Anda di halaman 1dari 2

Yohanes Satrya Wibawa/ 030.09.

275
SEMINAR TANTANGAN PELAKSANAAN DAN KEBIJAKSANAAN PELAYANAN
KESEHATAN PRIMER DAN BPJS
JAKARTA, 6 SEPTEMBER 2014

RANGKUMAN :
TANTANGAN PENGEMBANGAN PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DALAM
MENUNJANG PELAKSANAAN SJSN DAN SKN (Prof. Dr.dr. Ali Ghufron)
Pada sesi pertama ini dibahas mengenai tantangan yang dihadapi dalam mengembangkan pelayanan
kesehatan primer, dimana semua program yang telah dibuat ini bertujuan untuk membantu masyarakat
agar dapat mengakses pelayanan kesehatan dengan mudah, dan agar masyarakat mendapatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas dan setara bagi semua strata tanpa memandang status sosial
ekonomi, dan semua hal tersebut diharapkan dapat terwujud lewat usaha pelayanan kesehatan primer
yang diselenggarakan untuk menunjang pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dan
Sistem Kesehatan Nasional (SKN).
Pelayanan kesehatan primer menitikberatkan pada pelayanan Promosi dan Prevensi yang mendorong
meningkatnya peran serta dan kemandirian masyarat dalam mengatasi berbagai faktor risiko
kesehatan. Keberhasilan Pelayanan Kesehatan Primer akan mendukung pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Nasional, dimana akan mengurangi jumlah pasien yang di rujuk dan juga diharapkan dapat
mengurangi biaya pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif . Pelaksanaan pelayanan kesehatan
primer di daerah yang baik akan mendukung Pembangunan Kesehatan Nasional.
Tantangan strategis yang dihadapi pada pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Primer, antara lain :
Keterbatasan kualitas dan kuantitas SDM
o Terbatasnya jumlah dan kualitas SDM yang diperlukan untuk melaksanakan
pelayanan kesehatan Primer
Akses jangkauan dan disparitas
o Luasnya wilayah Indonesia dengan disparitas yang sangat beragam karena kondisi
geografi dan iklim, memerlukan pola pendekatan khusus sesuai kondisi wilayah.
Fokus Pelayanan Kesehatan Primer pada kuratif
o Pemahaman pelaksana maupun stake holder bahwa pelayanan kesehatan primer
adalah pelayanan kuratif
Sarana, prasarana, dan alat kesehatan
o Keterbatasan pemenuhan sarana prasarana dan alkes untuk mendukung pelaksanaan
pelayanan seringkali akibat kurangnya pemahanan dan perencanaan daerah dalam
menterjemahkan pola pelayanan kesehatan.
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasyankes Primer (Permenkes No.5/2014) menetapkan standar
pelayanan di fasilitas kesehatan primer. Setiap dokter yang bertugas di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer diharapkan dapat menguasai 155 jenis penyakit, dan dokter juga diharapkan mampu
mendiagnosa, melakukan penatalaksanaan tuntas/sementara dan melakukan rujukan yang tepat sesuai
indikasi.

Penguatan Pelayanan Kesehatan Primer dilakukan dengan cara :
1. Peningkatan akses
2. Peningkatan mutu
3. Regionalisasi rujukan













Yang masih sering menjadi masalah dalam pelaksanaan usaha pengembangan sistem pelayanan
kesehatan primer adalah masih banyaknya tenaga kesehatan, termasuk anggota DPR, yang tidak
setuju dengan sistem ini, dan ingin kembali ke sistem yang lama.
Dari segi tenaga kesehatan lebih sering mempermasalahkan mengenai masalah dana, baik dari segi
tunjangan masing-masing dokter ataupun masalah finansial rumah sakit yang berkerja sama dengan
sistem tersebut.
TANGGAPAN :
Menurut saya, tujuan dari diadakannya sistem pelayanan kesehatan primer ini sudah baik, karena
dengan adanya sistem ini kebutuhan masyarakat akan kesehatan dapat terpenuhi, baik dari segi akses
pelayanan yang lebih mudah maupun kualitas pelayanan yang setara yang seharusnya didapatkan oleh
semua elemen masyarakat tanpa terkecuali. Dengan adanya sistem ini juga pelayanan kesehatan tidak
selalu terfokus pada pelayanan kuratif, yang menurut anggapan sebagian besar masyarakat, hanya di
rumah sakit mereka dapat mendapatkan pelayanan yang terbaik. Padahal yang seharusnya ditekankan
disini adalah pelayanan kesehatan promotif dan preventif, sehingga beban pelayanan kesehatan kuratif
lebih ringan. Yang menjadi masalah sekarang adalah sistem tersebut masih belum sempurna dan
banyak kekurangan, sehingga masih banyak menimbulkan keluhan.

Anda mungkin juga menyukai