stockpile/ pelabuhan transit, pola dan waktu operasi
sarana transportasi serta jalur yang ditempuh dari lokasi penambangan ke PLTU-PLTU tujuan.

(2) Teknologi kapal khusus angkutan batubara
Kapal khusus angkutan batubara merupakan sarana transportasi batubara dari coal mining -
stock pole - coal barge/ ship - Transhipper/ Mother vessel/ PLTU. Kapal khusus angkutan
batubara di Indonesia secara umum terdiri dari tiga tipe yaitu :
a) Tug and barge
Tug and barge merupakan teknologi rangkaian sarana transportasi batubara yang menurut
jenisnya terdiri dari :
Pull-Toward Tug-Barge system yaitu sistem menggunakan sistem tarik, dimana kapal tunda
digunakan menarik tongkang (barge) dengan tali khusus yang diameter dan jarak antar
antar tug dan bargenya dipersyaratkan tersendiri.
P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 1 2
1 st Generation Push-Towed Tug-Barge yaitu sistem dimana tongkang menggunakan notch
berukuran kecil dibagian belakang sehingga pada sistem ini kapal hanya dapat didorong
pada saat cuaca baik dan gelombang kecil.
2 nd Generation Push-Towed Tug-Barge yaitu sistem dimana tongkang menggunakan
notch yang lebih dalam dan dilengkapi kopling sehingga pada sistem ini kapal sudah dapat
didorong pada saat cuaca kurang baik dan gelombang lebih besar, hanya kelemahan sistem
kopling yang hanya mampu untuk mengikat rangkaian tongkang terbatas.
3 rd Generation Push-Towed Tug-Barge yaitu sistem di mana tongkang menggunakan
teknologi kopling yang lebih baik dari pada sebelumnya sehingga pada sistem ini kapal
dirancang untuk dapat berlayar dalam berbagai cuaca.
b). Self Propelled Barge (SPB)
Self Propeeled barge merupakan kapal tongkang dengan mesin penggerak sendiri.

c). Bulk carrier (kapal curah)
Bulk carrier yaitu kapal pengangkut muatan curah.

Ketiga tipe sarana transportasi batubara tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan dari segi konstruksi, karakteristik operasionalnya maupun pembiayaannya.
Teknologi kapal tongkang adalah kapal dengan badan lebar dan beralas rata, untuk tongkang
batubara pada umumnya menggunakan tongkang jenis muatan diatas geladak (deck barge).
Sistem tongkang sebagai unit muatan tidak memiliki consumables (bahan bakar dan air tawar)
namun memiliki tangki ballast untuk pengaturan trim, sedangkan tug boat yang difungsikan
untuk menarik atau mendorong tongkang selama perjalanan maupun di pelabuhan dan kapal
ini mempunyai daya mesin yang besar. Dengan terpisahnya sistem ini menjadi dua unit
memungkinkan juga sistem ini melakukan pola operasi drop and swap.
Self Propelled Barge merupakan kapal berbentuk tongkang namun menggunakan tenaga
pendorong sendiri. Kapal SPB ini mempunyai karakteristik maneuverability dan stabilitas yang
lebih baik bila dibandingkan dengan tug-barge, biaya pembangunan secara signifikan lebih
rendah dari bulk carrier.
Kapal muatan curah (bulk carier) batubara merupakan jenis kapal dengan dengan konstruksi
khusus dibandingkan dengan bulk carier muatan lainnya dikarenakan faktor kemungkinan
terjadinya pembakaran spontan saat pemuatan sehingga diperlukan sistem ventilasi, dan faktor
pergeseran muatan saat berlayar yang menyebabkan mempengaruhi stabilitas kapal.



