Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrikal abnormal atau otomatis. Disritmia bermacam-macam jenis berat dan efeknya pada fungsi jantung, di mana sebagian dipengaruhi oleh sisi asal (ventrikel atau supraventrikel). Disritmia dapat diidentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG. Disritmia dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran yang terlibat. Ada 4 kemungkinan tempat asal disritmia, yaitu nodus sinus, atria, nodus AV atau sambungan dan ventrikel. Gangguan mekanisme hantaran yang mungkin yang dapat terjadi meliputi bradikardi, takikardi, flutter, fibrilasi, denyut prematur dan penyakit jantung. B. Tujuan Penulisan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa keperawatan yang sebagai calon perawat dapat mengetahui dan memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis disritmia. C. Sistematika Penulisan Dalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan sistematika penulisan pustaka keperawatan. Penulis menggunakan metode ini untuk mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam mempelajarinya karena susunannya yang berurutan. Sistematika tersebut yakni : BAB I PENDAHULUAN A. B. C. Latar Belakang Masalah Tujuan Penulisan Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. B. C. D. E. F. G. Pengertian Etiologi Manifestasi Klinis Patofisiologi Pathways Penatalaksanaan Medis Asuhan Keperawatan a. Anamnesa b. Pemeriksaan Fisik c. Pemeriksaan Diagnostik 2. Analisa Data a. Rumusan Diagnosa Keperawatan b. Prioritas Diagnosa Keperawatan 3. Nursing Care Plans a. Tujuan Umum dan Khusus (Kriteria Hasil) b. Rencana Intervensi dan Rasional BAB III PENUTUP A. B. Kesimpulan Saran

1. Fokus Pengkajian Keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Disritmia adalah kelainan denyut jantung yang meliputi gangguan frekuensi atau irama atau keduanya. Disritmia adalah gangguan sistem hantaran jantung dan bukan struktur jantung. Disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrikal abnormal atau otomatis. B. Etiologi Disritmia dapat muncul apabila terjadi ketidakseimbangan pada salah satu sifat dasar jantung. Ketidakseimbangan dapat terjadi akibat aktivitas normal seperti latihan atau kondisi patologis seperti infark miokard yang dapat meningkatkan ekstabilitas. C. D. Manifestasi Klinis Pusing. Kelelahan. Nyeri dada. Berdebar-debar. Demam. Batuk. Nafas pendek. Anoreksia. Patofisiologi Disritmia diakibatkan oleh berbagai faktor, di antaranya yaitu infark miokard. Infark miokard menyebabkan kurang efektifnya otot jantung untuk

memompakan darahnya, kemudian mengakibatkan penurunan cardiak output. Penurunan cardiak output ini mengakibatkan penurunan perfusi jaringan yang ditandai dengan kulit dingin, pucat, cianosis, nadi dan respiratori rate (RR) menjadi meningkat. Selain itu, penurunan perfusi jaringan juga mengakibatkan penurunan kontruksi jantung. Penurunan kontruksi jantung menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah juga akan menurun, kemudian menyebabkan penurunan tekanan darah, akhirnya akan menyebabkan kerusakan otot jantung dan mengakibatkan gangguan transmisi impuls dan akan mengakibatkan disritmia. E. Pathways
Infark miokard

Penurunan cardiak output

Penurunan perfusi jaringan (MK 2)

Cianosis, kulit dingin, pucat, HR dan RR meningkat

Kemampuan kontraksi jantung menurun

Penurunan curah jantung (MK 1)

Vasodilatasi pembuluh darah

Tekanan darah menurun

Kerusakan otot jantung

Gangguan transmisi impuls

Disritmia

F.

Penatalaksanaan Medis Curah jantung dapat dijaga dengan mengontrol episode disritmia.

