SKENARIO 3 METABOLISME DAN EFEK OBAT-OBAT TBC OLEH: MARWAN SOFYAN G0008125 KELOMPOK 10 NAMA TUTOR : !" M#!$%&'( M"K)* PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2008 BAB I PENDAHULUAN A" LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan adalah sebuah harga yang tidak ternilai bagi manusia. Jika terkena penyakit, maka seseorang akan berusaha untuk menyembuhkannya dengan melakukan berbagai terapi. Terapi yang banyak dilakukan orang adalah mengkonsumsi obat. Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis penyakit/gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu (Setiawati, !!"#. $anyak faktor yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan dalam menggunakannya. Jika tidak, %ustru obat dapat men%adi toksik dan merugikan diri kita. &aktor'faktor inilah yang harus kita cermati. (y. S, )! tahun, sudah tiga hari dirawat di *umah Sakit karena ikterus. (y. S adalah seorang penderita penyakit paru yang mendapat terapi Rifampicin, Etambutol, Pyrazinamide, Isoniaside dalam dosis standar yang diminum setiap pagi sebelum makan. Terapi telah dilakukan selama tiga bulan dan hasil pemerikasaan S+OT menun%ukan ,- ./ dan S+0T !! ./. Tetangga (y. S yang %uga mendapat terapi yang sama tidak mengalami ge%ala yang sama. B" RUMUSAN MASALAH ,. $agaimanakah farmakokinetik obat'obat T$12 . &aktor apa sa%a yang mempengaruhi ker%a obat pada masing'masing indi3idu2 ). 4fek utama, efek samping, efek toksik pada terapi tentang diberikan2 5. 6engapa pemerikasaan S+OT dan S+0T mengalami peningkatan2 C" TU+UAN PENELITIAN ,. 6en%elaskan mengenai terapi *ifampicin, 4tambutol, 0ira7inamid, dan isonia7id. . 6engetahui penyebab meningkatnya pemerikasaan S+OT dan S+0T. ). 6en%elaskan tentang metabolisme Obat. D" MANFAAT PENELITIAN ,. 8apat men%elaskan mengenai konsep farmakokinetik . 8apat men%elaskan mengenai konsep farmakodinamik obat, terutama T$1 BAB II TIN+AUAN PUSTAKA A" PENYAKIT TUBERCULOSIS ,TBC- T$1 merupakan penyakit menular pada manusia yang disebabkan 6ikobakterium tuberkulosa. 6asuknya 6ikobakterium tuberkulosa kedalam organ paru menyebabkan infeksi pada paru'paru, dimana segeralah ter%adi pertumbuhan koloni bakteri yang berbentuk bulat (globular#. 8engan reaksi imunologis, sel'sel pada dinding paru berusaha menghambat bakteri T$1 ini melalui mekanisme alamiahnya membentuk %aringan parut. 9kibatnya bakteri T$1 tersebut akan berdiam/istirahat (dormant#. Seseorang dengan kondisi daya tahan tubuh (.mun# yang baik, bentuk tuberkel ini akan tetap dormant sepan%ang hidupnya. :ain hal pada orang yang memilki sistem kekebelan tubuh rendah, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Sehingga tuberkel yang banyak ini berkumpul membentuk sebuah ruang di dalam rongga paru, dan ruang inilah yang nantinya men%adi sumber produksi sputum (riak/dahak#. 6aka orang yang rongga parunya memproduksi sputum dan didapati mikroba tuberkulosa disebut sedang mengalami pertumbuhan tuberkel dan positif terinfeksi T$1. B" ISONIA.ID ,INH- .sonia7ide atau isonikotinil hidra7ide yang sering disingkat dengan .(; merupakan obat kuman tuberkulosis yang terlalu toksik untuk manusia. 