Anda di halaman 1dari 12

POSPARGIN 0,125MG

Komposisi
Tiap tablet salut selaput mengandung :
Metilergometrina maleat ............................................................................. 0,125 mg
Tiap mL larutan injeksi mengandung :
Metilergometrina maleat ............................................................................. 0,2 mg
Farmakologi
Metilergometrina maleat merupakan amina dengan efek uterotonik yang menimbulkan kontraksi otot uterus dengan
cara meningkatkan frekuensi dan amplitudo kontraksi pada dosis rendah dan meningkatkan tonus uterus basal pada
dosis tinggi. Mekanisme kerjanya merangsang kontraksi otot uterus dengan cepat dan poten melalui reseptor
adrenergik sehingga menghentikan perdarahan uterus. Dibandingkan dengan alkaloid golongan ergotamina, maka
efek pada pembuluh darah perifer lemah dan jarang meningkatkan tekanan darah.
Farmakokinetik
Metilergometrina diabsorbsi cepat dan hampir sempurna, baik pada pemberian oral, intramuskular dan i.v. injeksi.
Pada pemberian oral bioavailabilitasnya kurang lebih 60%, kadar puncak plasma dicapai setelah 30 menit.
Absorbsinya lebih lambat pada gastrointestinal puerperium, kadar maksimum plasma dicapai setelah 3 jam. 35%
metilergometrina terikat dengan protein plasma. Hanya sebagian kecil metilergometrina yang ditemukan pada ASI
(kurang dari 0,3% dari dosis yang diminum). Pada pemberian
oral 0,125 mg tiga kali sehari, jumlah metilergometrina yang ditemukan pada ASI hanya 1,3 g. Efek kontraksi uterus
terjadi 5 -15 menit setelah pemberian per oral dan 2 5 menit setelah penyuntikan i.m. Pada penyuntikan i.v., efek
kontraksi uterus terjadi dengan segera (30 - 60 detik). Kontraksi uterus ini berlangsung selama 3 jam atau lebih pada
pemberian per oral dan penyuntikan i.m., pada penyuntikan i.v. bertahan sampai dengan 2 jam. Metilergometrina
didistribusi cepat dengan volume distribusi 0,33 - 0,67 L/kg, dibandingkan total cairan tubuh. Eliminasinya terutama
melalui empedu dikeluarkan bersama feses.
Indikasi
1. Mencegah dan mengobati pendarahan pasca persalinan dan pasca abortus, termasuk pendarahan uterus karena
sectio caesaria.
2. Penanganan aktif kala III pada partus.
3. Pendarahan uterus setelah placenta lepas, atoni uterus, subinvolusi uterus pada puerperium, lokhiometra.
Kontraindikasi
1. Penggunaan untuk induksi atau augmentasi partus sebelum persalinan.
2. Hipertensi, termasuk hipertensi karena kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia).
3. Abortus iminens.
4. Inersia uterus primer dan sekunder.
5. Kehamilan.
6. Hipersensitivitas.
Dosis dan cara pemakaian
1. Sectio caesarea : setelah bayi dikeluarkan secara ekstraksi, i.m.1 mL atau i.v. 0,5 sampai 1 mL.
2. Penanganan aktif kala III : i.m. 0,5 sampai 1 mL (0,1 - 0,2 mg) setelah kepala atau bahu interior keluar atau
selambat - lambatnya segera setelah bayidilahirkan.
3. Kala III pada partus dengan anestesi umum : i.v. 1 mL (0,2 mg).
4. Atoni uterus : i.m. 1 mL atau i.v. 0,5 sampai 1 mL.
5. Membantu involusi uterus : 1 tablet 3 kali sehari, umumnya 3 - 4 hari.
6. Pendarahan puerperal, subinvolusi, lokhiometra : 1 atau 2 tablet 3 kali sehari, atau i.m. 0,5 - 1 mL sehari.
Peringatan dan perhatian
1. Suntikan intravena diberikan secara lambat. Penggunaan secara i.v. jangan digunakan rutin karena adanya
kemungkinan meningkatnya tekanan darah dan serangan serebrovaskuler. Bila penggunaan i.v. sangat diperlukan
sebagai "life-saving", berikan perlahan - lahan minimum 60 detik dengan pengawasan tekanan darah.
2. Pada letak sungsang, POSPARGIN baru diberikan setelah bayi dilahirkan, pada partus kembar, setelah bayi
terakhir dilahirkan.
3. Sepsis berat atau menetap.
4. Penyakit vaskuler perifer.
5. Penyakit jantung iskemik.
6. Gangguan fungsi ginjal dan hati.
Efek samping
Mual, muntah dan sakit perut dapat terjadi pada pemberian dosis yang besar. Hipertensi dapat terjadi terutama
setelah penyuntikan i.v. yang cepat. Dilaporkan timbulnya kelainan-kelainan kulit, nyeri kepala atau reaksi-reaksi
kardiovaskular seperti vertigo, takikardia atau bradikardia.
Overdosis
Gejala-gejala overdosis yang akut termasuk mual, muntah, diare, hipo atau hipertensi, rasa haus, kedinginan,
kesemutan dan gatal pada kulit, denyut nadi tidak teratur, bingung, konvulsi dan gangguan kesadaran. Pengobatan
keracunan akut ini harus simptomatis. Bila obatnya baru dimakan lakukan bilas lambung dan emesis. Jika perlu,
pengobatan spesifik atau simptomatis yang dapat dilakukan : mengawasi fungsi sistem kardiovaskular dan
pernafasan pada kasus spasme arteri : vasodilator. Bila sedasi diperlukan : diazepam atau barbiturate
Kemasan
Tablet salut selaput 0,125 mg :
Dos isi 10 strip x 10 tablet Reg. No. DKL 0111631317A1
Injeksi 0,2 mg/mL :
Dos isi 10 ampul @ 1 mL Reg. No. DKL 0111631443A
Tablet salut selaput :
Simpan di bawah suhu 30C.
Lindungi dari cahaya dan lembab.
Injeksi :
Simpan di bawah suhu 8C.
Hindari dari cahaya langsung.