P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 1 3
(3) Teknologi pelabuhan khusus batubara
Teknologi Pelabuhan khusus batubara pada umumnya mengacu kepada kondisi laut dan
besaran kapasitas pelabuhan yang akan dikembangkan tersebut. Adapun teknologi pelabuhan
khusus batubara meliputi berbagai jenis:
a. Jenis Pelabuhan: Pelabuhan Bongkar dan Pelabuhan Muat
(a). Pelabuhan Bongkar: biasa dimiliki oleh pengguna batubara atau pertambangan lain
seperti pelabuhan di PLN, Newmont, Freeport dll.
(b). Pelabuhan Muat: biasa dimiliki oleh penambang batubara seperti di Tarahan ,
Banjarmasin dll.
b. Jenis Kapal: Ponton, Handymax, Panamax dan Capesize
(a) Ponton draft kapal abt 6 m, depth loading area 8 m.
(b) Handymax draft kapal abt 13 m, depth loading area abt 15 m.
(c) Panamax draft kapal abt 15 m, depth loading area abt 17 m.
(d) Capesize draft kapal abt 19 m, depth loading area abt 22 m.

c. Jenis Loading Gear: Ships gear, Floating Crane
(a) Ships Gear : alat bongkar muat yang ada di kapal dengan kapasitas loading rate
15.000 mt/ hari, biasanya terdapat pada kapal handysize yang mana dipelabuhan
bongkar tidak terdapat alat yang memadai untuk bongkar batubara.
(b) Floating Crane : pontoon khusus untuk bongkar muat dengan fasilitas crane loading
rate 20.000 mt/ hari, Floating crane biasanya digunakan untuk bongkar batubara dari
pontoon dan muat ke kapal besar seperti Panamax.
(c) Gantry and grab: Gantry Crane yang dilengkapi dengan grab di dermaga untuk
bongkar batubara.
(d) Level luffing: adalah crane yang dilengkapi dengan grab di dermaga.


d. Jenis lokasi Pelabuhan: di laut Terbuka, di dermaga terbuka dan di dermaga tertutup
(a) Pelabuhan di laut terbuka: dapat disinggahi kapal dengan kapasitas sesuai kedalaman
loading area. Dengan sistim ini diperlukan alat angkut dari pelabuhan terbuka ke
dermaga di darat dan sebaliknya. Pelabuhan muat jenis ini banyak terdapat di
Kalimantan Selatan. Sedangkan pelabuhan bongkar terdapat di Sibolga dan beberapa
pelabuhan lain yang mempunyai perairan dangkal. Kendala pelabuhan jenis ini bahwa
pada musim ombak besar sistim bongkar muat akan terganggu.
(b) Pelabuhan di dermaga terbuka : hanya disinggahi kapal sesuai kedalaman dermaga
Contoh pelabuhan ini adalah pelabuhan muat batubara di Tarahan.
(c) Pelabuhan di dermaga tertutup: dapat disinggahi kapal yang langsung dapat masuk ke
kolam pelabuhan.
P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 1 4

(4) Teknologi transportasi pasokan batubara untuk PLTU mulut tambang
Pengangkutan batubara dari mulut tambang pada umumnya menggunakan truk, kereta
api, dan konveyor. Penggunaan truk sebagai alat angkut batubara memerlukan
investasi yang relatif murah dibanding dengan alat angkut lainnya, tapi menimbulkan
permasalahan lalu lintas dan kerusakan jalan di samping pada saat hujan tidak dapat
bekerja optimal. Sedangkan penggunakan kereta api dan konveyor dapat beroperasi
optimal saat hujan dan tidak menimbulkan permasalahan lalu lintas tetapi memerlukan
investasi besar.
Teknologi pengangkutan batu bara sistem rail-veyor merupakan kombinasi antara
sistem kereta api dengan sistem konveyor. Teknologi rail-veyor akan memungkinkan
kita untuk menggunakan system terowongan konveyor yang jauh lebih kecil, dapat
mengurangi biaya total penggunaan sistem energi, mengganti infrastruktur yang sudah
tua dan lain-lain. Sistem Rail-Veyor mampu mengangkut beban, material dan puing-
puing sampah fosfat dengan cara yang sangat efisien sekitar 588 kaki / menit (FPM),
dengan energi yang dibutuhkan untuk memindahkan beban sekitar 0,3 KWH per ton-
mil.

