Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Kawasan
Awal pembentukan UNPAR dilakukan pada tahun 1962 oleh Panitia Persiapan
Pembentukan Universitas di Kalimantan Tengah yang mendapat dukungan formal dari
Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah. Hasil kerja panitia tersebut menghasilkan
berdirinya Universitas Negeri di Kalimantan Tengah dengan nama Universitas Palangka
Raya yang diresmikan oleh Menteri PTIP berdasarkan Surat Keputusan Nomor 141
tanggal 10 November 1963 dengan tiga fakultas yaitu Fakultas Ekonomi, Fakultas
Pertanian dan Fakultas Kehutanan. Pada saat yang bersamaan berdiri pula IKIP Bandung
Cabang Palangka Raya dengan dua fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) dan
Fakultas Keguruan Ilmu Sosial (FKIS). Pada tanggal 24 Juli 1969 IKIP Bandung Cabang
Palangka Raya tersebut diintegrasi ke dalam UNPAR.
Dalam perjalanan selanjutnya Fakultas Pertanian dan Fakultas Kehutanan yang
waktu itu ditempatkan di Kuala Kapuas, hanya dapat berjalan kurang lebih satu tahun.
Pada tahun 1973, FKIS dirubah namanya menjadi Fakultas Keguruan. Oleh karena itu
sampai dengan tahun 1981 Universitas Palangka Raya hanya memiliki tiga fakultas yaitu
Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Fakultas Keguruan.
Menyadari kebutuhan akan tenaga-tenaga terampil di bidang pertanian dan
kehutanan di Kalimantan Tengah maka pada tahun 1981 Universitas Palangka Raya
membuka fakultas baru yaitu Fakultas Non Gelar Teknologi (FNT) yang
menyelenggarakan program pendidikan pada jenjang diploma tiga (D-3). Pada tahun
1982, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Fakultas Keguruan digabung menjadi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) hingga sekarang. Sementara itu pada tahun 1991
diresmikan berdirinya Fakultas Pertanian sebagai pengganti Fakultas Non Gelar
Teknologi.
Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 2000 berdiri Fakultas Teknik, dan
pada tahun 2003 berdiri pula Fakultas Hukum. Dengan demikian, sampai sekarang
Universitas Palangka Raya telah mempunyai lima fakultas yakni: (1) Fakultas Ekonomi,
(2) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, (3) Fakultas Pertanian, (4) Fakultas Teknik,
dan (5) Fakultas Hukum. Mulai Agustus 2010 Fakultas baru yaitu Fakultas Kedokteran
akan dibuka sebagai fakultas keenam di Universitas Palangka Raya.
Kawasan universitas palangka raya adalah kawasan yang terletak di kota
palangkaraya tepatnya berasa di Jl. Hendrik Timang kec. Palangka raya. Kawasan
UNPAR memanjang searah dan berdampingan dengan jl. Yos sudarso. Kawasan UNPAR
berdiri sejak tahun 1962 sesuai dengan berdirinya UNPAR

1.2 Fungsi Kawasan
Kawasan UNPAR berfungsi sebagai kawasan yang berfungsi sebabagai :
Pusat penelitian lahan gambut
Pusat kajian pengembangan artsitektur lahan gambut
Sarana dan prasaran pendidikan Universitas Palangka Raya

1.3 Rumusan Masalah
Bagaimana merancang kawasan kampus secara optimal dengan memanfaatkan
ruang yang telah ada di kawasan UNPAR hingga mencapai tujuan yang dikehendaki
yaitu ruang terbuka hijau dan pemanfaatan untuk pendidikan lahan gambut.