HARGA BLM DISC: Rp. 5.800,-
DISC: 0%
HARGA: Rp. 5.800,-
STOK: 18 Strip

KEMASAN & NO REG :.
Ranitidine 25 mg/mL injeksi (1 box berisi 10 ampul @ 2 mL), No. Reg. : GKL0608513443A1
Ranitidine 150 mg tablet (1 box berisi 10 strip @ 10 tablet), No. Reg : GKL0308509017A1

.: FARMAKOLOGI :.
Ranitidine adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja histamin secara kompetitif
pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung.
Pada pemberian i.m./i.v. kadar dalam serum yang diperlukan untuk menghambat 50% perangsangan
sekresi asam lambung adalah 3694 mg/mL. Kadar tersebut bertahan selama 68 jam.
Ranitidine diabsorpsi 50% setelah pemberian oral. Konsentrasi puncak plasma dicapai 23 jam setelah
pemberian dosis 150 mg. Absorpsi tidak dipengaruhi secara nyata oleh makanan dan antasida. Waktu
paruh 2 3 jam pada pemberian oral, Ranitidine diekskresi melalui urin.

.: INDIKASI :.
Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak lambung aktif, mengurangi gejala refluks
esofagitis.
Terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak usus 12 jari, tukak lambung.
Pengobatan keadaan hipersekresi patologis (misal : sindroma Zollinger Ellison dan mastositosis
sistemik).
Ranitidine injeksi diindikasikan untuk pasien rawat inap di rumah sakit dengan keadaan
hipersekresi patologis atau ulkus 12 jari yang sulit diatasi atau sebagai pengobatan alternatif
jangka pendek pemberian oral pada pasien yang tidak bisa diberi Ranitidine oral.

.: KONTRA INDIKASI :.
Penderita yang hipersensitif terhadap Ranitidine.

