1
seperti IBM dan Xerox Corp, yang sukses menciptakan arus pendapatan baru saat
bisnis mereka menurun. Mereka menilai kesalahan Kodak membuang proyek-
proyek baru terlalu cepat yang menyebarkan investasi digital terlalu luas, dan puas
pada penilaian Rochester, New York, yang memberhentikan perusahaan untuk
dapat berinovasi pada teknologi lain. Kodak tak pernah mengembangkan
kehadiran teknologi baru di pusat-pusat dunia.
Selain itu, penyebab kebangkrutan Kodak karena perusahaan tersebut
melewatkan peluang bisnis. Di Consumer Electronics Show di Las Vegas tahunan
pada 2011 lalu, Perez dan Kodak memperkenalkan dua kamera baru yang diyakini
bisa terhubung secara nirkabel dengan printer dan posting foto ke Facebook.
Namun beberapa pengulas gadget mengatakan kamera baru tidak bisa terhubung
ke web tanpa membonceng pada smartphone atau koneksi Wi-Fi. Analis
mengatakan Kodak bisa menjadi sebuah kelompok media sosial jika telah berhasil
meyakinkan konsumen untuk menggunakan layanan online untuk menyimpan,
berbagi, dan mengedit foto-foto mereka. Tapi sebaliknya, Kodak terlalu berfokus
pada perangkat dan kalah dalam pertempuran online untuk jaringan sosial seperti
Facebook.
Dalam beberapa tahun terakhir, pendapatan Kodak pun terus menurun
tajam. Dulu mempekerjakan lebih dari 60.000 orang di mancanegara, Kodak kini
hanya memiliki sekitar 7.000 pekerja. Nilai pasarnya pun kini tenggelam hingga
di bawah US$ 150 juta dari sebelumnya, sekitar 15 tahun lalu, senilai US$ 31
miliar. Dalam beberapa tahun terakhir, pimpinan perusahaan gagal memulihkan
keuntungan tahunan. Kas yang terus terkuras membuat Kodak kesulitan
memenuhi kewajibannya terhadap karyawan dan pensiunannya.
Kemudian Pemimpin Kodak, Antonio Perez mengajukan perlindungan
kebangkrutan lewat proses pailit, yang akan memungkinkan Kodak untuk terus
bekerja memaksimalkan aset teknologinya. Manajemen Kodak sempat
menyatakan akan fokus ke industri percetakan dan produk konsumen lain.
Perusahaan yang berusia lebih dari 130 tahun itu mengaku telah mendapatkan
pinjaman dari Citigroup senilai US$ 950 juta, untuk kurun waktu 18 bulan.
Pinjaman dan perlindungan pailit AS memberi kesempatan kepada Kodak untuk
2
menemukan pembeli 1.100 paten teknologi produk fotografinya. Hal ini menjadi
kunci untuk dapat terus merestrukturisasi dan membayar ribuan karyawannya.
3
langkah kedepan, begitupun dengan perusahaan Kodak. Akibatnya perusahaan
ini terlambat mengantisipasi trend kamera digital yang sekarang sedang
berkembang di pasar sehingga berada dalam kondisi sesulit ini.
Dengan kerugian atau penurunan penjualan produknya, Kodak
seharusnya dapat belajar dari pengalaman dan mencoba untuk berinovasi lebih
baik dengan mengeluarkan berbagai produk yang dapat membuatnya bangkit
dari keterpurukan. Namun perusahaan ini memang belum memiliki
kemampuan “Learning Organization”. Dia tidak dapat menganalisis
keberhasilan atau kegagalan dari dikeluarkannya suatu sistem atau produk
baru. Ini terbukti dengan biarpun perusahaan ini mencoba mengeluarkan
produk kamera digital namun produk ini tidak booming dipasaran karena
dinilai masih kurang memenuhi permintaan atau selera konsumen yang selalu
berubah mengikuti perkembangan teknologi.
4
Pada abad ke-20, Kodak menjadi satu-satunya perusahaan dimana
banyak orang mempercayakan kenangan yang berharga bagi mereka untuk
diabadikan dengan produk fotografi Kodak. Hal itu disebabkan karena Kodak
menawarkan kualitas gambar yang baik untuk setiap hasil bidikan kamera
filmnya. Kodak juga bertanggungjawab dengan memberikan garansi untuk
setiap produknya selama batas waktu tertentu. Selain itu, produk Kodak juga
memiliki daya tahan yang cukup kuat dan tahan lama.
