Anda di halaman 1dari 13

Karya Tulis Ilmiah

(KTI)
Kamis, 03 Maret 2011
Tingkat pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut

PENDAHULUAN
BAB 1
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah seseorang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan umumnya datang dari
penginderaan yang terjadi melalui panca indera manusia, yaitu: indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas persepsi terhadap objek. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2003:121).
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa
dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula
pengetahuannya. Upaya kesehatan gigi perlu di tinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan,
pendidikan, kesadaran masyarakat dan penanaganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan
perawatan. Dalam hal ini contohnya anak SD yang masih belum banyak memiliki
pengetahuan yang luas terutama tentang kesehatan gigi dan mulut. Usaha pemerintah dalam
membangun kesehatan tentunya membutuhkan orang-orang yang dapat memberikan
penjelasan mengenai kesehatan gigi dan aturan yang ada dalam bidang kesehatan, terutama
kesehatan gigi (Kesehatan Gigi dan Mulut. 2010).
1
Kesehatan gigi adalah bagian integral dari kesehatan umum, sehingga perlu bagi kesehatan
gigi untuk senantiasa meningkatkan kemampuan sesuai dengan perkembangan kesehatan
pada umumnya. Penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat
salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut
(Notoatmodjo cit Fankari, 2004). Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan
pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Anak masih sangat tergantung pada orang dewasa
dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi karena kurangnya pengetahuan anak
mengenai kesehatan gigi dibanding orang dewasa. Pada umumnya keadaan kebersihan mulut
anak lebih buruk dan salah satu faktor yang dapat merusak gigi adalah makanan dan
minuman , yang mana ada yang menyehatkan gigi dan ada pula yang merusak gigi
(Kesehatan Gigi dan Mulut, 1989: 132). Anak-anak umumnya senang gula-gula, apabila anak
terlalu banyak makan gula-gula dan jarang membersihkannya, maka gigi-giginya banyak
yang mengalami karies (Penyebab dan Gejala Timbulnya Karies Gigi.2010). Kerusakan pada
gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga dapat mempengaruhi
aktivitas sehari-hari. Pentingnya perawatan gigi dan mulut serta menjaga kebersihannya
karena mulut bukan sekedar pintu masuknya makanan dan minuman saja, tetapi mulut juga
bisa menjadi pintu masuknya mikroorganisme yang dapat menyebabkan kerusakan pada gigi.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap tingkat pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan
mulut terdapat 76,2% anak Indonesia pada kelompok usia 12 tahun (kira-kira 8-10 anak)
mengalami gigi berlubang. Pada angka nasional untuk karies gigi usia 12 tahun mencapai
76,62%. Dan berdasarkan hasil survei sementara tentang tingkat pengetahuan anak tentang
kesehatan gigi dan mulut di SDN Tanjung Riu Kecematan Kurun Kabupaten Gunung Mas,
bahwa dari 30 siswa ada banyak siswa yang kurang tahu tentang pentingnya kesehatan gigi
dan mulut salah satu contohnya ada 18 siswa yang mengalami gigi berlubang,3 siswa yang
memiliki gigi ompong, 6 siswa yang memiliki karang gigi dan 3 siswa yang hanya memiliki
gigi yang bersih dan sehat. Hal ini jelas menandakan adanya permasalahan yang cukup laten
yaitu minimnya kesadaran dan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut di masyarakat
terutama di SDN Tanjung Riu Kecematan Kurun Kabupaten Gunung Mas (Buku induk siswa
yang ada di SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas).
Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut serta pembinaan kesehatan gigi terutama
pada anak usia sekolah perlu mendapat perhatian khusus karena pada usia ini anak sedang
menjalani proses tumbuh kembang. Keadaan gigi sebelumnya akan berpengaruh terhadap
perkembangan kesehatan gigi pada usia dewasa nanti. Penyebab timbulnya masalah
kesehatan gigi dan mulut pada anak salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap
mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan
akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Berdasarkan dari uraian diatas maka peneliti
akan meneliti bagaimana tingkat pengetahuan siswa kelas III, IV, dan V di SDN Tanjung Riu
Kecematan Kurun Kabupaten Gunung Mas tentang kesehatan gigi dan mulut.
1.1 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana tingkat pengetahuan tentang
kesehatan gigi dan mulut pada anak kelas III, IV, dan V di SDN Tanjung Riu Kecamatan
Kurun Kabupaten Gunung Mas?
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut pada
anak kelas III, IV, dan V di SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengetahuan tentang pengertian kesehatan gigi dan mulut.
2. Mengidentifikasi pengetahuan tentang cara menyikat gigi.
3. Mengidentifikasi pengetahuan tentang menjaga gigi agar sehat.
4. Mengidentifikasi pengetahuan tentang makanan yang dapat merusak gigi.
5. Mengidentifikasi pengetahuan tentang pencegahan gigi berlubang dan gusi berdarah.
6. Mengidentifikasi pengetahuan tentang akibat tidak merawat gigi dan mulut.

