Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besar nya kepada Dosen
pembimbing tutorial skenario B blok 26, sehingga proses tutorial dapat berlangsung dengan baik. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, yang telah memberi dukungan baik berupa materil dan moril yang tidak terhitung jumlahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial skenario B blok 26. Ucapan terima kasih juga kepada teman-teman sejaat di !akultas Kedokteran Uni"ersitas #riijaya atas semua semangat dan dukungannya, sehingga perjalanan blok per blok yang seharusnya sulit dapat dileati dengan lancar. Kami menyadari baha laporan ini masih jauh dari kata mendekati sempurna. $leh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersi%at membangun untuk perbaikan di penyusunan laporan berikutnya. &udah- mudahan laporan ini dapat memberikan pengetahuan yang berman%aat bagi kita semua. 'alembang, 2( )gustus 2*+, 'enyusun DAFTAR ISI Kata 'engantar .................................................................................................................... ........................................................................................................................................... Da%tar -si.............................................................................................................................. ........................................................................................................................................... B)B - 'endahuluan +.+. .atar Belakang...................................................................................... / B)B -- 'embahasan 2.+. Data Tutorial......................................................................................... ............................................................................................................. 2.2. #kenario Kasus...................................................................................... ............................................................................................................. 2./. 'aparan -.Klari%ikasi -stilah................................................................................ ............................................................................................................. --.-denti%ikasi masalah ......................................................................... ............................................................................................................. ---.)nalisis &asalah.............................................................................. ............................................................................................................. -0..earning -ssues................................................................................. ........................................................................................................... 0.Kerangka Konsep............................................................................ ........................................................................................................... B)B --- 'enutup /.+. Kesimpulan........................................................................................... 21 D)!T)2 'U#T)K).......................................................................................................... 23 2 BAB I PENDAHULUAN +.+ .atar Belakang Blok 26 yang merupakan blok in%eksi tropis pada semester ( dari Kurikulum Berbasis Kompetensi 4KBK5 'endidikan Dokter Umum !akultas Kedokteran Uni"ersitas #riijaya 'alembang. 'ada kesempatan ini, dilakukan tutorial studi kasus sebagai bahan pembelajaran untuk menghadapi tutorial yang sebenarnya pada aktu yang akan datang. 