Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
Pada tahun 1860, seorang dokter bedah kebangsaan Inggris bernama William Little
pertama kali mendeskripsikan satu penyakit yang pada saat itu membingungkan yang
menyerang anak-anak pada usia tahun pertama, yang menyebabkan kekakuan otot tungkai
dan lengan. Anak-anak tersebut mengalami kesulitan memegang obyek, merangkak dan
berjalan. Penderita tersebut tidak bertambah membaik dengan bertambahnya usia tetapi juga
tidak bertambah memburuk. Kondisi tersebut disebut little 's disease selama beberapa tahun,
yang saat ini dikenal sebagai spastic diplegia. Penyakit ini merupakan salah satu dari
penyakit yang mengenai pengendalian ungsi pergerakan dan digolongkan dalam terminologi
cerebral palsy atau umunya disingkat !P.
1
"ebagian besar penderita tersebut lahir premature atau mengalami komplikasi saat
persalinan dan #ittle menyatakan kondisi tersebut merupakan hasil dari kekurangan oksigen
selama kelahiran. Kekurangan oksigen tersebut merusak jaringan otak yang sensiti yang
mengendalikan ungsi pergerakan. $etapi pada tahun 18%&, psikiatri terkenal Sigmund Freud
tidak sependapat. 'alam penelitiannya, banyak dijumpai pada anak-anak !P mempunyai
masalah lain misalnya retardasi mental, gangguan (isual dan kejang, )reud menyatakan
bah*a penyakit tersebut mungkin sudah terjadi pada a*al kehidupan, selama perkembangan
otak janin. Kesulitan persalinan hanya merupakan satu keadaan yang menimbulkan eek
yang lebih buruk dimana sangat mempengaruhi perkembangan etus.
1
'isamping pengamatan oleh )reud, keyakinan yang menyatakan bah*a komplikasi
persalinan menyebabkan banyak kasus !P tersebar luas diantara dokter, keluarga dan tenaga
riset medis. 'itahun 1%80, dianalisis data penelitian pemerintah pada +,-.000 persalinan dan
hasilnya sangat mengejutkan dengan ditemukan kasus komplikasi hanya .10/. "ebagian
besar kasus !P sering dijumpai kasus tanpa aktor resiko. Penemuan tersebut dapat
mengubah teori medis mengenai !P dan sangat memoti(asi peneliti masa kini untuk men0ari
lebih lanjut penyebab lain dari !P.
2
Pada saat yang sama, penelitian biomedis juga telah memulai penelitian untuk lebih
memahami perubahan pemahaman se0ara bermakna dalam diagnosis dan penanganan
penderita !P. )aktor resiko yang sebelumnya tidak diketahui mulai dapat diidentiikasi,
khususnya paparan intrauterine terhadap ineksi dan penyakit koagulasi, dll. Identiikasi dini
!P pada bayi akan memberikan kesempatan pada penderita untuk mendapat penanganan
optimal dalam upaya memperbaiki ke0a0atan sensoris dan men0egah timbulnya kontraktur.
1iset biomedis berhasil dalam memperbaiki teknik diagnostik misalnya imaging 0erebral
0anggih dan analisis gait modern. Kondisi tertentu yang sudah diketahui menyebabkan !P,
misalnya rubella dan ikterus, pada saat ini sudah dapat diterapi dan di0egah. $erapi isik,
psikologis dan perilaku yang optimal dengan metode khusus misalnya gerakan, bi0ara
membantu kematangan sosial dan emosional sangat penting untuk men0apai kesuksesan.
$erapi medikasi, pembedahan dan pemasangan braces banyak membatu dalam hal perbaikan
koordinasi sara dan otot, sebagai terapi penyakit yang berhubungan dengan !P, disamping
men0egah atau mengoreksi deormitas.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
!erebral Palsy adalah suatu keadaan kerusakan jaringan otak yang kekal dan tidak
progresi, terjadi pada *aktu masih muda 2sejak dilahirkan3 serta merintangi perkembangan
otak normal dengan gambaran klinik dapat berubah selama hidup dan menunjukan kelainan
dalam sikap dan pergerakan, disertai kelainan neurologis berupa kelumpuhan spastis,
gangguan ganglia basal dan serebelum juga kelainan mental.
1
Pendapat lain mengatakan bah*a 0erebral palsy adalah keadaan pada anak dengan
kelainan motorik dini yang disebabkan suatu 0a0at otak atau kerusakan otak non progresi
pada usia muda. 'itandai dengan paresis, gerakan (olunter, atau gangguan koordinasi.
3
$erminologi ini digunakan untuk mendeskripisikan kelompok penyakit kronik yang
mengenai pusat pengendalian pergerakan dengan maniestasi klinis yang tampak pada
beberapa tahun pertama kehidupan dan se0ara umum tidak akan bertambah memburuk pada
usia selanjutnya. Istilah 0erebral ditujukan pada kedua belahan otak atau hemiser dan palsi
mendeskripsikan berma0am penyakit yang mengenai pusat pengendalian pergerakan tubuh.