.: DOSIS :.
Ranitidine injeksi
Injeksi i.m. : 50 mg (tanpa pengenceran) tiap 6 8 jam.
Injeksi i.v. : intermittent.
Intermittent bolus : 50 mg (2 mL) tiap 6 8 jam. Encerkan injeksi 50 mg dalam larutan NaCl 0,9%
atau larutan injeksi i.v. lain yang cocok sampai diperoleh konsentrasi tidak lebih dari 2,5 mg/mL
(total volume 20 mL). Kecepatan injeksi tidak lebih dari 4 mL/menit (dengan waktu 5 menit).
Intermittent infusion : 50 mg (2 mL) tiap 6 8 jam. Encerkan injeksi 50 mg dalam larutan
dekstrosa 5% atau larutan i.v. lain yang cocok sampai didapat konsentrasi tidak lebih besar dari
0,5 mg/mL (total volume 100 mL).
Kecepatan infus tidak lebih dari 5 7 mL/menit (dengan waktu 15 20 menit).
Infus kontinyu : 150 mg Ranitidine diencerkan dalam 250 mL dekstrosa atau larutan i.v. lain yang
cocok dan diinfuskan dengan kecepatan 6,25 mg/jam selama 24 jam. Untuk penderita sindrom
Zollinger-Ellison atau hipersekretori lain, Ranitidine injeksi harus diencerkan dengan larutan
dekstrosa 5% atau larutan i.v. lain yang cocok sehingga diperoleh konsentrasi tidak lebih dari 2,5
mg/mL. Kecepatan infus dimulai 1 mg/kg BB/jam dan harus disesuaikan dengan keadaan
penderita.
Ranitidine oral
150 mg 2 kali sehari (pagi dan malam) atau 300 mg sekali sehari sesudah makan malam atau
sebelum tidur, selama 4 8 minggu.
Tukak lambung aktif 150 mg 2 kali sehari (pagi dan malam) selama 2 minggu.
Terapi pemeliharaan pada penyembuhan tukak 12 jari dan tukak lambung Dewasa : 150 mg,
malam hari sebelum tidur.
Keadaan hipersekresi patologis (Zollinger - Ellison, mastositosis sistemik) Dewasa : 150 mg, 2 kali
sehari dengan lama pengobatan ditentukan oleh dokter berdasarkan gejala klinik yang ada. Dosis
dapat ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan masing-masing penderita. Dosis hingga 6 g sehari
dapat diberikan pada penyakit yang berat.
Refluks gastroesofagitis Dewasa : 150 mg, 2 kali sehari.
Esofagitis erosif Dewasa : 150 mg, 4 kali sehari.
Pemeliharaan dan penyembuhan esofagitis erosif Dewasa : 150 mg, 2 kali sehari.
Dosis pada penderita gangguan fungsi ginjal Bila bersihan kreatinin < 50 mL / menit : 150 mg / 24
jam. Bila perlu dosis dapat ditingkatkan secara hati-hati setiap 12 jam atau kurang tergantung
kondisi penderita.
Hemodialisis menurunkan kadar Ranitidine yang terdistribusi.

.: EFEK SAMPING :.
Sakit kepala
Susunan saraf pusat, jarang terjadi : malaise, pusing, mengantuk, insomnia, vertigo, agitasi,
depresi, halusinasi.
Kardiovaskular, jarang dilaporkan : aritmia seperti takikardia, bradikardia, atrioventricular block,
premature ventricular beats.
Gastrointestinal : konstipasi, diare, mual, muntah, nyeri perut. Jarang dilaporkan : pankreatitis.
Muskuloskeletal, jarang dilaporkan : artralgia dan mialgia.
Hematologik : leukopenia, granulositopenia, pansitopenia, trombositopenia (pada beberapa
penderita). Kasus jarang terjadi seperti agranulositopenia, trombositopenia, anemia aplastik
pernah dilaporkan.
Lain-lain, kasus hipersensitivitas yang jarang (contoh : bronkospasme, demam, eosinofilia),
anafilaksis, edema angioneurotik, sedikit peningkatan kadar dalam kreatinin serum.

.: OVER DOSIS :.
Gejala-gejala overdosis antara lain, pernah dilaporkan : hipotensi, cara berjalan yang tidak normal.
Penanganan overdosis :
Induksi dengan cara dimuntahkan atau bilas lambung.
Untuk serangan : dengan cara pemberian diazepam injeksi i.v.
Untuk bradikardia : dengan cara pemberian atropin.
Untuk aritmia : dengan cara pemberian lidokain.

