Anda di halaman 1dari 12

Blue Bird Group: A

Reliable Transportation
Partner*
Chapter 11: Achieving Interrelationship

Company
Profile &
History of Blue
Bird Group
(BBG)

Pendiri

: Mutiara Djokosoetono

Tahun

: 1966

Sejarah
: Nama awal Blue Bird adalah Chandra Taxi dengan
total armada awal sebanyak 24 mobil. Pada tahun 1972 berubah
nama menjad Blue Bird
Motto

: ANDAL (Nyaman, Mudah, dan Personalized)

History of Blue
Bird Group
(BBG)

Founder: Mutiara
Djokosoetono

Chandra Suharto: President Commisioner &


Purnomo as Presiden Director

PT. Ratax Armada didirikan olh PT. Centris Mulia Persada (Pioner dari
Taxi) tahun 1971. Kelebihan fasilitas: tourism information seperti brosur,
majalah, dan permen.

Populer di tahun 1980-an. Dikelolah oleh PT. President Taxi.


Kemudian berganti nama menjadi Prestasi Taxi

Blue Birds
Competitor

Berawal pada tahun 1986 dengan 3 armada dikelolah oleh Dian


Taksi Group. Kemudian berkembang menjadi 1700 unit dengan
total 4000 driver dan 700 karyawan.
Berdiri tahun 1989 dikelolah oleh PT. Rajawli Corporation.
Express taxi beroperasi di Jakarta, Surabaya, Semarang, dan
Medan.
Berdiri tahun 1971, bermula dari nama PT Tanda Widjaja
kemudian berganti nama menjadi PT Steady Safe Tbk.

Dikelola oleh PT Putra Transpor Nusantara beroperasi dengan


nama Citra taxi pada tahun 1995 dan kemudian berubah nama
menjadi Putra taxi pada 2001.

The highest
authority

Organizational
Structure

Service station dibagi menjadi


dua unit:
1. Maintenance
2. Estethical

Dipercaya sebagai pilot yang


memberikan kenyaman dan
keamanan bagi konsumen
sesuai dengan ANDAL

Profile of
Human
Resources

Sebagai internal customer


harus merasa nyaman dalam
bekerja

Fasilitas

Pinjaman
DP rumah

Motor

Medical

Pensiun

beasiswa

Development

Reward

Control

Enrichment Program
Recruitment

Training

1998

Jumlah taxi di Jakarta 22.710


unit (21.995 general dan 715
Eksklusif)

2000

Meningkat menjadi 23.000 unit dengan


total perusahaan 32 (Blue Bird
memiliki 8.000 unit)

2003

Market Share
and Growth

Total Market Share di


Jakarta 15% dan bersaing
dengan 7 Perusahaan

23.435 unit tetapi jumlah


real yang layak
beroperasi hanya 12.205

Total Market Share 54%


bersaing dengan 45
perusahaan

Krisis ekonomi tahun 1997 membuktikan bahwa customer masih tetap loyal
dengan BBG terbukti dengan melayani 2 juta customer perbulan
Land
Transportation
(Passanger)

Land
Transportation
(Logistic)

Manufacturing

Property

Previous
Condition in
Service Station

Beberapa masalah yang ditemukan


a. terdapat 2 pembelian yang mirip untuk 1 kendaraan. masih menggunakan kartu
untuk mencatat, ketika kartu tersebu hilang maka catatan kerusakan kendaraan
juga hilang
b. tulisan tangan mekanik satu belum tentu dibaca mekanik lainnya
c. waktu maintenance tidak efektif karena harus mencari sejarah kerusakan
kendaraan secara manual dan mencari lokasi kendaraan secara manual
d. detail biaya maintenance tidak dapat dilacak dengan cepat karena hanya
mencatat total biaya
e. jika ada pekerjaan yang pending tidak dapat dilacak secara cepat karena dicatat
pada buku yang terpisah. ketika buku tersebut hilang maka tidak diketahui mobil
tersebut rusak apa tidak
f. jumlah mobil yang tidak beroprasi adlah 5%. supervisor sulit untuk memastikan
mobil yang rusak di service station atau sudah di pool

mekanik kesulitan mencari sparepart


tidak dapat diverifikasi ketersediaan sparepart
kehilangan 5% sparepart hilangtiap tahunnya tidak tau hilang,
kesalahanpengiriman atau dicuri
jumlah "dead stock" juga tinggi

Inventory
Probelm

Information techonlogy and Improvement


reservation System
jumlah populasi di Jakarta 17,78 juta, menjadi tantangan untuk dapat
"reliable transportation patner"
7000 telp perhari, customer detail dicatat di database.
ketika customer telp, informasinya muncul otomatis, untuk
menghemat waktu komunikasi.
setiap pemesanan mencatat nomor taxi yang menjemput, tempat
penjemputan dan waktu nya

1972 perusahaan taxi pertama yang menggunakan radio dispach


system

Global
Positioning
System

taxi yang pertama menawar akan mendapat pesanan tersebut


tanpa memperhitungkan kecepatan dan efisien taxi sehingga 5
dari 10 pemesanan akan terjadi keterlambatan
2001, Dengan sistem GPS, bukan penawar pertama tetapi taxi
yang paling dekat dengan lokasi
biaya investasi terlalu tinggi sehingga hanya 450 taxi

waktu service hanya 10-15


hanya 2 dari 10 kasus yang melebihi waktu tersebut
waktu pemasangan hanya 2000-2001
menghabiskan Rp 5miliar dalam pemasangan
mengurangi waktu tunggu karena setiap pesanan otomatis di sms
ke taxi terdekat dalam 3km radius

kurangnya sistem jaringan untuk mgnhubungkan antar


departement
inefisien manajemen data

Enterprise
Resource

menggunakan ERP sistem dapat membantu integrasi data dan


real time
ERP dapat meningkatkan HR, Supply Chain Management, Project,
Customer relation MAnagement, Financial, Manufacture dan
Werehouse Management.
membutuhkan bukan sekedar teknologi tetapi juga bantuan dari
human resouce nya.
butuh banyak perencanaan dan konsultasi , karena memerlukan
perubahan staff dan latihan yang banyak

tantangan tidak berasal dari operasi tetapi juga dari departemen


lain

Kesimpulan

management bisa menyewa mekanik lagi untuk maintenance


division unutk mengurangi antrian

ingin merubah sistem otomatis dengan ERP, harus memikirkan


biaya dari pengembangan hingga implementasi

Anda mungkin juga menyukai