1.3 Manfaat Penelitian
1.3.1 Bagi Siswa Sekolah Dasar
Memberikan imformasi kepada siswa dan menambah tingkat pengetahuan siswa
tersebut tentang kesehatan gigi dan mulut. Sehingga siswa sendiri menyadari akan pentingnya
kesehatan gigi dan mulut dan mengubah berbagai perilaku yang kurang baik.

1.3.2 Bagi Tempat Penelitian
Memberikan imformasi kepada guru, siswa bersangkutan dan pihak terkait mengenai
kesehatan gigi dan mulut sehingga perlu ditingkatkan lagi kegiatan UKS yang ada di SDN
Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas.
1.3.3 Bagi Petugas Kesehatan
Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan dan diharapkan dapat membantu
meningkatkan mutu pelayanan yang ada di Tanjung Riu serta ikut berperan aktif dalam
meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dan mulut dan sebagai bahan untuk
memperkuat teori tentang kesehatan gigi dan mulut sehingga perlu diperhatikan lagi.
1.4.4 Bagi Stikes Eka Harap
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan tambahan materi bacaan khususnya
yang berkenaan dengan bidang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, dan dapat digunakan
sebagai bahan pertandingan jika suatu saat dilakukan penelitian tentang hal yang sama, serta
menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembacanya.
1.3.4 Bagi Peneliti/Mahasiswa
Dengan adanya penelitian ini dapat digunakan untuk mempraktekkan ilmu yang
diperoleh selama mengikuti kuliah dengan keadaan sesungguhnya dilapangan.



BAB
3 METOD
E PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang di gunakan dalam melakukan
prosedur penelitian (Alimul Aziz, 2008: 25).
Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-
peristiwa penting yang terjadi pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis
dan lebih menekankan pada data factual daripada penyimpulan (Nursalam, 2008 : 80).
Desain penelitian deskfriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan
tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripisi tentang suatu keadaan secara objektif
(Notoatmodjo, 2002 : 138).
Dalam penelitian ini rancang bangun yang dipakai adalah deskriptif. Dalam penelitian
ini akan menggambarkan tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut pada anak
kelas III, IV, dan V di SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas.
3.2 Kerangka Kerja
27
Kerangka kerja merupakan tahap yang penting dalam suatu penelitian yaitu menyusun
kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan
membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antarvariabel baik variable yang diteliti
maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2009:55).
Populasi
Seluruh anak SD kelas III, IV, dan V di SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas


Sampel anak SD sebanyak 30 orang
Teknik sampling dengan nonprobability sampling
Pengumpulan Data menggunakan wawancara dengan kuisioner

Data ditabulasi
Analisis data secara deskriptif
Penyajian data
Simpulan dan saran


















Gambar 3.1 Kerangka Kerja Penelitian Tingkat Pengetahuan anak SD tentang kesehatan Gigi dan Mulut.
3.3 Identifikasi Variabel
Identifikasi variabel merupakan bagian penelitian dengan cara menentukan variabel-
variabel yang ada dalam penelitian seperti variabel independen, dependen, moderator,
control, dan intervening (Hidayat, 2008 : 34)
Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel terikat (dependen). Variabel ini juga dikenal dengan nama variabel bebas artinya
bebas dalam memengaruhi variabel lain (Hidayat, 2008:35).
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas yaitu pengetahuan tentang kesehatan
gigi dan mulut.
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu
yang didefinisikan tersebut (Nursalam 2009:101).
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau
pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional
ditentukan oleh parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian. Sedangkan cara
pengukuran merupakan cara dimana variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya.