.: PERINGATAN DAN PERHATIAN :.
Umum : pada penderita yang memberikan respon simptomatik terhadap Ranitidine, tidak
menghalangi timbulnya keganasan lambung.
Karena Ranitidine dieksresi terutama melalui ginjal, dosis Ranitidine harus disesuaikan pada
penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
Hati-hati pemberian pada gangguan fungsi hati karena Ranitidine di metabolisme di hati.
Hindarkan pemberian pada penderita dengan riwayat porfiria akut.
Hati-hati penggunaan pada wanita menyusui.
Khasiat dan keamanan penggunaan pada anak-anak belum terbukti.
Waktu penyembuhan dan efek samping pada usia lanjut tidak sama dengan penderita usia dewasa.
Pemberian pada wanita hamil hanya jika benar-benar sangat dibutuhkan.

.: INTERAKSI OBAT :.
Ranitidine tidak menghambat kerja dari sitokrom P450 dalam hati.
Pemberian bersama warfarin dapat meningkatkan atau menurunkan waktu protrombin.

.: LAIN-LAIN :.
Penyimpanan:
Ranitidine injeksi disimpan di tempat sejuk dan kering suhu 425oC, terlindung dari cahaya, harus dengan
resep dokter. Ranitidine tablet disimpan di tempat kering, suhu 1530oC, terlindung dari cahaya.


DOSIS OBAT-OBATAN (Yang dicantumkan disini hanya yang biasa di RS Ulin)

Obat Dalam
sediaan
Jumlah di
sediaan
pengenceran Dalam
spuit
Dosis
(mg/kgBB)
1 cc
spuit =
Pethidin ampul 100mg/2cc 2cc +
aquadest 8cc
10 cc 0,5-1 10 mg
Fentanyl 0,05 mg/cc 0,05mg
Recofol
(Propofol)
ampul 200mg/
20cc
10cc +
lidocain 1
ampul
10 cc 2-2,5 10 mg
Ketamin vial 100mg/cc 1cc +
aquadest 9cc
10 cc 1-2 10 mg
Succinilcholin

vial 200mg/
10cc
Tanpa
pengenceran
5 cc 1-2 20 mg
Atrakurium
Besilat
(Tramus/
Tracrium)
ampul 10mg/cc Tanpa
pengenceran
5 cc Intubasi: 0,5-
0,6,
relaksasi:
0,08,
maintenance:
10 mg
0,1-0,2
Efedrin HCl ampul 50mg/cc 1cc +
aquadest 9cc
10 cc 0,2 5 mg
Sulfas Atropin ampul 0,25mg/cc Tanpa
pengenceran
3 cc 0,005 0,25 mg
Ondansentron
HCl (Narfoz)
ampul 4mg/2cc Tanpa
pengenceran
3 cc 8 mg
(dewasa)
5 mg (anak)
2 mg
Aminofilin ampul 24mg/cc Tanpa
pengenceran
10 cc 5 24 mg
Dexamethason ampul 5 mg/cc Tanpa
pengenceran
1 5 mg
Adrenalin ampul 1 mg/cc 0,25-0,3
Neostigmin
(prostigmin)
ampul 0,5mg/cc Tanpa
pengenceran
Masukkan 2
ampul
prostigmin +
1 ampul SA
0,5 mg
Midazolam
(Sedacum)
ampul 5mg/5cc Tanpa
pengenceran
0,07-0,1 1 mg
Ketorolac ampul 60 mg/2cc Tanpa
pengenceran
30 mg
Difenhidramin
HCl
ampul 5mg/cc Tanpa
pengenceran
5 mg

Onset dan Durasi yang penting
OBAT ONSET DURASI
Succinil Cholin 1-2 mnt 3-5 mnt
Tracrium (tramus) 2-3 mnt 15-35 mnt
Sulfas Atropin 1-2 mnt
Ketamin 30 dtk 15-20 mnt
Pethidin 10-15 mnt 90-120 mnt
Pentotal 30 dtk 4-7 mnt