9bsorbsinya baik pada pemberian oral maupun parenteral. Keadaan puncak dicapai ,' %am dari pemberian oral. 6etabolisme melalui asetilasi di hati. <aktu paruhnya ,') %am dan dapat meman%ang pada gangguan fungsi hati. Selain itu, obat ini %uga mudah berdifusi pada sel dan semua cairan tubuh. Kadar di 1SS (1airan Serebrospinal# -= dari kadar plasma. "-'>-= diekskresi melalui urine dalam waktu 5 %am sebagai metabolik. Sebagian kecil diekskresi sebagai isonikotinyl glisin, isonikotinyl hidra7on, dan ('metyl .(;. 4fek samping .(; diantaranya dapat menimbulkan ikterus dan kerusakan hati yang fatal akibat ter%adinya nekrosis multilobular. C" RIFAMPISIN 6ekanisme ker%a dari rifampisin adalah menghambat 8(9'dependent *(9 polymerase dari mikrobakteria dan mikroorganisme lain dengan menekan mula terbentuknya rantai dalam sintesis *(9. Farmakokinetik obat ini ? *ifampisin akan diserap dari saluran cerna lalu didistribusikan ke seluruh tubuh termasuk ke cairan otak. 8isamping itu *ifampisin %uga dapat menembus sawar uri. *ifampisin menyebabkan induksi metabolisme, sehingga walaupun bioa3ailabilitasnya tinggi, eliminasinya meningkat pada pemberian berulang. 6asa paruh eliminasi rifampisin antara ,,-'-%am, dan akan meman%ang bila ada kelainan fungsi hepar. 4kskresi melalui urin mencapai )!=. Selain itu, obat ini dapat memberikan efek samping diantaranya dapat meningkatkan insiden ikterus pada pasien penyakit hati kronik, alkoholisme dan usia lan%ut. 0emberian rifampisin dapat meningkatkan S+OT dan akti3itas fosfatase alkali serta gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, diare. D" ETAMBUTOL 4tambutol satu @ satunya obat lapis pertama yang mempunyai efek bakteriostatis, tetapi %ika dikonsumsi bersamaan dengan .(; dan rifampicin terbukti bisa mencegah ter%adinya resistensi obat ( .000d #. 0ada pemberian oral "-'A!= etambutol diserap dari saluran cerna dengan masa paruh eliminasi )' 5%am. Kadar etambutol dalam eritrosit ,'kali kadar dalam plasma. 4ritrosit dapat berperan sebagai depot etambutol yang dapat melepaskannya sedikit demi sedikit dalam plasma. 4tambutol tidak dapat menembus sawar darah otak. 8alam waktu 5 %am, -!= etambutol diekskresikan dalam bentuk asal melalui urine. Obat ini %arang memberikan efek samping. (amun, kurang dari = pasien dapat mengalami penurunan keta%aman penglihatan, ruam kulit, nyeri sendi, disorientasi malaise dan demam. .nsiden efek samping ini makin tinggi sesuai dengan peningkatan dosis, tetapi bersifat mampu pulih. E" PYRA.INAMID 0yra7inamid adalah analog nikotinamid yang telah dibuat sintetiknya. Obat ini tidak larut dalam air. &armakokinetik obat ini adalah ? 0yra7inamid mudah diserap di usus dan tersebar luas keseluruh tubuh. 8osis , gram menghasilkan kadar plasma sekitar 5- Bg/m: pada dua %am setelah pemberian obat. 4kskresinya terutama melalui filtrasi glomerulus. 6asa paruh eliminasi obat ini adalah ,! @ ,C %am. &armakodinamik obat ini adalah ? 4fek samping yang paling umum dan serius adalah kelainan hati. $ila pyra7inamid diberikan dengan dosis ) g per hari , ge%ala penyakit hati muncul pada kira ' kira ,- = dengan ikterus pada @ ) = pasien dan kematian akibat nekrosis hati pada beberapa kasus. +e%ala pertama adalah peningkatan S+OT dan S+0T ( Setyawati, !!" #. BAB III PEMBAHASAN Setiap obat memiliki farmakokinetik yang berbeda'beda, selain itu terkadang terdapat obat'obat tertentu yang mempunyai farmakokinetik tetapi tidak memiliki farmakodinamik obat. &armakokinetik mempunyai empat proses yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi dimana selama proses tersebut obat diolah sehingga dapat menibulkan efek yang dinginkan. 