'enulis memaparkan kasus yang diberikan mengenai )utis pada anak. Adapun maksud dan tujuan dari materi praktikum tutorial ini, yaitu: 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sist em pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya alembang. !. "apat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. #. $er%apainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial dan mema&ami konsep dari skenario ini. / BAB II PEMBAHASAN 2.+ Data Tutorial Tutor 6 &oderator 6 -"andra #eptiadi Tama 'utra #ekretaris 'apan 6 &uhammad &ukhlis #ekretaris &eja 6 Tatia -ndira 7ari, Tanggal 6 #enin, 28 )gustus 2*+, 2abu, 2( )gustus 2*+, 'eraturan 6 +. )lat komunikasi di nonakti%kan 2. #emua anggota tutorial harus mengeluarkan pendapat /. Dilarang makan dan minum , 2.2. #kenario Kasus #kenario B blok 26 Tn. 9asin /1 tahun, datang ke dokter karena mengeluh demam yang hilang timbul sejak pulang dari Bangka sejak 6 bulan yang lalu. #ejak 6 hari ini demam muncul setiap hari disertai menggigil dan berkeringat setelah keluar keringat dingin. Tn. 9asin mengeluh sakit kepala, mual, dan rasa penuh diperut. 'emeriksaan %isik 6 Keadaan umum 6 kesadaran kompos mentis, TD +2*:1* mm:7g, ;adi 36< , 22 2,< , Temp.a<ila /3 = Kepala 6 sclera ikterik -:- , konjungti"a pucat >:> , .eher 6 pembesaran K?B -:- Thora< 6 paru dan jantung dalam batas normal )bdomen 6 lien teraba #,, hepar teraba + jari dibaah arcus costae @kstremitas 6 edema pretibial -:- 8 'emeriksaan penunjang 6 7b 3 g:dl , 2B= ,,8 juta, AB= ++.*** mm, trombosit 2**.*** DD2 ukuran 2B= yang terin%eksi membesar, tampak gambaran ring 'orm cenderung tebal dan kasar, tampak sitoplasma tidak teratur 4ameboid5 dan s%&u''ner(s dot. Klari%ikasi istilah +. Demam 6 peningkatan suhu tubuh diatas /(,8 = 2. &enggigil 6 perasan dingin disertai getaran tubuh /. Keringat dingin6 suatu kondisi yang tidak normal yang ditandai keluarnya keringat terkadang berlebihan dan tubuh terasa kedinginan. ,. #akit kepala 6 8. &ual 6 sensasi tidak menyenangkan pada epigastrium dan abdomen 6. #chu%%ner 6 garis yang menghubungkan #-)# kanan dan umbilicus dan diteruskan ke arcus costae. ?aris ini digunakan untuk menyatakan adanya pembesaran limpa. (. @dema pretibial6 pembengkakan yang dapat diamati dari akumulasi cairan dalam jaringan yang berada diatas tulang kering : pretibia 1. 2ing %orm 6 gambaran parasite malaria yang imatur 3. )meboid 6 gerakan sel yang menyerupai gerak amoeba atau 4dengan cara menonjolkan sitoplasma karena membrane selnya bersi%at lentur. +*. #chu%%ner dot 6 kelainan patologis yang ditemukan pada sel darah merah yaitu berupa titik-titik atau stippling yang halus berarna merah 6 ++. #clera ikterik 6 kondisi medis yang ditandai dengan menguningnya sclera. +2. DD2 6 drike drupple 'emeriksaan apusan darah untuk menentukan ada tidaknya parasite malaria. -denti%ikasi masalah 6 1. Tn. 9asin /1 tahun, datang ke dokter karena mengeluh demam yang hilang timbul sejak pulang dari Bangka sejak 6 bulan yang lalu. !. #ejak 6 hari ini demam muncul setiap hari disertai menggigil dan berkeringat setelah keluar keringat dingin. Tn. 9asin mengeluh sakit kepala, mual, dan rasa penuh diperut. #. 'emeriksaan %isik 6 Keadaan umum 6 kesadaran kompos mentis, TD +2*:1* mm:7g, ;adi 36< , 22 2,< , Temp.a<ila /3 = Kepala 6 sclera ikterik -:- , konjungti"a pucat >:> , .eher 6 pembesaran K?B -:- Thora< 6 paru dan jantung dalam batas normal )bdomen 6 lien teraba #,, hepar teraba + jari dibaah arcus costae @kstremitas 6 edema pretibial -:- ). 'emeriksaan penunjang 6 7b 3 g:dl , 2B= ,,8 juta, AB= ++.*** mm, trombosit 2**.