Anda di halaman 1dari 19

KESELAMATAN KERJA DAN PENCEGAHAN KECELAKAAN

TEORI DOMINO KECELAKAAN KERJA

FRANK BIRD JR

DOSEN MATA KULIAH

dr. Imron Khasim, MKK, Sp.Ok

OLEH

Marwan Sofyan 1906319630

PROGRAM STUDI
MAGISTER KEDOKTERAN KERJA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia-Nya,


sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul ”Teori Domino
Kecelakaan Kerja Frank Bird Jr”, yang merupakan salah satu tugas dalam bidang
studi Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Semester II Program Studi
Magister Kedokteran Kerja.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Manajemen yaitu dr. Imron Khasim, MKK, Sp.Ok serta seluruh pihak terkait yang
membantu penulisan makalah ini.
Masih banyak kekurangan dan ketidaksempurnaan yang penulis rasakan
pada makalah ini. Oleh karena itu, segala bentuk masukan dan kritik yang
membangun akan sangat berharga bagi penulis. Atas perhatian yang diberikan,
penulis ucapkan terima kasih.

Jakarta, Maret 2020


Hormat saya,

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. i


Daftar Isi........................................................................................................ ii
BAB 1 : Pendahuluan ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Permasalahan.............................................................................. 2
1.3. Tujuan Penulisan ........................................................................ 2
I.3.1. Tujuan Umum ................................................................... 2
I.3.2 Tujuan Khusus ................................................................... 2
BAB 2 : Teori Domino.................................................................................. 3
BAB 3 : Pembahasan .................................................................................... 7
A. Penjelasan Mengenai Teori Domino Bird .................................... 7
B. Konsep Penanganan Insiden ......................................................... 11
C. Tiga Langkah Kontrol Kerugian/Kecelakaan di Tempat Kerja ... 12
BAB 5 : Penutup ........................................................................................... 15
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 15
5.2 Saran ............................................................................................ 15
Daftar Pustaka ............................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia, jumlah penduduk bekerja pada Februari 2019 sebesar
129,36 juta orang, dengan pekerjaan paling banyak sebagai
buruh/karyawan/pegawai sebanyak 39,13%. Sebanyak 42,73% dari total
pekerja bekerja di sektor formal, sedangkan 57,27% bekerja di sektor informal.1
Setiap tahunnya, lebih dari 2,78 juta pekerja di dunia meninggal akibat
kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Selain itu, terdapat lebih dari 374 juta
pekerja yang menderita cedera tidak fatal namun menyebabkan absensi bekerja
lebih dari 4 hari.2 Angka kecelakaan kerja di Indonesia pada periode tahun
2017-2018 menunjukkan tren yang meningkat, pada tahun 2017 angka
kecelakaan kerja yang dilaporkan sebanyak 123.041 kasus, sementara itu
sepanjang tahun 2018 mencapai 173.105 kasus dengan nominal santunan yang
dibayarkan mencapai Rp1,2 Trilyun..3 Hal ini tentunya harus menjadi perhatian
seluruh pihak untuk menyadarkan akan pentingnya pencegahan kecelakaan dan
penyakit di tempat kerja.
Kecelakaan kerja, tidak dipungkiri merupakan sebuah kejadian yang
ingin selalu dihindari oleh setiap perusahaan. Karena kecelakaan kerja, bukan
saja menyebabkan kerugian secara material, namun juga menyebabkan
kerugian immaterial yang amat besar dan berpengaruh kepada perusahaan.
Menurut International Labour Organization (ILO), kecelakaan kerja adalah
suatu kejadian yang tak terduga dan tidak terencana, termasuk violence (ruda
paksa), yang timbul dari atau sehubungan dengan pekerjaan yang menghasilkan
satu atau lebih pekerja yang cedera, sakit atau meninggal dunia. Termasuk yang
harus dipertimbangkan sebagai kecelakaan kerja adalah kecelakaan di
perjalanan, transportasi atau kecelakaan lalu lintas di mana pekerja mengalami
cedera, yang terjadi saat perjalanan dari tempat kerja, di tempat kerja atau ke
tempat kerja, atau saat menjalankan tugas dari pemberi kerja. Definisi ini
diadopsi dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2004