2.4. PERALATAN DAN INFRASTRUKTUR

TABEL PERALATAN DAN INFRASTRUKTUR

No Peralatan/ Infrasturktur Vol/ Jml
Kapasitas/
Kemampuan
Ket
0 1 2 3 4
1. Komputer Desktop 4 unit
Intel Core-i5
4 GB DDR3
HDD 500 GB
VGA NVIDIA GeForce


2. Software Maxsurf
Enterprise
1 Unit - Maxsurf Fitting
- Maxsurf Link
- Maxsurf VPP
- Maxsurf Resistance
- Maxsurf Motions
- Maxsurf Modeler Avanced
- Maxsurf Structure Advanced
- Maxsurf Advance
- Maxsurf Motions Advanced
- Maxsurf Stability Enterprise
- Maxsurf Annual Subscription





P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 1 5













P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 1 6
4.1. KERANGKA KERJA SISTEMINOVASI

Kerangka kerja Sistem Inovasi kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi transportasi dan logistik batubara untuk mendukung ketahanan energy nasional
direncanakan dengan skema sebagai berikut :



P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 1 7

2.5. MITRA KERJA (LITBANG/ INDUSTRI) & MODEL KEMITRAAN

TABEL MITRA KERJA
No
Nama Mitra
Internal/
Eksternal
Pekerjaan dalam
Kegiatan
Anggaran
(in Kind/ in Cash)
Kontak Person
Alamat dan
Telpon
0 1 2 3 4 5
1 PTIST 1. Dr. Ir. Iskendar,
MS;
2. Drs. I Wayan
Paster S, MA
Gd Teknologi
2, Lt 3,
Puspitek,
Tangsel,
Banten
Telp. 75875944
Ext 141
2 BPPH
Uji Model Kapal
Dr. Ir. Erwandi,
M.Eng
Sukolilo,
Surabaya
3 BPDP
Uji Model
Pelabuhan
Dr. Ir. Rahman
Hidayat, M.Eng
Yogyakarta


2.6. PENGGUNA (INTERMEDIATE & END USER) & MODEL PEMANFAATAN HASIL
Pengguna hasil kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi logistik batubara untuk mendukung
ketahanan energy ini antara lain adalah
1) PT. PLN Batubara sebagai anak perusahaan PT. PLN (Persero) yang berkompetensi sebagai
penanggung jawab terhadap ketersediaan pasokan batubara yang dibutuhkan bagi PLTU di
seluruh Indonesia;
2) Industri Galangan Kapal sebagai industri pembangun kapal yang dapat berperan
mengembangkan kapal batubara yang efisien dan efektif;
3) Perusahaan Batubara yang membutuhkan sarana dan prasarana pengangkutan batubara yang
efisien; Perusahaan Kepelabuhanan yang harus mampu menyediakan pelabuhan/ dermaga
yang tepat ukuran dan berfasilitas memadai; dan
4) Pemerintah Daerah yang terus mempercepat pembangunan wilayahnya untuk kesejahteraan
rakyat Indonesia pada umumnya dan penduduk setempat pada khususnya.


2.7. DAMPAK EKONOMIS PEMANFAATAN HASIL
Dampak ekonomis yang diharapkan diperoleh dari pemanfaatan hasil kegiatan pengkajian dan
penerapan teknologi logistik batubara untuk mendukung ketahanan energy ini adalah bahwa dengan
hari efektif kerja system logistik yang semakin besar maka produktivitas system transportasi dan
logistik semakin meningkat. Hal ini dimungkinkan oleh teknologi yang mampu mengatasi kendala
cuaca, dan mampu memasok dengan kapasitas yang tepat sesuai dengan yang dibutuhkan PLTU di
P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 1 8
manapun lokasinya seecara berkelanjutan dan berkesinambungan. Biaya operasional system logistik
dan transportasi batubara semakin rendah, maka biaya produksi listrik semakin rendah, dan harga
hasil tenaga listriknyapun semakin dapat dijual dengan harga murah, masyarakat akan meningkat
kesejahteraannya.