Namun mempertahankan saja tidak cukup. Setiap perusahaan
seharusnya dapat memperbaharui kualitasnya agar lebih baik sesuai dengan
kemajuan teknologi. Melihat keadaan Kodak yang tidak dapat beradaptasi
dengan perkembangan teknologi digital saat ini, maka kualitas pun sudah tidak
dapat diandalkan lagi sebagai Competitive Advantage perusahaan. Kualitas
produk para pesaing seperti Nicon atau Canon sudah jauh diatas Kodak. Kini
biarpun Kodak telah mengeluarkan kamera digital namun kinerja produk
Kodak masih terbatas dan kualitas gambar yang dihasilkannya belum dapat
menyamai atau bahkan melampaui para pesaing.
Untuk hal inovasi, Perusahaan Kodak juga tidak dapat diragukan lagi
keberadaaannya pada abad yang lalu. Secara terus-menerus Kodak berinovasi
menciptakan produk-produk dengan fitur yang lebih baik dari sebelumnya.
Perusahaan ini menciptakan berbagai jenis kamera dari mulai Folding Pocket
Camera, Kodakolor film, Kamera Instamatic hingga kamera digital pertama.
Namun untuk tetap menjadi perusahaan besar yang sukses, hanya
dengan menciptakan suatu competitive advantage itu belumlah cukup.
Perusahaan harus senantiasa mempertahankan dan memperbaharuinya agar
tetap mempunyai daya saing yang tinggi terhadap perusahaan lain.
Di dalam lingkungan industri, setiap perusahaan seharusnya selalu
menyesuaikan diri dengan perkembangan yang sedang terjadi dipasar agar
tidak ketinggalan teknologi dengan perusahaan pesaing lainnya. Perusahaan
harus mengikuti trend yang sedang digandrungi oleh masyarakat agar dapat
menarik perhatian konsumen dan meningkatkan penjualan produk-produknya.
Sayangnya saat sudah menjadi besar dan sukses dengan kamera
filmnya, perusahaan ini berhenti berinovasi dan tidak dapat memperbaharui
5
inovasinya. Kodak terlalu fokus pada produksi kamera analog dibandingkan
dengan mengembangkan dirinya untuk dapat memberikan inovasi kamera
digital bagi konsumen.
Akibatnya perusahaan ini terlambat mengantisipasi trend kamera
digital yang sekarang sedang berkembang di pasar sehingga berada dalam
kondisi sesulit ini. Meskipun menurut beberapa fotografer mengatakan bahwa
pasar kamera analog tidak akan hilang, namun jumlah kapasitas produksinya
akan semakin kecil.
Karena seperti yang diketahui, masyarakat sekarang lebih memilih
untuk menggunakan kamera digital yang sistem penggunaannya lebih
sederhana, harga lebih terjangkau (tergantung brand dan kualitas) dan hasil
pemotretan yang jauh lebih bagus. Dibandingkan dengan kamera analog yang
harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli film dan sistem
pencetakan yang agak sulit.
Environment Analysis
1. Pemantauan Lingkungan (Environment Scanning)
Langkah pertama yang mungkin dilakukan untuk menghadapi
ketidakpastian dalam lingkungan adalah dengan menentukan hal apa saja
yang penting bagi perusahaan. Namun sering kali perusahaan
mengabaikannya kemudian menyesali tindakan-tindakan tersebut
dikemudian hari.
Penyesalan inilah yang sedang dialami Kodak. Perusahaan
fotografi tersebut sebenarnya berkesempatan besar untuk menjadi
perusahaan yang memproduksi kamera digital yang terbaik, karena Kodak
yang pertama kali menemukan kamera digital. Namun perusahaan tidak
melihat potensi tersebut dan akhirnya kehilangan kesempatan mendapatkan
pasar yang penting yang telah direnggut oleh perusahaan pesaing.
Seharusnya tidak akan terjadi hal seperti itu apabila Kodak
melakukan pemantauan lingkungan sebelumnya. Para manajer harus
mencari informasi seperti pesaing, hambatan, produk substitusi, keadaan
ekonomi, perubahan teknologi, dan lain-lain. Pemantauan lingkungan
6
diperlukan untuk memahami perubahan-perubahan, kesempatan-
kesempatan, dan ancaman-ancaman di lingkungan sekitarnya.