Tabel 3.1 Definisi Operasional Tingkat pengetahuan anak SD tentang kesehatan gigi dan mulut
Variabel Definisi
Operasional
Parameter Alat Ukur Skala Skor
Tingkat
pengetahuan
tentang
Adalah
kemampuan
siswa untuk
- Pengertian
kesehatan
gigi dan
Wawancara
Kuesioner

Ordinal

Baik: Nilai =76-100%
Cukup: Nilai =56-75%
Kurang: Nilai = 55%

kesehatan
gigi dan
mulut


mengingat dan
memahami
materi gigi
yang sehat dan
mulut yang
sehat
mulut
- Cara
menyikat gigi
- Bagaimana
menjaga gigi
agar tetap
sehat
- Makanan
yang dapat
merusak gigi
- Pencegahan
gigi
berlubang
- Akibat dari
tidak
merawat gigi











3.5 Populasi, Sampel dan Sampling
3.5.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia; klien) yang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2009:89). Populasi dalam penelitian ini
adalahsemua siswa kelas III, IV, danV di SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten
Gunung Mas.
1. Populasi Target
Populasi target adalah populasi yang memenuhi kriteria sampling yang akan menjadi sasaran
akhir penelitian. Pada penelitian ini populasi target yaitu anak SD kelas III, IV, dan V.
2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi kriteria penelitian dan biasanya dapat
dijangkau oleh peneliti dari kelompoknya. Pada penelitian ini populasi terjangkau yaitu
semua siswa kelas III, IV, dan V yang berjumlah 30 orang yang diharapkan dapat mewakili
semua siswa yang ada di SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas.
3.5.2 Sampel
Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek
penelitian melalui sampling. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini
menggunakannonprobability sampling ( Nursalam, 2009: 94).
Besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sejumlah 30 siswa (total
sampel) yang data diperoleh dari buku induk siswa kelas III, IV, dan V di SDN Tanjung Riu
Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas dan sesuai dengan standar target sampel yang
diinginkan sehingga tidak perlu menggunakan rumus untuk menghitung besarnya sampel.
3.5.3 Sampling
Sampling adalah cara atau teknik untuk menentukan sampel (Wasis 2008:47).
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi.
Sample diambil menggunakan teknik nonprobability sampling tertentu untuk bisa
memenuhi atau mewakili populasi dengan cara accidental sampling (consecutive sampling),
yaitu pemilihan sampel dengan menetapkan subjek yang memenuhi kriteria penelitian
dimasukkan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah klien yang
diperlukan terpenuhi (Nursalam 2009:94).
3.5.4 Kriteria Sampel
1. Kriteria inklusi
Adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang
terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2009: 92). Dalam penelitian ini kriteria
inklusinya, yaitu :
1). Anak SD kelas III, IV, dan V di SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung
Mas yang bersedia untuk diteliti dengan menandatangani surat persetujuan peserta penelitian.
2). Tidak ada kelainan jiwa
3). Tidak buta huruf atau bisa membaca
2. Kriteria eksklusi
Adalah menghilangkan/ mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi
dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2009: 92). Dalam penelitian ini
kriteria eklusinya, yaitu :
1). Tidak bersedia untuk diteliti
2). Anak yang tidak kooperatif
3.6 Pengumpulan Data dan Analisa Data
3.6.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten
Gunung Mas.
3.6.2 Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Juni sampai Juli 2010.
3.6.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data. Sebelum
melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat
memperkuat hasil penelitian. Alat ukur pengumpulan data tersebut antara lain dapat berupa
kuesioner/angket, observasi, wawancara atau gabungan ketiganya (Hidayat, 2008 : 36).
Dalam penelitian ini digunakan alat ukur berupa angket/kuesioner yang merupakan alat
ukur berupa angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila
responden jumlahnya besar dan tidak buta huruf (Hidayat, 2008 : 36). Bila subjek buta huruf,
lanjut usia, dan sebjek kesulitan membaca yang lain, pertanyaan dapat diajukan secara
langsung kepada subjek atau disampaikan secara lisan oleh peneliti dari pertanyaan yang
sudah tertulis (Nursalam, 2008 : 109).
Jenis data yang dikumpulkan adalah :
3.6.1.1 Data Primer
Data primer yaitu data yang dikumpulkan melalui wawancara atau interview dan
menggunakan kuesioner kepada siswa kelas III, IV, dan V di SDN Tanjung Riu Kecamatan
Kurun Kabupaten Gunung Mas.
3.6.1.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang didapat dari Pihak Sekolah SDN Tanjung Riu
Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas tentang jumlah siswa kelas III, IV, dan V.
3.6.4 Analisis Data
Data yang telah diperoleh kemudian dilakukan pengolaan data sebagai berikut :
1. Pemberian kode (Coding) adalah cara mengkode responden, pertanyaan pertanyaan
dan segala hal yang dianggap perlu.
2. Scoring adalah menentukan skor/nilai untuk setiap item pertanyaan, tentukan nilai terendah
dan tertinggi, tetapkan jumlah kuesioner dan bobot masing masing kuesioner
3. Tabulasi data
Tabulasi adalah proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel pada tahap ini data dianggap
telah selesai diproses sehingga harus segera disusun kedalam suatu format yang telah
dirancang.
4. Analisis data
Analisis pemberian skor dengan menggunakan skala ordinal, dimana jika responden memilih
jawaban benar diberi nilai 1, sedangkan jika jawaban responden salah diberi nilai 0. Setelah
jawaban terkumpul kemudian dinilai, dianalisa dan diprosentase dengan rumus :