3. STRUKTUR ORGANISASI PROGRAM (PROGRAM ORGANIZATIONAL STRUCTURES)


STRUKTUR ORGANISASI STKK 2014




P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 1 9
4. RENCANA PROGRAM JANGKA PANJANG (PROGRAM MASTER PHASING PLAN)


REVIEW&
IDENTIFICATION
DEVELOPMENT EXAMINATION IMPLEMENTATION






































P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 2 0
Program Master Phasing Plan dalam Bentuk Tabel (contoh pada engineering design dan costruction project)
(sesuaikan dengan kebutuhan jenis rancang bangunnya)

No Activity
Waktu TA 2014
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
Feasibility Study :
Kajian logistik pasokan batubara PLTU di
kawasan Barat Indonesia dan Kawasan Timur
Indonesia




2
Front End Engineering :
Project Development sarana dan prasarana
transportasi logistik pasokan batubara PLTU
Mulut Tambang dan PLTU di kawasan Timur
Indonesia.










P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 2 1
5. STRUKTUR RINCIAN KERJA (WORK BREAKDOWN STRUCTURE/ WBS)

No
Kode
WBS
Aktifitas Kegiatan
Koord/
Personil
OB
/ OJ
Unit
Pelaksana
Biaya (Rp)
Jangka
Waktu
Mulai Selesai
1 KP (1) Memimpin pelaksanaan
program
Drs. I Wayan Paster S, MA 220 PTIST -- 12 bln Jan Des

2 CE (2) Pengelolaan aspek teknik
pelaksanaan program
Ir. Abdul Kadir, M.Eng 220 PTIST -- 12 bln Jan Des

3 PM (3) Pengelolaan aspek
admistrasi program
Drs. Sucipto, MM. 220 PTIST -- 12 bln Jan Des

4 WBS1.0
(GL)
(4) Kajian Teknologi Sistem
Jaringan Logistik
Nasional;

Drs. Sjafril Karana, BE, MM 220 PTIST 490.844.000,- 12 bln Jan Des

5 WBS2.0
(GL)
(5) Kajian Teknologi Moda
Transportasi Logistik
Nasional

Ir. Walujo, M.Eng. 220 PTIST 703.029.000,- 12 bln Jan Des

6 WBS3.0
(GL)
(6) Kajian Teknologi
Inventori Logistik
Nasional

Ir. M. Achiruddin Noer 220

PTIST 581.127.000,- 12 bln Jan Des






P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 2 2
Nama WBS Kontribusi terhadap Kegiatan Keluaran
WBS
0.0
Program Director
(KP)
Memimpin program
Dokumen laporan kegiatan pengkajian dan penerapan teknologi
logistik batubara untuk mendukung ketahanan energy.
WBS
0.1
Chief Engineer
(CE)


Integrasi hasil kajian teknologi logistic
batubara untuk mendukungketahanan energy.
Dokumen rekomendasi hasil kerekayasaan pada pengkajian dan
penerapan teknologi logistik batubarauntuk mendukung
ketahanan energy.

