Pembahasan Hasil Observasi Klinik

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Prinsip Pembelajaran Pada Suasana Klinik
Sebagai seorang subjek sekaligus objek dalam proses pembelajaran dengan sistem
SCL, kita sebagai seorang mahasiswa tidaklah cukup hanya belajar melalui teori yang
diberikan oleh dosen maupun yang kita diskusikan sendiri.
Khususnya kita sebagai seorang mahasiswa jurusan pendidikan dokter gigi, yang
kelak nanti akan lebih banyak praktek daripada teorinya.
Oleh karena itu, belajar pada suasana klinik dokter gigi merupakan salah satu sarana
kita untuk dapat lebih memahami materi yang diberikan, selain itu kita juga bisa mendapat
tambahan ilmu dan pengalaman yang dapat berguna bagi kita kedepannya.
2.1.1. Tugas Setiap Komponen SDM yang Terdapat di Klinik
Ada beberapa komponen yang terdapat di klinik yang kami
kunjungi, yakni :
a. Dokter
Yang bertugas untuk mengawasi dan memberi arahan kepada mahasiswa
tingkat profesi yang tengah mengerjakan pasien. Dokter juga berfungsi
sebagai tempat diskusi dan bertanya apabila ada hal yang kurang
dimengerti oleh mahasiswa tingkat profesi.
b. Mahasiswa tingkat profesi
Dimana mahasiswa tingkat profesi merupakan SDM yang bertugas untuk
mengerjakan masalah pasien sehubungan dengan gigi dan mulut. Dalam
hal ini, yang kami temui adalah mahasiswa tingkat profesi yang
mengerjakan bagian skeling.
c. Mahasiswa yang mengunjungi klinik
Dalam hal ini kami, yang mengunjungi klinik dalam rangka mempelajari
suasana klinik dan memahami hal hal apa saja yang dilakukan di klinik.


2.2.Skeling
Pembersihan karang gigi (Skeling) dan penyerutan akar merupakan prosedur dasar
dalam perawatan periodontal. Prosedur ini harus benar-benar dikuasai untuk dapat melakukan
praktek periodonsia.
Tujuan utama dari penskeleran dan penyerutan akar adalah untuk
mengembalikan kesehatan gingiva dengan jalan menyingkirkan dari permukaan gigi unsur-
unsur yang dapat menimbulkan inflamasi seperti plak, kalkulus dan sementum yang tercemar.

2.2.1. Definisi Skeling
Skeling adalah usaha membersihkan semua deposit pada gigi, kalkulus subgingiva,
kalkulus supragingiva, plak dan noda. Skeling harus dilakukan secara menyeluruh; inflamasi
akan menetap bila deposit gigi tidak dibersihkan secara menyeluruh.
2.2.2. Prosedur Pelaksanaan Skeling
2.2.2.1. Peralatan yang digunakan dalam proses Skeling:
Skeler sabit
Skeler sabit (sickle scaler) adalah skeler kasar untuk menyingkirkan kalkulus
supragingival.

Permukaan skeler sabit (sickle scaler) adalah datar dengan dua sisi pemotong(cutting
edge) yang akan menyatu membentuk ujung yang runcing. Penampangmelintangnya
berbentuk segitiga dan sisi pemotong pada kedua sisi.Karena disainnya alat ini hanya
digunakan untuk penyingkiran kalkulussupragingival. Apabila digunakan untuk
instrumentasi subgingival akanmencederai jaringan gingiva.

Kuret
Kuret (curette) adalah alat periodontal halus yang digunakan untuk penskeleran
(skeling), penyerutan akar dan pengkuretan dindingjaringan lunak saku.

Kuret dibedakan atas dua tipe: kuret universal dan kuret khusus
(area-specific/Gracey curette). Ciri khas kuret adalah: bentuk
penampangmelintang seperti sendok, ujungnya membulat/tumpul.
Sisi pemotongnya adalah ganda pada kuret universal dan tunggal pada kuretkhusus.
Ukurannya lebih halus dibandingkan dengan skeler sabit. Oleh sebab itualat ini mudah
dimasukkan dan diadaptasikan pada saku yang dalam tanpamenimbulkan cedera
pada jaringan.

Skeler pacul, skeler pahat, dan skeler kikir.
Skeler pacul (hoescaler), skeler pahat (chisel scaler) dan skeler kikir (file
scaler)adalah alat yang dulu digunakan untuk menyingkirkan kalkulussubgingival dan
sementum nekrosis, namun sekarang sudah jarangdigunakan.

Skeler pahat (chisel scaler) didisain khusus. untuk penskeleran pada
permukaan proksimal gigi anterior yang terlalu rapat ruang interproksimalnya.
Lehernya bisa lurus atau membengkok, dengan sisi pemotong membentuk
sudut45
o
.

Mata pisau skeler pacul (hoe scaler) membengkok membentuk sudut 99
o
-
100
o
terhadap leher alat. Alat ini didisain untuk setiap permukaan gigi, artinyapada
setiap permukaan gigi digunakan satu jenis skeler pacul.

Alat Diagnosis

a. Kacamulut: menarikpipidanbibir, untukmengontrol
lidah, danuntukmengontrolcahaya.
b. Sonde tajam: mengetahuidalamnyakaries.
c. Dental pinset
d. Excavator : membuangjaringankeras yang lebihlunak,
membuangtumpatansementara, carving pada tumpatan
amalgam.

2.2.2.2. Standar Operasional Prosedur :
Posisi Operator
a. Duduk dengan nyaman di kursi operator yang memungkinkan kakinya berada di
atas lantai.
b. Paha sejajar dengan lantai.
c. Pinggang lurus dan kepala tetap tegak.
d. Menggunakan penutup wajah yang sesuai standar.

