Perbedaan Standarisasi Analisis Bitemark Menurut ABFO dan
AusFO Agung Prasetyo 160110090087
ABSTRAK
Aplikasi ilmu forensik dalam membantu proses penyidikan di bidang hukum tidak hanya menggunakan ilmu kedokteran namun juga menggunakan ilmu kedokteran gigi. Ilmu forensik kedokteran gigi membantu penyidikan dengan cara membandingkan data ante mortem dan post mortem baik dari korban maupun tersangka yang dapat berupa identifikasi bitemark. Bitemark adalah tanda terjadinya perubahan fisik baik dalam sebuah media yang disebabkan oleh kontak gigi. Kontroversi bitemark sebagai tanda bukti hukum yang sah dapat terjadi. Kesalahan dalam pencatatan, perbandingan, analisis dan interpretasi dapat menyebabkan konsekuensi serius. American Board of Forensic Odontology (ABFO) telah menerbitkan sebuah pedoman yang menjelaskan bahwa bukti harus dikumpulkan baik dari korban dan tersangka serta harus memiliki dasar yang kuat. Badan forensik lain yang menerbitkan pedoman dalam analisis bitemark salah satunya adalah Australian Society of Forensic Odontology (AusFO). Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kepustakaan. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk membahas mengenai perbedaan standarisasi analisis bitemark menurut ABFO dan AusFO. Terdapat perbedaan dalam standarisasi pengumpulan bukti baik dari korban maupun dari tersangka.
Kata Kunci : Bitemark, ABFO, AusFO Application of forensic science to help the process of investigation in the field of law is not only the use of medical science but also uses the science of dentistry. Dentistry forensic science helped the investigation by comparing the data of ante mortem and post mortem of both the victim and the suspect can be bitemark identification.