Pemberian pengobatan ditangani secara cermat sehingga kadar darah serum konstan dapat dipertahankan sepanjang waktu. Pada pasien rawat inap dengan disritmia yang mengancam, strip irama harus sering dianalisa untuk mengetahui adanya disritmia dan mencegah agar tidak menjadi disritmia yang makin mengancam jiwa. Istirahat selalu dianjurkan kepada pasien sehingga kebutuhan O2 otot jantung dapat dikurangi. Evaluasi tekanan darah, frekuensi dan dalamnya respirasi, denyut nadi dan iramanya secara teratur. Disritmia umumnya ditangani dengan terapi medis. Pada situasi dimana obat saja tidak mencukupi, disediakan berbagai terapi mekanis tambahan. Terapi yang sering adalah kardioversi efektif, defibrilasi dan pacemaker. G. 1. a. 1. 2. 3. 4. 5. b. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Asuhan Keperawatan Fokus Pengkajian Keperawatan Anamnesa Keluhan utama. Alasan masuk rumah sakit. Riwayat penyakit sekarang. Riwayat penyakit dahulu. Riwayat penyakit keluarga. Pemeriksaan Fisik Observasi tanda-tanda pengurangan curah jantung. Observasi kulit yang dapat tampak pucat dan dingin. Observasi tanda-tanda retensi cairan, seperti distensi vena Kaji denyut jantung untuk menghitung frekuensi dan irama. Jantung diauskultasi apakah adanya suara tambahan. Mengukur tekanan darah dan nadi.

leher dari krekel serta wheezing di dada.

c. 1. 2. 3. 4. 5. dapat 6. 7.

Pemeriksaan Diagnostik EKG Monitor Holter Foto dada Skan pencitraan miokardial Tes stres latihan dilakukan Elektrolit Pemeriksaan obat untuk mendemonstrasikan latihan yang menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat anti disritmia. dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung. dapat menunjukkan area iskemik, kerusakan miokard.

menyebabkan disritmia. peningkatan / penurunan kalium, kalsium dan magnesium. dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan atau dugaan interaksi obat. 8. 9. 10. 2. a. 1. 2. Pemerisaan tiroid Laju sedimentasi GDA / nadi oksimetri peningkatan / penurunan kadar tiroid serum. peninggian dapat menunjukkan proses inflamasi akut / aktif. hipoksemia dapat menyebabkan disritmia. Analisa Data Rumusan Diagnosa Keperawatan Risiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan perubahan frekuensi, irama, konduksi elektrikal. cardiak output.

3. 4. b. 1. 2. 3. 4. 3. a. 1. 2. 3. 1. 2. 3. b.

Kecemasan

berhubungan

dengan

ketakutan

akibat

ketidaktahuan. Kurang pengetahuan tentang penyebab / kondisi pengobatan Prioritas Diagnosa Keperawatan Mencegah / mengobati disritmia yang mengancam hidup. Mendukung pasien / orang terdekat dalam menerima Membantu mengidentifikasi penyebab / faktor pencetus. Mengkaji informasi sehubungan dengan kondisi / prognosis / berhubungan dengan kurang informasi.

kecemasan.

program pengobatan. Nursing Care Plans Tujuan Umum dan Khusus (Kriteria Hasil) Kecemasan menurun / teratasi. Bebas dari disritmia dan memahami penatalaksanaannya. Tidak adanya komplikasi potensial pada pasien. Menunjukkan penurunan frekuensi / tidak adanya disritmia. Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan kerja Menyatakan tindakan yang diperlukan dan kemungkinan Rencana Intervensi dan Rasional dengan Intervensi : 1. Raba nadi, catat frekuensi, keteraturan, amplitudo (penuh / kuat dan simetris) perubahan frekuensi, irama, konduksi Tujuan umum meliputi :

Tujuan khusus (kriteria hasil)

miokard. efek samping merugikan dari obat. Diagnosa 1 : Risiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan elektrikal.

