PERLEMAKAN HEPAR Definisi Perlemakan hati merupakan salah satu penyakit hati yang sering terjadi selain hepatitis A, B, dan C. Dalam kasus ini, terjadi penumpukan zat lemak, terutama trigliserida, di dalam sel hati (Akbar, 2009).
Epidemiologi Perlemakan hati dapat menyerang segala usia, meskipun lebih banyak pada usia di atas 30 tahun. Dari data epidemiologi, perlemakan hati terjadi pada 1035% populasi umum, dan mencapai 4090% pada obesitas (Akbar, 2009).
Etiologi Penyebab-penyebab dari fatty liver adalah sebagai berikut: Kegemukan (obesitas) Kencing manis (diabetes) Bahan kimia dan obat-obatan (contohnya alkohol, kortikosteroid, tetrasiklin, asam valproat, metotreksat, karbon tetraklorid, fosfor kuning) Kurang gizi dan diet rendah protein Kehamilan Keracunan vitamin A Operasi bypass pada usus kecil Fibrosis kistik (bersamaan dengan kurang gizi) Kelainan bawaan pada metabolisme glikogen, galaktose, tirosin atau homosistin Kekurangan rantai-medium arildehidrogenase Kekurangan kolesterol esterase 2
Penyakit penumpukan asam fitanik (penyakit Refsum) Abetalipoproteinemia Sindroma Reye. Patogenesis Hati adalah organ terbesar dalam tubuh dengan berat 1300-1500 gram serta membentuk seperdelapan belas berat lahir atau 2,5 % berat badan orang dewasa. Hati mempunyai fungsi yang sangat komplek, salah satunya adalah metabolisme lemak (Sherlock & dooley, 1997). Penyakit perlemakan hati non alkohol dipengaruhi oleh faktor genetik , infeksi (hepatitis B, hepatitis C), Obat obatan (Glucocorticoid, isoniazid, asam valproat), nutrisi (kwashiokor, obesitas). Pada kwashiokor terjadi perlemakan hati yang disebabkan oleh kegagalan transport lemak ektrahepatal (trigliserida dari hati ke dalam plasma) karena gangguan sintesa apolipoprotein B (Levine & Schwimmer, 2005). Penyakit perlemakan hati ini berhubungan dengan sindrom metabolik yang meliputi obesitas, resistensi insulin, hipertensi, diabetes melitus tipe 2, dislipidemi.8 Beberapa penelitian menunjukkan penyakit perlemakan hati non alkohol lebih banyak ditemukan pada laki laki karena secara umum memiliki massa lemak viseral abdomen yang lebih banyak sehingga menyebabkan hipoadiponektin (Salgado et al., 2006).
Faktor Resiko Penyebab dan faktor risiko perlemakan hati bermacam-macam, di antaranya sindrom metabolik yang terdiri atas dislipidemia (kelainan lemak darah kolesterol dan trigliserida), diabetes, dan obesitas. Faktor lainnya adalah penggunaan rutin beberapa obat jantung dan kemoterapi. Asupan makanan yang banyak mengandung lemak, tinggi karbohidrat, serta konsumsi alkohol yang belebihan (alkoholik) merupakan faktor pencetus yang paling sering terjadi pada perlemakan hati. Untuk kasus di Indonesia, perlemakan hati yang umum terjadi tentunya bukanlah jenis alkoholik (Non Alcoholic Fatty Liver Disease/NA FLD) karena sebagian besar masyarakatnya bukanlah alkoholik. Perlemakan hati jenis ini mempunyai derajat berat yang berbeda. Yang ringan berupa perlemakan hati saja atau steatosis. Yang lebih berat dikenal dengan Non Alcoholic Steatohepatitis/NASH . Jenis ini dapat menyebabkan peradangan atau inflamasi sel hati, bahkan kematian sel hati, yang akhirnya membentuk jaringan parut (fibrosis) hati. Proses peradangannya dapat berlanjut dalam kurun 1020 tahun dan menjadi pengerasan serta pengecilan hati yang sering dikenal dengan 3
istilah sirosis. Kelanjutannya akan membuat kerusakan hati menjadi permanen, tidak berfungsi dengan baik, bahkan menimbulkan kanker hati (Akbar, 2009).
