Anda di halaman 1dari 21

PROBLEM BASE LEARNING

ASUHAN KEPERAWATAN PSIEN DENGAN GANGGUAN


KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT AKIBAT GAGAL
JANTUNG


KELOMPOK 6

Asri Kholilah
Intan Puteranti
Maryati
Yeni Nuraeni
Zaeni Afianti


2. Pengertian Decompensatio Cordis
Dekompensasi kordis adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan
kemampuan fungsi kontraktilitas yang berakibat pada penurunan fungsi
pompa jantung (Tabrani, 1998; Price, 1995).
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik yang mana jantung sebagai
pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme
jaringan (Carleton,P.F dan M.M. ODonnell, 1995 ; Ignatavicius and Bayne,
1997 ).
Decompensatio cordis/ gagal jantung ialah keadaan dimana jantung tidak
mampu lagi memompakan darah secukupnya dalam memenuhi
kebutuhan sirkulasi badan untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh
pada keadaan tertentu, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung
masih cukup tinggi.


Sumber: buku Ilmu penyakit dalam jilid 1 edisi kedua; Soeparman 1991
3. Klasifikasi gagal jantung

Berdasarkan bagian jantung yang mengalami
kegagalan pemompaan gagal jantung terdiri
atas :
Gagal jantung kiri (decompensatio cordis sinistra)
Gagal jatung kanan (decompensatio cordis dextra)
Gagal jantung kongestif (hearth congestive failure)


Sumber: buku Ilmu penyakit dalam jilid 1 edisi kedua; Soeparman 1991

A. Gagal jantung kiri




Gangguan fungsi pompa ventrikel kiri

Curah jantung kiri
tekanan akhir diastolic ventrikel kiri

Bendungan pada atrium kiri
tekanan dalam atrium kiri

Bendungan pada vena pulmonalis,
tekanan pada vena pulmonalis

Bendungan paru (edema paru)
tekanan pasak paru

Bendungan pada arteri pulmonalis
tekanan rata-rata pada arteri pulmonalis

Beban sistolik pada ventrikel kanan



Sumber: buku Ilmu penyakit dalam jilid 1 edisi kedua; Soeparman 1991

Gejala klinis gagal jantung kiri
Keluhan berupa :

Badan lemah
Cepat lelah
Berdebar-debar
Sesak nafas
Batuk
Anoreksia
Keringat dingin
Tachicardi
Dyspnoe
Ronchi basah paru dibagian basal
Bunyi jantung 3
Stenosis aorta
Infark myokard

B. Gagal jantung kanan


Gangguan fungsi pompa ventrikel

Curah jantung kanan menurun
dan
tekanan akhir diastolic ventrikel kanan meningkat

Bendungan pada atrium kanan
dan
tekanan dalam atrium kanan meningkat

Bendungan pada vena sistemis
Tekanan pada vena sistemis (vena kava meningkat)

Hambatan arus balik vena (venous return )
dan menyebabkan bendungan sistemis
Gejala klinis gagal jantung kanan

Keluhan berupa:

Edema kaki
Acites
Hepato jugular refluksi
Nausea
Perasaan tidak enak pada epigastrium
Peningkatan tekanan vena jugularis
Hopatomegali dan nyeri tekan
Anoreksia
Peningkatan BB
Pulsasi vena jugularis
c. Gagal jantung kiri kanan (gagal jantung
kongestif )



Bila gangguan jantung kiri dan kanan pada satu waktu
terjadi bersama, maka keadaan ini disebut gagal jantung
kongestif, yang umumnya ditandai dengan adanya bendungan
paru dan bendungan sistemik pada waktu yang bersamaan.
Gejala klinis gagal jantung kongestif
Gejala klinis yang timbul merupakan kumpulan gejala dan tanda-tanda gagal
jantung kiri dan jantung kanan. Semua gejala tersebut terjadi pada waktu
yang bersamaan dan timbul lambat laun secara kronik.
Pada gagal jantung kongestif mudah ditemukan adanya pembesara jantung
dan kadang-kadang dapat terdengar bunyi jantung 3 (proto-diastolic
gallop)
4. Manifestasi klinis gagal jantung kanan dan kiri
Gangguan jantung kanan :
Oedema/pitting oedema
Anoreksia/perut kembung
Nausea
Ascites
Jvp meningkat
Pulsasi vena jigularis
Hepatomegali/liver engorgement
Fatiq
Hipertrofi jantung kanan
Gallop ventrikel kanan
Gallop atrium kanan
Mur-mur
Tanda-tanda penyakit paru kronik
Bunyi P2 mengeras
Hydrothorax