Keterangan: N : Nilai Pengetahuan
Sm: Skor tertinggi maksimum
Sp : Skor yang didapat
Selanjutnya prosentase jawaban diinterpretasikan dalam kalimat kualitatif dengan acuan
sebagai berikut :
I. Nilai = 76-100% jika pertanyaan yang dijawab benar oleh responden termasuk kategori baik.
II. Nilai = 56-75% jika pertanyaan yang dijawab benar oleh responden termasuk kategori cukup.
III. Nilai = 55% jika pertanyaan yang dijawab benar oleh responden termasuk kategori kurang.
3.7 Keterbatasan
Keterbatasan yang akan dijumpai peneliti selama proses pengumpulan data sangat
bervariasi, yang menjadi keterbatasan peneliti adalah:
3.7.1 Masalah Pada Subjek
3.7.1.1 Keterbatasan jumlah subjek
Peneliti mungkin menemui hambatan karena jumlah subjek yang tersedia atau mereka
menolak untuk menjadi peserta.
3.7.1.2 Subjek mortality
Subjek setuju untuk menjadi responden, akan tetapi salah dalam pengisian ataupun
tidak lengkap, ataupun subjek tidak ada ditempat pada waktu wawancara, atau tidak
mengembalikan daftar isian dari kuisioner atau terganggu kesehatannya sehingga dkeluarkan
dari penelitian.
3.7.1.3 Subjek sebagai objek
Peneliti pada tahap pengumpulan data ini mungkin bersikap kurang sopan ataupun
menakut-nakuti sehingga isian atau jawaban yang diberikan tidak sesuai dengan kehendak
responden.
3.7.1.4 Pengaruh dari luar
Semua jawaban dari subjek dipengaruhi oleh orang disekitarnya.
3.7.2 Masalah Pada Peneliti
3.7.2.1 Interaksi
Peneliti kurang dapat melakukan interaksi dengan baik kepada subjek, sehingga
informasi yang diterima dari subjek kurang akurat
3.7.2.2 Kurangnya ketrampilan
Kurangnya ketrampilan ataupun pengalaman dalam pengumpulan data berdampak
terhadap data yang dikumpulkan.
3.8 Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi dari pembimbing dan
permintaan izin kepada Ka. Prodi DIII Keperawatan STIKES EKA HARAP untuk
melakukan penelitian di SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas.
Setelah mendapatkan persetujuan, barulah melakukan penelitian dengan menekankan
masalah etika yang meliputi:
3.8.1 Informed Consent ( Lembar Persetujuan )
Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang
akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi
responden.
3.8.2 Anonimity (tanpa nama)
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus
dirahasiakan. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan namanya
pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberi nomer pada masing-masing lembar
tersebut.
3.8.1 Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi dijamin oleh peneliti hanya kelompok data tertentu saja yang
akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian.