1
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang menyatakan kecelakaan
kerja adalah kecelakaaan yang terjadi dalam hubungan kerja, termasuk
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah menuju tempat kerja atau
sebaliknya, dan penyakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Dikarenakan besarnya dampak yang merugikan dari sebuah kecelakaan
kerja, maka banyak perusahaan berusaha menerapkan sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk mencegah kecelakaan kerja, perlu
dipahamai konsep dasar yang menyebabkan terjadinya kecelakaan itu sendiri
agar bisa dilakukan perubahan sistem di tempat kerja menjadi lebih baik. Pada
makalah ini, penulis akan membahas mengenai teori domino kecelakaan kerja
yang disampaikan oleh Frank Bird Jr.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Mengetahui dan mengerti mengenai teori domino kecelakaan kerja
Tujuan Khusus
a. Mempelajari dan mengetahui lebih mendalam mengenai teori domino
kecelakaan kerja yang disampaikan oleh Frank Bird Jr
b. Mengetahui penyebab masalah dan usaha kontrol terhadap insiden
kecelakaan atau kerugian di tempat kerja

2
BAB II
TEORI DOMINO

Pada tahun 1929, seseorang bernama Herbert William Heinrich menyusun


teori penyebab kecelakaan di dunia industri. Menurut Heinrich, kecelakaan kerja
adalah salah satu bagian yang dapat menyebabkan cedera4.
Faktor-faktor penyebabnya dapat digambarkan sebagai bagian dari domino
saat diposisikan berdiri, dimana saat satu kartu domino terjatuh maka akan
menimpa kartu lain dan akan roboh secara bersama. Ilsutrasi ini mirip efek domino,
jika satu bangunan roboh akan memicu peristiwa beruntun yang menyebabkan
robohnya bangunan lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap faktor/bagian
sangat tergantung dari faktor di sekitarnya. Interpretasi hal tersebut juga
menyimpulkan kecelakaan mempunyai urut-urutan tertentu, dimana kelalaian
seseorang menyebabkan kecelakaan. Kecelakaan ini dapat disebabkan oleh adanya
dua hal utama yaitu bahaya mekanis atau sumber daya energi yang tidak terkendali
dan tindakan yang tidak aman.

Gambar 1. Teori Domino Heinrich

3
Berdasarkan teori domino dapat dijelaskan masing-masing komponen domino
tersebut antara lain:
1. Lingkungan dan kebiasaan
Lingkungan keluarga dan sekitar memiliki peran serta dalam membentuk
kebiasaan seseorang, beberapa karakteristik seperti kecerobohan, serakah dan
mudah marah dapat menjadi suatu kebiasaan. Sehingga kebiasaan seseorang
dapat meningkatkan peran serta bagi seorang pekerja dalam melakukan
kesalahan.
2. Kesalahan orang
Kepribadian menjadi bagian kehidupan yang berperan dalam kondisi dan
tindakan yang tidak aman. Beberapa kebiasaan yang tidak baik seperti
ketidakpedulian, ceroboh dan mudah marah sebagai faktor pembawaan yang
terbentuk dari lingkungan keluarga dan sosial sekitarnya.
3. Kondisi dan tindakan tidak aman
Kondisi dan tindakan yang tidak aman ditandai dalam kartu domino
sebagai pusat dari tahapan yang berperan terhadap kecelakaan. Keadaan ini
adalah faktor terbesar untuk menyebabkan kecelakaan.
4. Kecelakaan
Kecelakaan adalah kondisi yang tidak menyenangkan dan tidak
diinginkan untuk terjadi yang menyebabkan cedera. Keadaan ini bisa berupa
jatuhnya pekerja dari ketinggian atau pekerja yang jatuh dan terbentur benda
5. Cedera
Cedera adalah konsekuensi dari kerusakan/cedera pada tubuh seseorang.4

