17.

2 Pentingnya Peranan Pelabuhan Laut dalam

Pembangunan
pentingnya peranan

pelabuhan laut dalam

pembangunan telah banyak

diutarakan oleh para ahli, di antaranya dikemukakan sebagai berikut:

(1) port as modern transPort node;
(2) port as a spatialsystem in the development process;
(3) gatewayport conceqt;
(4) port as servant of shiPPing
(5) ports as multiplier.
Dalam

kaitannya

dengan port as modern transprot

node, pelabuhan

utama

yang modern umumnya mempunyai (i) dermaga bongkar

laut

muat yang

dihubungkan dengan transport darat ke daerah belakangnya dan (ii) terminal,

berkedalaman

air cukup besar untuk melayani

industri-industri

pelabuhan.

pelabuhan (laut) niaga yang sukses ditunjang oleh daerah pelabuhan yang luas
dan direngkapi fasilitas

pelabuhan,

yang dibangun baik secara

maupun artifisial. Pentingnya pelabuhan

niaga itu adalah

jumlah impor dan muatan ekspor dari wilayah

alamiah

proporsional pada

belakang

perabuhan yang

bersangkutan. Untuk mengukur besaran pelabuhan digunakan

kriteria,

misalnya

fasilitas

labuh untuk kapal, kapasitas bongkar muat,

kedalaman pelabuhan dan alur pelayaran, berat barang yang dibongkar dan
dimuat, nllai muatan yang dibongkar dan dimuat, bobot kapal (netregi stered to
n n age) yan g berku nj ung. Pelabuhan laut sebagai suatu sistem spasial dalam
proses pembangunan dapat dijelaskan
pertumbuhan

dengan menggunakan konsep pusat

(Perroux, -1964) yang menyatakan bahwa secara fundamental,

pembangunan itu tidak dilaksanakan di segala tata ruang tetapi terjadi hanya
pada beberapa tempat atau pusat pertumbuhan dengan intensitas berbeda dan
tersebar.

Hirschman

pendapatan

(.l958)

menganjurkan

bahwa

untuk

meningkatkan

yang lebih tinggi, maka agar diupayakan untuk membangun

beberapa (banyak) pusat regional yang mempunyai pelabuhan laut. Kehadiran

pelabuhan-pelabuhan berarti bahwa ketimpangan pertumbuhan antar daerah
dapat dirihat dalam sistem spasial tidak dapat dielakkan. Kota pelabuhan
dikaitkan dengan daerah belakang (hinterrand) yang dilayani. Demikian pula
dengan

pelabuhan laut. Dalam konteks organisasi

pelabuhan

spasial,

antara suatu

besar dengan pelabuhan-pelabuhan relatif kecil lainnya yang

termasuk dalam wirayah

pengaruhnya terdapat keterkaitan yang erat. Berdasarkan

pelabuhan-pelabuhan

tersebut muncullah konsep

gateway port (pelabuhan

pintu gerbang). Pelabuhan pintu gerbang diharapkan

mendorong pertumbuhan pelabuhan-pelabuhan
terletak

pada susunan

dapat menarik

dah

relatif kecil lainnya yang

dalam wilayah pengaruhnya. Ports as servant

of shipping dikaitkan

dengan fungsinya
melayani

kapal-kapal

yang

mengunjungi

pelabuhan-pelabuhan

yang

bersangkutan, hal ini berarti dikaitkan dengan dimensi kapal. Kapal-kapal laut
cenderung bertambah besar ukuran dan paniangnya,membutuhkan dermaga
yang lebih panjang, fasilitas

bongkar muat yang berkapasitas lebih besar.

Dibutuhkan pula gudang-gudang

pengerukan

kolam pelabuhan

pelabuhan yang lebih luas, mungkin

dan alur pelayaran

pada pelabuhan

pula
yang

bresangkutan dan lain-lain.

Para perencana wilayah tertarik
mengembangkan

suatu

kota

pada fungsi dan manfaat pelabuhan untuk

atau

wilayah,

dalam

bentuk

peningkatan

pendapatan dan lapangan kerja. Peningkatan pendapatan langsu n g d isebut

pen garu h m u lti pl ier (m u lti pl
pelabuhan-pelabuhan
industri,

merupakan

dan dari segi penawaran,

er effects). Dari segi permintaan,

sumber bahan baku untuk kebutuhan

industri-industri di daerah

pelabuhan

mempunyai keterkaitan ke belakang

dan/atau ke depan (backward andlor forward linkages) (Klaassen dan Van hove,
1 97 O).Alasan lai n untu k menempatkan
pelabuhan

adalah bahwa jumlah besar

nd ustri-i nd ustri pada daerah

bahan baku bernilai rendah per unit

berat adalah tidak ekonomis diangkut untuk jarak jauh. Pengembangan

pelabuhan laut seringkali dilakukan untuk menunjang suatu pusat pertumbuhan
dengan meningkatkan pembangunan industri di wilayah setempat.
ref : Perencanaan Pembangunan Transportasi - sakti adji adisasmita