BAB
5 KESIMPULAN
DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai tingkat
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut di SDN Tanjung Riu Kecamatan Kurun
Kabupaten Gunung Mas maka dapat penulis simpulkan bahwa:
5.1.1 Data Umum
Data umum adalah data responden berdasarkan kelas bahwa dari 30 responden, 11
responden (37%) kelas V, 9 responden (30%) kelas IV, dan 10 responden (33%) yang kelas
III. Berdasarkan usia bahwa dari 30 responden, 26 responden (87%) berusia 8-10 tahun , dan
4 responden (13%) berusia 1112 tahun. Berdasarkan jenis kelamin menunjukkan banyaknya
siswa laki-laki berjumlah 20 orang (67%) dan siswa perempuan berjumlah 10 responden
(33%). Berdasarkan imformasi bahwa 28 responden (93 %) pernah mendapatakan info
tentang kesehatan gigi dan mulut, dan 2 responden (7 %) tidak pernah mendapatkan info
tentang kesehatan gigi dan mulut. Berdasarkan sumber imformasi bahwa dari 30 responden, 9
responden (30%) sumber informasi dari pendidikan, 16 responden (54%) sumber informasi
dari TV/Radio, responden 3 (10%) sumber informasi dari penyuluhan, dan 2 responden
(6%) tidak mendapatkan informasi tentang kesehatan gigi dan mulut.
61


