Anda di halaman 1dari 1

Lokasi : Marabahan Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan

Pengusul : BWS Kalimantan II


PERMASALAHAN
Sehubuungan dengan terjadinya kerusakan /penurunan bangunan pada pekerjaan perkuatan tebing Sungai Barito di Marabahan Kabupaten Barito Kuala
(pelaksanaan pekerjaan tahun anggaran 2011) serta terjadinya amblasan tanah di lokasi permukiman sekitarnya, maka BWS Kalimantan II mengajukan
permohonan advis teknis untuk penanganannya dan mengantisipasi pelaksanaan pekerjaan lanjutan pada tahun anggaran 2012.
SARAN TEKNIS
Kesimpulan :
1. Lokasi Eksisting
Maka disarankan dilengkapi dengan counter weight/bottom panel (sisi luar).
Perlu dianalisis lebih lanjut mengenai potensi berkembangnya longsoran
2. Lokasi Longsoran
Perbaikan dengan bored pile (kedalaman mencapai lebih dari 40 m atau sesuai hasil penyelidikan geoteknik) dengan kofigurasi triangular (zig-zag) 2 sampai 3
baris.
Selain itu dilakukan relokasi atau pemindahan area.
Perlu dikaji data muka air normal, muka air banjir, muka air surut, dan muka air tanah.
Perlu adanya penyelidikan tanah di lokasi longsoran. Pengambilan contoh tanah dari hasil pemboran kemudian dilakukan pengujian di laboratorium. Hasil
pengujian di laboratorium berupa parameter index properties dan engineering properties diperlukan dalam perhitungan analisa penanggulangan secara rinci.
Perlu pengkajian tekanan tanah aktif dan pasif, serta beban lateral akibat tambatan kapal untuk desain penanggulangan longsoran
3. Lokasi Lanjutan
Posisi pedestrian ditempatkan pada jalan kota (jalan kota tidak perlu) dan perubahan konfigurasi tiang sebagai berikut:
1. Kedalaman spun pile > 42 m
2. Konfigurasi spun pile menggnakan bentuk triangular (zig zag)
3. Dilengkapi dengan counter weight/bottom panel (sisi luar)
4. Perlu dikaji data muka air normal, muka air banjir, muka air surut, dan muka air tanah.
Posisi pedestrian ditempatkan pada jalan kota (jalan kota tidak perlu) dan perubahan konfigurasi tiang sebagai berikut:
1. Menggunakan panjang spun pile yang sudah ada = 36 m
2. Konfigurasi spun pile menggnakan bentuk triangular (zig zag)
3. Perlu dikaji data muka air normal, muka air banjir, muka air surut, dan muka air tanah.
4. Dilengkapi dengan counter weight/bottom panel (sisi luar)
5. Catatan untuk alternatif ini tidak dianjurkan spun pile dijadikan sebagai tambatan kapal.
Jika jalan kota dipertahankan maka posisi pedestrian berdampingan (menempel) dengan posisi jalan kota.
Dengan mempertimbangkan potensi differensial settlement yang diakibatkan desain pondasi jalan kota dan pedestrian yang berbeda seta perbedaan beban jalan
(beban lajur) maka disarankan dilakukan desain pondasi di jalan kota sama seperti desain pondasi pedestrian.
Perlu adanya penyelidikan tanah di lokasi longsoran. Pengambilan contoh tanah dari hasil pemboran kemudian dilakukan pengujian di laboratorium. Hasil
pengujian di laboratorium berupa parameter index properties dan engineering properties diperlukan dalam perhitungan analisa penanggulangan secara rinci.
4. Lokasi Depan BRI
Turap didesain dengan kedalaman menjadi 36 m (sebelumnya 18 m).
Desain krib dipertahankan atau dengan counter weight/bottom panel.
Perlu adanya penyelidikan tanah untuk mengetahui kondisi lapisan tanah guna analisa stabilitas tebing sungai terutama jika hendak dipasang turap atau mini
pile pada tebing sungai.

Anda mungkin juga menyukai