1.4 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah merancang kawasan kampus
dan penentuan pemanfaatan ruang wilayah yang teratur dan tertata pada tempatnya dengan
Sistem sebagai sebuah solusi dalam perencanaan ruang wilayah yang memilki suasana
kampus yang rapi. Disini digunakan sebagai sebuah kawasan yang berfungsi sebagai tempat
berdirinya sarana dan prasarana pendidikan universitas palangkaraya, keputusan yang dapat
diaplikasikan untuk mengambil keputusan mengenai alternatif alokasi ruang yang sesuai
untuk beberapa aktivitas. dan dirancang dengan sebaik mungkin dan juga bermanfaat.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah deskriptif
yang melalui kajian literatur dan teori-teori dan pemanfaatan ruang terbuka kampus UNPAR
yang mendukung penulisan makalah ini

1.6 Lingkup Pembahasan
BAB I
Membahas tentang awal mula berdirinya kawasan
BAB II
Mempelajari teori-teori melalui kajian literature
BAB III
Menganalisa kawasan UNPAR
BAB IV
Rekomendasi desain kawasan











BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Fungsi Kawasan
Kawasan Universitas Palangkaraya difungsikan sebagai kawasan pendidikan yang digunakan
untuk menunjang sarana dan prasarana pendidikan.
2.2 Teori Kawasan
Kawasan adalah daerah yang memiliki ciri
khas tertentu atau berdasarkan pengelompokan
fungsional kegiatan tertentu, seperti kawasan industri,
kawasan perdagangan, dan kawasan rekreasi. Analisa
ruang kawasan secara fisik meliputi tiga faktor,
pertama adalah batas bawah (street floor), kedua
adalah batas samping (street wall) dan ketiga
adalah isi (street furniture).



A. Teori Figure Ground
figure ground adalah suatu bentuk usaha untuk memanipulasi atau mengolah pola
existing figure ground dengan cara penambahan, pengurangan, atau pengubahan pola
geometris dan juga merupakan bentuk analisa hubungan antara massa bangunan
dengan ruang terbuka. Berisi tentang lahan terbangun (urban solid) dan lahan terbuka
(urban void).
Urban solid
Tipe urban solid terdiri dari:
1. Massa bangunan, monumen
2. Persil lahan blok hunian yang ditonjolkan
3. Edges yang berupa bangunan
Urban void
Tipe urban void terdiri dari:
1. Ruang terbuka berupa pekarangan yang bersifat transisi antara
publik dan privat
2. Ruang terbuka di dalam atau dikelilingi massa bangunan bersifat
semi privat sampai privat
3. Jaringan utama jalan dan lapangan bersifat publik karena
mewadahi aktivitas publik berskala kota
4. Area parkir publik bisa berupa taman parkir sebagai nodes yang
berfungsi preservasi kawasan hijau
5. Sistem ruang terbuka yang berbentuk linier dan curvalinier. Tipe
ini berupa daerah aliran sungai, danau dan semua yang alami dan basah.

B. Teori Linkage
Teori Linkage adalah merupakan teori perkotaan yang mengkaji hubungan
suatu tempat dengan yang lain sebagai suatu generator (pembangkit/penggerak)
perkotaan. Teori ini memperhatikan dan menegaskan hubungan dan gerakan
(dinamika) sebuah tata ruang perkotaan. Kesimpulannya teori ini mengaitkan objek
satu dengan yang lainnya berdasar sifat kegunaan objek tersebut. Adapun dikenal 3
pendekatan linkage systems yaitu visual, structural, dan bentuk yang kolektif. Pada
figure ground yang saya buat yang dikaitkan dengan kondisi asli eksistinganya, ketiga
pendekatan tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis hubungan antar
massa bangunan yang ada. Pada gambar tersebut bila digunakan pendekatan visual
maka antar objek tersebut memiliki hubungan pengaitan yang bercirikan adanya
kaitan antar objek satu dan yang lainnya pada kondisi eksistingnya, lalu bisa dilihat
bahwa keterkaitan itu berbentuk koridor. Sedangkan bila memakai pendekatan
linkage system bentuk yang kolektif maka dapat diidentifikasi bahwa pada gambar
tersebut termasuk pada tipe Compotisional form karena kaitan terhadap letak objek
bersifat jarang dan terpencar.