R/ mengetahui perbedaan frekuensi, kesamaan dan keteraturan nadi. 2. 3. Tentukan tipe disritmia dan catat irama. Berikan lingkungan tenang. katekolamin. 4. Dorong pasien untuk penggunaan perilaku pengaturan stres, contoh teknik relaksasi, bimbingan imajinasi, nafas lambat / dalam. R/ membantu pasien untuk mengeluarkan rasa kontrol dalam situasi penuh stres. 5. Kaji nyeri dada, catat lokasi, lama, intensitas dan faktor penghilang / pemberat. R/ untuk mengetahui sebab nyeri. 6. Kolaborasi : pantau pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit. R/ untuk mengetahui ketidakseimbangan elektrolit. - Berikan anti disritmia sesuai indikasi. R/ meningkatkan kerja potensial, durasi, dan periode refraktori. Diagnosa 2 : Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan cardiak output. Intervensi : 1. Lihat : pucat, sianosis, belang, kulit dingin / lembab. Catat kekuatan nadi perifer. R/ vasokonstriksi sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung, mungkin dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi. 2. Dorong latihan kaki aktif / pasif. Hindari latihan isometrik. R/ berguna dalam menentukan kebutuhan / tipe intervensi. R/ untuk menurunkan rangsang dan penghilangan stres akibat

R/ menurunkan statis vena, meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan risiko tromboflebitis pada pasien yang terbatas aktivitasnya. 3. 4. Pantau pernafasan, catat kerja pernafasan. Pantau data laboratorium, contoh GDA, BUN, kreatinin, R/ pompa jantung gagal dapat mencetuskan distres pernafasan. elektrolit. R/ indikator perfusi / fungsi organ. Diagnosa 3 : Kecemasan berhubungan dengan ketakutan akibat ketidaktahuan. Intervensi : 1. Pantau respons fisik, contoh palpitasi, takikardi, gerakan berulang, gelisah. R/ membantu menentukan derajat cemas sesuai status jantung. 2. Berikan tindakan kenyamanan, contoh mandi, gosokan punggung, perubahan posisi. R/ meningkatkan relaksasi dan meningkatkan kemampuan koping. 3. Berikan waktu istirahat dan aktivitas saat senggang tepat untuk kondisi. R/ menurunkan kelemahan dan meningkatkan energi. 4. Libatkan pasien / orang terdekat dalam rencana perawatan dan dorong partisipasi pada rencana pengobatan. R/ akan membantu memfokuskan perhatian pasien dan memberikan rasa kontrol. Diagnosa 4 : Kurang pengetahuan tentang penyebab / kondisi pengobatan berhubungan dengan kurang informasi. Intervensi : 1. Kaji ulang fungsi jantung normal / konduksi elektrikal. individual dan memahami alasan intervensi terapeutik. R/ memberikan dasar pengetahuan untuk memahami variasi

2.

Jelaskan pada pasien tentang masalah disritmia khusus dan memberikan informasi guna menurunkan cemas

tindakan terapeutik. R/ untuk 3. sehubungan dengan ketidaktahuan akan disritmia. Kaji ulang kebutuhan diet pasien. R/ untuk meningkatkan diet kalium pasien. 4. Dorong pengembangan latihan rutin, menghindari latihan

berlebihan. R/ berguna dalam memperbaiki kesehatan kardiovaskuler. 5. Anjurkan pasien melakukan pengukuran nadi dengan tepat. intervensi berkala guna menghindari komplikasi. R/ mengobservasi sendiri terus menerus untuk memberikan

10

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Disritmia adalah perubahan pada frekuensi dengan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrikal abnormal atau otomatis. Disritmia dinamakan berdasarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran yang terlihat. Gangguan mekanisme hantaran yang mungkin dapat terjadi meliputi bradikardi, takikardi, flutter, fibrilasi, denyut prematur dan penyakit jantung. B. Saran Alhamdulillah, makalah ini telah dapat kami selesaikan tanpa ada halangan suatu apapun. Tapi kami merasa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan- kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

11

DAFTAR PUSTAKA Carpenito, L. Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta: EGC. Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta: EGC. Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC.

12

Anda mungkin juga menyukai