4adi penyakit tersebut tidak disebabkan oleh masalah pada otot atau jaringan sara tepi,
melainkan terjadi perkembangan yang salah atau kerusakan pada area motorik otak yang akan
mengganggu kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan dan postur se0ara adekuat.
2
5ejala !P tampak sebagai spektrum yang menggambarkan (ariasi beratnya penyakit.
"eseorang dengan !P dapat menampakkan gejala kesulitan dalam hal motorik halus,
misalnya menulis atau menggunakan gunting, masalah keseimbangan dalam berjalan atau
mengenai gerakan in(olunter, misalnya tidak dapat mengontrol gerakan menulis. 5ejala
dapat berbeda pada setiap penderita, dan dapat berubah pada seorang penderita. Penderita !P
derajat berat akan mengakibatkan tidak dapat berjalan atau membutuhkan pera*atan yang
ekstensi dan jangka panjang, sedangkan !P derajat ringan mungkin hanya sedikit 0anggung
dalam gerakan dan membutuhkan bantuan yang tidak khusus. !P bukan penyakit menular
atau bersiat herediter.
1
B. ETIOLOGI
Penyebab 0erebral palsy masih belum diketahui dengan jelas. 'iperkirakan terjadi
kejadian spesiik pada masa kehamilan atau sekitar kelahiran dimana terjadi kerusakan pusat
motorik pada otak yang sedang berkembang. 6eberapa dugaan penyebab 0erebral palsy
antara lain 7
1
1. Ineksi pada kehamilan
1ubella dapat mengineksi ibu hamil dan etus dalam uterus, akan menyebabkan
kerusakan sistem sara yang sedang berkembang. Ineksi lain yang dapat
menyebabkan 0edera otak etus meliputi 0ytomegalo(irus dan to8oplasmosis.
9. Ikterus neonatorum
Pada keadaan 1h:A6; inkompatibilitas, terjadi kerusakan eritrosit dalam *aktu
singkat, sehingga bilirubin indirek akan meningkat dan menyebabkan ikterus. Ikterus
berat dan tidak diterapi dapat merusak sel otak se0ara permanen.

,. Kekurangan oksigen berat pada otak atau trauma kepala selama proses persalinan.
Asiksia sering dijumpai pada bayi bayi dengan kesulitan persalinan. Asiksia
menyebabkan rendahnya suplai oksigen pada otak bayi dalam periode lama, anak
tersebut akan mengalami kerusakan otak yang dikenal dengan hipoksik iskemik
ensealopati. Angka mortalitas meningkat pada kondisi asiksia berat, dimana saat
bersama dengan gangguan mental dan kejang.

Kriteria yang digunakan untuk
memastikan hipoksia intrapartum sebagai penyebab 0erebral palsy adalah 7
<etabolik asidosis pada janin dengan pemeriksaan darah arteri tali pusat janin,
atau neonatal dini p= > &
?eonatal ensealopati dini berat sampai sedang pada bayi +,@minggu gestasi
$ipe 0erebral palsy spastik Auadriplegia atau diskinetik
$anda hipoksik pada bayi segera setelah lahir atau selama persalinan
Penurunan detak jantung janin 0epat, segera dan 0epat memburuk segera setelah
tanda hipoksik terjadi dimana sebelumnya diketahui dalam batas normal
Apgar s0ore 0-6 > - menit
<ulti sistem tubuh terganggu segera setelah hipoksik
Imaging dini abnormalitas 0erebral
@. "troke
Kelainan koagulasi pada ibu atau bayi dapat menyebabkan stroke pada etus atau
bayi baru lahir. "troke ini menyebabkan kerusakan jaringan otak dan menyebabkan
terjadinya masalah neurologis.
)aktor B aktor yang menyatakan selain hipoksik intrapartum sebagai penyebab 0erebral
palsy adalah 7
2
Pada pemeriksaan analisis gas darah arteri umbilikal .1mmol:# atau p=+&
6ayi dengan kelainan kongenital mayor atau multipel atau kelainan metabolik
Ineksi ""P atau siskemik
6ayi dengan tanda hambatan pertumbuhan intra uterin
<ikroseali
Adanya aktor resiko antenatal lain untuk !P, misalnya prematuritas, kehamilan
ganda dan penyakit autoimun
Adanya aktor resiko postnatal untuk !P seperti postnatal ensealitis, hipotensi
memanjang atau hipoksik karena penyakit respirasi
C. PATOFISIOLOGI
!erebral palsy bukan merupakan satu penyakit dengan satu penyebab. !erebral palsy
merupakan grup penyakit dengan masalah mengatur gerakan, tetapi dapat mempunyai
penyebab yang berbeda. Cntuk menentukan penyebab 0erebral palsy, harus digali mengenai
hal 7 bentuk 0erebral palsy, ri*ayat kesehatan ibu dan anak, dan onset penyakit.