Gangguan jantung kiri :

lemas/fatiq
Berdebar-debar
Sesak nafas
Orthopnea
Dispnea nocturnal paroxysmal
Pembesaran jantung
Keringat dingin
Takikardia
Kongesti vena pulmonalis
Ronchi basah dan wheezing
Terdapat bj 3 dan 4 gallop
Chynes stokes
5.Pemeriksaan diagnostik pada pasien gagal
jantung
EKG : Hipertrofi atrial atau ventrikuler,
penyimpangan aksis, iskemia dan kerusakan pola
mungkin terlihat.
Disritmia mis : takhikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan
segmen ST/T persisten 6 minggu atau lebih setelah
infark miokard menunjukkan adanya aneurisme
ventricular.


Sonogram : Dapat menunjukkan dimensi
pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi/struktur
katup atau area penurunan kontraktilitas ventricular.

Kateterisasi jantung : Tekanan abnormal merupakan
indikasi dan membantu membedakan gagal jantung
sisi kanan dan sisi kiri, dan stenosis katup atau
insufisiensi, Juga mengkaji potensi arteri koroner. Zat
kontras disuntikkan kedalam ventrikel menunjukkan
ukuran abnormal dan ejeksi fraksi/perubahan
kontraktilitas.


Wilson Lorraine M, Patofisiologi (Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit), Buku 2, Edisi 4, Tahun 1995,
Hal ; 704 705 & 753 - 763.
7. Diagnosa

Berdasarkan data, diagnosanya adalah Kelebihan cairan
berhubungan dengan menurunnya filtrasi glomerulus
(berkurangnya cardiak output) atau meningkatnya ADH
sodium cairan.
8. Rencana keperawatan
Tujuan /kriteria evaluasi,
Klien akan : Mendemonstrasikan volume cairan stabil
dengan keseimbangan masukan dan pengeluaran,
bunyi nafas bersih/jelas, tanda vital dalam rentang
yang dapat diterima, berat badan stabil dan tidak ada
edema., Menyatakan pemahaman tentang
pembatasan cairan individual.

Intervensi
a. Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan
warna saat dimana diuresis terjadi.
Rasional : Pengeluaran urine mungkin sedikit dan
pekat karena penurunan perfusi ginjal. Posisi
terlentang membantu diuresis sehingga pengeluaran
urine dapat ditingkatkan selama tirah baring.
b. Pantau/hitung keseimbangan pemasukan dan
pengeluaran selama 24 jam
Rasional : Terapi diuretic dapat disebabkan oleh
kehilangan cairan tiba-tiba/berlebihan (hipovolemia)
meskipun edema/asites masih ada.
c. Pertahankan duduk atau tirah baring dengan
posisi semifowler selama fase akut.
Rasional : Posisi tersebut meningkatkan filtrasi ginjal
dan menurunkan produksi ADH sehingga
meningkatkan diuresis.
d. Pantau TD dan CVP (bila ada)
Rasional : Hipertensi dan peningkatan CVP
menunjukkan kelebihan cairan dan dapat
menunjukkan terjadinya peningkatan kongesti paru,
gagal jantung.
e. Kaji bising usus. Catat keluhan anoreksia, mual,
distensi abdomen dan konstipasi.
Rasional : Kongesti visceral (terjadi pada GJK lanjut)
dapat mengganggu fungsi gaster/intestinal.

f. Pemberian obat sesuai indikasi (kolaborasi)
g. Konsul dengan ahli diet.
Rasional : perlu memberikan diet yang dapat diterima
klien yang memenuhi kebutuhan kalori dalam
pembatasan natrium.

Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit Buku Kedikteran EGC, Tahun
2002, Hal ; 52 64 & 240 249.

9. Pendidikan Kesehatan :

monitoring tanda dan gejala, seperti peningkatan berat badan >
1kg/hari, edema, sesak, dll
pengaturan aktivitas
pengenalan nama, dosis, waktu, dan cara mengkonsumsi obat serta hal-
hal yang perlu diperhatikan selaa pengobatan terutama untuk digitalis
dan diuretic
informasi tentang diet,meliputi pembatasan garam dan air ; tidak
kekenyangan atau tergesa-gesa dalam segala hal
informasi untuk perawatan di rumah dan tindakan bila timbul masalah

Anda mungkin juga menyukai