WBS
0.2
Program Manager
(PM)
Koordinasi administrasi pelaksanaan
program
Dokumen administrasi kegiatan pengkajian dan penerapan
teknologi logistik batubara untuk mendukung ketahanan energy.
WBS
1.0
Kajian Teknologi Sistem
Jaringan Logistik Nasional
(GL)

Melaksanakan kajian dan penerapan
teknologi Sistem Jaringan Logistik Nasional .
Rekomendasi teknologi Sistem Jaringan Logistik Nasional.
WBS
2.0
Kajian Teknologi Moda
Transportasi Logistik
Nasional (GL)

Melaksanakan kajian dan penerapan
teknologi Moda Transportasi Logistik Nasional
.
Rekomendasi teknologi Moda Transportasi Logistik Nasional .
WBS
3.0
Kajian Teknologi
Inventori Logistik
Nasional (GL)

Melaksanakan kajian dan penerapan
teknologi Inventori Logistik Nasional .
Rekomendasi teknologi Inventori Logistik Nasional
P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 2 3
6. JADWAL KEGIATAN (PROGRAM SCHEDULING )TAHUN 2014

No. Rincian Kegiatan
Rencana Pelaksanaan Ukuran Keberhasilan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 WBS0.0
Memimpin pelaksanaan program.
Tersusunnya laporan kegiatan pengkajian dan penerapan
teknologi logistik batubara untuk mendukung ketahanan
energy.

2 WBS0.1
Melakukan koordinasi dan memimpin
kerekayasaan dalam pelaksanaan program.

Tersusunnya dokumen rekomendasi hasil kerekayasaan pada
pengkajian dan penerapan teknologi logistik batubara untuk
mendukungketahanan energy.

3 WBS0.2
Melakukan administrasi pelaksanaan
program dan pemantauan pengendalian
waktu.
Terlaksananya administrasi kegiatan pengkajian dan
penerapan teknologi logistik batubarauntuk mendukung
ketahanan energy.



4 WBS1.0
Kajian Teknologi Sistem Jaringan Logistik
Nasional

Tersusunnya rekomendasi Sistem Jaringan Logistik
Nasional.


5 WBS2.0
Kajian Teknologi Moda Transportasi
Logistik Nasional

Tersusunnya rekomendasi teknologi Moda Transportasi
Logistik Nasional




6 WBS3.0
Kajian Teknologi Inventori Logistik
Nasional

Tersusunnya rekomendasi teknologi Inventori Logistik
Nasional





P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 2 4
Contoh Format Progress Control & Monitoring (PCM) terhadap Program Scheduling
(untuk disampaikan keBiroPerencanaanpada bulan ke3, 7 dan 12 sesuai Gambar 2. Interval Waktu Pelaporan dalamTahun Berjalanhal 8)

No. Rincian Kegiatan/ Aktifitas
Jadwal
(tanggal)
Anggaran
Terserap
(ribu Rp.)
Status
(kesesuaian
rencana jadwal)
Penjelasan dan Tindak Lanjut
Mulai Selesai Ya Tidak

1 Aktifitas ke 1
a.
b.
dst

2 Aktifitas ke 2
a.
b.
dst

3 Aktifitas ke 3


n Aktifitas ke n



P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 2 5
7. PERENCANAAN SDM(MAN POWER PLANNING)

TABEL PELAKSANA KEGIATAN

Nama Kegiatan/ Keluaran : Pengkajian dan Penerapan Teknologi Logistik Batubara Untuk Mendukung Ketahanan Energi.