2
Adanya malormasi hambatan pada (askuler, atroi, hilangnya neuron dan degenerasi
laminar akan menimbulkan narro*ergyiri, suluran sul0i dan berat otak rendah. !erebral palsy
digambarkan sebagai keka0auan pergerakan dan postur tubuh yang disebabkan oleh 0a0at
nonprogressi(e atau luka otak pada saat anak-anak. "uatu presentasi !P dapat diakibatkan
oleh suatu dasar kelainan 2struktural otak 7 a*al sebelum dilahirkan, perinatal, atau luka-
luka : kerugian setelah kelahiran dalam kaitan dengan ketidak0ukupan (askuler, toksin atau
ineksi3.
2
'apat juga merupakan hasil dari kerusakan otak pada bulan B bulan pertama atau
tahun pertama kehidupan yang merupakan sisa ineksi otak, misalnya meningitis bakteri atau
ensealitis (irus, atau merupakan hasil dari trauma kepala yang sering akibat ke0elakaan lalu
lintas, jatuh atau penganiayaan anak.
2
D. KLASIFIKASI KLINIS
!erebral palsy dapat diklasiikasikan berdasarkan gejala dan tanda klinis neurologis.
"pasti0 diplegia untuk pertama kali dideskripsikan oleh dr.#ittle 218603, merupakan salah
satu bentuk penyakit yang dikenal selanjutnya sebagai 0erebral palsy. =ingga saat ini,
0erebral palsy diklasiikasikan berdasarkan kerusakan gerakan yang terjadi dan dibagi dalam
empat kategori, yaitu 7
1

1. !P "pastik
<erupakan bentukan !P yang terbanyak 2&0-80/3, otot mengalami kekakuan dan
se0ara permanen akan menjadi kontraktur. 4ika kedua tungkai mengalami
spastisitas, pada saat seseorang berjalan, kedua tungkai tampak bergerak kaku dan
lurus. 5ambaran klinis ini membentuk karakterisitik berupa ritme berjalan yang
dikenal dengan gait gunting 2s0issor gait3 26ryers, 1%@13.
Anak dengan spasti0 hemiplegia dapat disetai tremor hemiparesis, dimana seseorang
tidak dapat mengendalikan gerakan pada tungkai pada satu sisi tubuh.
4ika tremor memberat, akan terjadi gangguan gerakan berat.
a. <onoplegi bila hanya mengenai 1 ekstremitas saja, biasanya lengan
b. 'iplegia keempat ekstremitas terkena, tetapi kedua kaki lebih berat
daripada kedua lengan
0. $riplegia bila mengenai , ekstremitas, yang paling banyak adalah
mengenai kedua lengan dan kaki
d. Duadriplegia keempat ekstremitas terkena dengan derajat yang sama
e. =emiplegia <engenai salah satu sisi dari tubuh dan lengan terkena lebih
berat.
9. !P Atetoid : diskinetik
6entuk !P ini mempunyai karakteristik gerakan menulis yang tidak terkontrol dan
perlahan. 5erakan abnormal ini mengenai tangan, kaki, lengan atau tungkai dan
pada sebagian besar kasus, otot muka dan lidah, menyebabkan anak tampak selalu
menyeringai dan selalu mengeluarkan air liur. 5erakan sering meningkat selama
periode peningkatan stress dan hilang pada saat tidur. Penderita juga mengalami
masalah koordinasi gerakan otot bi0ara 2disartria3. !P atetoid terjadi pada 10-90/
penderita !P.
,. !P Ataksid
4arang dijumpai, mengenai keseimbangan dan persepsi dalam. Penderita yang
terkena sering menunjukkan koordinasi yang buruk, berjalan tidak stabil dengan
gaya berjalan kaki terbuka lebar, meletakkan kedua kaki dengan posisi yang saling
berjauhan, kesulitan dalam melakukan gerkan 0epat dan tepat, misalnya menulis
atau mengan0ingkan baju. <ereka juga sering mengalami tremor, dimulai dengan
gerakan (olunter misalnya mengambil buku, menyebabkan gerakan seperti
menggigil pada bagian tubuh yang baru akan digunakan dan tampak memburuk
sama dengan saat pendertia akan menuju obyek yang dikehendaki. 6entuk ataksid
ini mengenai --10/ penderita !P.
@. !P !ampuran
"ering ditemukan pada seorang penderita mempunyai lebih dari satu bentuk !P
yang akan dijabarkan di atas. 6entuk 0ampuran yang sering dijumpai adalah
spasti0 dan gerakan atetoid tetapi kombinasi lain juga mungkin dijumpai.
6erdasarkan dari deisit neurologis, 0erebral palsy terdiri dari 7
1. $ipe spastis atau piramidal
Pada tipe ini gejala yang hampir selalu ada adalah7
E =ipertoni 2enomena pisau lipat3
E =iperleksi yang disertai klonus
E Ke0enderungan timbul kontraktur
E 1eleks patologis
9. $ipe ekstrapiramidal
Akan berpengaruh pada bentuk tubuh, gerakan in(olunter, seperti atetosis, distonia,
ataksia. $ipe ini sering disertai gangguan emosional dan retradasi mental. 'isamping
itu juga dijumpai gejala hipertoni, hiperleksi ringan, jarang sampai timbul klonus.