*** ( *. DD2 ukuran 2B= yang terin%eksi membesar, tampak gambaran ring 'orm cenderung tebal dan kasar, tampak sitoplasma tidak teratur 4ameboid5 dan s%&u''ner(s dot. )nalisis masalah 1. Tn. 9asin /1 tahun, datang ke dokter karena mengeluh demam yang hilang timbul sejak pulang dari Bangka sejak 6 bulan yang lalu. a. Klasifikasi demam ( dalam kasus ini e!masuk demam" Demam ine!mien 'ada tipe damam intermiten, suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari bebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana. b. 7ubungan riayat perjalanan dengan keluhan Tn.yasin B Di Bangka Belitung, di 'ulau Bangka khususnya, penyebaran malaria termasuk yang tertinggi di -ndonesia setelah 'apua. Cumlah penduduk yang terkena hingga 2 juta tiap tahunnya. Bangka Belitung ditetapkan sebagai daerah endemic malaria atau tempat bersarang dan berkembang biak nyamuk malaria sehingga memungkinkan Tn.9asin terin%eksi parasite 'lasmodium. &asa inkubasi 'lasmodium berkisar 1-+2 hari yang merupakan penyebab mengapa keluhan datang setelah Tn.9asin pulang. #. Men$a%a demam &ilan$ im'ul ( #erangan demam yang khas terdiri atas beberapa stadium 6 a. #tadium menggigil dimulai dengan perasaan dingin sekali, sehingga menggigil. 'enderita menutupi badannya dengan baju tebal dan dengan selimut. ;adinay cepat, tetapi lemah, bibir 1 dan jari-jari tangannya menjadi biru, kulitnya kering dan pucat. Kadang-kadang disertai dengan muntah. 'ada anak sering disertai kejang-kejang. #tadium ini berlangsung antara +8 menit sampai + jam. b. #tadium puncak demam dimulai pada saat perasaan dingin sekali perlahan berganti menjadi panas sekali. &uka menjadi merahm kulit kering dan terasa panas seperti terbakar, skit kepala makin hebat, biasanya ada mual dan muntah, nadi penuh dan berdenyut makin keras. 'erasaan haus sekali pada saat suhu naik sampai ,+D= 4+*6D!5 atau lebih. #tadium ini berlangsung selama 2-6 jam. c. #tadium berkeringat dimulai dengan penderita berkeringat banyak sehingga tempat tidurnya basah. #uhu turun dengan cepat, kadang-kadang sampai di baah ambang normal. 'enderita biasanya dapat tidur nyenyak dan aktu bangun, merasa lemah tetapi sehat. #tadium ini berlangsung 2 sampai , jam. d. Bagaimana etiologi dan mekanisme demam B 'ecahnya sel darah merah yang terin%eksi 'lasmodium dapat menyebabkan timbulnya gejala demam disertai mengigil. 'eriodisitas demam pada malaria berhubungan dengan aktu pecahnya sejumlah skiEon matang dan keluarnya meroEoit yang masuk aliran darah 4sporulasi5. 2espon yang terjadi bila organisme pengin%eksi telah menyebar di dalam darah, yaitu pengeluaran suatu bahan kimia oleh makro%ag yang disebut pirogen endogen, T;! al%a dan -.-+. 'irogen endogen ini menyebabkan pengeluaran prostaglandin, suatu perantara kimia lokal yang dapat menaikkan thermostat hipotalamus yang mengatur suhu tubuh. #etelah terjadi peningkatan titik patokan hipotalamus, terjadi inisiasi respon 3 dingin, dimana hipotalamus mendeteksi suhu tubuh di baah normal, sehingga memicu mekanisme respon dingin untuk meningkatkan suhu. 2espon dingin tersebut berupa menggigil dengan tujuan agar produksi panas meningkat dan "asokonstriksi kulit untuk segera mengurangi pengeluaran panas. e. &engapa demam hilang timbul sejak 6 bulanB !. #ejak 6 hari ini demam muncul setiap hari disertai menggigil dan berkeringat setelah keluar keringat dingin. Tn. 9asin mengeluh sakit kepala, mual, dan rasa penuh diperut. a. Men$a%a demam dise!ai men$$i$il dan 'e!ke!in$a ( 'ecahnya sel darah merah yang terin%eksi 'lasmodium dapat menyebabkan timbulnya gejala demam disertai mengigil. 'eriodisitas demam pada malaria berhubungan dengan aktu pecahnya sejumlah skiEon matang dan keluarnya meroEoit yang masuk aliran darah 4sporulasi5. 2espon yang terjadi bila organisme pengin%eksi telah menyebar di dalam darah, yaitu pengeluaran suatu bahan kimia oleh makro%ag yang disebut pirogen endogen, T;! al%a dan -.-+. 