C. Teori Lokasi (Place Theory)

Teori ini berkaitan dengan space terletak pada pemahaman atau pengertian
terhadap budaya dan karakteristik manusia terhadap ruang fisik. Space adalah void
yang hidup mempunyai suatu keterkaitan secara fisik. Space ini akan menjadi place
apabila diberikan makna kontekstual dari muatan budaya atau potensi muatan
lokalnya
Salah satu bentuk keberhasilan pembentuk place adalah seperti aturan yang
dikemukakan Kevin Lynch untuk desain ruang kota:
a. Legibillity(kejelasan)
Sebuah kejelasan emosional suatu kota yang dirasakan secara jelas oleh warga
kotanya. Artinya suatu kota atau bagian kota atau kawasan bisa dikenali dengan
cepat dan jelas mengenai distriknya, landmarknya atau jalur jalannya dan bisa
langsung dilihat pola keseluruhannya.
b. Identitas Dan Susunan
Identitas artinya image orang akan menuntut suatu pengenalan atas suatu obyek
dimana didalamnya harus tersirat perbedaan obyek tersebut dengan obyek yang
lainnya, sehingga orang dengan mudah bisa mengenalinya. Susunan artinya
adanya kemudahan pemahaman pola suatu blok-blok kota yang menyatu antar
bangunan dan ruang terbukanya
c. I mageability
Artinya kualitas secara fisik suatu obyek yang memberikan peluang yang besar
untuk timbulnya image yang kuat yang diterima orang. Image ditekankan pada
kualitas fisik suatu kawasan atau lingkungan yang menghubungkan atribut
identitas dengan strukturnya.
Kevin Lynch menyatakan bahwa image kota dibentuk oleh 5 elemen pembentuk
wajah kota, yaitu:
a. Paths
Adalah suatu garis penghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan
mudah. Paths berupa jalur, jalur pejalan kaki, kanal, rel kereta api, dan yang
lainnya.
b. Edges
Adalah elemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa paths yang
merupakan batas antara 2 jenis fase kegiatan. Edges berupa dinding, pantai
hutan kota, dan lain-lain.
c. Districts
Districts hanya bisa dirasakan ketika orang memasukinya, atau bisa
dirasakan dari luar apabila memiliki kesan visual. Artinya districts bisa
dikenali karena adanya suatu karakteristik kegiatan dalam suatu wilayah.
d. Nodes
Adalah berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk memasuki districts
yang berbeda. Sebuah titik konsentrasi dimana transportasi memecah, paths
menyebar dan tempat mengumpulnya karakter fisik.
e. Landmark
Adalah titik pedoman obyek fisik. Berupa fisik natural yaitu gunung, bukit
dan fisik buatan seperti menara, gedung, sculpture, kubah dan lain-lain
sehingga orang bisa dengan mudah mengorientasikan diri di dalam suatu
kota atau kawasan.



d. Visual And Symbol Conection
a. Visualconection
Visual conection adalah hubungan yang terjadi karena adanya kesamaan
visual antara satu bangunan dengan bangunan lain dalam suatu kawasan,
sehingga menimbulkan image tertentu. Visual conection ini lebih mencangkup
ke non visual atau ke hal yang lebih bersifat konsepsi dan simbolik, namun
dapat memberikan kesan kuat dari kerangka kawasan. Dalam pengaturan suatu
landuse atau tata guna lahan, relasi suatu kawasan memegang peranan penting
karena pada dasarnya menyangkut aspek fungsional dan efektivitas. Seperti
misalnya pada daerah perkantoran pada umumya dengan perdagangan atau
fungsi-fungsi lain yang kiranya memiliki hubungan yang relevan sesuai
dengan kebutuhannya.
b. Symbolic conectio
Symbolic conection dari sudut pandang komunikasi simbolik dan cultural
anthropology meliputi:
i. Vitality
Melalui prinsip-prinsip sustainance yang mempengaruhi sistem fisik, safety
yang mengontrol perencanaan urban struktur, sense seringkali diartikan
sebagai sense of place yang merupakan tingkat dimana orang dapat
mengingat tempat yang merupakan tingkat dimana orang dapat mengingat
tempat yang memiliki keunikan dan karakteristik suatu kota.
ii. Fit
Menyangkut pada karakteristik pembangkit sistem fisikal dari struktur
kawasan yang berkaitan dengan budaya, norma dan peraturan yang berlaku.

