Pada tipe ini kontraktur jarang ditemukan apabila mengenai sara otak bisa terlihat
*ajah yang asimetris dan disartri
,. $ipe 0ampuran
5ejala-gejala merupakan 0ampuran kedua gejala di atas, misalnya hiperreleksi dan
hipertoni disertai gerakan khorea.
!erebral palsy juga dapat diklasiikan berdasarkan estimasi derajat beratnya penyakit dan
kemampuan penderita untuk melakukan akti(itas normal 2$abel 1.3
$abel 1. Klasiikasi !P berdasarkan 'erajat Penyakit
2
Klasiikasi Perkembangan motorik 5ejala Penyakit penyerta
<inimal ?ormal, hanya terganggu
se0ara kualitati
Kelainan tonus sementara
1eleks primiti menetap terlalu
lama
Kelainan postur ringan
5angguan gerak motorik kasar
dan halus, misalnya 0lumpsy
5angguan
komunikasi
5angguan belajar
spesiik
1ingan 6erjalan umur 9@ bulan Perkembangan releks primiti
abnormal
1espon postular terganggu
5angguan motorik seperti
tremor
5angguan koordinasi
"edang 6erjalan umur , tahun
kadang memerlukan
bra0ing. $idak perlu alat
khusus
6erbagai kelainan neurologis
1eleks primiti menetap
1espon postural terlambat
1etardasi mental
5angguan belajar
dan komunikasi
Kejang
6erat $idak bisa berjalan atau
berjalan dengan alat
bantu, kadang butuh
operasi
gejala neurologis dominan
releks primiti menetap
respon postural tidak mun0ul
E. GAMBARAN KLINIS
5ambaran a*al pada penderita 0erebral palsy biasanya tampak pada usia ., tahun,
dan orang tua sering men0urigai ketika kemampuan perkembangan motorik tidak normal.
6ayi dengan 0erebral palsy sering mengalami kelambatan perkembangan, misalnya
tengkurap, duduk, merangkak, tersenyum atau berjalan.
1
13 "pastisitas
$erdapat peninggian tonus otot dan releks yang disertai dengan klonus dan relek
6abinski yang positi. $onus otot yang meninggi itu menetap dan tidak hilang
meskipun penderita dalam keadaan tidur. Peninggian tonus ini tidak sama derajatnya
pada suatu gabungan otot, karena itu tampak siat yang khas dengan ke0enderungan
terjadi kontraktur, misalnya lengan dalam aduksi, leksi pada sendi siku dan
pergelangan tangan dalam pronasi serta jari-jari dalam leksi sehingga posisi ibu jari
melintang di telapak tangan. $ungkai dalam sikap aduksi, leksi pada sendi paha dan
lutut, kaki dalam lesi plantar dan telapak kaki berputar ke dalam. $oni0 ne0k rele8
dan releks neonatal menghilang pada *aktunya. Kerusakan biasanya terletak di
traktus kortikospinalis. 6entuk kelumpuhan spastisitas tergantung kepada letak dan
besarnya kerusakan yaitu monoplegia: monoparesis. Kelumpuhan keempat anggota
gerak, tetapi salah satu anggota gerak lebih hebat dari yang lainnyaF hemiplegia:
hemiparesis adalah kelumpuhan lengan dan tungkai dipihak yang samaF diplegia:
diparesis adalah kelumpuhan keempat anggota gerak tetapi tungkai lebih hebat
daripada lenganF tetraplegia: tetraparesis adalah kelimpuhan keempat anggota gerak,
lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan dengan tungkai.
93 $onus otot yang berubah
6ayi pada golongan ini, pada usia bulan pertama tampak laksid 2lemas3 dan
berbaring seperti kodok terlentang sehingga tampak seperti kelainan pada lo*er motor
neuron. <enjelang umur 1 tahun barulah terjadi perubahan tonus otot dari rendah
hingga tinggi. 6ila dibiarkan berbaring tampak leksid dan sikapnya seperti kodok
terlentang, tetapi bila dirangsang atau mulai diperiksa otot tonusnya berubah menjadi
spastis, 1eleks otot yang normal dan releks babinski negati, tetapi yang khas ialah
reelek neonatal dan toni0 ne0k rele8 menetap. Kerusakan biasanya terletak di batang
otak dan disebabkan oleh aiksia perinatal atau ikterus.
,3 Koreo-atetosis
Kelainan yang khas yaitu sikap yang abnormal dengan pergerakan yang terjadi
dengan sendirinya 2in(oluntary mo(ement3. Pada 6 bulan pertama tampak laksid,
tetapa sesudah itu barulah mun0ul kelainan tersebut. 1eleks neonatal menetap dan
tampak adanya perubahan tonus otot. 'apat timbul juga gejala spastisitas dan ataksia,
kerusakan terletak diganglia basal disebabkan oleh asiksia berat atau ikterus kern
pada masa neonatus.