Kelemahan Teori Domino Heinrich


Walaupun teori domino Heinrich menjadi teori yang paling mudah
dipahami dan diterima dalam proses terjadinya kecelakaan, teori ini memiliki
beberapa kelemahan dalam aplikasinya. Teori ini kurang memperhatikan peran
manajemen dan organisasi dalam terjadinya kecelakaan. Selain itu, teori ini pun
dapat memberikan penekanan untuk menyalahkan orang tertentu dan dapat

4
menjadikannya penyebab tunggal sehingga kurang melihat permasalahan secara
komprehensif.4

Update Teori Domino


Pada tahun 1974, Frank Bird Jr dan Loftus memberikan teori domino yang
dimodifikasi dari yang disampaikan sebelumnya oleh Heinrich. Beberapa faktor
yang diangkat sebagai penyebab kecelakaan kerja adalah :
1. Kurangnya control manajemen
2. Penyebab dasar (faktor personil atau faktor pekerjaan)
3. Penyebab cepat (immediate) atau gejala yaitu kondisi dan tindakan tidak
aman (unsafe act dan unsafe condition)
4. Insidens (kejadian yang merugikan orang atau harta benda)
5. Kerugian (barang, orang, atau proses)
Revisi utama dari teori domino ini adalah menekankan peran dari
manajemen. Kecelakaan dianggap akibat dari kurangnya sistem kontrol yang baik
dari manajemen. Perencanaan, kontrol, sistem organisasi, dan kepemimpinan
manajemen menjadi faktor yang dapat mencegah terjadinya kecelakaan.4

Gambar 2. Teori Domino Baru Frank Bird

Jika diperhatikan, ada tanda panah tiap masing-masing kartu yang


menunjukkan ada interaksi antara satu faktor dengan faktor lainnya dalam

5
menyebabkan kecelakaan. Model jenis ini dikenal juga sebagai “Loss Causation
Model” yang juga digambarkan dengan kartu yang kemudian dihubungkan dengan
garis lurus panjang.5

Banyak orang tidak memahami bagaimana insidensi kecelakaan


menghabiskan biaya. Mereka mengangga kerugian terbesar dari sebuah kecelakaan
adalah usaha membiayai pekerja yang sakit atau cedera, mengganti fasilitas yang
rusak, atau kompensasi untuk pekerja. Hanya sedikit diantara perusahaan yang
menganggap bahwa sesungguhnya faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan
juga dapat menjadi faktor kehilangan atau berkurangnya produksi ataupun
menurunnya kualitas. Pemahaman yang baik mengenai penyebab keceakaan di
tempat kerja akan menuntut perusahaan untuk membiasakan diri dengan standar
dan sistem kontrol yang baik.

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. Penjelasan Mengenai Teori Domino Bird


Teori domino Bird merupakan menjelaskan bahwa penyebab suatu insiden
di perusahaan dapat disebabkan berbagai faktor yang saling berkaitan. Untuk itu,
kita perlu memahai lebih lanjut mengenai masing-masing elemen faktor tersebut.

Loss/Kerugian
Hasil dari sebuah kecelakaan adalah kerugian, baik pada orang ataupun
benda. Dampak dari kecelakaan akan menghentikan atau menunda produksi,
merusak lingkungan, menurunnya kualitas, dan menurunnya profit. Besarnya
kerugian yang didapat sangat berpengaruh dari derajat keprahan kecelakaan yang
terjadi. Pada saat terjadi kecelakaan maka hal yang penting dilakukaan adalah
melakukan first aid dan penanganan medis, menghilangkan sumber bencana,
implementasi emergency response plan, dan mengevakuasi pekerja yang ada. Tidak
ada aspek yang lebih penting daripada keselamatan pekerja sehingga penanganan
cedera harus segera dilakukan. Akan tetapi, aspek kerugian yang didapatkan oleh
perusahaan tidak hanya itu. Aspek bisnis akan terjadi, baik berupa rusaknya
bangunan atau alat produksi yang ini semua akan mengakumulasi kerugian yang
didapat oleh perusahaan.6

Insidens
Merupakan kejadian tidak diinginkan yang membahayakan orang atau
benda. Dapat berupa akibat paparan kontak fisik, paparan kimia, panas, radiasi, atau
listrik. Insidens dipahami sebagai kontak berbahaya dengan sejumlah energi atau
substansi. Dengan konsep ini, akan memudahkan perusahaan untuk berifikir
melakukan kontrol terhadap paparan bahaya yang ada, baik menghilangkan ataupun
menguranginya. Contohnya adalah penggunaan alat pelindung diri (APD). Penutup
kepala yang keras tidak akan melindungi seorang pekerja dari benda yang jatuh,
akan tetapi pengunaannya akan bermanfaat untuk mengurangi resiko cedera.

7
Penyebab cepat (immediate) atau gejala yaitu kondisi dan tindakan tidak aman
(unsafe act dan unsafe condition).
Kondisi ini merupakan kondisi dibawah standar, dimana terdapat sebuah
perilaku kerja atau kondisi yang tidak memenuhi aturan yang ada. Oleh karena itu,
peranan manajemen akan sangat dibutuhkan untuk menentukan standar kerja yang
baik dan juga mengontrol ketika ada perilaku atau kondisi tidak baik di tempat
kerja. Dengan konsep ini akan perusahaan akan berusaha mengukur, mengevaluasi,
dan mengoreksi standar bekerja yang ada. Hal ini pun akan memberikan wawasan
yang lebih luas mengenai kerugian yang terjadi di perusahaan, tidak hanya melihat
kejadian cedera, namun juga melihat seluruh kerugian yang ada secara menyeluruh.
Perilaku tidak aman antara lain:
1. Menajalankan alat tanpa wewenang
2. Gagal memberikan peringatan
3. Gagal untuk mengamankan
4. Menjalankan mesin/alat dengan kecepatan tidak sesuai
5. Membuat alat safety tidak berfungsi
6. Menggunakan alat yang rusak
7. Menggunakan alat dengan tidak benar
8. Tidak menggunakan APD dengan baik
9. Pengangkutan tidak benar
10. Penempatan tidak benar
11. Pengangkatan tidak benar
12. Penugasan tidak tepat
13. Membenarkan alat ketika sedang digunakan
14. Bertengkar saat bekerja
15. Bekerja dalam pengaruh alcohol atau obat tertentu
16. Gagal bekerja sesuai prosedur
17. Gagal mengidentifikasi hazard
18. Gagal untuk melakukan pengecekan
19. Gagal untuk membenarkan/mengoreksi

8
20. Gagl untuk berkomunikasi/koordinasi.
Kondisi kerja tidak aman antara lain:
1. Pengamanan yang tidak baik
2. Alat pelindung diri yang tidak baik
3. Alat, mesin, atau material yang rusak
4. Hambatan dalam pekerjaan
5. Sistem alarm yang tidak berfungsi
6. Adanya api dan ledakan di tempat kerja
7. Penyimpanan barang/material tidak baik
8. Hazard di lingkungan kerja, seperti gas, asap, kabut, atau uap panas
9. Paparan bising
10. Paparan radiasi
11. Penerangan tidak baik
12. Suhu yang ekstrem
13. Ventilasi tidak adekuat
14. Instruksi/prosedur yang kuran tepat.
Catatan penting untuk memahami penyebab segera yang mengakiatkan
kecelakaan ini bahwa kondisi-kondisi diatas hanya merupakan gejala yang tampak.
Jika hanya memperbaiki gejala maka kondisi tersbut akan terus berulang. Hal yang
perlu digali adalah cara melakukan kontrol yamg lebih efektif, yaitu dengan
mencari dasar atau akar masalah yang ada.6

Penyebab Dasar
Penyebab dasar merupakan penyebab sesungguhnya yang menyebabkan
gejala kondisi atau perilaku dibawah standar. Dengan memahami penyebab dasar
akan diketahui mengapa muncul perilaku atau kondisi yang tidak sesuai standar.
Misalnya, secara logika sesorang pekerja tidak mungkin bisa bekerja sesuai
prosedur jika tidak ada pelatihan sebelumnya. Atau seorang teknisi tidak akan bisa
menjalankan mesin dengan benar jika tidak dilatih sebelumnya. Dalam hal kondisi
kerja, sistem kerja yang aman tidak akan diketahui bila perusahaan tidak
mengetahui resiko bahaya yang ada di temapt kerja. Dengan memahami akar

9
masalah diharapkan penyelesaian yang ada pun akan sesuai dan kondisi berbahaya
tersebut dapat dikurangi atau dicegah.

Kontrol Manajemen
Tiga penyebab utama manajemen tidak dapat mengontrol kecelakaan di
tempat kerja adalah sistem yang kurang baik, standar kerja yang kurang baik, dan
rendahnya kepatuhan terhadap standar.
1. Sistem yang kurang baik.
Kurangnya kontrol terhadap sistem kerja diakibatkan sistem yang berjalan
memang belum baik, banyak aspek yang perlu dibangun dalam pengawasan sistem
kerja yang ada, terkait dengan cakupannya yang luas dan setiap perusahaan
memiliki karakteristik tersendiri.
2. Standar kerja yang kurang baik
Salah satu penyebab dari kegagalan atau kecelakaan di tempat kerja adalah
standar prosedur kerja yang kurang baik, kurang spesifik, atau kurang jelas. Standar
merupakan ukuran yang diharapakan pada seorang ketika melakukan pekerjaan.
Untuk itu, di dalam standar harus dapat memuat siapa yang bertugas dan apa
tanggung jawabnya, serta kapan dan bagaimana mereka melakukan tanggung
jawabnya tersebut. Standar yang baik sangat penting dalam melakukan usaha
kontrol di perusahaan.
3. Rendahnya kepatuhan terhadap standar.
Kurangnya kepatuhan dalam memnuhi standar menunjukkan fungsi kontrol
yang tidak baik. Sebagian pemimpin menjadikan alasan ini sebagai penyebab
tunggal terjadinya kecelakaan atau masalah di tempat kerja. Akan tetapi, pada
hakikatnya hal ini tidak bisa diterima ketika fungsi kontrol/pengawasan di tempat
kerja sudah baik.

Kontrol Terhadap Banyak Penyebab


Banyak artikel yang menjelaskan penyebab alami dari terjadinya eror atau
masalah di tempat kerja. Kombinasi beberapa faktor menjadi hal yang lebih
diperhatikan untuk mempelajari masalah ini. Sebagai masalah yang bersifat

10
kompleks, perbaikan sistem di sebuah organisasi menjadi hal utama dalam
menyelasikan masalah tersebut. Sebuah studi menunjukkan bahwa kecelakaan
kerja dapat dicegah sebesar 75% ketika organisasi perusahaan menerapkan sebuah
program safety yang baik.

B. Konsep Penanganan Insiden


Dengan memahami konsep teori domino, kita dapat menyimpulkan 2 hal:
1. Insiden kecelakaan terjadi karena adanya sebab, tidak terjadi begitu saja.
2. Penyebab kerugian tersebut dapat dinilai dan dikontrol.
Untuk memahami sebuah sistem yang terlibat dalam dalam perusahaan, ada
4 elemen yang terlibat dalam sebuah organisasi, yaitu manusia, alat, material, dan
lingkungan.

Manusia
Elemen ini meliputi seluruh bidang, mulai dari pemimpin, manajer, pekerja,
pelanggan, dsb. Elemen ini bukan menunjukkan bahwa pekerja merupakan orang
yang disalahkan ketika terjadinya kerugian atau kecelakaan, sebagaimana
pemikiran sebagian orang. Hal yang perlu dipahami bahwa masing-masong pihak
bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan. Sebagai
contoh, pimpinan perusahaan bertanggung jawab membuat kebijakan dan standar
yang baik di perusahaan, teknisi juga terlibat dalam membuat mesin atau cara kerja
yang aman dan baik, manajer bertugas untuk mengawasi pekerja, bagian
penerimaan pegawai bertanngung jawab memilih pekerja yang tepat di suatu
bagian, dsb. Dengan memahami konsep ini, diharapkan semua pihak dapat
melakukan perbaikan ketika masalah terjadi.

Alat
Peralatan dan mesin kerja merupakan hal vital yang ada di perusahaan.
Perusahaan harus memastikan bahwa peralatan yang digunakan aman dan sesuai
dengan pekerjaan yang dilakukan. Perawatan alat juga merupakan hal esensial yang
harus dilakukan secara rutin oleh teknisi untuk memastikan tidak ada masalah

11
dalam penggunaan alat tersebut. Hal yang termasuk elemen ini juga desain tempat
kerja yang digunakan. Kegagalan dalam mendeteksi adanya alat yang dibawah
standar dapat menjadi salah satu sebab timbulnya kecelakaan di tempat kerja.

Material
Elemen ini meliputi seluruh material/bahan yang digunakan di tempat kerja.
Sebagian kecelakaan di tempat kerja berkaitan dengan bahan kimia yang
digunakan, baik tertumpah, terbakar, atau meledak. Pentingnya pemahaman
material yang digunakan di tempat kerja melahirkan Material Safety Data Shhet
(MSDS) dan yang semisalnya agar bisa dijadikan acuan dalam menentukan potensi
bahaya di tempat kerja.

Lingkungan
Elemen ini meliputi lingkungan kerja, lingkungan sekitar, serta seluruh
bangunan yang ada. Perusahaan harus menilai potensi bahaya yang ada dan
melakukan pengukuran secara rutin. Termasuk dalam komponen ini juga penilaian
cuaca, kebijakan eksternal, serta kondisi alam di lingkungan kerja.
Empat elemen ini menjadi hal yang bisa menyebabkan kecelakaan ataupun
klerugian di tempat kerja sehingga perlu dilakukan investigasi terhadap seluruh
komponen yang ada.

C. Tiga Langkah Kontrol Kerugian/Kecelakaan di Tempat Kerja


Konsep yang disampaikan oleh Frank Bird tidak hanya menyimpulkan
bahwa kecelakaan/kerugian terjadi karena banyak faktor. Konsep ini pun
menyatakan bahwa kontrol yang dilakukan pun bisa beraneka ragam.
Pengawasan/kontrol yang dilakukan secara garis besar yterbagi menjadi 3 tahapan,
yaitu pre-contact, contract, dan post-contact.6

Kontron Pre-contact
Maksudnya adalah segala upaya yang dilakukan ketika membangun sistem di
tempat kerja dengan menghindari potensi resiko yang ada, mencegah kerugian,

12
serta langkah yang perlu dilakukan ketika kerugian atau kecelakaan terjadi.
Beberpa diantaranya adalah
- Membuat desain kerja yang berlandaskan safety
- Membuat kebijakan dan implementasi yang efektif dan efisiensi dalam
mencegah kerugian
- Menekankan safety dalam setiap pertemuan atau langkah kebijakan
perusahaan
- Membuat pelatihan yang beraneka ragam di berbagai posisi untuk
memkasimalkan potensi kerja dan mencegah kerugian
- Dsb
Tahap ini disebut sebgai usaha prevensi merupakan langkah terpenting yang
harus dilakukan dalam penanganan kecelakaan di tempat kerja.

Kontrol contact
Insiden yang terjadi di perusahaan biasanya melibatkan sejumlah besar
energi dan sumber daya yang melebihi batas kadar yang diperkenankan.
Banyak pengukuran yang dilakukan di tempat kerja untuk mengontrol potensi
bahaya tersebut.
Beberapa pengendalian yang dilakukan di tahap ini antara lain :
- Mengganti sumber energi dengan komponen yang lebih aman
◼ Menggunakan substansi yang tidak mudah terbakar
◼ Menggunakan senyawa atau bahan yang lebih tidak beracun
◼ Menggunakan alat/mesin pengangkut barang daripada manual
handling
- Mengurangi energi yang dikeluarkan
◼ Penggunaan alat dengan tekanan atau voltase yang lebih rendah
◼ Menurunkan resiko suhu berbahaya di tempat kerja
◼ Menggunakan mesin yang tidak memerlukan suhu yang tinggi
◼ Mengurangi vibrasi, kesilauan, atau pencahayaan yang tidak baik di
tempat kerja
- Menggunakan pembatas antara mesin dan orang