'irogen endogen ini menyebabkan pengeluaran prostaglandin, suatu perantara kimia lokal yang dapat menaikkan thermostat hipotalamus yang mengatur suhu tubuh. #etelah terjadi peningkatan titik patokan hipotalamus, terjadi inisiasi respon dingin, dimana hipotalamus mendeteksi suhu tubuh di baah normal, sehingga memicu mekanisme respon dingin untuk meningkatkan suhu. 2espon dingin tersebut berupa menggigil dengan tujuan agar produksi panas meningkat dan "asokonstriksi kulit untuk segera mengurangi pengeluaran panas. +* b. &ekanisme keluhan sakit kepala, mual, rasa penuh diperut B #akit kepala -n%eksi plasmodium melepaskan sitokin malaria atau ?'- sehingga mengakti"asi makro%ag dan mensekresikan -.-2 -F mengakti"asi sel Th -F mensekresikan -.-/ -F mengakti"asi sel mast -F mensekresikan ')! 4'latelet )cti"ating !actor5 yaitu pembaa pesan kimiai yang menyebabkan in%lamasi , pengerutan pembuluh darah, penggumpalan darah dan akhirnya gangguan %ungsi cerebral -F mengakti%kan %aktor hagemann 4%aktor koagulasi atau penggumpalan5 -F sintesis bradikini 4bradikinin bersi%at "asodilatasi5 dan meningkatkan permeabilitas "askuler -F merangsang serabut sara% di otak -F nyeri -F sakit kepala &ual ;yamuk yang di dalam tubuhnya terdapat parasite malaria -F menggigit manusia -F sporoEoit ke sel hati dan di parenkim hati melakukan perkembangan secara aseksual 4skiEogoni eksoeritrosit5 selama 8,8 hari -F skiEoit -F skiEoit pecah mengeluarkan meraEoit-meraEoit -F meraEoit ke sirkulasi dan menyerang 2B= -F terbentuk eritrosit parasite 4@'5 -F bereplikasi secara aseksual 4skiEogoni eritrosit5 -F parasite dalam eritrosit mengalami 2 stadium yaitu stadium cincin 4tropoEoit5 dan matur 4skiEon5 -F permukaan membrane @' stadium matur menonjol dan membentuk knob dengan 72'+ 4komponen umum knob5 -F @' mengalami merogoni:skiEogoni 4pembelahan secara berulang5 -F melepaskan toksin malaria berupa ?'+ -F ?'+ merangsang pelepasan T;! alpha, -.-+, -.-6, -.-/ dengan mengakti"asi makro%ag -F -.-/ mengakti"asi sel mast -F pelepasan histamine-F peningkatan asam lambung -F nausea -F perasaan perut tidak nyaman. ++ #. Ba$aimana mekanisme men$$i$il dan 'e!kei!n$a %ada kasus ( Be!ke!in$a Berkeringat terjadi akibat munculnya demam atau peningkatan suhu tubuh dari nilai normal. 'eningkatan suhu tubuh dari nilai normal ini akan menyebabkan produksi keringat sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan panas dari tubuh sehingga menjaga suhu inti tubuh tetap dalam batasan normal. 'ada keadaan demam, hipotalamus akan meningkatkan batas normal suhu tubuh dari nilai normal, pada saat ini suhu inti tubuh yang normal akan menjadi lebih rendah dari batas suhu tubuh hipotalamus, dan pada saat ini tubuh akan melakukan usaha memparoleh panas, salah satunya melalui menggigil. )kan tetapi, ketika hipotalamus mulai berusaha menurunkan batas suhu tubuh kembali, suhu tubuh pada saat ini akan berada di atas batas suhu yang ditetapkan oleh hipotalamus dan oleh sebab itu akan, tubuh akan berusaha mengeluarkan panas dari dalam tubuh salah satunya melalui pengeluaran keringat. d. Bagaimana riayat perjalanan penyakit pada kasus ini B pathogenesis e. &akna klinis demam setiap hari sejak 6 hari ini B #. 'emeriksaan %isik 6 Keadaan umum 6 kesadaran kompos mentis, TD +2*:1* mm:7g, ;adi 36< , 22 2,< , Temp.a<ila /3 = Kepala 6 sclera ikterik -:- , konjungti"a pucat >:> , .eher 6 pembesaran K?B -:- Thora< 6 paru dan jantung dalam batas normal )bdomen 6 lien teraba #,, hepar teraba + jari dibaah arcus costae @kstremitas 6 edema pretibial -:- +2 a. Bagaimana interpretasi B b. Bagaimana mekanisme abnormal pada kasus B #plenomegali 'enderita dapat mengalami pembengkakan limpa terutama pada penderita malaria yang sudah lama 4menahun5. .impa tersebut dapat menjadi keras dan mudah pecah. 'erubahan pada limpa biasanya disebabkan oleh kongesti kemudian limpa berubah menjadi hitam karena pigmen yang ditimbun dalam eritrosit yang mengandung parasit dalam kapiler dan sinusoid. 7epatomegali #ebagai kompensasi hemolisis dan memperbanyak jumlah sel 4hiperplasi5 dan adanya sporoEoit yang masuk kedalam hepar banyak, maka hepar melakukan kompensasi dengan memperbanyak jumlah sel. c. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan schu%%ner B ). 'emeriksaan penunjang 6 7b 3 g:dl , 2B= ,,8 juta, AB= ++.*** mm, trombosit 2**.*** a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan penunjang B b. Bagaimana mekanisme abnormal pemeriksaan penunjang B *. DD2 ukuran 2B= yang terin%eksi membesar, tampak gambaran ring 'orm cenderung tebal dan kasar, tampak sitoplasma tidak teratur 4ameboid5 dan s%&u''ner(s dot. a. Bagaimana pemeriksaan DD2 B b. Bagaimana gambaran 2B= yang terin%eksi dengan gambaran pada kasus B c. Bagaimana kelainan tersebut bisa terjadi B jelaskanG +. Diagnosis banding B ,. Bagaimana cara menegakkan diagnosis B +/ Diagnosis malaria ditegakkan seperti diagnosis penyakit lainnya berdasarkan anamnesis, pemeriksaan %isik dan pemeriksaan laboratorium. Diagnosis pasti in%eksi malaria ditegakkan dengan pemeriksaan sediaan darah secara mikroskopik atau tes diagnostik cepat. 4#udoyo, 2**(5 +. )namnesis a. Keluhan utama, yaitu demam, menggigil, berkeringat dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot dan pegal-pegal. b. 2iayat berkunjung dan bermalam lebih kurang +-, minggu yang lalu ke daerah endemik malaria. c. 2iayat tinggal di daerah endemik malaria. d. 2iayat sakit malaria. e. 2iayat minum obat malaria satu bulan terakhir. %. 2iayat mendapat trans%usi darah. #elain hal-hal tersebut di atas, pada tersangka penderita malaria berat, dapat ditemukan keadaan di baah ini6 a. ?angguan kesadaran dalam berbagai derajat. b. Keadaan umum yang lemah. c. Kejang-kejang. d. 'anas sangat tinggi. e. &ata dan tubuh kuning. %. 'erdarahan hidung, gusi, tau saluran cerna. g. ;a%as cepat 4sesak napas5. h. &untah terus menerus dan tidak dapat makan minum. i. Aarna air seni seperti the pekat dan dapat sampai kehitaman. j. Cumlah air seni kurang bahkan sampai tidak ada. k. Telapak tangan sangat pucat. 2. 'emeriksaan !isik a. Demam 4H/(,8 o =5 b. Kunjuncti"a atau telapak tangan pucat c. 'embesaran limpa d. 'embesaran hati +, 'ada penderita tersangaka malaria berat ditemukan tanda-tanda klinis sebagai berikut6 a. Temperature rectal H,* o =. b. ;adi capat dan lemah. c. Tekanan darah sistolik I(* mm7g pada orang deasa dan I8* mm7g pada anak-anak. d. !rekuensi napas F/8 kali permenit pada orang deasa atau F,* kali permenit pada balita, dan F8* kali permenit pada anak dibaah + tahun. e. 'enurunan kesadaran. %. &ani%estasi perdarahan6 ptekie, purpura, hematom. g. Tanda-tanda dehidrasi. h. Tanda-tanda anemia berat. i. #klera mata kuning. j. 'embesaran limpa dan atau hepar. k. ?agal ginjal ditandai dengan oligouria sampai anuria. l. ?ejala neurologik6 kaku kuduk, re%leks patologis positi%. /. 'emeriksaan .aboratorium a. 'emeriksaan dengan mikroskopik #ebagai standar emas pemeriksaan laboratoris demam malaria pada penderita adalah mikroskopik untuk menemukan parasit di dalam darah tepi 4+/5 . 'emeriksaan darah tebal dan tipis untuk menentukan6 +5 )da:tidaknya parasit malaria. 25 #pesies dan stadium lasmodium /5 Kepadatan parasit b. 'emeriksaan dengan tes diagnostik cepat -.apid "iagnosti% $est/ &ekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan metoda immunokromatogra%i dalam bentuk dipstik. c. Tes serologi Tes ini berguna untuk mendeteksi adanya antibodi spesi%ik terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal. Tes ini kurang berman%aat sebagai alat diagnostic sebab antibodi baru terbentuk setelah +8 beberapa hari parasitemia. Titer F+62** dianggap sebagai in%eksi baru, dan tes F+62* dinyatakan positi%. 8. A%a dia$n)sis ke!*a ( 0. Bagaimana epidemiologi B -n%eksi malaria tersebar lebih dari +** negara di benua )%rika, )sia, )merika, dan daerah $ceania serta kepulauan Karibia. .ebih dari +,6 triliun manusia terpapar oleh malaria dengan dugaan morbiditas 2**-/** juta dan mortalitas lebih dari + juta per tahun. Di -ndonesia kaasan timur mulai dari Kalimantan, #ulaesi Tengah sampai ke Utara, &aluku, -rian Caya serta dari .ombok hingga ;usa Tenggara merupakan daerah endemis malaria dengan . Fal%iparum dan . 