@3 Ataksia
Ataksia adalah gangguan koordinasi. 6ayi dalam golongan ini biasanya laksid dan
menunjukan perkembangan motorik yang lambat. Kehilangan keseimbangan tamapak
bila mulai belajar duduk. <ulai berjalan sangat lambat dan semua pergerakan
0anggung dan kaku. Kerusakan terletak diserebelum.
-3 5angguan pendengaran
$erdapat --10/ anak dengan serebral palsi. 5angguan berupa kelainan neurogen
terutama persepsi nadi tinggi, sehingga sulit menangkap kata-kata. $erdapat pada
golongan koreo-atetosis
63 5angguan bi0ara
'isebabkan oleh gangguan pendengaran atau retradasi mental. 5erakan yang terjadi
dengan sendirinya dibibir dan lidah menyebabkan sukar mengontrol otot-otot tersebut
sehingga anak sulit membentuk kata-kata dan sering tampak anak berliur
&3 5angguan mata
5angguan mata biasanya berupa strabismus kon(ergen dan kelainan reraksi pada
keadaan asiksia yang berat dapat terjadi katarak
F. DIAGNOSIS
1. Anamnesis
<enanyakan ri*ayat penyakit sekarang 2sa0red se(en3
<enanyakan ri*ayat kehamilan sang ibu, adakah kemungkinan terkena penyakit
ineksi atau trauma saat kehamilan serta ri*ayat pemeriksaan kehamilan
<enanyakan ri*ayat persalinan bayi
<enanyakan ri*ayat pera*atan saat bayi baru lahir
<enanyakan ri*ayat keluarga
9. Pemeriksaan isik
'alam menegakkan diagnosis 0erebral palsy perlu melakukan pemeriksaan
kemampuan motorik bayi dan melihat kembali ri*ayat medis mulai dari ri*ayat kehamilan,
persalinan dan kesehatan bayi. Perlu juga dilakukan pemeriksaan releks dan mengukur
perkembangan lingkar kepala anak.
Perlu juga memeriksa penggunaan tangan, ke0enderungan untuk menggunakan
tangan kanan atau kiri. 4ika dokter memegang obyek didepan dan pada sisi dari bayi, bayi
akan mengambil benda tersebut dengan tangan yang 0enderung dipakai, *alaupun obyek
didekatkan pada tangan yang sebelahnya. "ampai usia 19 bulan, bayi masih belum
menunjukkan ke0enderungan menggunakan tangan yang dipilih. $etapi bayi dengan spastik
hemiplegia, akan menunjukkan perkembangan pemilihan tangan lebih dini, sejak tangan
pada sisi yang tidak terkena menjadi lebih kuat dan banyak digunakan.
#angkah selanjutnya dalam diagnosis 0erebral palsy adalah menyingkirkan penyakit
lain yang menyebabkan masalah pergerakan. Gang terpenting, harus ditentukan bah*a
kondisi anak tidak bertambah memburuk. Halaupun gejala dapat berubah bersama *aktu,
0erebral palsy sesuai dengan deinisinya tidak dapat menjadi progresi. 4ika anak se0ara
progresi kehilangan kemampuan motorik, ada kemungkinan terdapat masalah yang berasal
dari penyakit lain, misalnya penyakit genetik, penyakit muskuler, kelainan metabolik, tumor
""P. Penelitian metabolik dan genetik tidak rutin dilakukan dalam e(aluasi anak dengan !P.
1i*ayat medis anak, pemeriksaan diagnostik khusus, dan pada sebagian kasus, pengulangan
pemeriksaan akan sangat berguna untuk konirmasi diagnostik dimana penyakit lain dapat
disingkirkan.
,. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan khusus neuroradiologik untuk men0ari kemungkinan penyebab 0erebral
palsy perlu dikerjakan, salah satu pemeriksaannya adalah !$ s0an kepala, yang merupakan
pemeriksaan imaging untuk mengetahui struktur jaringan otak. !$ s0an dapat menjabarkan
area otak yang kurang berkembang, kista abnormal, atau kelainan lainnya. 'engan inormasi
dari !$ "0an, dokter dapat menentukan prognosis penderita 0erebral palsy.
"elain !$ s0an kepala, <1I juga merupakan salah satu pemeriksaan untuk
menentukan penyebab 0erebral palsy, <1I adalah teknik imaging yang 0anggih,
menghasilkan gambar yang lebih baik dalam hal struktur atau area abnormal dengan lokasi
dekat dengan tulang dibanding dengan !$ s0an kepala.
'ikatakan bah*a neuroimaging direkomendasikan dalam e(aluasi anak 0erebral
palsy jika etiologi tidak dapat ditemukan.
Pemeriksaan ketiga yang dapat menggambarkan masalah dalam jaringan otak adalah
C"5 kepala. C"5 dapat digunakan pada bayi sebelum tulang kepala mengeras dan CC6
tertutup. Halaupun hasilnya kurang akurat dibanding !$ s0an dan <1I, teknik tersebut dapat
mendeteksi kista dan struktur otak, lebih murah dan tidak membutuhkan periode lama
pemeriksaannya.
