Anda di halaman 1dari 14

OTITIS MEDIA AKUT (OMA)

Otitis Media Akut (OMA)


Otitis Media Akut (OMA) adalah peradangan
akut sebagian atau seluruh periosteum telinga
tengah (Kapita selekta kedokteran, 1999).
Otitis Media adalah peradangan pada
sebagian atau seluruh dari selaput permukaan
telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid,
dan sel-sel mastoid.
Otitis media sebenarnya adalah diagnosa yang
paling sering dijumpai pada anakanak di bawah
usia 15 tahun.
Anatomi dan Fisiologi
Telinga Tengah
Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan
menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan
tekanan atmosfer. Selain itu guna saluran ini adalah :
Menjaga keseimbangan tekanan udara di dalam telinga
dan menyesuaikannya dengan tekanan udara di dunia
luar.
Mengalirkan sedikit lendir yang dihasilkan sel-sel yang
melapisi telinga tengah ke bagian belakang hidung.
Sebagai sawar kuman yang mungkin akan masuk ke
dalam telinga tengah

Penyebabnya adalah bakteri-bakteri
saluran pernafasan bagian atas dan
bakteri piogenik seperti streptococcus
haemolyticus, staphylococcus aureus,
pneumococcus, haemophylus
influenza, escherecia coli,
streptococcus anhaemolyticus,
proteus vulgaris, pseudomonas
aerugenosa.

PATOFISIOLOGI
WOC
Gejala yang timbul bervariasi
bergantung pada stadium dan usia pasien,
pada usia anakanak umumnya keluhan
berupa rasa nyeri di telinga dan demam.
Biasanya ada riwayat infeksi saluran
pernafasan atas sebelumnya. Pada remaja
atau orang dewasa biasanya selain nyeri
terdapat gangguan pendengaran dan telinga
terasa penih. Pada bayi gejala khas Otitis
Media akut adalah panas yang tinggi, anak
gelisah dan sukar tidur, diare, kejang-kejang
dan sering memegang telinga yang sakit.
Penatalaksanaan Otitis Media Akut sangat
bergantung pada stadiumnya, pada stadium oklusi
pengobatan bertujuan untuk melebarkan kembali
saluran eustachius, dengan pemberian obat tetes
hidung berupa dekongestan, selain itu sumber
infeksi harus segera diobati.
1. Pada stadium hiperemis dapat diberikan antibiotik,
anti peradangan, dan anti nyeri. Pemilihan antibiotik
lebih ditargetkan pada kuman-kuman yang sering
menjadi penyebab.
2. Pada stadium supurasi disamping pemberian
antibiotik dapat dilakukan miringotomi yakni tindakan
perobekan pada sebagian kecil membran timpani
sehingga cairan yang kental dapat keluar sedikit-
sedikit dan tidak menimbulkan lubang yang besar,
sehingga membrane timpani tidak dapat menyembuh.
3. Pada stadium perforasi dapat diberikan obat cuci
telinga, dan antibiotik yang adekuat.

Otoskop pneumatik untuk melihat
membran timpani yang penuh,
bengkak dan tidak tembus cahaya
dengan kerusakan mogilitas.
Kultur cairan melalui mambran
timpani yang pecah untuk
mengetahui organisme penyebab.

ASUHAN KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai