Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN PUSTAKA

III.1 Definisi
Ulkus Kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai oleh adanya infiltrat supuratif
disertai defek kornea bergaung, diskontinuitas jaringan kornea dapat terjadi dari epitel sampai
stroma.
Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan
kornea. Ulkus kornea yang luas memerlukan penanganan yang tepat dan cepat uuntuk mencegah
perluasan ulkus dan timbulnya komplikasi seperti desmetokel, perforasi, endoftalmitis.
III.2 Etiologi
Penyakit kornea adalah penyakit mata yang serius karena menyebabkan gangguan tajam
penglihatan, bahkan dapat menyebabkan kebutaan. Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian
permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea.
Ulkus biasanya terbentuk akibat; infeksi oleh bakteri (misalnya stafilokokus, pseudomonas, atau
pneumokokus), jamur virus (misalnya herpes) atau protooa akantamuba, selain itu ulkus kornea
disebabkan reaksi toksik, degenerasi, alergi dan penyakit kolagen vaskuler. Kekurangan vitamin
! atau protein, mata kering (karena kelopak mata tidak menutup secara sempurna dan
melembabkan kornea).
"aktor resiko terbentuknya antara lain adalah cedera mata, ada benda asing di mata, dan iritasi
akibat lensa kontak.
III.3 Patofisiologi
#ila pertahanan normal pada mata seperti epitel kornea mengalami gangguan, resiko terjadinya
infeksi sangat tinggi. Penyebab yang mungkin seperti trauma langsung pada kornea, penyakit alis
mata yang kronis, abnormalitas tear film yang mengganggu keseimbangan permukaan bola mata
dan trauma hipoksia akibat pemakaian lensa kontak.
Koloni bakteri patologi pada lapisan kornea bersifat antigen dan akan melepaskan enim dan
toksin. $al ini akan mengaktifkan reaksi antigen antibodi yang menga%ali proses inflamasi. &el'
sel P() pada kornea akan membentuk infiltrat. P() berfungsi memfagosit bakteri. *apisan
kolagen stroma dihancurkan oleh bakteri dan enim leukosit dan proses degradasi berlanjut
meliputi nekrosis dan penipisan. Karena penipisan lapisan ini, dapat terjadi perforasi
menyebabkan endoftalmitis. #ila kornea telah sembuh, dapat timbul jaringan sikatrik yang
menyebabkan penurunan tajam penglihatan. #akteri gram positif lebih banyak menjadi penyebab
infeksi bakterialis di dunia bagian selatan. Psaeudomonas aeruginosa paling banyak ditemukan
pada ulkus kornea dan keratitis karena lensa kontak.
+erbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyak ditentukan oleh adanya kolagenase yang
dibentuk oleh sel epitel baru dan sel radang. ,ikenal ada - bentuk tukak pada kornea, yaitu
sentral dan marginal.perifer.
+ukak kornea sentral disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus. &edangkan perifer
umumnya disebabkan oleh reaksi toksik, alergi, autoimun, dan infeksi. /nfeksi pada kornea
perifer biasanya disebabkan oleh kuman &tafilokok aureus, $. influena, dan (. lacunata.
III.4 Jenis
III.4.1 Ulkus Kornea Sentral
Ulkus kornea sentral dapat disebabkan oleh pseudomonas, streptococcus, pneumonia, virus,
jamur, dan alergi. Pengobatan ulkus kornea secara umum adalah dengan pemberian antibiotika
yang sesuai dan sikloplegik. Pembentukan parut akibat ulserasi kornea adalah penyebab utama
kebutaan dan gangguan penglihatan di seluruh dunia. Kebanyakan gangguan penglihatan ini
dapat dicegah, namun hanya bila diagnosis penyebabnya ditetapkan secara dini dan diobati
secara memadai. Ulserasi supuratif sentral dahulu hanya disebabkan oleh & pneumonia. +etapi
akhir'akhir ini sebagai akibat luasnya penggunaan obat'obat sistemik dan lokal (sekurang'
kurangnya di negara'negara maju), bakteri, fungi, dan virus opurtunistik cenderung lebih banyak
menjadi penyebab ulkus kornea daripada & pneumonia.
Ulkus kornea sentral dengan hipopion
Ulkus sentral biasanya merupakan ulkus infeksi akibat kerusakan pada epitel. *esi terletek di
sentral, jauh dari limbus vaskuler. $ipopion biasanya (tidak selalu) menyertai ulkus. $ipopion
adalah pengumpulan sel'sel radang yang tampak sebagai lapis pucat di bagian ba%ah kamera
anterior dan khas untuk ulkus sentral kornea bakteri dan fungi. (eskipun hipopion itu steril pada
ulkus kornea bakteri, kecuali terjadi robekan pada membran descemet, pada ulkus fungi lesi ini
mungkin mengandung unsur fungi.