G. PENATALAKSANAAN
<asalah utama yang dijumpai dan dihadapi pada anak yang menderita 0erebral palsy
antara lain 7
1
Kelemahan dalam mengendalikan otot tenggorokan, mulut dan lidah akan
menyebabkan anak tampak selalu berliur. Air liur dapat menyebabkan iritasi berat
kulit dan menyebabkan seseorang sulit diterima dalam kehidupan sosial dan pada
akhirnya menyebabkan anak akan terisolir dalam kehidupan kelompoknya. Halaupun
sejumlah terapi untuk mengatasi drooling telah di0oba selama bertahun-tahun,
dikatakan tidak ada satupun yang selalu berhasil. ;bat yang dikenal dengan
antikholinergik dapat menurunkan aliran sali(a tetapi dapat menimbulkan eek
samping yang bermakna, misalnya mulut kering dan digesti yang buruk. Pembedahan,
*alaupun kadang-kadang eekti, akan memba*a komplikasi, termasuk
memburuknya masalah menelan. 6eberapa penderita berhasil dengan teknik
bioeedba0k yang dapat memberitahu penderita saat drooling atau mengalami
kesulitan untuk mengendalikan otot yang akan membuat mulut tertutup. $erapi
tersebut tampaknya akan berhasil jika penderita mempunyai usia mental 9-, tahun,
dimana dapat dimoti(asi untuk mengendalikan drooling, dan dapat mengerti bah*a
drooling akan menyebabkan seseorang se0ara sosial sulit diterima.
Kesulitan makan dan menelan, yang dipi0u oleh masalah motorik pada mulut, dapat
menyebab gangguan nutrisi yang berat. ?utrisi yang buruk, pada akhirnya dapat
membuat seseorang rentan terhadap ineksi dan menyebabkan gagal tumbuh. Cntuk
membuat menelan lebih mudah, disarankan untuk membuat makanan semisolid,
misalnya sayur dan buah yang dihan0urkan. Posisi ideal, misalnya duduk saat makan
atau minum dan menegakkan leher akan menurunkan resiko tersedak. Pada kasus
gangguan menelan berat dan malnutrisi, klinisi dapat merekomendasikan penggunaan
selang makanan, yang digunakan untuk memasukkan makanan dan nutrien ke saluran
makanan, atau gastrostomy, dimana dokter bedah akan meletakkan selang langsung
pada lambung.
Inkontinensia urin adalah komplikasi yang sering terjadi. Inkontinensia urin ini
disebabkan karena penderita 0erebral palsy kesulitan mengendalikan otot yang selalu
menjaga supaya kandung kemih selalu tertutup. Inkontinensia urin dapat berupa
enuresis, dimana seseorang tidak dapat mengendalikan urinasi selama akti(itas isik
2stress inkontinensia3, atau merembesnya urine dari kandung kemih. $erapi medikasi
yang dapat diberikan untuk inkontinensia meliputi olah raga khusus, bioeedba0k,
obat- obatan, pembedahan atau alat yang dilekatkan dengan pembedahan untuk
mengganti atau membantu otot.
!erebral palsy tidak dapat disembuhkan, terapi yang dilakukan ditujukan untuk
memperbaiki kapabilitas anak. 'alam perkembangannya, hingga saat ini tujuan terapi pada
0erebral palsy adalah mengusahakan penderita dapat hidup mendekati kehidupan normal
dengan mengelola problem neurologis yang ada seoptimal mungkin. 'isini tidak ada terapi
standar yang berlaku untuk semua penderita 0erebral palsy. Klinisi diharapkan dapat bekerja
sama dalam tim, untuk mengidentiikasi kebutuhan khusus masing-masing anak dan
kelainan-kelainan yang ada dan kemudian menentukan terapi indi(idual yang 0o0ok untuk
setiap penderita. 6eberapa pendekatan tatalaksana yang diren0anakan meliputi obat-obatan
untuk mengontrol kejang dan spasme otot, penyangga khusus untuk kompensasi
keseimbangan otot, pembedahan, peralatan mekanis untuk membantu kelainan yang timbul,
konseling emosional dan kebutuhan psikologis, dan isik, okupasi, bi0ara dan terapi perilaku.
