Anda di halaman 1dari 15

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)

FINANCIAL MANAGEMENT
Case 2
PENGANGGARAN MODAL PT. AGUR BIN YAKE









Disusun Oleh:
Monique Dwijayanti (8112413039)

PASCA SARJANA
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA



BAB I
PENDAHULUAN

1. Profil Perusahaan Coca- Cola
Nama Perusahaan : PT. Agur Bin Yake
Induk Perusahaan : Tuban
Penemu Coca-Cola : Yake Bin Nun
Tahun Berdiri : 1951

PT. Agur Bang Yake merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi
makanan terutama pengolahan ikan laut. Pada tahun 1971 perusahaan mendapat
suntikan pinjaman lunak dari pemerintah yang kemudian digunakan untuk menambah
armada truk. Perusahan memanfaatkan idle capacity armada dengan menawarkan jasa
pengiriman produk bagi usaha makanan lain disekitarnya.
Tahun 1980 Yake bin Nun memberikan perusahaannya kepada anaknya untuk
diambil alih. Agur sebagai pengganti membuat banyak perubahan substansial dengan
meningkaykan status perusahaan menjadi badan usaha dan sekaligus menggunakan
nama baru PT. Agur bin Yake. Kantor pusat kemudian dipindah ke Rungkut Industri
Surabaya. Memasuki tahun 1990 perusahaan mulai semakin matag dengan
melakukan ekspansi perusahaan dan akuisisi beberapa perusahaan.
Tahun 1995 Agur mempercayakan perusahaan kepada Anton dan mengambil
posisi sebagai ketua komisaris. Pada tahun 1997 perusahaan mengalami ancaman
eksternal yaitu krisis keuangan Asia. Melewati masa krisis pertengahan 2001, Anton
membuat terobosan baru dengan melakukan joint venture dengan perusahaan asing
Fidelin International. Kerjasama ini terkait dengan distribusi produk Agur di Eropa
dan Amerika.
Untuk mengembangkan perusahaan setelah krisis keuangan Asia, maka
perusahaan mengadakan penawaran tertutup kepada manajer- manajer canag uang
tesebar di berbagai wilayan untuk mengirimkan usulan proyek dengan kisar 2 tahun
hingga 15 tahun. Dari 18 manajer cabang perusahaan yang mengajukan usulan hasil
criteria kelayakan pasar, legal dan regulasi, operasi dan pemeliharaan, serta analisis
dampak lingkungan, telah tersaring sebanyak 9 proposal yang diusulkan oleh 6
manajer.























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


1. NPV
NPV merupakan salah satu yang digunakan perusahaan untuk menghitung usulan
investasi. Menurut Brealey (2007: 201) aturan NPV menyatakan bahwa manajer
meningkatkan kekayaan pemegang saham dengan menerima semua proyek yang
bernilai lebih besar daripada biayanya. Dari pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa seharusnya para manajer menerima semua proyek yang
memiliki NPV positif. Berikut adalah rumus dari NPV:


CF = Cash Flow
t = time
r = WACC
n = periode

2. Payback Period
Payback Period adalah periode waktu yang dibutuhkan agar arus kas kumulatif
yang diharapkan dari proyek investasi sama dengan arus kas keluar awalnya
(Horne, 2008: 482).




Jangka waktu payback period yang lebih pendek akan lebih baik. Biasanya
perusahaan memilih proyek dengan jangka waktu payback period antara tiga
tahun atau kurang.

3. Internal Rate of Return (IRR)
Menurut Brealey (2007: 211) IRR merupakan tingkat diskonto ketika arus kas
memiliki NPV nol, atau dikenal juga dengan tingkat pengembalian arus kas yang
didiskontokan (DCF- Dicounted Cash Flow).