No Nama NIP Pendidikan Keahlian Peran
WBS/
WP
Jabatan
Fungsional
OJ/
OB
Unit Kerja Deputi
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Drs. I Wayan Paster S, MA 195904141984111001 S2 S2 Ekonomi
Ekonomi
Transportasi
KP 0.0 PerekayasaUtama 220 PTIST TIRBR
2 Ir. Abdul Kadir, M.Eng 196508031993011001 S2 T. Perkapalan Desain CE 0.1 PerekayasaMadya 220 PTIST TIRBR
3 Ir. Abdul Muis 195604201983031004 S1 T. Perkapalan Desain & Prod As.CE.1 0.1.1 PerekayasaUtama PTIST TIRBR
4 Drs. Sucipto, MM 195810161985031003 S2 Manajemen
Mgt. Pelayaran
Niaga
PM 0.2 PerekayasaMadya/ 220 PTIST TIRBR
5 RutmaPujiwat, ST 198208042009012004 S1 T. Perkapalan Desain As.PM/ L
0.2/
3.1
PerekayasaMuda 220 PTIST TIRBR
6 Drs. Sjafril Karana, BE 195306251982031004 S1 T. Perkapalan Adm& B. Kapal GL 1.0 Peneliti Utama 220 PTIST TIRBR
7 AgungBarokah Waseso, ST 197912102006041005 S1 T. Sipil Sipil ES 1.1.1 PerekayasaPertama PTIST TIRBR
8 Slamet Sudrajat, S.Sos 195909101985031007 S1
Adm. Negara/
& Mesin
Mesin Kapal ES 1.1.2 Fungsional Umum 220 PTIST TIRBR
9 Yulianta, SE, MM
196807241994031005

S2 Manajemen
Ekonomi &
Manajemen
Leader 1.2 PerekayasaMadya PTIST TIRBR
10. Adityo Suksmono, ST 197901132008011005 S1
T.
Penerbangan
Orbital Mekanik
& Kontrol
ES 1.2.1 PerekayasaPertama PTIST TIRBR
11 Andi Cahyo Prasetyo Tri N, ST 198603102010121003 S1 T. Perkapalan Desain ES
1.2.2/
2.1.3
PerekayasaPertama PTIST TIRBR
12 Ir. Waluyo, M.Eng 195611011984031002 S2 T. Perkapalan Desain GL 2.0 PerekayasaMadya 220 PTIST TIRBR
13 Dany Hendrik Priatno, ST 197708092003121002 S1 T. Perkapalan Desain Leader 2.1 PerekayasaMuda 220 PTIST TIRBR
14 Ir. Srijanto Resowikoro 195004111981121001 S1 T. Perkapalan Desain As.CE.2 0.1.2 Peneliti Madya 220 PTIST TIRBR
P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 2 6
15 Cahyo Sasmito, ST 198402212009121002 S1
T. Sistem
Perkapalan
Desain &
Manufaktur
ES 2.1.1 PerekayasaPertama 220 PTIST TIRBR
16 Ir. Tony Hartoyo Rumapea 196511101986021002 S1 T. Perkapalan Perkapalan ES 2.1.2 Fungsional Umum PTIST TIRBR
17 Nurcholisw, ST, M.Eng 196901291994031005 S2 T. Kelautan Desain Leader 2.2. PerekayasaMadya 220 BPPH TIRBR
18
Muhammad Natsir, ST, MT
197308061997031004 S1 T. Kimia Desain ES 2.2.1
PerekayasaMuda
BPPH TIRBR
19
Zulis Irawan, ST
197007241996031002 S1 T. Kelautan Desain ES 2.2.2 PerekayasaMuda BPPH TIRBR
20
MahendraIndiaryanto, ST
198504042009121003 S1 T. Kelautan Desain ES 2.2.3 PerekayasaMuda BPPH TIRBR
20 Fenny Anggraeni, SE Pemb Perekayasa 220 Non Organik
21. Ir. M. Achiruddin Noer 196309181989031003 S1 T. Perkapalan Perkapalan GL 3.0 PerekayasaMadya 220 PTIST TIRBR
22. HendraPalebangan, ST 1981109252009121001 S1 T. Mesin Kapal Mesin kapal ES 3.1.1 PerekayasaPertama PTIST TIRBR
23. ImamNoerhidajat, A.Md 197201141996031002 D3 T. Mesin Mekanika ES 3.1.2
Teknisi Litkayasa
(Pemb Peneliti)
PTIST TIRBR
24. Fariz MaulanaNoor, ST 198212252008011009 S1
T. Sistem
Perkapalan
Desain &
Transportasi
Leader 3.2 PerekayasaPertama 220 PTIST TIRBR
25.
M. Ivan Aji Saputro, ST
198507062012121001 S1 T.Penerbangan
Sistem
transportasi
ES 3.2.1 Fungsional Umum PTIST TIRBR
26. Suhanda, S.Sos 196810152006042004 S1 AdmPublik Administrasi ES 3.2.2 Arsiparis 220 PTIST TIRBR
27.
SilvanaRatmi
Pemb. Perekayasa 220
P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 2 7
8. PERENCANAAN ANGGARAN (FINANCIAL PLANNING)