Posisi Pasien
a. Posisi supinasi dan mulut berada dekat siku operator.
b. Pada RA, pasien diminta mengangkat sedikir dagu.
c. Pada RB, tinggikan sedikit sandaran kursi dan minta pasien menurunkan dagunya
sampai RB sejajar dengan lantai.

2.2.2.3. Langkah langkah dalam melakukan Skeling

1. Dilakukan pemeriksaan kondisi terakhir gigi pasien yang akan dirawat.
2. Siapkan alat bahan yang akan diperlukan.
3. Berikan desinfektan pada gigi dan gingiva pasien yang akan dirawat.
4. Lakukan proses pengskeleran sesuai dengan keadaan gigi pasien.
Scaler mekanik digunakan untuk membuang kalkulus yang keras dan melekat
erat pada permukaan gigi. Sedangkan scaler manual digunakan untuk
membuang kalkulus pada permukaan gigi yang lebih sensitif.
5. Setelah proses pengskeleran selesai, kembali berikan desinfektan pada gigi
dan gingiva pasien.
6. Proses Skeling telah selesai.

2.3 Kasus-Kasus yang DitanganidalamPeriodonsi
2.3.1 Resesi Gingiva ( PenurunanGusi)
Resesi gingiva adalah hilangnya jaringan gusi dari panggal gigi pada permukaan
kontak mulut. Resesi gingiva dapat disebabkan karena penyakit periodontal, genetik,
produk tembakau, perubahan hormonal dan cara penyikatan gigi yang terlalu keras dan salah.



2.3.2 PeriodontisKronis
Periodontitis kronis merupakan penyakit peradangan pada jaringan periodontal
yang disebabkan terutama oleh bakteri spesifik pada subgingiva yang dapat
menimbulkan respon inflamasi gingiva, dan berlanjut ke struktur jaringan penyangga gigi
yaitu sementum dan ligamentum periodontal dan tulang alveolar. Keadaan ini
mengakibatkan hilangnya perlekatan gingiva dan terjadinya kerusakan tulang
alveolar yang dalam, pembentukan poket periodontal, migrasi patologis yang
menimbulkan diastema, kegoyangan gigi yang akan berakibat tanggalnya gigi.
Periodontitis kronis ini biasanya berjalan lambat, terjadi pada usia 35 tahun
keatas. Kehilangan tulang berkembang lambat dan didominasi oleh bentuk horizontal.
2.3.3 KontrolPlak
Kontrol plak adalah pengurangan plak mikroba dan pencegahan akumulasi pada
gigi dan permukaan gusi yang berdekatan, memperlambat pembentukan kalkulus. Dengan
melakukan kontrol plak, merupakan cara yang efektif dalam merawat dan mencegah
gingivitis serta merupakan bagian yang sangat penting dalam urutan perawatan
dan pencegahan penyakit dalam rongga mulut.
2.3.4 Hipersensitif Dentin
Hipersensitivitas dentin adalah resesi gingiva dan hilangnya email. Resesi gingiva dan
hilangnya email memiliki banyak sebab dan mengakibatkan terbukanya sementum atau
dentin. Sementum yang terbuka karena resesi gingiva menjadi tipis, mudah terabrasi
atau tererosi dan bisa menyebabkan hipersensitivitas dentin. Beberapa
penyebab resesi gingiva termasuk anatomi labial plate dari tulang alveolar, abrasi sikat gigi,
penyakit periodontal dan operasi, kebersihan mulut yang buruk, trauma akut dan kronis,
perlekatan frenulum, dan trauma oklusal.

2.4 Tahap-TahapPenyelesaianKasusPeriodonsisaatCoass
1. Responsi
Responsidilakukanpadaminggupertamasaatkitamemasukibagianperiodonsi.
2. Menanganipasien
Menanganipasienbiasanyadilakukanpadaminggukedua.Selamaminggukelimadank
eenam, usahakankasus yang harusditanganicepatselesai.

3. Ujian
Ujian yang
dihadapiolehCoassdapatberupaujiantertulisdanujianlisan.Dalamujiantulisan, yang
dinilaiadalahjurnal International yang ditranslatekedalamBahasa Indonesia,
laludibuatmakalahnyadanakandipresentasikanpadadosenpembimbing.

4. NilaiTanggungJawabdan Moral
Selamacoassdalambagianperiodonsi, kitatidakbolehmasukkedalambagian lain
tanpameintaizindengandosenpembimbing.

5. MengumpulkanPoin
Saatmenangani\pasien, kitamendapatkanpoin 1 jikapasien yang
kitatanganijumlahgiginya 28 -32 buah.Dibawahjumlahgigi 28, makapoin yang
didapatkanbernilai .Selainitu, kitajugadapat bonus apabilakasus yang
kitatanganibernilai plus danbedadarikasusbiasanya.

Kesimpulan
Periodontologimerupakanilmu yang mempelajaritentangbagian-bagian yang
menyanggagigiataudaerahsekelilinggigi.Periodonsimeliputitulang alveolar, gingiva,
sementum, dan ligament periodontal. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan antara lain resesi
gingiva, gingivitis, hipersensitif dentin, kontrol plak, periodontal kronis. Saat coass di bagian
peroodonsi membutuhkan waktu 7 minggu. Dalam waktu 7 minggu, diharapkan mahasiswa
klinik mencari pasien dan menangani kasus pasien bagian periodonsi.

Anda mungkin juga menyukai