atau
















BAB III
PEMBAHASAN

Keputusan investasi dari suatu perusahaan sangat penting artinya bagi
kelangsungan hidup perusahaan tersebut. PT. Agur Bin Yake sedang melakukan
perundingan dalam hal investasi perusahaan, beberapa hal yang dirundingkan antara
lain adalah dana yang digunakan untuk investasi, jenis investasi, pengembalian
investasi dan resiko yang mungkin timbul jika melakukan suatu investasi. Untuk
menganalisa keputusan investasi tersebut, data yang dilihat adalah data aliran kas dari
PT. Agur Bin Yake.
(Tahun) 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2010 -345 -335 158 -143 -1000 -500 -250 -235 -325
1 60 120 53 40 -660 -276 24 45 210
2 85 70 43 45 175 170 38 45 110
3 105 65 40 55 200 225 45 65 75
4 122 50 40 60 225 230 55 65 65
5 145 45 40 65 275 245 65 75 45
6 130 55 40 300 245 60 75 20
7 120 142 68 325 250 65
8 165 375 250 60
9 400 400
10 425
11 450
12 400
13 375
14 300
15 200
WACC all 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10% 10%
WaCC i 12% 8% 8% 8% 6% 13% 14% 8% 12%
NPV i $197.66 $72.62 $81.20 $77.06 $85.94 $214.98 $59.55 ($534.01) $80.55
NPV all $243.98 $46.78 $65.40 $53.22 $439.10 $429.90 $10.17 $42.49 $96.79
IRR 25% 14% 22% 22% 14% 20% 11% 15% 25%
P. Periode 3.77869 4.2307692 3.55 3.8667 7.266667 5.0449 5.3833 4.5384615 2.06667
Discounted PP 4.49 6.07 4.27 3.32 13 8.01 6.31 5.36 2.36

Kriteria yang akan digunakan untuk seleksi proyek terpilih ini adalah NPV, IRR dan
discounted payback period. Payback period tidak digunakan dalam penilaian proyek
Agur karena dalam perhitungan ini tidak memperhitungkan nilai waktu uang,
sehingga yang akan digunakan sebagai kriteria penilaian dalam proyek ini adalah
discounted payback, karena metode ini sudah memperhitungan nilai waktu uang.
Perhitungan tingkat biaya modal akan menggunakan 2 jenis perhitungan, yaitu
dengan menggunakan tingkat biaya modal yang sama dan juga menggunakan biaya
modal berdasarkan tingkat resiko sesuai dengan jenis proyek tersebut. Perhitungan
WACCi sudah disesuaikan dengan tingkat resiko dari setiap dan kemudian akan
digunakan sebagai discounted rate pada perhitungan untuk NPV dan juga untuk
Payback Period (PP). Fungsi dari WACCi sendiri digunakan sebagai perbandingan
terhadap perhitungan IRR. Berikut adalah analisa dari masing- masing tools untuk
Capital Budgeting dari PT. Agur Bin Yake:
A. Penilaian Menggunakan Tool NPV
NPV dapat menunjukkan selisih antara jumlah present value dari keseluruhan cash
flows dengan investasi awal. Dalam penilaian usulan proyek yang diajukan oleh tiap
manajer, faktor diskonto yang akan digunakan untuk kasus ini adalah WACC. Baik
menggunakan biaya modal yang sama maupun berdasarkan tingkat resiko, semua
proyek menunjukkan NPV positif, berarti dari penilaian NPV, semua proyek dapat
diterima. Tabel di bawah merupakan gambaran usulan tiap proyek menggunakan
WACCi, karena penilaian biaya modal berdasarkan tingkat resiko lebih dapat menilai
secara objektif maka ranking NPV yang diperoleh dari setiap proyek ditetapkan
berdasarkan faktor pendiskonto dari WACCi adalah sebagai berikut:

Berdasarkan data di atas, maka tiap proyek dapat diberikan ranking berdasarkan hasil
NPV adalah sebagai berikut:
Ranking Proyek
1 Diversifikasi usaha pengolahan ikan produk baru
2 Ekspansi pasar ke Sumsel
3 Diversifikasi usaha produksi pengolahan buah kalengan
4 Penggantian mesin produksi
5 Ekspansi pasar ke DIY
6 Pengembangan sistem akuntansi dan keuangan
7 Ekspansi pasar ke Sumut

8 Pengolahan limbah pabrik divisi utama
9 Penggantian mesin produksi serta pengolahan limbah yang ramah lingkungan

B. Penilaian Menggunakan Tool IRR
Membandingkan IRR dengan WACC dapat diketahui apakah proyek memberikan
pengembalian yang lebih baik atau lebih jelek dari biaya modal yang ditetapkan.
Perhitungan IRR menunjukan bahwa hasilnya lebih besar dari WACC all dan WACCi.
Berikut adalah hasil perhitungan dan ranking dari IRR masing- masing proyek:
14%
25%
22% 22%
14%
20%
11%
15%
25%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
IRR
Ekspansi Sumut
Ekspansi Sumsel
Penggantian Mesin
Pembangunan sistem Keuangan
Diversifikasi Usaha Produiksi
Pengolahan Buah Kalengan
Pengolahan ikan kalengan
Penggantian mesin produksi
ramah lingkungan
Pengolahan limbah divisi utama
Ekspansi ke Jogja