TOTAL ANGGARAN Rp. 1.775.000.000,-
Sub Total Anggaran
WBS 1.0 WBS 2.0 WBS 3.0
Per WBS (Rp)
490,844,000 703,029,000 581,127,000



BelanjaBahan 5,970,000 6,049,000 6,527,000
BelanjaHonor 82,500,000 80,300,000 56,100,000
BelanjaBargNon Operasional Lainnya 6,000,000 7,200,000 63,400,000
BelanjaModal Peralatan dan Mesin 40,000,000 335,000,000
BelanjaPerjalanan Lainnya 356,374,000 274,480,000 455,100,000
BelanjaJasalainnya

P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 2 8

TABEL PERENCANAAN ANGGARAN

Kode
Jenis
Belanja/ Rincian
Belanja
Pelaksanaan Kegiatan
Total Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Jan Peb Mrt Apr Mei Jun Jul Ags Sept Okt Nop Des
BelanjaBahan
15,246,000

1,500,000

1,800,000

18,546,000
BelanjaHonor
21,890,000 21,890,000 21,890,000 21,890,000 21,890,000 21,890,000 21,890,000 21,890,000 21,890,000 21,890,000

218,900,000

BelanjaBargNon
Operasional
Lainnya
6,000,000

58,000,000

6,600,000

6,000,000

76,600,000

BelanjaModal
Peralatan dan
Mesin

335,000,000

335,000,000

Belanja
Perjalanan
Lainnya

169,478,000 60,970,000 855,506,000

1,085,954,000

BelanjaJasa
lainnya
Jumlah



6,000,000 541,614,000 180,860,000 877,396,000 21,890,000 21,890,000 29,990,000 21,890,000 21,890,000 29,690,000 21,890,000 1,775,000,000


P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 2 9
9.`SISTEM PELAPORAN DAN DOKUMENTASI (REPORTING SYSTEM AND DOCUMENTATIONS)

TROIKA Level WBS Levvvel WP
Ketua Kelompok (GL) Jumlah Ketua Kelompok (GL) WBS1.0 Jumlah Ketua Sub Kelompok (L) WP 1.1 Jumlah Staf Perekayasa(ES) Jumlah
Lembar Kerja 20 Lembar Kerja 12 Lembar Kerja 12 EngineeringStaf WP 1.1
Lembar Instruksi 25 Lembar Instruksi 12 Lembar Instruksi 12 Lembar Kerja(Total per WP) 12
Lembar Keputusan 20 Lembar Keputusan 4 Lembar Keputusan 3 Catatan Teknis(TN) (Total) 12
Materi Presentasi 10 Materi Presentasi 2 Materi Presentasi 2 EngineeringStaf WP 1.2
- DesignManual 4 Laporan Teknis(TR) 4 Lembar Kerja(Total per WP) 12
Manajer Program(PM) Jumlah EngineeeringManual 4 Revisi Laporan Teknis(TM) 1 Catatan Teknis(TN) (Total) 12
Lembar Kerja 20 Test Manual 2 Ketua Sub Kelompok (L) WP 1.2 Jumlah Staf Perekayasa(ES) Jumlah
Lembar Instruksi 16 ProductionManual 2 Lembar Kerja 12 EngineeringStaf WP 2.1
Lembar Keputusan 4 DokumenTeknis(TD) 4 Lembar Instruksi 12 Lembar Kerja(Total) 12
Materi Presentasi 2 Lembar Keputusan 3 Catatan Teknis(TN) (Total) 12
ProgressControl & Monitoring(PCM) 12 Materi Presentasi 2 EngineeringStaf WP 2.2
Laporan Teknis(TR) 4 Lembar Kerja(Total) 12
InsinyurKepala (CE) Jumlah Revisi Laporan Teknis(TM) 1 Catatan Teknis(TN) (Total) 12
Lembar Kerja 15

