Anda di halaman 1dari 6

Pegagan?Kaki kuda (Centella asiatica (L.) urb.

)
Kandungan kimia
Kandungan metabolit yang ditemukan pada herba ialah : golongan triterpen
antara lain asam asiatat, asam madekasat, glikosida turunan triterpen ester
(tidak kurang dari 2%) asiatikosida, madekasosida sebagai metabolit utama.
Hasil penelitian lain terhadap tumbuhan yang tumbuh di Madagaskar, di
samping metabolit utama tersebut di atas, ditemukan pula asam madasiat, suatu
senyawa yang mempunyai kemiripan dengan asam madekasat (pada posisi
gugus CH2OH terdapat gugus CH3).
Di India terdapat 2 macam ras kimia; satu di antaranya ditemukan asiatikosida
dan madekasosida; sedangkan jenis ras yang lain ditemukan asiatikosida (2,4%),
brahmosida(3,8%) dan brahminosida (1,6%). Dari hasil penelitian selanjutnya
diperoleh informasi bahwa asam brahmat merupakan aglikon dari
brahminosida; asam brahmat identik dengan asam madekasat. Ditemukan pula
dalam Centella asiatica senyawa sterol, senyawa poliasetilen 20) dan triterpen
asam dalam bentuk bebas antara lain stigmaterin, asam betulinat.

Hasil penelitian terhadap tumbuhan dari "Calcutta" telah berhasil diisolasi 2
macam senyawa ester glikosida yaitu tankunisida (dalam bentuk kristal) dan
isotan-kunisida (dalam bentuk amorf); di samping itu ditemukan pula asam
tankuninat, asam isotankuninat dan asam asiatat. Asam tankuninat dan asam
isotanku-ninat merupakan isomer dari asam madekasat.
Hasil penelitian terhadap tumbuhan dari Ceylon ditemukan asam sentat, asam
sentoat dan asam sentelinat (aglikon dari sentelosida) masih dianggap sebagai
suatu senyawa baru; begitu pula terhadap asam indosentoat dan indosentelosida.
Lebih lanjut kandungan kimia yang terdapat dalam Centella asiatica L. adalah
0,002% hidrokotilin (suatu alkaloid dengan rumus molekul C22H33NO8 dengan
jarak lebur 210-212
o
C), kaemferol, kuersetin dalam bentuk bebas maupun
glikosida, b-sitosterin, asam palmitat, asam stearat dan minyak atsiri,
mesoinosid dan sentelosa.
Hydrocotyle (Centella) yang terdapat di Indonesia ditemukan asam
klorogenat.10) Hasil penelitian lain terhadap Hydrocotyle asiatica dilaporkan
bahwa komponen minyak atsiri terdiri dari p-simol, a-pinen, metilalkohol dan
"allylsenfoel"10) dan komponen minyak atsiri yang dapat ditemukan dari
Hydrocotyle umbellata L. Var. Bonariensis (Lamk.) Spreng terdiri dari a-pinen,
apiol dan "allylsenfoel".
Efek Biologi dan Farmakologi
Daun : Rebusan daun mempunyai daya antelmintik terhadap cacing tambang
anjing secara in vitro.
Infusa daun mempunyai daya antiseptik terhadap bakteri Streptococcus viridan.
Fraksi yang larut dalam etilasetat daun pegagan dapat berefek pada penurunan
tekanan darah sistemik kucing.
Herba: ekstrak herba mempunyai daya antibakteri terhadap Staphylococcus
aureus dan Escherichia coli.16) Pemberian sediaan herba secara iv maupun
enteral pada anjing dapat berefek pada penurunan tekanan darah sistemik dan
memiliki efek penyembuhan luka bakar; dalam bentuk sediaan krim dan jeli
mempunyai stabilitas yang relatif baik dibandingkan dalam bentuk salep.
Minyak atsiri daun : berefek pada pelarutan batu ginjal (kalsium).
Asiatikosida dan Oksiasiatikosida (hasil oksidasi) berefek terhadap bakteri.

Rumus bangun asiaticoside
Pada percobaan dengan Mycobacterium tuberculose, diketahui bahwa efek dari
senyawa tersebut mempunyai kemiripan dengan dihidrostreptomisin; di
samping itu asiatikosida berefek pula terhadap Mycobacterium leprae;
diperkirakan efek tersebut melalui pelarutan mantel dinding sel bakteri.
Dilaporkan juga bahwa asiatikosida mempunyai sifat sebagai antiflogis dalam
upaya penyembuhan luka.

Senyawa poliasetilen pada Centella asiatica (L.) Urb.
Farmakologi klinik
Penggunaan krim yang mengandung 1% ekstrak Centella asiatica selama 3
minggu pada 22 pasien dengan infeksi kulit yang kronis, 17 pasien dapat sembuh
total dan 5 pasien yang lain terjadi pengurangan besar lukanya.
Dilaporkan bahwa pengobatan secara oral berupa kapsul berisi Centella asiatica
atau asiatikosida dan potasium klorida efektif dalam upaya terapi dapson pada
penderita lepra.
Ekstrak Centella asiatica berefek sebagai anti tukak setelah pemberian secara
oral. 15 pasien dengan tukak peptik dan tukak duodenum yang diberi ekstrak
Centella (60 mg/orang), 93% pasien menunjukkan kemajuan pasti secara
subyektif dan 73% pasien dinyatakan sembuh setelah pemeriksaan endoskopi
dan radiologi.
Studi klinik herba Centella pada pengobatan beberapa gangguan vena
menunjukkan adanya efek terapetik yang positif. Pada pasien dengan keluhan
insufisiensi vena yang diobati dengan ekstrak tersebut menunjukkan adanya
suatu kemajuan yang signifikan pada distensi vena dan udem.