Keterangan
A. Obat Induksi intravena
1. Ketamin/ketalar
- efek analgesia kuat sekali. Terutama utk nyeri somatik, tp tidak utk nyeri visceral
- Efek hipnotik kurang
- Efek relaksasi tidak ada
- Refleks pharynx & larynx masih ckp baik batuk saat anestesi refleks vagal
- disosiasi mimpi yang tidak enak, disorientasi tempat dan waktu, halusinasi, gaduh gelisah, tidak
terkendali. Saat pdrt mulai sadar dpt timbul eksitasi
- Aliran darah ke otak, konsentrasi oksigen, tekanan intracranial (Efek ini dapat diperkecil dengan
pemberian thiopental sebelumnya)
- TD sistolik diastolic naik 20-25%, denyut jantung akan meningkat. (akibat peningkatan aktivitas
saraf simpatis dan depresi baroreseptor). Cegah dengan premedikasi opiat, hiosin.
- dilatasi bronkus. Antagonis efek konstriksi bronchus oleh histamine. Baik untuk penderita-penderita
asma dan untuk mengurangi spasme bronkus pada anesthesia umum yang masih ringan.
- Dosis berlebihan scr iv depresi napas
- Pd anak dpt timbulkan kejang, nistagmus
- Meningkatkan kdr glukosa darah + 15%
- Pulih sadar kira-kira tercapai antara 10-15 menit
- Metabolisme di liver (hidrolisa & alkilasi), diekskresi metabolitnya utuh melalui urin
- Ketamin bekerja pd daerah asosiasi korteks otak, sedang obat lain bekerja pd pusat retikular otak

Indikasi:
Untuk prosedur dimana pengendalian jalan napas sulit, missal pada koreksi jaringan sikatrik pada
daerah leher, disini untuk melakukan intubasi kadang sukar.
Untuk prosedur diagnostic pada bedah saraf/radiologi (arteriograf).
Tindakan orthopedic (reposisi, biopsy)
Pada pasien dengan resiko tinggi: ketamin tidak mendepresi fungsi vital. Dapat dipakai untuk induksi
pada pasien syok.
Untuk tindakan operasi kecil.
Di tempat dimana alat-alat anestesi tidak ada.
Pasien asma

Kontra Indikasi
hipertensi sistolik 160 mmHg diastolic 100 mmHg
riwayat Cerebro Vascular Disease (CVD)
Dekompensasi kordis
Harus hati-hati pada :
Riwayat kelainan jiwa
Operasi-operasi daerah faring karena refleks masih baik

2. Propofol (diprifan, rekofol)
Bentuk cairan, emulsi isotonik, warna putih spt susu dgn bhn pelarut tdd minyak kedelai & postasida
telur yg dimurnikan.
Kdg terasa nyeri pd penyuntikan dicampur lidokain 2% +0,5cc dlm 10cc propolol jarang pada
anak karena sakit & iritasi pd saat pemberian
Analgetik tdk kuat
Dpt dipakai sbg obat induksi & obat maintenance
Obat setelah diberikan didistribusi dgn cepat ke seluruh tubuh.
Metabolisme di liver & metabolit tdk aktif dikeluarkan lwt ginjal.
Saat dipakai utk induksi juga dapat tjd hipotensi karena vasodilatasi & apnea sejenak
Efek Samping
bradikardi.
nausea, sakit kepala pada penderita yg mulai sadar.
Ekstasi, nyeri lokal pd daerah suntikan
Dosis berlebihan dapat mendepresi jantung & pernapasan
Sebaiknya obat ini tidak diberikan pd penderita dengan ggn jalan napas, ginjal, liver, syok
hipovolemik.

3. Thiopental
Ultra short acting barbiturat
Dipakai sejak lama (1934)
Tidak larut dlm air, tp dlm bentuk natrium (sodium thiopental) mudah larut dlm air