$I< $I1API !I1I61A# PA#"G
$im penanganan 0erebral palsy adalah multidisipliner dan anggota tim terapi 0erebral
palsy berdasarkan proesionalisme dengan berbagai spesialisasi, antara lain 7
1
'okter
<isalnya spesialis anak, spesialis sara anak atau psikiatri anak, dilatih untuk
membantu memonitoring dan memperbaiki ke0a0atan perkembangan anak. Klinisi
tersebut, sering menjadi pemimpin tim, bekerja untuk membuat kesimpulan:rangkuman
semua nasihat proesional dari seluruh anggota tim hingga di0apai kesepakatan ren0ana
terapi, implementasi terapi, dan mengikuti perkembangan penderita selama beberapa
tahun
;rthopedis
'okter spesialisasi dalam bidang tulang, otot, tendon, dan bagian lain dari sistem
skeletal tubuh. ;rthopedis dilibatkan untuk menentukan prediksi, diagnosis atau terapi
masalah otot yang berkaitan dengan 0erebral palsy
$erapis isik
<embuat dan mengimplementasikan program latihan khusus untuk memperbaiki
gerakan dan kekuatan
$erapis okupasi
<erupakan orang yang dapat membantu kemampuan pemahaman penderita untuk
kehidupan sehari-hari, sekolah dan bekerja
Pelatih bi0ara dan bahasa
"pesialisasi dalam diagnosis dan terapi masalah komunikasi
Pekerja sosial
6ertugas untuk membantu penderita dan keluarga yang hidup dalam komunitas dan
program edukasi
Psikolog
Psikolog dibutuhkan agar dapat membantu penderita dan keluarga menghadapi
tekanan khusus dan kebutuhan dari penderita 0erebral palsy. Pada banyak kasus,
psikolog dapat mengatur terapi dengan memodiikasi perilaku yang tidak membantu
atau destrukti
5uru
"eseorang yang dapat berperan penting jika terdapat gangguan mental atau gangguan
proses belajar
Penderita, keluarga dan pengasuh merupakan kun0i dari keberhasilan terapi, mereka
seharusnya terlibat jauh pada semua tingkat ren0ana, pembuatan keputusan, dan
mengaplikasikan terapi. Penelitian menunjukkan bah*a dukungan keluarga dan determinasi
personal adalah dua dari prediktor-prediktor yang sangat penting untuk men0apai kemajuan
jangka panjang.
$erapi <edikamentosa

Cntuk penderita 0erebral palsy yang disertai kejang, dokter dapat memberi obat anti
kejang yang terbukti eekti untuk men0egah terjadinya kejang ulangan. ;bat yang diberikan
se0ara indi(idual dipilih berdasarkan tipe kejang, karena tidak ada satu obat yang dapat
mengontrol semua tipe kejang. 6agaimanapun juga, orang yang berbeda *alaupun dengan
tipe kejang yang sama dapat membaik dengan obat yang berbeda, dan banyak orang mungkin
membutuhkan terapi kombinasi dari dua atau lebih ma0am obat untuk men0apai eekti(itas
pengontrolan kejang. $iga ma0am obat yang sering digunakan untuk mengatasi spastisitas
pada penderita 0erebral palsy adalah 7
1
'iaJepam
;bat ini bekerja sebagai relaksan umum otak dan tubuh. Pada anak usia .6 bulan
tidak direkomendasikan, sedangkan pada anak usia +6 bulan diberikan dengan dosis
0,19 - 0,8 mg:Kg66:hari peroral dibagi dalam 6-8 jam, dan tidak melebihi 10 mg:dosis
6a0loen
;bat ini bekerja dengan menutup penerimaan signal dari medula spinalis yang akan
menyebabkan kontraksi otot. 'osis obat yang dianjurkan adalah sebagai berikut 7
9 - & tahun 7
'osis 10 - @0 mg:hari per oral, dibagi dalam , - @ dosis. 'osis dimulai 9,- - - mg
per oral , kali per hari, kemudian dosis dinaikkan - - 1- mg:hari, maksimal @0
mg:hari
8 - 11 tahun 7
'osis 10 - 60 mg:hari per oral, dibagi dalam , -@ dosis. 'osis dimulai 9,- - - mg
per oral , kali per hari, kemudian dosis dinaikkan - - 1- mg:hari, maksimal 60
mg:hari
+ 19 tahun 7
'osis 90 - 80 mg:hari per oral, dibagi dalam ,-@ dosis. 'osis dimulai - mg per oral
, kali per hari, kemudian dosis dinaikkan 1- mg:hari, maksimal 80 mg:hari
'antrolene
;bat ini bekerja dengan menginter(ensi proses kontraksi otot sehingga kontraksi otot
tidak bekerja. 'osis yang dianjurkan dimulai dari 9- mg:hari, maksimal @0 mg:hari
Penderita dengan 0erebral palsy atetoid kadang-kadang dapat diberikan obat-obatan yang
dapat membantu menurunkan gerakan-gerakan abnormal. ;bat yang sering digunakan
termasuk golongan antikolinergik, bekerja dengan menurunkan akti(itas a0etilkoline yang
merupakan bahan kimia messenger yang akan menunjang hubungan antar sel otak dan
men0etuskan terjadinya kontraksi otot. ;bat-obatan antikolinergik meliputi trihe8yphenidil,
benJtropine dan pro0y0lidine hydro0hloride. Adakalanya, klinisi menggunakan membasuh
dengan alkohol atau injeksi alkohol kedalam otot untuk menurunkan spastisitas untuk
periode singkat. $ehnik tersebut sering digunakan klinisi saat hendak melakukan koreksi
perkembangan kontraktur. Alkohol yang diinjeksikan kedalam otot akan melemahkan otot
selama beberapa minggu dan akan memberikan *aktu untuk melakukan bra0ing, terapi. Pada
banyak kasus, teknik tersebut dapat menunda kebutuhan untuk melakukan pembedahan.