3. Peramalan (Forecasting)
Peramalan perlu dilakukan untuk memperkirakan bagaimana
tepatnya beberapa variabel akan berubah dimasa depan. Ini yang merupakan
kesalahan dari para manajer Kodak. Mereka tidak dapat memperkirakan
kemajuan teknologi dan selera masyarakat yang semakin berkembang, serta
jumlah permintaan atas produk kamera analog yang semakin lama semakin
berkurang karena adanya kamera digital.
7
Sehingga kamera digitalnya tidak begitu laku dipasaran karena kurang
memenuhi selera pasar.
Competitive Environment
1. Pembeli (Buyers)
Dengan adanya para pesaing seperti Canon, Nicon, Sony dan lain-
lain membuat konsumen memiliki banyak pilihan dalam membeli kamera.
Hal ini membuat kekuatan tawar-menawar pembeli menjadi sangat kuat,
karena konsumen bisa sangat selektif dalam menentukan pilihannya.
Selera masyarakat juga berubah-ubah mengikuti trend yang sedang terjadi.
Seiring perkembangan zaman disertai dengan kemajuan teknologi dan
kesibukan masyarakat maka mereka lebih menginginkan untuk sesuatu
yang lebih mudah, seperti halnya kamera digital. Dulu Perusahaan Kodak
mencapai kejayaan pada abad ke 20 saat dunia hanya mengenal kamera
analog yang agak besar dan sistem penggunaannya agak sulit. Sekarang
zaman sudah berubah, konsumen lebih memilih untuk membeli kamera
digital yang sistem penggunaannya lebih mudah. Namun sayang
perusahaan Kodak terlambat mengantisipasi trend kamera digital yang
berkembang saat ini. Meskipun Kodak sempat mencoba memproduksi
kamera digital namun ternyata pasar produk mereka telah direnggut oleh
perusahaan lain yang dapat lebih memenuhi selera konsumen dengan
berbagai fitur terbarunya.
8
dipertimbangkan saat ini di dunia. Mereka banyak diminati karena
menawarkan fitur-fitur menarik, desain yang unik, kualitas barang, dan
tentunya harga yang sesuai sehingga dapat menarik perhatian masyarakat
dunia.
Perusahaan Kodak kalah saing terhadap perusahaan-perusahaan
tersebut, dibuktikan dengan penurunan secara drastis terus-menerus hasil
penjualan produk Kodak. Mungkin karena Kodak terlambat untuk
mengantisipasi teknologi digitalisasi fotografi sehingga dia tidak dapat
beradaptasi dan berinovasi lebih baik dengan kamera digital dan
mengakibatkan daya saing yang rendah terhadap produk-produk yang
dikeluarkan oleh perusahaan lain.
9
Mengingat kesimpulan tersebut, Kodak bukannya mentransformasi
teknologi yang digunakan tetapi perusahaan ini malah melakukan kesalahan
strategis. Daripada meningkatkan kualitas dan mematangkan teknologi kamera
digital agar dapat beralih dengan baik ke teknologi yang baru, Kodak justru
hanya mau mengembangkan teknologi digital demi memperbaiki kualitas
kamera film. Jelas ini merupakan kesalahan strategis yang cukup fatal dari
pihak manajemen Kodak.
Manajemen Strategis diperlukan oleh setiap perusahaan untuk dapat
menciptakan dan melaksanakan strategi yang akan dilakukan perusahaan untuk
mencapai kemajuan. Seharusnya saat Kodak mengidentifikasikan misi, dan
strategi perusahaan untuk mengetahui apa yang akan dilakukan oleh
perusahaan, Kodak mempertimbangkan juga keadaan internal dan eksternal
dari perusahaaan. Karena ancaman dari perusahaan pesaing lainnya sudah tidak
memungkinkan untuk Kodak berjalan lambat seperti yang dilakukannya.
Kodak hanya memasarkan Kodak Advantix Preview. Produk ini
merupakan perpaduan kamera digital dan kamera analog. Kamera ini
memungkinkan orang untuk memilih foto yang diinginkan untuk disimpan di
film. Kamera konvensional biasa tidak dapat melakukan itu. Tapi dizaman
sekarang saat orang telah mengenal kamera digital yang praktis, pastinya dia
akan memikir berulang kali untuk membeli kamera digital tapi harus
membayar film untuk cetak foto.