1iva2. Beberapa daerah di #umatera nulai dari .ampung, 2iau, Cambi, dan Batam kasus malaria cenderung meningkat. 4#udoyo, 2**(5 'erbedaan pre"alensi menurut umur dan jenis kelamin lebih berkaitan dengan perbedaan derajat kekebalan tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan baha perempuan mempunyai respon imun yang lebih kuat dibandingkan dengan laki-laki, namun kehamilan dapat meningkatkan resiko malaria 10. Ba$aimana ei)l)$i dan fak)! !esik) ( 'enyebab in%eksi malaria ialah plasmodium, yang selain mengin%eksi manusia juga mengein%eksi binatang seperti golongan burung, reptil, dan mamalia. Termasuk dalam genus plasmodium dari %amili plasmodidae. 'ada manusia, plasmodium mengin%eksi eritrosit dan mengalami pembiakan aseksual di jaringan hati dan di eritrosit 4#udoyo, 2**(5. 'embiakan seksual terjadi pada tubuh nyamuk yaitu anopheles betina. lasmodium sebagai penyebab malaria terdiri dari , spesies, yaitu lasmodium viva2, lasmodium 'al%iparum, lasmodium malariae, dan lasmodium ovale. #ecara keseluruhan ada lebih dari +** plasmodium +6 yang mengin%eksi binatang 412 pada jenis burung dan reptil dan 22 pada binatang primata5. &alaria juga melibatkan hospes perantara, yaitu manusia maupun "ertebra lainnya. #edangkan hospes de%initi%nya yaitu nyamuk anop&eles. 4&ansjoer, 2**+5 )da beberapa %aktor yang turut mempengaruhi seseorang terin%eksi malaria adalah6 4?unaan, 2***5 +. 2as atau suku bangsa 'ada penduduk benua )%rika pre"alensi 7emoglobin # 47b#5 cukup tinggi sehingga lebih tahan terhadap in%eksi . Fal%iparum karena 7b# dapat menghambat perkembangbiakan . Fal%iparum. 2. Kekurangan enEim tertentu Kekurangan terhadap enEim 3lukosa + &osp&at "e&idrogenase -3+"/ memberikan perlindungan terhadap in%eksi . Fal%iparum yang berat. De%isiensi terhadap enEim ini merupakan penyakit genetik dengan mani%estasi utama pada anita. /. Kekebalan pada malaria terjadi apabila tubuh mampu menghancurkan lasmodium yang masuk atau mampu menghalangi perkembangannya. 11. Bagaimana pathogenesis B 'atogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang dan lingkungan. 'atogenesis lebih ditekankan pada terjadinya peningkatan permeabilitas pembuluh darah daripada koagulasi intra"askuler. $leh karena skiEogoni menyebabkan kerusakan eritrosit maka akan terjadi anemia. Beratnya anemi tidak sebanding dengan parasitemia menunjukkan adanya kelainan eritrosit selain yang mengandung parasit. 7al ini diduga akibat adanya toksin malaria yang menyebabkan gangguan %ungsi eritrosit dan sebagian eritrosit pecah melalui limpa sehingga parasit keluar. !aktor lain yang menyebabkan terjadinya anemia mungkin karena terbentuknya antibodi terhadap eritrosit. 4?andahusada, +3315 +( .impa mengalami pembesaran dan pembendungan serta pigmentasi sehingga mudah pecah. Dalam limpa dijumpai banyak parasit dalam makro%ag dan sering terjadi %agositosis dari eritrosit yang terin%eksi maupun yang tidak terin%eksi. 'ada malaria kronis terjadi hyperplasia dari retikulosit diserta peningkatan makro%ag. 'ada malaria berat mekanisme patogenesisnya berkaitan dengan in"asi meroEoit ke dalam eritrosit sehingga menyebabkan eritrosit yang mengandung parasit mengalami perubahan struktur danmbiomolekular sel untuk mempertahankan kehidupan parasit. 'erubahan tersebut meliputi mekanisme, diantaranya transport membran sel, sitoad&erensi, sekuestrasi dan resetting. #itoadherensi merupakan peristia perlekatan eritrosit yang telah terin%eksi '. %alciparum pada reseptor di bagian endotelium "enule dan kapiler. #elain itu eritrosit juga dapat melekat pada eritrosit yang tidak terin%eksi sehingga terbentuk roset. 