Ranking Proyek
1 Ekspansi pasar ke DIY
2 Ekspansi pasar ke Sumsel

3 Pengembangan sistem akuntansi dan keuangan
4 Penggantian mesin produksi
5 Diversifikasi usaha pengolahan ikan produk baru
6 Pengolahan limbah pabrik divisi utama
7 Ekspansi pasar ke Sumut

8 Diversifikasi usaha produksi pengolahan buah kalengan
9 Penggantian mesin produksi serta pengolahan limbah yang ramah
lingkungan

C. Penilaian Menggunakan Tool Discounted PP
Discounted payback period menunjukkan waktu pengembalian investasi dengan
menggunakan discounted rate. Untuk penentuan ranking dari discounted rate yang
digunakan pada proyek ini adalah WACCi. Adapun ranking usulan berdasarkan waktu
pengembalian yang paling cepat adalah sebagai berikut :
Ranking Proyek Payback Period (Thn)
1 Ekspansi pasar ke DIY 2,36
2 Pengembangan sistem akuntansi dan keuangan 3,32
3 Penggantian Mesin Produksi 4,27
4 Ekspansi Wilayah Sumsel

4,49
5 Pengolahan limbah pabrik divisi utama 5,36
6 Ekspansi pasar ke Sumut

6,07
7 Penggantian mesin produksi serta pengolahan
limbah yang ramah lingkungan
6,31
72.62
197.66
81.2
77.06
85.94
214.98
59.55
64.01
80.55
0
50
100
150
200
250
NPV
Ekspansi Sumut
Ekspansi Sumsel
Penggantian Mesin
Pembangunan sistem Keuangan
Diversifikasi usaha produksi
pengolahan buah kalengan
Pengolahan ikan kalengan
Penggantian mesin produksi
ramah lingkungan
Pengolahan limbah divisi utama
Ekspansi ke Jogja
8 Diversifikasi usaha pengolahan ikan produk baru 8,01
9 Diversifikasi usaha produksi pengolahan buah
kalengan
13,0

D. Faktor Penentu Lain
Faktor penentu lainnya dalam kemungkinan proyek yang diusulkan adalah
kemampuan dan pengalaman yang dimiliki oleh setiap manajer pengusul proyek.
Berikut adalah analisa dari setiap proyek dan pengusulnya:
1) Proyek ekspansi pasar ke Sumatera Selatan
Pengalaman Johan sebagai manajer pemasaran wilayah Sumatera sangat
mendukung keberhasilan proyek ini. Daya beli di wilayah Sumatera Selatan
lebih rendah daripada di Sumatera Utara, akan tetapi dengan perkembangan
industri di Sumatera Selatan akan berkembang lebih pesat. Dengan melakukan
ekspansi ketika pesaing masih relatif rendah, maka Agur dapat mulai
membangun loyalitas pelanggan. Sehingga ketika daya beli mulai naik,
pertumbuhan akan lebih cepat.
2) Proyek ekspansi pasar ke Sumatera Utara
Pengalaman Santiago di Wilayah Sumatera Utara tidak sebanyak di wilayah
selatan. Banyaknya pesaing dan juga rendahnya loyalitas terhadap brand akan
menjadi hambatan bagi pengembangan di wilayah Utara. Berdasarkan hal ini
maka kemungkinan pengembangan di wilayah utara tidak sebaik di wilayah
selatan.
3) Penggantian Mesin Produksi
Johny Brilian Woworuntu mengusulkan pemasangan mesin tipe G untuk
menggantikan mesin tipe C. Mesin yang lama memiliki beberapa kelemahan
diantara biaya pemeliharaan yang tinggi dan berpotensi menghasilkan produk
cacat. meskipun proyek yang diusulkan memiliki kelemahan, proyek ini
masih dapat diterima. Untuk mengantisipasi perubahan selera konsumen maka
perlu dipikirkan reinvestasi dari keuntungan yang diperoleh agar tidak terjadi
keterlambatan dalam mengikuti perubahan.
4) Pengembangan sistem akuntansi dan keuangan
Diusulkan oleh I Gusti Ayu Komang. Usulan ini lebih merupakan suatu
kebutuhan dan bersifat cost center. Perkembangnya perusahaan dan semakin
banyaknya keputusan-keputusan yang harus diambil dengan cepat dan
didukung oleh data-data yang akurat, maka investasi untuk pengembangan
sistem informasi berbasis web sangat diperlukan. Selain itu apabila Agur akan
mengembangkan pasar ke luar negeri, maka pengembangan sistem informasi
ini akan sangat mendukung mengingat transaksi akan banyak dilakukan
dengan valuta asing yang datanya akan berubah setiap waktu.
5) Diversifikasi usaha produksi pengolahan buah kalengan
Usulan ini diajukan oleh Cechev Gorbachev, Manajer Produksi Wilayah Jawa
Barat. Diversifikasi usaha pengolahan minuman dan produk tanpa pengawet
dapat menghindarkan perusahaan dari konsentrasi risiko pada usaha tertentu.
Nilai investasi yang sangat besar dan belum adanya dan pengalaman
perusahaan dalam bidang ini merupakan kendala dalam pengembangan
proyek ini.
6) Diversifikasi usaha pengolahan ikan kalengan
Usulan ini diajukan oleh Kristianto Sanjaya Junarsin, Manajer Produksi
wilayah Kalimantan. Walau PT. Agur Bin Yake belum memiliki pengalaman
dibidang pengalengan, tetapi masih sejalan dengan bisnis utama Agur
dibidang pengolahan ikan. Jaringan pasar di Negara-negara sasaran sudah ada
selain dan distribusi dari produk ini juga akan didukung oleh Fidelin
Internasional. Adanya jaringan pasar ini, maka resiko dari kegagalan
pemasaran produk dapat diminimalkan.
7) Penggantian mesin produksi yang ramah lingkungan
Proyek ini diusulkan oleh Kristianto Sanjaya. Proyek ini merupakan cost
center, tetapi dengan semakin ketatnya persyaratan standard produksi hal ini
mutlak diperlukan untuk mendukung pengembangan pemasaran internasional.
Usulan proyek ini menjadi menarik dan menjanjikan untuk perkembangan
pasar global, akan tetapi belum adanya pengalaman dibidang ini.
8) Pengolahan limbah pabrik divisi utama
Proyek yang diusulkan Hartojo adalah pengolahan limbah pabrik divisi utama
yang berlokasi di Rembang. Usulan ini sesungguhnya merupakan cost center.
Dengan pengembangan pengolahan limbah ini diharapkan dapat
meningkatkan kembali penjualan di Eropa dan Amerika yang sempat merosot
karena isu perusahaan di Indonesia tidak memiliki sertifikat pengolahan
limbah pabrik.
9) Ekspansi pasar ke Jogja
Proyek ini diusulkan oleh Hartojo. Pemulihkan kepercayaan internasional dan
peningkatan penjualan memerlukan waktu karena ada kemungkinan
konsumen internasional berubah selera. Selain itu, dengan berkembangnya
teknologi informasi pusat perdagangan secara fisik kurang sesuai karena
perdagangan dapat dilakukan secara online.