5.1.2 Data Khusus
5.1.2.1 Pengetahuan responden tentang pengertian kesehatan gigi dan mulut yaitu kategori baik
sebanyak 6 responden (20%), kategori cukup yang sebanyak 9 responden (30%), dan
kategori kurang sebanyak 15 responden (50%). Jadi, pengetahuan siswa tentang pengertian
kesehatan gigi dan mulut termasuk kurang.
5.1.2.2 Pengetahuan responden tentang cara menyikat gigi yaitu kategori baik sebanyak 7 responden
(23%), kategori sebanyak 18 responden (60%), dan kategori kurang sebanyak 5 responden
(17%). Jadi, pengetahuan siswa tentang cara menyikat gigi termasuk cukup.
5.1.2.3 Pengetahuan responden tentang menjaga gigi agar sehat yaitu kategori baik sebanyak 10
responden (33%), kategori cukup sebanyak 12 responden (40%), dan kategori kurang
sebanyak 8 responden (27%). Jadi, pengetahuan siswa tentang menjaga gigi agar sehat
termasuk cukup.
5.1.2.4 Pengetahuan responden tentang makanan yang dapat merusak gigi yaitu kategori baik
sebanyak 7 responden (23%), kategori cukup tidak ada (0%), dan kategori kurang sebanyak
23 responden (77%). Jadi, pengetahuan siswa tentang makanan yang merusak gigi termasuk
kurang.
5.1.2.5 Pengetahuan responden tentang pencegahan gigi berlubang dan gusi berdarah yaitu kategori
baik sebanyak 8 responden (27%), kategori cukup sebanyak 10 responden (33%), dan
kategori kurang sebanyak 12 responden (40%). Jadi, pengetahuan siswa tentang pencegahan
gigi berlubang dan gusi berdarah termasuk kurang.
5.1.2.6 Psengetahuan responden tentang akibat tidak merawat gigi dan mulut yaitu kategori baik
sebanyak 26 responden (87%), kategori cukup tidak ada (0%), dan kategori kurang sebanyak
4 responden (13%). Jadi, pengetahuan siswa tentang makanan yang merusak gigi termasuk
baik.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpukan bahwa pembahasan tentang kesehatan
gigi dan mulut mayoritas siswa memiliki pengetahuan cukup yaitu 2 responden (7%) yang
memilik pengetahuan baik, 19 responden (63%) yang memiliki pengetahuan cukup, dan 9
responden (30%) yang memiliki pengetahuan kurang dan hampir seluruh responden pernah
mendapatkan informasi tentang kesehatan gigi dan mulut dan proses pengolahan data pada
penelitian yang dilaksanakan pada bulan juni sampai dengan juli 2010 di SDN Tanjung Riu
Kecamatan Kurun Kabupaten Gunung Mas dengan 30 responden.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Tempat penelitian
Hendaknya pihak sekolah lebih meningkatkan pengetahuan siswa/i tentang kesehatan
gigi dan mulut baik itu melalui pembelajaran pada waktu jam sekolah dan penyuluhan,
supaya siswa lebih mengetahui pentingnya belajar tentang kesehatan gigi dan mulut dan
siswa lebih mengerti akibat dari kesehatan gigi dan mulut.
5.2.2 Bagi penelitian selanjutnya
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti lain yang
akan melakukan penelitian di masa yang akan datang yaitu sebagai bahan masukan mengenai
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut serta untuk penelitian selanjutnya hendaknya
menggali lebih dalam lagi gambaran atau faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
pengetahuan anak SD tentang kesehatan gigi dan mulut serta tentang keterampilan dan sikap
anak dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.


DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2000. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta : Agung seto
Nursalam Dan Pariani S. 2001. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Herijulianti, Eliza dkk. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC
Notoatmodjo S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT.
Rineka Cipta. Notoatmo
djo, S. 2003.Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
2006. Kesehatan Gigi dan Mulut. http://bz.blogfam.com (Diakses Mei
2010). Scott C. Litin, M. D. 2006.
Panduan Kesehatan Keluarga. Ed. 1, Jakarta
: Gramedia
Hidayat, A . Aziz Alimul . 2008. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan ilmiah Ed. 2.
Jakarta : Salemba
medika.
Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktik Untuk Profesi
Perawat. Jakarta : EGC Ariany Suzanty, 2008. Jangan Abaikan
Kesehatan Gigi dan Mulut. http://www.pdgitangerang.com (Diakses Mei
2010). - 2008.Kesehatan Gigi
dan Mulut. http://abidinblog.blogspot.com (Diakses Mei
2010). Putriaz
ka. 2008. Alwi, Hasan., Sugono, Dendi., Adiwirmata, Sri Suseki., 2003. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional dan Balai Pustaka,
Jakarta. http: //Putriazkas Weblog.com/ (Diakses 9
Maret 2010). Aditya
warman, 2008. Perawatan Kesehatan Gigi dan Mulut. http://www.dinkes-
kabtangerang.go.id (Diakses Juni
2010) PRO HEALTH. 2009.
Pengetahuan dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. http://for
better health.wordpress.com (Diakses 10 Maret 2010).
2010. Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan
Mulut. http://dokterkecil.wordpress.com (Diakses Juni
2010). Mozartha Martha. Berbagai Macam Makanan
Penoda Gigi. http://gigi.klikdokter.com (Diakses Juni 2010).
2010. Kesehatan Gigi dan
Mulut. http://wartawarga.gunadarma.ac.id (Diakses Juli
2010). Nursala
m. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
2010. Penyebab dan Gejala Timbulnya Karies
Gigi. http://www.infogigi.com (Diakses Juni 2010)

Anda mungkin juga menyukai