Anda di halaman 1dari 4

1

Nama : Satria Utama


NIM : 0907101010088

PERLEMAKAN HEPAR
Definisi
Perlemakan hati merupakan salah satu penyakit hati yang sering terjadi selain hepatitis
A, B, dan C. Dalam kasus ini, terjadi penumpukan zat lemak, terutama trigliserida, di dalam
sel hati (Akbar, 2009).

Epidemiologi
Perlemakan hati dapat menyerang segala usia, meskipun lebih banyak pada usia di atas
30 tahun. Dari data epidemiologi, perlemakan hati terjadi pada 1035% populasi umum, dan
mencapai 4090% pada obesitas (Akbar, 2009).

Etiologi
Penyebab-penyebab dari fatty liver adalah sebagai berikut:
Kegemukan (obesitas)
Kencing manis (diabetes)
Bahan kimia dan obat-obatan (contohnya alkohol, kortikosteroid, tetrasiklin, asam
valproat, metotreksat, karbon tetraklorid, fosfor kuning)
Kurang gizi dan diet rendah protein
Kehamilan
Keracunan vitamin A
Operasi bypass pada usus kecil
Fibrosis kistik (bersamaan dengan kurang gizi)
Kelainan bawaan pada metabolisme glikogen, galaktose, tirosin atau homosistin
Kekurangan rantai-medium arildehidrogenase
Kekurangan kolesterol esterase
2

Penyakit penumpukan asam fitanik (penyakit Refsum)
Abetalipoproteinemia
Sindroma Reye.
Patogenesis
Hati adalah organ terbesar dalam tubuh dengan berat 1300-1500 gram serta membentuk
seperdelapan belas berat lahir atau 2,5 % berat badan orang dewasa. Hati mempunyai fungsi
yang sangat komplek, salah satunya adalah metabolisme lemak (Sherlock & dooley, 1997).
Penyakit perlemakan hati non alkohol dipengaruhi oleh faktor genetik , infeksi (hepatitis B,
hepatitis C), Obat obatan (Glucocorticoid, isoniazid, asam valproat), nutrisi (kwashiokor,
obesitas). Pada kwashiokor terjadi perlemakan hati yang disebabkan oleh kegagalan transport
lemak ektrahepatal (trigliserida dari hati ke dalam plasma) karena gangguan sintesa
apolipoprotein B (Levine & Schwimmer, 2005). Penyakit perlemakan hati ini berhubungan
dengan sindrom metabolik yang meliputi obesitas, resistensi insulin, hipertensi, diabetes
melitus tipe 2, dislipidemi.8 Beberapa penelitian menunjukkan penyakit perlemakan hati non
alkohol lebih banyak ditemukan pada laki laki karena secara umum memiliki massa lemak
viseral abdomen yang lebih banyak sehingga menyebabkan hipoadiponektin (Salgado et al.,
2006).

Faktor Resiko
Penyebab dan faktor risiko perlemakan hati bermacam-macam, di antaranya sindrom
metabolik yang terdiri atas dislipidemia (kelainan lemak darah kolesterol dan trigliserida),
diabetes, dan obesitas. Faktor lainnya adalah penggunaan rutin beberapa obat jantung dan
kemoterapi. Asupan makanan yang banyak mengandung lemak, tinggi karbohidrat, serta
konsumsi alkohol yang belebihan (alkoholik) merupakan faktor pencetus yang paling sering
terjadi pada perlemakan hati. Untuk kasus di Indonesia, perlemakan hati yang umum terjadi
tentunya bukanlah jenis alkoholik (Non Alcoholic Fatty Liver Disease/NA FLD) karena
sebagian besar masyarakatnya bukanlah alkoholik. Perlemakan hati jenis ini mempunyai
derajat berat yang berbeda. Yang ringan berupa perlemakan hati saja atau steatosis. Yang
lebih berat dikenal dengan Non Alcoholic Steatohepatitis/NASH . Jenis ini dapat
menyebabkan peradangan atau inflamasi sel hati, bahkan kematian sel hati, yang akhirnya
membentuk jaringan parut (fibrosis) hati. Proses peradangannya dapat berlanjut dalam kurun
1020 tahun dan menjadi pengerasan serta pengecilan hati yang sering dikenal dengan
3

istilah sirosis. Kelanjutannya akan membuat kerusakan hati menjadi permanen, tidak
berfungsi dengan baik, bahkan menimbulkan kanker hati (Akbar, 2009).