Efek yang tidak diinginkan
Ada kemungkinan terjadi reaksi alergi pada kulit pada penggunaan secara
topikal.

Kontraindikasi
Alergi terhadap tanaman Umbeliferae.

Toksisitas
Terdapat kemungkinan terjadinya efek karsinogenik kulit tikus (rodent) pada
penggunaan berulang.

Kegunaan di masyarakat
Daun: sebagai penambah nafsu makan, peluruh air seni, pembersih darah,
disentri, sakit perut, radang usus, batuk, sariawan, sebagai kompres luka, lepra,
sipilis.
Getah: digunakan pada upaya pengobatan borok, nyeri perut, cacing.
Herba: digunakan pada upaya pengobatan luka pada penderita lepra dan
gangguan pembuluh darah vena; di samping itu semua bagian tumbuhan
digunakan sebagai obat batuk, masuk angin, mimisan, radang cabang paru-paru,
disentri. Di Brasilia tumbuhan ini digunakan untuk penyembuhan kanker uterus.
Biji untuk pengobatan disentri, sakit kepala dan penurun panas.

Cara pemakaian di masyarakat
Untuk mengobati batuk :
Tiga perempat genggam daun kaki kuda dicuci, dipotong-
potong, kemudian direbus dengan 3 gelas air hingga tinggal
nya; setelah dingin, disaring dan diminum 2 kali sehari gelas .
Sebagai peluruh air seni :
genggam daun kaki kuda dicuci, dipotong-potong, direbus dengan 3 gelas air
hingga tinggal -nya, setelah dingin disaring dan diminum (dengan air gula
seperlunya) 3 kali sehari gelas.
Untuk luka bakar, luka sayat dan antiinflamasi kulit :
sejumlah daun segar, digiling dan ditempelkan pada bagian yang sakit.
Untuk tonikum:
1 genggam tumbuhan segar dibuat "juice", kemudian diminum.

Indikasi
Untuk radang luka bakar, luka sayat, obat kuat (tonik).

Deskripsi Tanaman
Sinonim : Hydrocotyle asiatica L.
Suku : Apiaceae (Umbelliferae)
Perawakan : herba atau semak rendah, perennial 0,1-0,8 m.
Batang : berupa batang pendek, percabangan batang merayap atau stolon.
Daun : tunggal, dalam susunan roset atau spiral, 2-10 daun, bentuk ginjal, dengan
pangkal yang melekuk ke dalam lebar, tepi beringgit - bergigi, 1-7 kali 1,5-9 cm,
panjang tangkai daun 1-50 cm, pada pangkal berbentuk pelepah.
Bunga: tersusun dalam susunan payung, tunggal atau majemuk terdiri dari 2-3,
berhadapan dengan daun, bertangkai 0,5-5 cm, semula tegak, kemudian
membengkok ke bawah, daun pembalut 2-3. tangkai bunga sangat pendek. Sisi
lebar dari bakal buah saling tertekan. Mahkota: daun mahkota kemerahan,
dengan pangkal pucat, panjang 1-1,5 mm. Buah: lebar lebih panjang dibanding
tinggi, tinggi 3 mm, berlekuk 2 tidak dalam, merah muda kuning, berusuk.
Waktu berbunga: Januari - Desember.

Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya
Tumbuh liar di Jawa, Madura pada ketinggian 1-2500 m dpl, bentuk tumbuhan
seperti rumput, tersebar luas pada daerah tropik dan subtropik pada penyinaran
matahari yang cukup atau pada naungan rendah yang subur, lokasi berkabut, di
sepanjang sungai dan juga di sela-sela batu-batuan, padang rumput halaman, dan
di tepi-tepi jalan.
Perbanyakan: mudah diperbanyak dengan biji dan stolon. Stolon dengan tangkai
dan akar biasa digunakan untuk tujuan kultivasi. Tanaman muda akan tampak
setelah penanaman stolon pada pasir atau tanah yang basah selama 1-2 minggu.
Seminggu kemudian tanaman muda siap ditanam. Pemanenan dilakukan setelah
6 bulan terhitung dari saat penanaman. Pemanenan dilakukan dengan
penggalian rumpun tumbuhan. Setelah dipanen, dikumpulkan dan akar dipotong,
dibersihkan dari benda-benda asing kemudian setelah dicuci dengan air
dikeringkan dengan sinar matahari. Penyimpanan dilakukan dalam wadah
tertutup rapat atau dalam plastik/karung dan diberi penandaan (tanggal panen)
dan disimpan ditempat yang kering.
Sel mesofil daun dapat digunakan sebagai bibit da-lam kultur jaringan tanaman.
Asiatikosida dapat terbentuk pada medium tanpa penambahan sukrosa maupun
dengan penambahan sukrosa.
Perlakuan dengan kolesterol dan ekstrak khamir pada percobaan kultur jaringan
tanaman dapat terjadi peningkatan kadar asiatikosida sebesar 7,3 kali lebih
tinggi dibanding dengan tanaman induk; sedangkan pada perlakukan dengan
skualen dan ekstrak khamir terjadi peningkatan kadar asiatikosida sebesar 5,9
kali lebih tinggi dibanding dengan tanaman induk.

Anda mungkin juga menyukai