BAB IV
KESIMPULAN


Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan perhitungan dapat disimpulkan bahwa proyek- proyek
yang memungkinkan dan feasible untuk dijalankan adalah sebagai berikut:
Project Modal Kategori NPV IRR Disc Payback
Rank Rp Rank % Rank Thn
Ekspansi Pasar
ke Wilayah
Sumatera
Selatan

345 Ekspansi
pasar
2 197,66 2 24,6 4 4,49
Penggantian
Mesin Produksi

158 Peningkatan
efisiensi
4 81,20 4 21,6 3 4,27
Pengembangan
sistem akuntansi
dan keuangan
143 Peningkatan
efisiensi
6 80,55 3 22,4 2 3,32
Diversifikasi
usaha
pengolahan ikan
776 Ekspansi
usaha
1 214,98 5 19,6 8 8,01
Pengolahan
limbah pabrik
divisi utama
235 Pemeliharaan
lingkungan
8 64,01 6 14,7 5 5,36
Penggantian
mesin produksi
serta
pengolahan
yang ramah
lingkungan

250 Pemeliharaan
lingkungan
9 59,55 9 11,0 7 6,31
Total 1.907
Dari tabel usulan proyek PT. Agur Bin Yake di atas merupakan usulan proyek
yang dapat dijalankan oleh perusahaan dan sudah mencakup 4 aspek yang diinginkan
saat rapat pertemuan meja bundar yaitu ekspansi pasar, ekspansi usaha, peningkatan
efisiensi, dan pemeliharaan lingkungan. Total modal yang diperlukan untuk proyek
yang terpilih adalah 1.907 dan dari total tersebut masih dibawah maksimal dana yang
diberikan oleh manajemen puncak yaitu sebesar 2,6 triliun.

















DAFTAR PUSTAKA

Brealey, Richard. (2006). Dasar- Dasar Manajemen Keungan Perusahaan. Erlangga:
Jakarta
Houston , Joel & Eugene F. Brigham. (2007). Essential of Financial Management.
Thomson: Singapore
Ehrhardt, Michael & Eugene F. Brigham. (2011). Financial Management Theory and
Practice. South-Westren Cengage Learning: USA

Anda mungkin juga menyukai