2esetting adalah suatu %enomena perlekatan antara sebuah eritrosit yang mengandung meroEoit matang yang diselubungi oleh sekitar +* atau lebih eritrosit non parasit, sehingga berbentu seperti bunga. #alah satu %aktor yang mempengaruhi terjadinya resetting adalah golongan darah dimana terdapatnya antigen golongan darah ) dan B yang bertindak sebagai reseptor pada permukaan eritrosit yang tidak terin%eksi. &enurut pendapat ahli lain, patogenesis malaria adalah multi%aktorial dan berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut6 +. 'enghancuran eritrosit !agositosis tidak hanya pada eritrosit yang mengandung parasit tetapi juga terhadap eritrosit yang tidak mengandung parasit sehingga menimbulkan anemia dan hipoksemia jaringan. 'ada hemolisis intra"ascular yang berat dapat terjadi hemoglobinuria -bla%k w&ite 'ever/ dan dapat menyebabkan gagal ginjal. 2. &ediator endotoksin-makro%ag 'ada saat skiEogoni, eritrosit yang mengandung parasit memicu makro%ag +1 yang sensiti"e endotoksin untuk melepaskan berbagai mediator. @ndotoksin mungkin berasal dari saluran cerna dan parasit malaria sendiri dapat melepaskan %aktor nekrosis tumor 4T;!5 yang merupakan suatu monokin, ditemukan dalam peredaran darah manusia dan hean yang terin%eksi parasit malaria. T;! dan sitokin dapat menimbulkan demam, hipoglikemia, dan sndrom penyakit pernapasan pada orang deasa. /. #ekuestrasi eritrosit yang terluka @ritrosit yang terin%eksi oleh lasmodium dapat membentuk tonjolan- tonjolan 4knobs/ pada permukaannya. Tonjolan tersebut mengandung antigen dan bereaksi dengan antibodi malaria dan berhubungan dengan a%initas eritrosit yang mengandung parasit terhadap endothelium kapiler alat dalam, sehingga skiEogoni berlangsung di sirkulasi alat dalam. @ritrosit yang terin%eksi menempel pada endothelium dan membentuk gumpalan yang mengandung kapiler yang bocor dan menimbulkan anoksia dan edema jaringan. 1!. Bagaimana penatalaksanaan B 'engobatan yang diberikan adalah pengobatan radikal malaria dengan membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh manusia, termasuk stadium gametosit. )dapun tujuan pengobatan radikal untuk mendapat kesembuhan klinis dan parasitologik serta memutuskan rantai penularan. #emua obat anti malaria tidak boleh diberikan dalam keadaan perut kosong karena bersi%at iritasi lambung. $leh sebab itu penderita harus makan terlebih dahulu setiap akan minum obat anti malaria. Dosis pemberian obat sebaiknya berdasarkan berat badan. 'engobatan malaria di -ndonesia menggunakan $bat )nti &alaria 4$)&5 kombinasi. 9ang dimaksud dengan pengobatan kombinasi malaria adalah penggunaan dua atau lebih obat anti malaria yang %armakodinamik dan %armakokinetiknya sesuai, bersinergi dan berbeda cara terjadinya resistensi. Tujuan terapi kombinasi ini adalah untuk pengobatan yang lebih baik dan mencegah terjadinya resistensi +3 'lasmodium terhadap obat anti malaria. 'engobatan kombinasi malaria harus6 a. aman dan toleran untuk semua umurJ b. e%ekti% dan cepat kerjanyaJ c. resisten dan:atau resistensi silang belum terjadiJ dan d. harga murah dan terjangkau. #aat ini yang digunakan program nasional adalah deri"at artemisinin dengan golongan aminokuinolin, yaitu6 +. Kombinasi tetap 4Fi2ed "ose 4ombination 5 !D=5 yang terdiri atas Dihydroartemisinin dan 'iperakuin 4D7'5. + 4satu5 tablet !D= mengandung ,* mg dihydroartemisinin dan /2* mg piperakuin. $bat ini diberikan per K oral selama tiga hari dengan range dosis tunggal harian sebagai berikut6 Dihydroartemisinin dosis 2-, mg:kgBBJ 'iperakuin dosis +6-/2mg:kgBB 2. )rtesunat K )modiakuin Kemasan artesunat K amodiakuin yang ada pada program pengendalian malaria dengan / blister, setiap blister terdiri dari , tablet artesunat L8* mg dan , tablet amodiakuin +8* mg. Pen$)'aan Mala!ia Tan%a K)m%likasi 'engobatan malaria %alsiparum dan "i"aks saat ini menggunakan )=T ditambah primakuin. Dosis )=T untuk malaria %alsiparum sama dengan malaria "i"aks, sedangkan obat primakuin untuk malaria %alsiparum hanya diberikan pada hari pertama saja dengan dosis *,(8 mg:kgBB dan untuk malaria "i"aks selama +, hari dengan dosis *,28 mg:kgBB. .ini pertama pengobatan malaria %alsiparum dan malaria "i"aks adalah seperti yang tertera di baah ini6 a. .ini 'ertama Pen$)'aan Lini Pe!ama Mala!ia +i+aks menu!u 'e!a 'adan den$an DHP dan P!imakuin 2* Keterangan 6 #ebaiknya dosis pemberian D7) > ''M berdasarkan berat badan. )pabila penimbangan berat badan tidak dapat dilakukan maka pemberian obat dapat berdasarkan kelompok umur. +. )pabila ada ketidaksesuaian antara umur dan berat badan 4pada tabel pengobatan5, maka dosis yang dipakai adalah berdasarkan berat badan. 2. Dapat diberikan pada ibu hamil trimester 2 dan / /. )pabila pasien . 'al%iparum dengan BB F1* kg datang kembali dalam aktu 2 bulan setelah pemberian obat dan pemeriksaan #ediaan Darah masih positi% . 'al%iparum, maka diberikan D7' dengan dosis ditingkatkan menjadi 8 tablet:hari selama / hari. Pen$)'aan Lini Pe!ama Mala!ia +i+aks menu!u 'e!a 'adan den$an A!esuna , Am)diakuin dan P!imakuin 2+ Dosis obat 6 )modiakuin basa N +*mg:kgBB dan )rtesunat N ,mg:kgBB 'rimakuin N *,(8mg:kgBB 4. 'al%iparum untuk hari -5 'rimakuin N *,28 mg:kgBB 4. viva2 selama +, hari5 b. .ini Kedua Kombinasi ini digunakan untuk pengobatan malaria "i"aks yang tidak respon terhadap pengobatan )=T. c. 'engobatan malaria "i"aks yang relaps Dugaan 2elaps pada malaria "i"aks adalah apabila pemberian primakuin dosis *,28 mg:kgBB:hari sudah diminum selama +, hari dan penderita sakit kembali dengan parasit positi% dalam kurun aktu / minggu sampai / bulan setelah pengobatan. 22 1#. Bagaimana komplikasi B 7ampir semua kematian akibat malaria disebabkan oleh . 'al%iparum. pada in%eksi . 'al%iparum dapat meimbulkan malaria berat dengan komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut 2/ A7$ dide%inisikan sebagai in%eksi . 'al%iparum stadium aseksual dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut6 4&ansjoer, 2**+5 o &alaria serebral, derajat kesadaran berdasarkan ?=# kurang dari ++. o )nemia berat 47bI8 grO atau hematokrit I+8O5 pada keadaan hitung parasit F+*.***:Pl. o ?agal ginjal akut 4urin kurang dari ,**ml:2,jam pada orang deasa atau I+2 ml:kgBB pada anak-anak setelah dilakukan rehidrasi, diserta kelainan kreatinin F/mgO. o @dema paru. o 7ipoglikemia6 gula darah I,* mgO. o ?agal sirkulasi:syok6 tekanan sistolik I(* mm7g diserta keringat dingin atau perbedaan temperature kulit-mukosa F+ o =. o 'erdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna dan atau disertai kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi intra"askuler. o Kejang berulang lebih dari 2 kali:2,jam setelah pendinginan pada hipertermis. o )sidemia 4'hI(,285 atau asidosis 4plasma bikarbonat I+8mmol:.5. o &akroskopik hemaglobinuri oleh karena in%eksi malaria akut bukan karena obat antimalaria pada kekurangan ?lukosa 6 'hospat Dehidrogenase. o Diagnosa post6mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada pembuluh kapiler jaringan otak. 1). Bagimana prognosis B 1*. Berapa #KD- B 7ipotesis 6 2, Tn. 9asin /1 tahun , datang ke dokter dengan keluhan demam disertai menggigil , berkeringat, sakit kepala, mual, dan rasa penuh diperut ,ada riayat perjalanan ke bangka diduga menderita malaria. .-6 +. &alaria 2. 'lasmodium 28 'embagian analisis6 +. Tatia -ndira +a /a 1 +c /c +* 2. #atria Aisnu +b /b 3 +d ,a ++ /. )tia Culika +c /c +* +e ,b +2 ,. -"andra #eptiadi +d ,a ++ 2a 8a +/ 8. ;uriasani 9ukendri +e ,b +2 2b 8b +, 6. ;atasha 'ermata 2a 8a +/ 2c 8c 2b (. #alsabil 2b 8b +, 2d 6 /b 1. &uhammad &ukhlis 2c 8c +8 2e ( ,b 3. &eida 2arasta 2d 6 +a /a 1 8c +*. ;iken Kasati 2e ( +b /b 3 +d 26