0ada kasus skenario ini terdapat perbedaan efek pada obat yang sama. 0ada dasarnya setiap manusia atau indi3idu mempunyai kondisi yang berbeda'beda. &aktor yang mempengaruhi respon pasien terhadap obat diantaranya Kondisi fisiologi, patologi, genetik, interaksi obat, bioa3aibilitas, lingkungan, dan lain'lain. $eberapa faktor tersebut dapat mempengaruhi efek dan metabolisme obat ( rifampicin, etambutol, pyrazinamide dan isoniazide # men%adi berbeda pada setiap indi3idu. Sedangkan peningkatan en7im S+OT dan S+0T berasal dari rusaknya sel'sel hati. Kerusakan sel'sel hati dapat disebabkan oleh pengaruh obat yang mempunyai efek hepatotoksik, misalnya isonia7ide. 0ada kasus peningkatan S+OT dan S+0T yang sudah sampai dua kali lipat sebaiknya penggunaan obat dihentikan. Sedangkan %ika peningkatan tersebut belum mencapai dua kali lipat dari normal, penggunaan obat tersebut dapat diteruskan. Selain itu interakasi obat yang berbeda pada penggunaan yang bersamaan %uga dapat mempengaruhi efek atau ker%a suatu obat di dalam tubuh. 0enggunaan obat secara bersamaan dapat bersifat saling mendukung atau saling menguatkan, tetapi %uga bisa saling melawan atau melemahkan efek obat yang lain. Sedangkan pada kasus diatas kemungkinan lain timbul efek yang berbeda karena konsumsi obat yang lain sehingga ter%adi interaksi obat. 0ada skenario ini %uga di%elaskan bahwa obat di minum sebelum makan. ;al ini disesuaikan dengan sifat absorbsi obat yang paling efektif, karena adanya makanan dapat mengganggu proses absorbsi obat. BAB IV SIMPULAN DAN SARAN S'/0#1%2 ,. Setiap obat mempunyai farmakokinetik dan farmakodinamik yang berbeda @ beda. . 0ada obat yang sama dapat menimbulkan efek yang berbeda @ beda pada setiap indi3idu yang berbeda pula. ). Rifampicin, etambutol, pyrazinamide dan isoniazide merupakan obat @ obatan untuk penyakit T$1. 5. 0emberian terapi sebaiknya dihentikan dulu. Sebab pemberian terapi ini dapat menyebabkan reaksi hipersensiti3itas yang berakibat fatal. S%!%2 ,. ;ati'hati dalam menggunakan obat, perlu melihat faktor'faktor yang mempengaruhinya. . ;indari penggunaan obat yang bukan dari saran dokter. DAFTAR PUSTAKA 9nonim, !!A, Penyakit Tuberculosis, http?//www.infopenyakit.com 9sril, $ahar. !!". 0engobatan Tuberkulosis 6utakhir. 8alam? Sudoyo, 9. <., dkk., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, %ld .... ed .D, 0usat 0enerbitan 8epartemen .lmu 0enyakit 8alam &akultas Kedokteran /ni3ersitas .ndonesia, Jakarta 8orland, <.9. (ewman, alih bahasa, ;artanto, ;uriawati, !!C, Kamus Kedokteran Dorland, 0enerbit $uku Kedokteran 4+1, Jakarta +uyton, 9rthur 1. and ;all, John 4., alih bahasa, Setiawan, .rawati, ,>>", Buku Ajar isiolo!i Kedokteran Edisi ", 0enerbit $uku Kedokteran 4+1, Jakarta Setyawati, 9rini. !!". 0engantar &armakologi. 8alam ? Sulistia +an +unawan, dkk. eds. &armakologi dan Terapi. ed D. Jakarta? 8epartemen &armakologi dan Terapeutik &akultas Kedokteran /ni3ersitas .ndonesia.