4. Pentotal
Zat dr sodium thiopental. Btk bubuk kuning dlm amp 0,5 gr(biru), 1 gr(merah) & 5 gr. Dipakai
dilarutkan dgn aquades
Lrt pentotal bersifat alkalis, ph 10,8
Lrt tdk begitu stabil, hanya bs dismp 1-2 hr (dlm kulkas lebih lama, efek menurun)
Pemakaian dibuat lrt 2,5%-5%, tp dipakai 2,5% u/ menghindari overdosis, komplikasi > kecil, hitungan
pemberian lebih mudah
Obat mengalir dlm aliran darah (aliran ke otak ) efek sedasi&hipnosis cepat tjd, tp sifat analgesik
sangat kurang
TIK
Mendepresi pusat pernapasan
Membuat saluran napas lebih sensitif thd rangsangan
depresi kontraksi denyut jantung, vasodilatasi pembuluh darah hipotensi. Dpt menimbulkan
vasokontriksi pembuluh darah ginjal
tak berefek pd kontraksi uterus, dpt melewati barier plasenta
Dpt melewati ASI
menyebabkan relaksasi otot ringan
reaksi. anafilaktik syok
gula darah sedikit meningkat.
Metabolisme di hepar
cepat tidur, waktu tidur relatif pendek
Dosis iv: 3-5 mg/kgBB
Kontraindikasi
syok berat
Anemia berat
Asma bronkiale menyebabkan konstriksi bronkus
Obstruksi sal napas atas
Penyakit jantung & liver
kadar ureum sangat tinggi (ekskresinya lewat ginjal)

B. Obat Anestetik inhalasi
1. Halothan/fluothan
Tidak berwarna, mudah menguap
Tidak mudah terbakar/meledak
Berbau harum tetapi mudah terurai cahaya
Efek:
Tidak merangsang traktus respiratorius
Depresi nafas stadium analgetik
Menghambat salivasi
Nadi cepat, ekskresi airmata
Hipnotik kuat, analgetik kurang baik, relaksasi cukup
Mencegah terjadinya spasme laring dan bronchus
Depresi otot jantung aritmia (sensitisasi terhadap epinefrin)
Depresi otot polos pembuluh darah vasodilatasi hipotensi
Vasodilatasi pembuluh darah otak
Sensitisasi jantung terhadap katekolamin
Meningkatkan aktivitas vagal vagal refleks
Pemberian berulang (1-3 bulan) kerusakan hepar (immune-mediated hepatitis)
Menghambat kontraksi otot rahim
Absorbsi & ekskresi obat oleh paru, sebagian kecil dimetabolisme tubuh
Dapat digunakan sebagai obat induksi dan obat maintenance
Keuntungan
cepat tidur
Tidak merangsang saluran napas
Salivasi tidak banyak
Bronkhodilator obat pilihan untuk asma bronkhiale
Waktu pemulihan cepat (1 jam post anestesi)
Kadang tidak mual & tidak muntah, penderita sadar dalam kondisi yang enak
Kerugian
overdosis
Perlu obat tambahan selama anestesi
Hipotensi karena depresi miokard & vasodilatasi
aritmia jantung
Sifat analgetik ringan
Cukup mahal
Dosis dapat kurang sesuai akibat penyusutan

2. Nitrogen Oksida (N2O)
gas yang berbau, berpotensi rendah (MAC 104%), tidak mudah terbakar dan relatif tidak larut dalam
darah.
Efek:
Analgesik sangat kuat setara morfin
Hipnotik sangat lemah
Tidak ada sifa relaksasi sama sekali
Pemberian anestesia dengan N2O harus disertai O2 minimal 25%. Bila murni N
2
O = depresi dan
dilatasi jantung serta merusak SSP
jarang digunakan sendirian tetapi dikombinasi dengan salah satu cairan anestetik lain seperti
halotan dan sebagainya.

3. Eter
- tidak berwarna, sangat mudah menguap dan terbakar, bau sangat merangsang
- iritasi saluran nafas dan sekresi kelenjar bronkus
- margin safety sangat luas
- murah
- analgesi sangat kuat
- sedatif dan relaksasi baik
- memenuhi trias anestesi
- teknik sederhana

4. Enfluran
isomer isofluran
tidak mudah terbakar, namun berbau.
Dengan dosis tinggi diduga menimbulkan aktivitas gelombang otak seperti kejang (pada EEG).
Efek depresi nafas dan depresi sirkulasi lebih kuat dibanding halotan dan enfluran lebih iritatif
dibanding halotan.