2.3 Data Existing Kawasan
























Lokasi tapak berada di tapak terletak di:
Jl. Hendrik Timang kec. Palangka raya
Lagenda:
a. Bundaran
a
b
f
e
d
c g
h
i
j
k
b. GOR seni
c. Fak. Ekonomi
d. Aula Unpar
e. Koperasi Mahasiswa
f. Fak. Ekonomi Pasca Sarjana
g. Gereja
h. Program Guru Rayon II
i. Kampus PGSD
j. Gerbang
k. Sanggar

Blok Plan
fasilitas umum
fasilitas pendidikan
tempat ibadah
perumahan
ruang terbuka hijau
sirkulasi











BAB III
ANALISA
3.1 Potensi Kawasan
Kawasan Universitas Palangkaraya adalah kawasan yang terletak di kecamatan
Palangka Raya dengan ukuran kawasan yang sangat panjang hampir 3 kilomnter, dengan
kawasan yang sangat luas, Universitas Palangkaraya dapat melakukan beberapa program
yang sesuai dengan kebutuhan perkuliahan dan dapat mendukung kemajuan Universitas
Palangkaraya sesuai dengan visi dan misi berdirinya Universitas Palangkaraya. Sesuai
dengan lingkuangannya yang berada di Kalimantan tengah yang merupakan lahan gambut
dan berhutan lebat, maka potensi kawasan Universitas Palangkarya dapat merujuk sesuai
dengan tema hijau atau green yang pada intinya program yang mengusung kegiatan yang
ramah terhadapa lingkungan.
Untuk kawasan pada kasus studi ini, kawasan yang dibahas adalah kawasan yang
mempunyai ruang lingkup kecil dari pintu gerbang masuk UNPAR sampai bundaran kecil.
Setelah menganalisa kawasan tersebut, maka potensi yang dapat dilihat adalah, perlunya
ruang terbuka hijau di sekitar aliran sungai yang membelah kawasan, selain itu kebutuhan
akan tempat berkumpul yang nyaman juga sangat penting dan bisa kita letakkan di simpang
jalan pintu masuk gerbang yang terletak di lahan kosong. Bundaran kecil UNPAR juga harus
dibuat lebih besar dan simbolik agar lebih mempunyai kesan yang menarik dan dapat diingat
sebagai simbol visual yang dapat dimanfaatkan untuk objek fotografi dan lain sebagainya.

3.2 Kendala Kawasan
kendala yang ada kaitannya dengan kondisi geografis kawasan seperti tanah gambut
yang merupakan pondasi yang kurang ideal untuk pembangunan jalan yang mengakibatkan
kondisi permukaan jalan yang bergelombang. Selain itu, kawasan UNPAR berdampingan
secara langsung dengan pemukiman warga yang mengakibatkan akses dan kondisi jalan yang
kurang memberikan suasana private bagi kawasan UNPAR. Faktor lingkungan yang
berdampingan dengan warga ini mengakibatkan susahnya pengaturan tata tertib kampus yang
diharuskan menjadi kampus yang bersih dan sungai yang jernih menjadi kotor yang
diakibatkan ulah warga setempat yang melanggar tata tertib dalam kesehariannya.

3.3 Analisa Figure Ground
Figure Ground adalah hubungan tekstural antara bentuk yang dibangun (building
mass) dan ruang terbuka (open space). Analisis figure ground adalah alat yang sangat baik
untuk mengidentifikasikan sebuah tekstur dan pola tata ruang perkotaan serta
mengidentifikasikan masalah keteraturan massa / ruang perkotaan.
Figure adalah istilah untuk massa yang dibangun (biasanya dalam gambar-gambar
ditunjukkan dengan warna hitam) Ground adalah istilah untuk semua ruang di luar massa itu
(biasanyaditunjukkan dengan warna putih).