Strategi setengah-setengah ini terus dikembangkan oleh Kodak
meskipun pada tahun 1986 Kodak berhasil mengembangkan kamera digital
dengan resolusi satu juta piksel pertama. Alasan utama Kodak menerapkan
strategi tersebut adalah karena Kodak enggan meninggalkan bisnis film yang
masih menguntungkan. Setiap perusahaan pasti akan sulit untuk meninggalkan
bisnis inti yang telah membuat namanya besar, tapi itu juga harus melihat
kondisi dan situasi pasar. Karena Kodak tidak tanggap keadaan pasar maka
perusahaan ini berada di kondisi krisis. Saat Kodak tahu tidak ada pilihan
selain harus beradaptasi, ternyata langkah memproduksi kamera digital untuk
memperbaiki keadaan perusahaan sudah terlambat.
10
Sebenarnya Kodak tidak boleh menyalahkan fotografi digital atas
kebangkrutannya. Karena Fujifilm, perusahaan pesaing yang mempunyai bisnis
inti yang sama dengan Kodak dapat menyelamatkan perusahaannya dengan
beradaptasi, melakukan transformasi bisnis yaitu meninggalkan bisnis intinya
ketika tahu itu tak lagi menguntungkan. Saat ini Fujifilm masih berjaya dengan
kapitalisasi bisnis sebesar 12.6 miliar dollar AS, sedangkan Kodak hanya 220
juta dollar AS. Sehingga Clay Christensen penulis buku bisnis The Innovator’s
Dilemma, dapat berpendapat bahwa Kodak bertanggung jawab penuh atas
kesalahan strategis ini. Kodak sudah melihat “tsunami” akan tiba tapi hanya
berdiam diri tidak berbuat apa-apa.
Kodak gagal melakukan transformasi karena terkunci pada model
bisnis yang mengagungkan kamera film. Ini sangat ironis, mengingat pendiri
Kodak, George Eastman, juga menghadapi pilihan transformasi bisnis, bahkan
dua kali, tapi ia bertindak berbeda. Pertama, ketika Eastman beralih ke kamera
film dari kamera dry-plate yang sebenarnya masih sangat menguntungkan
perusahaan. Kedua, ketika Eastman pindah ke film berwarna meskipun pada
waktu itu kualitasnya masih inferior dibanding film hitam putih yang masih
didominasi oleh Kodak.
Kodak adalah bukti bahwa suatu perusahaan akan jatuh jika tidak
punya mindset yang terbuka pada perubahan, sebesar apapun perusahaan
tersebut. Perusahaan harus melakukan transformasi, jika bisnis utama tidak
bisa lagi dipertahankan. Kodak bukannya tidak tahu perubahan itu akan datang,
tetapi perusahaan ini tidak membuka diri, kemudian lambat beradaptasi dengan
perubahan.
Hal lain yang perlu ditekankan adalah bahwa sebuah perusahaan harus
terus berinovasi bahkan jika hasil inovasi tersebut akan menghabiskan bisnis
inti. Inilah yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan. Terus menantang
dirinya sendiri dengan inovasi-inovasi baru. Jika tidak, perusahaan pesaing
akan melakukan hal tersebut, dan perusahaan akan ketinggalan start untuk
mendapat pasar yang luas.
Dalam bisnis, waktu sangat berperan penting. Jika perusahaan menjadi
pemain pertama di pasar untuk satu produk tertentu, maka perusahaan tersebut
11
akan selangkah didepan, dan pasar akan di bawah kendalinya. Kodak
seharusnya bisa memanfaatkan ini karena ia yang mewujudkan fotografi digital
pertama kali. Namun perusahaan ini gagal memanfaatkan keadaan tersebut,
dan akhirnya mengalami kebangkrutan.
12
pertumbuhan yang rendah dan posisi kompetitif yang lemah. Dengan demikian
perusahaan ini tidak dapat menghasilkan atau mengkonsumsi uang dalam
jumlah yang besar. Kodak dianggap hanya menjadi kas perangkap karena
banyak uang yang ikat dalam bisnis yang kurang potensial.
Kategori Dog kemudian membuat perusahaan ini memutuskan untuk
melakukan divestasi dan alih fokus perusahaan menjadi bisnis komersial
printing karena menganggap bisnis kamera sudah tidak menguntungkan lagi.
Divestasi dilakukan untuk menjual bisnis yang bukan merupakan bagian dari
bidang operasional utamanya sehingga perusahaan tersebut dapat berfokus
pada area bisnis terbaik yang dapat dilakukannya, dalam hal ini perusahaan
Kodak banyak menjual hak paten digital nya.
