TUTORIAL
DIABETES MELITUS
KELOMPOK 1
Fathurrahman Pangestu
Gheacita Ramadhani
Habibah Apriliani
Intan Puteranti
Irfani Ikram
Maryati
Nabillanisya
Panji Dwi Januar
Rina Febriani
Zaeni Alfianti
Definisi DM
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik
disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan
hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada
membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop
elektron (Mansjoer dkk, 2007)
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
oleh kelainan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia
yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin
yang tidak adekuat (Brunner & Suddart, 2002).
Jadi dapat disimpulkan, diabetes mellitus merupakan keadaan
hiperglikemi dalam darah akibat dari kelainan sekresi insulin,
kerja insulin yang tidak adekuat ataupun karena keduanya.
Definisi Hipertensi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah
kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan
darah secara kronis (dalam jangka waktu lama).
Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga
bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg
saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan
darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi
adalah salah satu faktor risiko untuk stroke,
serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma
arterial, dan merupakan penyebab utama gagal
jantung kronis. (Armilawaty, 2007)
KLASIFIKASI
a. Diabetes melitus tipe I yaitu tipe diabetes tergantung insulin
atau insulin dependen diabetes melitus (IDDM). Tipe ini juga
dikenal sebagai Juvenil Onset Diabetes (JOD). Penyandang
IDDM, hidupnya tergantung dengan insulin dari luar tubuh karena
pancreas sebagai organ penghasil insulin tidak adekuat
mencukupkan kebutuhan tubuh akan insulin. Sembilan puluh lima
persen DM tipe I disebabkan oleh proses autoimun dan sisanya
bersifat idiopatik.
b. Diabetes melitus tipe II yaitu tipe diabetes yang tidak
tergantung insulin atau Non Insulin dependen diabetes melitus
(NIDDM). Dikenal juga sebagai Maturity Onset Diabetes (MOD).
Tipe ini terbagi dua bentuk :
1) Obesitas
2) Non Obesitas
DM tipe II disebabkan oleh kurangnya produksi insulin dari sel
beta pancreas, menurunnya aktifitas insulin dijaringan dan atau
meningkatnya retensi jaringgan terhadap insulin.
KLASIFIKASI
c. Diabetes melitus tipe lain seperti kelainan pancreas,
kelainan hormonal, karena obat/zat kimia kelainan
reseptor insulin, kelainan genetik dan lain-lain.
Beberapa obat yang dapat menyebabkan hiperglikemia
seperti furosemid,thyasida diuretic, glukortikoid,
dilantin, dan asam hidotinik.
d. Diabetes Gestasional (diabetes Kehamilan) yaitu
intoleransi glukosa yang terjadi selama kehamilan.
Kondisi ini dapat terjadi bila pada trimester kedua
kehamilan sekresi hormon pertumbuhan dan chorionik
somatomamotropin (HCS) meningkat untuk mensuplai
asam amino dan glukosa ke fetus.
Hiperglikemia dapat menyebabkan kondisi serius di mana selsel tubuh akan berpaling pada lemak dan otot sebagai sumber
energi alternatif. Ini dapat berujung pada ketoasidosis
diabetik yang kemudian memicu peningkatan kadar asam
dalam darah dan mengakibatkan penderita muntah-muntah,
mengalami dehidrasi, kehilangan kesadaran, bahkan kematian.
Dalam upaya untuk menghilangkan glukosa yang berlebihan
dari dalam tubuh, ginjal akan mengekskresikan glukosa
bersama-sama air dan elektrolit (seperti natrium dan kalium).
Diuresis osmotik yang ditandai oleh urinasi yang berlebihan
(poliuri) akan menyebabkan dehidrasi dan kehilangna elektrolit
Sumber : Long C. Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah.
Jilid 3. Bandung. Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Pajajaran
Jenis Insulin
Efek Samping
1. Hipoglikemia
2. Peningkatan berat badan
3. Edema insulin
4. Reaksi total terhadap suntikan insulin
5. Alergi
1. Komplikasi Makrovaskuler
Perubahan pembuluh darah besar akibat
aterosklerotik menimbulkan masalah yang serius pada
diabetes. Aterosklerotik yang terbentuk sangat
beragam bergantung pada lokasi pembuluh darah yang
terkena, derajat sumbatan dan lamanya sumbatan itu
terjadi.
2. Komplikasi Mikrovaskuler
Retinopati diabeticum
Nefropati diabeticum
Neuropati diabeticum
Pencegahan Komplikasi
Mengontrol asupan nutrisi yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh dan aktifitas yang dilakukan
Hindari pemberian insulin atau preparat oral yang
berlebihan
Insulin yang diberikan jumlahnya cukup, sesuai
kebutuhan
Pengertian
Prediabetes adalah kondisi yang menunjukkan
peningkatan kadar glukosa dalam darah namun belum
dapat digolongkan sebagai kategori Diabetes (ADA,
2005). Dalam perkembangannya, 1/3 dari pasien
Prediabetes akan menjadi Diabetes Melitus tipe 2
(DMT2) dalam waktu 3-5 tahun (Pengurus Besar
Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia),2009) namun
dapat pula berakhir menjadi normoglikemia atau tetap
Prediabetesyang akhirnya menjadi DMT2. Prediabetes
meningkatkan risiko absolute menjadi DM2T sebesar
2-10 kali dan bahkan pada beberapa populasi tertentu
risiko tersebutdapat lebih tinggi (Buku Panduan
Pengelolaan dan Pencegahan Prediabetes, 2009).
Faktor
pengenalan
dan
pengelolaan
dini
prediabetes secara kuat mempengaruhi perkembangan
Diabetes (Geiss, 2010), gagal jantung (Lipscomb,
Finch, Brizendine, Saha, Hays, & Ackermann, 2009),
serta Stroke. Berbagai studi menunjukan berbagai
komplikasi Diabetes baik yang terjadi secara akut
maupun kronis. Komplikasi akut meliputi hipoglikemia,
diabetic ketoasidosis, dehidrasi dan hiperglikemik
hiperosmolar non ketotik (HHNK). Komplikasi klonik
antara lain penyakit Jantung Koroner, Gagal Jantung
dan Stroke (Bloomgarden, 2008), gagal ginjal,
kebutaan, dan lain lain.
1. Pengkajiandm
Patofisiologi
a. DM Tipe I
Pada Diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan pankreas
menghasilkan insulin karena hancurnya sel-sel beta pulau
langerhans. Oleh proses autoimun. Glukosa yang berasal
dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun
tetap
berada
dalam
darah
dan
menimbulkan
hiperglikemia postprandial (sesudah makan). Jika
konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal
tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang
tersaring keluar akibat glukosa tersebut di eskresikan
dalam urin. Eksresi akan disertai oleh pengeluaran
cairan dan elektrolit yang berlebihan (Corwin, 2000)
b. Diabetes type II
Terdapat dua masalah utama pada DM Tipe II yaitu
resistensi
insulin
dan
gangguan
sekresi
insulin.
Normalnya insulin akan berkaitan pada reseptor kurang
dan meskipun kadar insulin tinggi dalam darah tetap saja
glukosa tidak dapat masuk kedalam sel sehingga sel akan
kekurangan glukosa. Mekanisme inilah yang dikatakan
sebagai resistensi insulin. Untuk mengatasi resistensi
insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah
yang berlebihan maka harus terdapat peningkatan jumlah
insulin yang disekresikan. Namun demikian jika sel-sel
beta tidak mampu mengimbanginya maka kadar glukosa
akan meningkat dan terjadilah DM tipe II (Corwin,
2000)