Gejala Klinis Gejala yang mungkin timbul adalah rasa rasa tidak nyaman atau terkadang nyeri pada perut kanan atas, diser- tai cepat lelah, lesu, dan lemas. Pada keadaan berat, dapat menyebabkan berat badan menurun (Akbar, 2009).
Diagnosis Banding Diagnosis banding pada penyakit ini antara lain : Perlemakan Hati Hepatitis alkoholik atau peradangan hati Sirosis Alkoholik Pemeriksaan Penunjang Perlemakan hati sering diketahui pada saat pemeriksaan kesehatan tahunan yang ditandai oleh pemeriksaan laboratorium fungsi hati, yaitu meningkatnya SGOT dan SGPT tanpa adanya sebab lain seperti hepatitis. Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan bentuk hati yang membesar. Ultrasonografi (USG) abdomen, CT-scan, dan MRI abdomen dapat pula dijadikan pemeriksaan penunjang. Untuk memastikan adanya perlemakan hati, terutama adanya NASH, diperlukan tindakan biopsi hati atau pengambilan jaringan hati, meskipun tidak lazim dilakukan (Akbar, 2009).
Penatalaksanaan Penatalaksanaan perlemakan hati bergantung pada faktor risikonya. Jika disebabkan sindrom metabolik, maka penurunan berat badan dan kadar lemak serta gula darah menjadi sangat penting untuk memperlambat perjalanan penyakit. Perubahan ke gaya hidup lebih sehat mutlak diperlukan. Berat badan diharapkan turun setengah kilogram perminggu secara bertahap dan terkontrol. Diet yang disarankan adalah rendah lemak dan karbohidrat, namun tinggi protein. Selain itu, alkohol pun harus dihindari. Olahraga teratur juga sangat dianjurkan bersamaan dengan diet. Beberapa obat untuk menurunkan kadar lemak darah dan diabetes terbukti dapat memperbaiki perlemakan hati. Selain itu, pemberian antioksidan terutama 4
vitamin E juga bermanfaat. Perlemakan hati merupakan penyakit yang makin sering terjadi. Diperlukan deteksi dini, penatalaksanaan yang tepat dengan mengobati faktor risiko, dan perubahan gaya hidup yang lebih sehat untuk menghindarinya (Akbar, 2009).
Komplikasi Sirosis hati Gangguan fungsi hati
Prognosis Prognosis penyakit perlemakan hati non alkohol bergantung pada luasnya kerusakan hati. Perlemakan pada umunya jinak dan perburukannya menjadi sirosis jarang terjadi (Bayard, 2006).
Daftar Pustaka Akbar, F.N. 2009. Perlemakan Hati Salah Satu Sindrom Metabolik. Nota Sehat. Jakarta. Pondok Indah Healtcare Group. Hal : 40-41 Bayard M, Holt J, Boroughs E. 2006. Nonalcoholic fatty liver disease. Am Fam Physician. 73: 1961 8. Levine JE, Schwimmer JB. 2005. NAFLD/NASH in Children. In: Geoffrey CF, Jacob Pauline D, Arthur JM, penyunting. Fatty liver disease NASH and related disorders. Blackwell Publishing. 229-40. Salgado JW, Santos SJ, Sankarankutty KA, De Castro SO. 2006. Nonalcoholic fatty liver disease and obesity. Acta Cir Bras. 21: 72-8. Sherlock S & Dooley J. 1997. Nutrisional and metabolic liver disease. Dalam: Sherlock S & Dooley J, penyunting. Disease of the liver and biliary system. USA: Blackwell Science; 427-33.