Gejala Klinis
Gejala yang mungkin timbul adalah rasa rasa tidak nyaman atau terkadang nyeri pada
perut kanan atas, diser- tai cepat lelah, lesu, dan lemas. Pada keadaan berat, dapat
menyebabkan berat badan menurun (Akbar, 2009).

Diagnosis Banding
Diagnosis banding pada penyakit ini antara lain :
Perlemakan Hati
Hepatitis alkoholik atau peradangan hati
Sirosis Alkoholik
Pemeriksaan Penunjang
Perlemakan hati sering diketahui pada saat pemeriksaan kesehatan tahunan yang
ditandai oleh pemeriksaan laboratorium fungsi hati, yaitu meningkatnya SGOT dan SGPT
tanpa adanya sebab lain seperti hepatitis. Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan bentuk
hati yang membesar. Ultrasonografi (USG) abdomen, CT-scan, dan MRI abdomen dapat pula
dijadikan pemeriksaan penunjang. Untuk memastikan adanya perlemakan hati, terutama
adanya NASH, diperlukan tindakan biopsi hati atau pengambilan jaringan hati, meskipun
tidak lazim dilakukan (Akbar, 2009).

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan perlemakan hati bergantung pada faktor risikonya. Jika disebabkan
sindrom metabolik, maka penurunan berat badan dan kadar lemak serta gula darah menjadi
sangat penting untuk memperlambat perjalanan penyakit. Perubahan ke gaya hidup lebih
sehat mutlak diperlukan. Berat badan diharapkan turun setengah kilogram perminggu secara
bertahap dan terkontrol. Diet yang disarankan adalah rendah lemak dan karbohidrat, namun
tinggi protein. Selain itu, alkohol pun harus dihindari. Olahraga teratur juga sangat dianjurkan
bersamaan dengan diet. Beberapa obat untuk menurunkan kadar lemak darah dan diabetes
terbukti dapat memperbaiki perlemakan hati. Selain itu, pemberian antioksidan terutama
4

vitamin E juga bermanfaat. Perlemakan hati merupakan penyakit yang makin sering terjadi.
Diperlukan deteksi dini, penatalaksanaan yang tepat dengan mengobati faktor risiko, dan
perubahan gaya hidup yang lebih sehat untuk menghindarinya (Akbar, 2009).

Komplikasi
Sirosis hati
Gangguan fungsi hati

Prognosis
Prognosis penyakit perlemakan hati non alkohol bergantung pada luasnya kerusakan
hati. Perlemakan pada umunya jinak dan perburukannya menjadi sirosis jarang terjadi
(Bayard, 2006).

Daftar Pustaka
Akbar, F.N. 2009. Perlemakan Hati Salah Satu Sindrom Metabolik. Nota Sehat. Jakarta.
Pondok Indah Healtcare Group. Hal : 40-41
Bayard M, Holt J, Boroughs E. 2006. Nonalcoholic fatty liver disease. Am Fam
Physician. 73: 1961 8.
Levine JE, Schwimmer JB. 2005. NAFLD/NASH in Children. In: Geoffrey CF,
Jacob Pauline D, Arthur JM, penyunting. Fatty liver disease NASH and related
disorders. Blackwell Publishing. 229-40.
Salgado JW, Santos SJ, Sankarankutty KA, De Castro SO. 2006. Nonalcoholic fatty
liver disease and obesity. Acta Cir Bras. 21: 72-8.
Sherlock S & Dooley J. 1997. Nutrisional and metabolic liver disease. Dalam: Sherlock
S & Dooley J, penyunting. Disease of the liver and biliary system. USA:
Blackwell Science; 427-33.

Anda mungkin juga menyukai