13
kamera analog sangat digandrungi oleh masyarakat dan Kodak menjadi
penguasa pasar. Dizaman sekarang masyarakat sudah banyak beralih ke
kamera digital dengan fitur-fitur terbaru meskipun masih ada sebagian kecil
yang menggunakan kamera analog. Manajer juga harus dapat meramalkan
trend di masa datang. Dalam bidang fotografi ini kemajuan teknologi selalu
berkembang maka di masa datang masyarakat akan menuntut kamera digital
yang memiliki fitur-fitur dan kualitas gambar yang lebih baik dari sekarang.
Dalam menganalisis situasional, perusahaan juga harus fokus terhadap
kekuatan internal yang mempengaruhi unit kerja perusahaan dan dapat
mempelajari pengaruh-pengaruh dari lingkungan eksternal. Kodak memang
merupakan brand yang sudah terkenal sejak lama, perusahaan ini juga
merupakan perusahaan pertama yang menciptakan kamera digital. Namun
Kodak juga memiliki banyak kelemahan seperti tidak dapat beradaptasi dengan
kemajuan teknologi yang berkembang karena terlalu fokus pada kamera
analog, produk dan fitur kamera digital juga masih berjumlah sedikit bila
dibandingkan dengan pesaing lainnya. Bila dilihat dari lingkungan eksternal
perusahaan dalam lingkungan kompetitif seperti pembeli, pesaing, substitusi
yang telah dijelaskan sebelumnya juga seperti sulit untuk Kodak menaklukan
pasar dengan kekuatan internal yang seperti itu.
14
- Kerugian : Kodak harus meninggalkan bisnis film yang menjadi
bisnis utamanya, kodak juga harus dapat meningkatkan inovasinya
dan mengejar ketinggalannya dari perusahaan pesaing karena bila
tidak Perusahaan ini akan semakin jatuh lebih dalam ke jurang
kebangkrutan.
2. Perusahaan mengubah inti bisnis menjadi digital printing.
- Keuntungan : perusahaan dapat memperbaiki kondisi perusahaan
dengan beralih bisnis ke digital printing yang lebih potensial.
- Kerugian : perusahaan harus menjual aset perusahaan seperti hak
paten dalam rangka untuk membayar karyawan dan dapat
melakukan restrukturisasi perusahaan.
15
protection atau proteksi pailit. Keputusan ini dinilai cukup baik karena akan
memungkinkan Kodak untuk terus bekerja memaksimalkan aset
teknologinya.
Kemudian untuk dapat membayar ribuan karyawan dan
merestrukturisasi perusahaannya, Kodak memerlukan banyak uang dan
harus melakukan peminjaman uang. Maka dari itu, Perusahaan fotografi ini
menjual lebih dari 1100 hak paten digital imaging milik Eastman Kodak
yang berhubungan dengan capturing, manipulating, dan sharing foto digital
kepada beberapa perusahaan seperti Apple, Google, Facebook, dan Silicon
Valley. Penjualan ini rampung dengan nilai USD 525 juta.
Keputusan untuk menjual hak paten Eastman Kodak secara besar-
besaran dilakukan untuk memenuhi prasyarat peminjaman uang sebesar
USD 830 juta. Karena untuk melakukan pinjaman yang besar maka
perusahaan harus mempunyai aset yang besar. Ini merupakan kebijakan dari
pertimbangan faktor resiko. Peminjaman uang ini adalah bagian dari upaya
Kodak agar keluar dari ancaman kebangkrutan. Perusahaan yang berusia
lebih dari 130 tahun itu mengaku telah mendapatkan pinjaman dari
Citigroup senilai US$ 950 juta, untuk kurun waktu 18 bulan.
Setelah penjualan selesai, kini Kodak dapat menjalankan bisnis
digital printing yang merupakan rencana mereka setelah memutuskan
mengakhiri produksi kamera. Karena meskipun dengan penjualan besar-
besaran ini Kodak tak lagi memiliki paten digital imaging, mereka masih
tetap mempunyai 9600 hak paten lain namun di area yang berbeda.