13
◼ Menggunakan alat pelindung diri
◼ Menggunakan lotion atau krim pelindung kulit
◼ Menutup mesin yang berbising dan bersuhu tinggi atau rendah
◼ Menyaring komponen beracun di udara lingkungan kerja
- Menguatkan struktur atau fisik pekerja
◼ Kontrol berat badan dan kondisi kesehatan
◼ Vaksinasi pada pegawai
◼ Memberikan obat-obatan untuk pekerja yang sakit
◼ Menguatkan atap bangunan, lantai, alat pengangkut, dsb
Tahap kontak ini merupakan tahapan dimana potensi kerugian terjadi,
tergantung cara mengontrol sumber energi atau substansi yang digunakan. Kontrol
yang efektif akan meminimalkan kerugian ataupun resiko kerugian yang terjadi.
Usaha ini tidak sepenuhnya mencegah kecelakaan, namun sangat efektif
mengurangi kerugian yang terjadi.

Kontrol Post-Contact
Setelah terjadinya insiden, kerugian yang ditimbulkan masih dapat
dikurangi dengan melakukan beberapa hal, diantaranya :
- Mengimplementasikan rencana tanggap darurat bencana
- Memebrikan pertolongan pertama kepada manusia
- Kontrol api atau ledakan
- Menghindarkan material atau mesin yang rusak
- Membetulkan mesin atau fasilitas yang rusak
- Menciptakan ventilasi yang baik untuk menjaga kualitas udara di tempat
kerja
- Berusaha mendapatkan kompensasi kerugian dari asuransi
- Mengamankan alat-alat yang masih bisa digunakan
-
Melakukan rehabilitasi pada pekerja yang cedera.6

14
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Teori domino digunakan sebagai konsep dasar terjadinya kecelakaan atau
kerugian di tempat kerja
2. Kontrol terhadap insiden di tempat kerja memiliki berbagai solusi untuk
memperbaiki sitem
3. Perbaikan sistem kerja dan organisasi di perusahaan menjadi hal utama dalam
penanganan kecelakaan di tempat kerja
4. Sistem kerja yang baik akan mampu mengurangi terjadinya kecelakaan di
tempat kerja.

B. Saran
1. Pimpinana dan manajer perusahaan harus memahami konsep teori domino
dan usaha kontrol terhadap masalah yang ada di tempat kerja
2. Perusahaan harus memperbaiki sistem di tempat kerja agar penanganan
kecelakaan atau kerugian dapat lebih komprehensif.
3. Mendorong perusahaan untuk melakukan perbaikan secara terus dalam
semua aspek komponen yang terkait dengan kerugian di tempat kerja.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. BPS. 2019. Berita Resmi Statistic. Keadaan Pekerja di Indonesia. Diunduh dari
: https://www.bps.go.id. Diakses tanggal 1 Maret 2020.

2. ILO. Safety and Health at Work. 2020. http://www.ilo.org/global/topics/safety-


and-health-at-work/lang--en/index.htm. Diakses tanggal 1 Maret 2020

3. BPJS Ketenagakerjaan. (2019). “Angka Kecelakaan Kerja Cenderung


Meningkat, BPJS Ketenagakerjaan Bayar Santunan Rp1,2 Triliun.” 2019.
https://www.bpjsketenagakerjaan.go.id. Diakses tanggal 1 Maret 2020

4. Sabet, Pejman, et al. Application of Domino Theory to Justify and Prevent


Accident Occurance in Construction Sites. IOSR Journal of Mechanical and
Civil Engineering (IOSR-JMCE), Volume 6, Issue 2, PP 72-76.
http://www.iosjournals.org

5. Safety Institue of Australia Ltd. 2012. OHS Body of Knowledge, Models of


Causation: Safety. www.ohsbook.org.au. Diakses tanggal 1 Maret 2020

6. Bird, F.E., Germain, G.L, Clark M, D. Third Ed. 2007. Practical Loss Control.
Institute Press (Division of International Loss Control Institute), Loganville,
Georgia.

16

Anda mungkin juga menyukai