Potensi kendala Pengembangan

1.Ruang terbuka hijau



1. Kendala utama adalah masih
sediktinya pohon yang
ditanam dan kurang variatif
dan jenis pohon yang kurang
adalah :
angsana (Pterocarpus
Indicus) : bermanfaat
untuk menyerap timbal
sebanyak 70%
pohon flamboyant :
warnanya bagus dan
rindang
pohon mahoni :
Pohon mahoni bisa
mengurangi polusi
udara sekitar 47% - 69%
sehingga disebut
sebagai pohon
pelindung sekaligus
filter udara dan daerah
tangkapan air.
Pohon damar :
Banyak manfaanya
dan sebagai peneduh
jalan
Pohon ulin :
merupakan pohon
khas kalimantan


1. Tindakan pertama adalah
menanam pohon yang
lebih banyak dan lebih
variatif lagi untuk
menunjang adanya ruang
terbuka hijau

2. Jalur sepeda


1. Tanah gambut yang
merupakan pondasi utama
jalan kawasan adalah tanah
yang kurang baik dan lembek
yang mengakibatkan
permukaan jalan yang
bergelombang

1. Jalan kawasan UNPAR
harus diperbaiki lagi
dengan pengaspalan dan
pengerasan tanah lagi.

3. Aliran sungai yang
membelah kawasan






1. Sampah dan kurang bagusnya
kualitas air

1. Mensosialisasikan ke
masyrakat sekitar
kampus agar lebih peduli
terhadap lingkungan.

4. Bundaran kecil sebagai
landmark


kendala utama bundaran adalah
bentuknya yang tidak bisa
dijadikan landmark dan terlalu
kecil dalam ukurannnya

Dibuat desain yang lebih
bagus dan sedikit
monumental

5. Ruang tempat berkumpul






Belum adanya saran yang dapat
mengundang mahasiswa untuk
berkumpul.

Membuat kafe dan tempat
duduk yang lebih banyak
sehingga semua mahasiswa
dapat berkumpul untuk
sekedar istirahat atau
berdiskusi.
BAB IV
REKOMENDASI









Rekomendasi site plan
fasilitas umum
fasilitas pendidikan
tempat ibadah
perumahan
ruang terbuka hijau
sirkulasi
Beberapa kesimpulan dan rekomendasi dari hasil study kasus kawasan Universitas
Palangkaraya adalah :
1) Kawasan UNPAR adalah kawasan yang sangat luas, akan tetapi masih banyak lahan
yang sekarang menjadi lahan tanpa pohon, oleh karena itu kawasan UNPAR menjadi
kawasan yang kurang vegetasi. Penanaman vegetasi yang akan menjadi sesuatu yang
sangat baik untuk menunjang kawasan yang hijau seperti menanam pohon
angsana (Pterocarpus Indicus) : bermanfaat untuk menyerap timbal sebanyak 70%
pohon flamboyant : warnanya bagus dan rindang
pohon mahoni :
Pohon mahoni bisa mengurangi polusi udara sekitar 47% - 69% sehingga disebut sebagai
pohon
2
3
4
pelindung sekaligus filter udara dan daerah tangkapan air.
Pohon damar :
Banyak manfaanya dan sebagai peneduh jalan
Pohon ulin : merupakan pohon khas Kalimantan
2) Perlu adanya pembagian jalur roda dua seperti sepeda










3) Perlu adanya tempat berkumpul bagi mahasiswa UNPAR dengan suasana yang
nyaman











4) Perlu adanya landmark kawasan yang bisa dibangun di bundaran kecil UNPAR








5) Tepian sungai yang ada di kawasan UNPAR dapat dimanfaatkan untuk tempat
bersantai

Anda mungkin juga menyukai