Dan selain menjual hak paten dan beralih bisnis ke commercial
printing, ternyata Kodak juga melakukan langkah bisnis baru dengan
melisensikan brand kamera ikoniknya tersebut ke perusahaan lain yakni JK
Imaging. Lisensi itu sendiri adalah izin untuk menikmati manfaat ekonomi
dari suatu obyek yang dilindungi Hak Kekayaan Intelektual untuk jangka
waktu tertentu. Sebagai imbalan atas pemberian lisensi tersebut, penerima
lisensi wajib membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka
waktu tertentu. Maka dengan persetujuan antar kedua belah pihak ini, JK
Imaging dapat memakai nama Kodak untuk berbagai produknya. Tak hanya
16
kamera digital saja, namun brand tersebut juga akan dipakai di kamera
videopocket dan projector portable.
Weakness (Kelemahan)
Tidak dapat beradaptasi dengan teknologi digital
Terlalu fokus pada produk kamera analog
Kualitas hasil gambar yang kurang memuaskan
Fitur kamera digital masih sedikit dibandingkan dengan pesaing
lainnya
Produk kamera digital yang masih berjumlah sedikit
Opportunities (Peluang)
Pada era sekarang banyak orang-orang yang menganggap bahwa
dokumentasi adalah penting.
Memiliki pangsa pasar yang luas karena Kodak merupakan
perusahaan multinasional.
Threatness (Ancaman)
Persaingan antar perusahaan yang semakin agresif
17
Kemajuan teknologi yang semakin canggih
Munculnya perusahaan- perusahaan baru yang bergerak dibidang yang
sama
Tersedianya barang substitusi kamera digital yaitu handphone dan
tablet PC yang memiliki kamera dengan resolusi tinggi
BAB IV
KESIMPULAN
18
Kodak tidak melakukan analisis lingkungan dengan baik. Perusahaan
ini tidak melakukan environment scanning, development scenario,
dan forecast dengan baik sehingga salah mengambil keputusan.
Kodak juga tidak melakukan bench marking sehingga kamera digital
yang dikeluarkan untuk membangkitkan perusahaan ini tidak laku
dipasaran karena tidak memenuhi selera masyarakat.
Lingkungan persaingan Kodak mencakup pembeli, pesaing, dan
barang substitusi dari kamera digital mempengaruhi penjualan
produk Kodak.
Kodak melakukan kesalahan manajemen strategi. Disaat pesaing
sudah mengembangkan kamera digital, perusahaan ini hanya
mengembangkan strategi setengah-setengah yaitu kamera perpaduan
antara digital dan analog yang tidak menguntungkan perusahaan.
2. Kodak berada pada kategori Dogs dalam hal produk kamera sehingga
membuat perusahaan ini melakukan divestasi dan mengalihkan fokus
bisnisnya.
19
Perusahaan ini seharusnya dapat menciptakan strategi-strategi yang tepat
bila mau menganalisis empat aspek ini.
DAFTAR PUSTAKA
20
Fadlan, Alfi. (2012, 8 Januari). Sejarah Berdirinya Kodak Kamera. Diakses
pada tanggal 15 Maret 2013 dari http://www.infopilihan.com/gadget/sejarah-
berdiri-perusahaan-kodak-kamera-kumpulan-sejarah/
Jayanti, Santi Dwi. (2012, 3 Juli). Pengadilan Restui Upaya Kodak Jual
Paten. Diakses tanggal 15 Maret 2013 dari http://inet.detik.com/read/2012/
07/03/163724/1956809/1277/pengadilan-restui-upaya-kodak-jualpaten?
id771108bcj
Julitra. (2012, 6 Februari). Kodak dan Kisah Ambruknya Sang Raksasa.
Diakses tanggal 22 Maret 2013 dari
http://julitra.wordpress.com/2012/02/06/kodak-dan-kisah-ambruknya-sang-
raksasa/
Marisa. (2010, 24 Mei). Analisis BCG Matriks. Diakses pada tanggal 31
Maret 2013 dari http://marisaicha.blogspot.com/2010/05/analisis-bcg-
matrix.html
Maruli, Aditia. (2012, 29 Februari). Penyebab Kodak Bangkrut. Diakses
tanggal 15 Maret 2013 dari
http://www.antaranews.com/berita/1330522070/penyebab-kodak-bangkrut
Matanari, Sich Jerry. (2010, 26 Juli). Presentasi dengan Matriks BCG.
Diakses tanggal 31 Maret 2013 dari
http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2010/07/26/presentasi-dengan-
matriks-bcg-205140.html
Wahyono, Iyandri Tiluk. (2010, 6 Januari). Manajemen Perubahan. Diakses
tanggal 16 Maret 2013 dari
http://www.docstoc.com/docs/41635246/Manajemen-Perubahan
21