Lembar Instruksi 20 Ketua Kelompok (GL) WBS2.0 Jumlah Ketua Sub Kelompok (L) WP 2.1 Jumlah Staf Perekayasa(ES) Jumlah
Lembar Keputusan 10 Lembar Kerja 12 Lembar Kerja 12 EngineeringStaf WP 1.1
Materi Presentasi
ProgramManual 6 Lembar Instruksi 12 Lembar Instruksi 12 Lembar Kerja(Total per WP) 12
Laporan Akhir Program(PD) 1 Lembar Keputusan 4 Lembar Keputusan 3 Catatan Teknis(TN) (Total) 12
1 Materi Presentasi 2 Materi Presentasi 2 EngineeringStaf WP 1.2
DesignManual 4 Laporan Teknis(TR) 4 Lembar Kerja(Total per WP) 12
EngineeeringManual 4 Revisi Laporan Teknis(TM) 1 Catatan Teknis(TN) (Total) 12
Test Manual 2 Ketua Sub Kelompok (L) WP 2.2 Jumlah Staf Perekayasa(ES) Jumlah
ProductionManual 2 Lembar Kerja 12 EngineeringStaf WP 1.1
DokumenTeknis(TD) 4 Lembar Instruksi 12 Lembar Kerja(Total per WP) 12
Lembar Keputusan 3 Catatan Teknis(TN) (Total) 12
Materi Presentasi 2 EngineeringStaf WP 1.2
Laporan Teknis(TR) 4 Lembar Kerja(Total per WP) 12
Revisi Laporan Teknis(TM) 1 Catatan Teknis(TN) (Total) 12

P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 3 0
TROIKA Level WBS Levvvel WP


Ketua Kelompok (GL) WBS3.0 Jumlah Ketua Sub Kelompok (L) WP 3.1 Jumlah Staf Perekayasa(ES) Jumlah
Lembar Kerja 12 Lembar Kerja 12 EngineeringStaf WP 1.1
Lembar Instruksi 12 Lembar Instruksi 12 Lembar Kerja(Total per WP) 12
Lembar Keputusan 4 Lembar Keputusan 3 Catatan Teknis(TN) (Total) 12
Materi Presentasi 2 Materi Presentasi 2 EngineeringStaf WP 1.2
DesignManual 4 Laporan Teknis(TR) 4 Lembar Kerja(Total per WP) 12
EngineeeringManual 4 Revisi Laporan Teknis(TM) 1 Catatan Teknis(TN) (Total) 12
Test Manual 2 Ketua Sub Kelompok (L) WP 3.2 Jumlah Staf Perekayasa(ES) Jumlah
ProductionManual 2 Lembar Kerja 12 EngineeringStaf WP 2.1
DokumenTeknis(TD) 4 Lembar Instruksi 12 Lembar Kerja(Total) 12
Lembar Keputusan 3 Catatan Teknis(TN) (Total) 12
Materi Presentasi 2 EngineeringStaf WP 2.2
Laporan Teknis(TR) 4 Lembar Kerja(Total) 12
Revisi Laporan Teknis(TM) 1 Catatan Teknis(TN) (Total) 12


P ro g r am M an u al 2 0 1 4

P ro g ram M an u al H alam an 3 1
P ro g r am M an u al 2 0 1 4

Anda mungkin juga menyukai