2
$erapi 6edah

Pembedahan sering direkomendasikan jika terjadi kontraktur berat dan menyebabkan
masalah pergerakan berat. 'okter bedah akan mengukur panjang otot dan tendon,
menentukan dengan tepat otot mana yang bermasalah. <enentukan otot yang bermasalah
merupakan hal yang sulit, berjalan dengan 0ara berjalan yang benar, membutuhkan lebih dari
,0 otot utama yang bekerja se0ara tepat pada *aktu yang tepat dan dengan kekuatan yang
tepat. <asalah pada satu otot dapat menyebabkan 0ara berjalan abnormal. #ebih jauh lagi,
penyesuaian tubuh terhadap otot yang bermasalah dapat tidak tepat. Alat baru yang dapat
memungkinkan dokter untuk melakukan analisis gait. Analisis gait menggunakan kamera
yang merekam saat penderita berjalan, komputer akan menganalisis tiap bagian gait
penderita. 'engan menggunakan data tersebut, dokter akan lebih baik dalam melakukan
upaya inter(ensi dan mengkoreksi masalah yang sesungguhnya. <ereka juga menggunakan
analisis gait untuk memeriksa hasil operasi. ;leh karena pemanjangan otot akan
menyebabkan otot tersebut lebih lemah, pembedahan untuk koreksi kontraktur selalu diamati
selama beberapa bulan setelah operasi.
2
$eknik kedua pembedahan, yang dikenal dengan selekti dorsal root rhiJotomy,
ditujukan untuk menurunkan spastisitas pada otot tungkai dengan menurunkan jumlah
stimulasi yang men0apai otot tungkai melalui sara. 'alam prosedur tersebut, dokter
berupaya melokalisir dan memilih untuk memotong sara yang terlalu dominan yang
mengontrol otot tungkai, *alaupun disini terdapat kontro(ersi dalam pelaksanaannya.
2
BAB III
KESIMPULAN
!erebral Palsy adalah suatu keadaan kerusakan jaringan otak yang kekal dan tidak
progresi, terjadi pada *aktu masih muda 2sejak dilahirkan3 serta merintangi perkembangan
otak normal dengan gambaran klinik dapat berubah selama hidup dan menunjukan kelainan
dalam sikap dan pergerakan, disertai kelainan neurologis berupa kelumpuhan spastis,
gangguan ganglia basal dan serebelum juga kelainan mental.

Pendapat lain mengatakan
bah*a 0erebral palsy adalah keadaan pada anak dengan kelainan motorik dini yang
disebabkan suatu 0a0at otak atau kerusakan otak non progresi pada usia muda. 'itandai
dengan paresis, gerakan (olunter, atau gangguan koordinasi.
Itiologi 0erebral palsy masih belum diketahui dengan jelas, namun ada beberapa dugaan
etiologi seperti adanya ineksi pada kehamilan, terjadinya ikterus neonatorum, kekurangan
oksigen berat pada otak atau trauma kepala selama proses persalinan, serta stroke akibat
kelainan koagulasi pada ibu.
!erebral palsy bukan merupakan satu penyakit dengan satu penyebab. !erebral palsy
merupakan grup penyakit dengan masalah mengatur gerakan, tetapi dapat mempunyai
penyebab yang berbeda. Adanya malormasi hambatan pada (askuler, atroi, hilangnya
neuron dan degenerasi laminar akan menimbulkan narro*ergyiri, suluran sul0i dan berat otak
rendah. !erebral palsy digambarkan sebagai keka0auan pergerakan dan postur tubuh yang
disebabkan oleh 0a0at nonprogressi(e atau luka otak pada saat anak-anak. "uatu presentasi
0erebral palsy dapat diakibatkan oleh suatu dasar kelainan 2struktural otak 7 a*al sebelum
dilahirkan, perinatal, atau luka-luka : kerugian setelah kelahiran dalam kaitan dengan
ketidak0ukupan (askuler, toksin atau ineksi3.
5ambaran a*al pada penderita 0erebral palsy biasanya tampak pada usia ., tahun, dan
orang tua sering men0urigai ketika kemampuan perkembangan motorik tidak normal. 6ayi
dengan 0erebral palsy sering mengalami kelambatan perkembangan, misalnya tengkurap,
duduk, merangkak, tersenyum atau berjalan.
6eberapa program dalam penatalaksanaan penderita 0erebral palsy seperti kerjasama tim
terapi medis dan isioterapi, terapi pembedahan, serta pemberian medikamentosa dapat
membantu penderita 0erebral palsy dalam melakukan akti(itasnya sehari B hari, dan
pentingnya terapi psikologis untuk memberikan semangat dan dorongan kepada penderita
serta keluarga untuk menghadapi permasalahan sosial yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
1. http7::***. repository.ui.a0.id:
9. http7::***.s0ribd.0om:
,. PI1';""I. 9006. 6uku Pedoman Pelayanan <edis dan "tandar Prosedur
;perasional ?IC1;#;5I. PI1';""I 7 4akarta.

Anda mungkin juga menyukai