5. Isofluran
cairan bening, berbau sangat kuat, tidak mudah terbakar dalam suhu kamar
menempati urutan ke-2, dimana stabilitasnya tinggi dan tahan terhadap penyimpanan sampai
dengan 5 tahun atau paparan sinar matahari.
Dosis pelumpuh otot dapat dikurangi sampai 1/3 dosis jika pakai isofluran


6. Sevofluran
tidak terlalu berbau (tidak menusuk), efek bronkodilator sehingga banyak dipilih untuk induksi
melalui sungkup wajah pada anak dan orang dewasa.
tidak pernah dilaporkan kejadian immune-mediated hepatitis

C. Obat Muscle Relaxant
Bekerja pd otot bergaris terjadi kelumpuhan otot napas & otot-otot mandibula, otot intercostalis,
otot-otot abdominalis & relaksasi otot-otot ekstremitas.
Bekerja pertama: kelumpuhan otot
mata ekstremitas mandibula intercostalisabdominal diafragma.
Pd pemberian pastikan penderita dapat diberi napas buatan.
Obat ini membantu pd operasi khusus spt operasi perut agar organ abdominal tdk keluar & terjadi
relaksasi
Terbagi dua: Non depolarisasi, dan depolarisasi

Depolarisasi Non Depolarisasi
Sediaan Suksinilkolin, dekametonium

Tubokurarin/kurare, Atrakurium
Besilat, vekuronium, matokurin,
alkuronium, Pankuronium
(Pavulon), galamin, fasadinium,
rekuronium,
indikasi tindakan relaksasi singkat
pemasangan pipa
endotracheal/spasme laring
tindakan relaksasi yg lama.
pada geriatri, kelainan jantung,
hati, ginjal yang berat
durasi 5-10 mnt 30 mnt 1 jam
fasikulasi + -
Obat antagonis - + (antikolinesterase, mis:
prostigmin)
lewat barier plasenta - (aman pada SC)
Efek muskarinik < + (bradikardi, hipersekresi, cardiac
arrest)
Hiperkalemi + -
Pelepasan histamin
(hipotensi,
hipersekresi asam
lambung, spasme
bronkhus)
+ Tubokurarin/kurare(+)
Pankuronium (-)
Efek samping - Menurunnya atau meningkatnya
HR dan BP
- Myalgia post op
- Meningkat tekanan intragaster,
intraokuler dan intrakranial
- Malignant hyperthermia
- Myoklonus

Durasi
Ultrashort (5-10 menit): suksinilkolin
Short (10-15 menit) : mivakurium
Medium (15-30 menit) : atrakurium, vecuronium
Long (30-120 menit) : tubokurarin, metokurin , pankuronium, pipekuronium, doksakurium, galamin

Efek terhadap kardiovaskuler
tubokurarin , metokurin , mivakurium dan atrakurium : Hipotensi pelepasan histamin dan
(penghambatan ganglion)
pankuronium : menaikkan tekanan darah
suksinilkolin : aritmia jantung

Antikolinesterase
antagonis pelumpuh otot non depolarisasi
1. neostigmin metilsulfat (prostigmin)
2. pitidostigmin
3. edrofonium
- fungsi: efek nilotinik + muskarinik bradikardi, hiperperistaltik, hipersekresi, bronkospasme,
miosis, kontraksi vesicaurinaria
- pemberian dibarengi SA untuk menghindari bradikardi. (2:1)

MAC (Minimal Alveolar Concentration)
konsentrasi zat anestesi inhalasi dalam alveoli dimana 50% binatang tidak memberikan respon
rangsang sakit
Halotan : 0,87%
Eter : 1,92%
Enfluran : 1,68%
Isofluran : 1,15%
Sevofluran : 1,8%

Obat Darurat
Nama Berikan bila Berapa yang diberikan?
Efedrin

TD menurun >20% dari TD
awal (biasanya bila TD sistol
<90 diberikan)
2 cc spuit
Sulfas atropin Bradikardi (<60) 2 cc spuit
Aminofilin

bronkokonstriksi 5 mg/kgBB
Spuit 24mg/ml
Dexamethason Reaksi anafilaksis 1 mg/kgBB
Spuit 5 mg/cc
Adrenalin Cardiac arrest 0,25 0,3 mg/kgBB, 1 mg/cc (teori)
Prakteknya beri sampai aman
Succinil cholin Spasme laring 1 mg/kgBB (1cc spuit

Anda mungkin juga menyukai