Ulkus Kornea #akterialis
Ulkus kornea yang khas biasanya terjadi pada orang de%asa yang bekerja di bidang konstruksi,
industri, atau pertanian yang memungkinkan terjadinya cedera mata. +erjadinya ulkus biasanya
karena benda asing yang masuk ke mata, atau karena erosi epitel kornea. ,engan adanya defek
epitel, dapat terjadi ulkus kornea yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen yang terdapat
pada konjungtiva atau di dalam kantong lakrimal. #anyak jenis ulkus kornea bakteri mirip satu
sama lain dan hanya bervariasi dalam beratnya penyakit. /ni terutama berlaku untuk ulkus yang
disebabkan bakteri oportunitik (misalnya &treptococcus alfa'hemolyticus, &taphylococcus
aureus, &taphylococcus epidermidis, )ocardia, dan ( fortuitum'chelonei), yang menimbulkan
ulkus indolen yang cenderung menyebar perlahan dan superficial.
Ulkus sentral yang disebabkan &treptococcus beta'hemolyticus tidak memiliki ciri khas. &troma
kornea disekitarnya sering menunjukkan infiltrat dan sembab, dan biasanya terdapat hipopion
yang berukuran sedang. Kerokan memperlihatkan kokus gram (0) dalam bentuk rantai. 1bat'
obat yang disarankan untuk pengobatan adalah 2efaolin, Penisillin 3, 4ancomysin dan
2eftaidime.
Ulkus kornea sentral yang disebabkan &taphylococcus aureus, &taphylococcus epidermidis, dan
&treptococcus alfa'hemolyticus kini lebih sering dijumpai daripada sebelumnya, banyak
diantaranya pada kornea yang telah terbiasa terkena kortikosteroid topikal. Ulkusnya sering
indolen namun dapat disertai hipopion dan sedikit infiltrat pada kornea sekitar. Ulkus ini sering
superficial, dan dasar ulkus teraba padat saat dilakukan kerokan. Kerokan mengandung kokus
gram (0) satu'satu, berpasangan, atau dalam bentuk rantai. Keratopati kristalina infeksiosa telah
ditemukan pada pasien yang menggunakan kortikosteroid topikal jangka panjang, penyebab
umumnya adalah &treptococcus alfa'hemolyticus.
Ulkus Kornea "ungi
Ulkus kornea fungi, yang pernah banyak dijumpai pada pekerja pertanian, kini makin banyak
diantara penduduk perkotaan, dengan dipakainya obat kortikosteroid dalam pengobatan mata.
&ebelum era kortikosteroid, ulkus kornea fungi hanya timbul bila stroma kornea kemasukan
sangat banyak mikroorganisme. (ata yang belum terpengaruhi kortikosteroid masih dapat
mengatasi masukkan mikroorganisme sedikit'sedikit.
Ulkus kornea akibat jamur (fungi)
Ulkus fungi itu indolen, dengan infiltrate kelabu, sering dengan hipopion, peradangan nyata pada
bola mata, ulserasi superficial, dan lesi'lesi satelit (umumnya infiltrat, di tempat'tempat yang
jauh dari daerah utama laserasi). *esi utama merupakan plak endotel dengan tepian tidak teratur
diba%ah lesi kornea utama, disertai dengan reaksi kamera anterior yang hebat dan abses kornea.
Kebanyakan ulkus fungi disebabkan organisme oportunistik seperti 2andida, "usarium,
!spergillus, Penicillium, 2ephalosporium, dan lain'lain. +idak ada ciri khas yang membedakan
macam'macam ulkus fungi ini.
Kerokan dari ulkus kornea fungi, kecuali yang disebabkan 2andida umumnya mengandung
unsur'unsur hifa; kerokan dari ulkus 2andida umumnya mengandung pseudohifa atau bentuk
ragi, yang menampakkan kuncup'kuncup khas.
Ulkus Kornea 4irus
!. Keratitis $erpes &impleks
Keratitis herpes simpleks ada dua bentuk yaitu primer dan rekurens. Keratitis ini adalah
penyebab ulkus kornea paling umum dan penyebab kebutaan kornea paling umum di !merika.
#entuk epitelialnya adalah padanan dari herpes labialis yang memiliki ciri'ciri imunologik dan
patologik sama juga perjalanan penyakitnya. Perbedaan satu'satunya adalah bah%a perjalanan
klinik keratitis dapat berlangsung lama karena stroma kurang vaskuler sehingga menghambat
migrasi limfosit dan makrofag ke tempat lesi. Penyakit stroma dan endotel tadinya diduga
hanyalah respons imunologik terhadap partikel virus atau perubahan seluler akibat virus, namun
sekarang makin banyak bukti yang menunjukkan bah%a infeksi virus aktif dapat timbul di dalam
stroma dan mungkin juga sel'sel endotel selain di jaringan lain dalam segmen anterior seperti iris
dan endotel trabekel. Kortikosteroid topikal dapat mengendalikan respons peradangan yang
merusak namun memberi peluang terjadinya replikasi virus. 5adi setiap kali menggunakan
kortikosteroid topikal harus ditambahkan obat anti virus.
+emuan Klinis
$erpes simpleks primer pada mata jarang ditemukan dan bermanifestasi sebagai
blefarokonjungtivitis vesikuler kadang'kadang mengenai kornea dan umumnya terdapat pada
anak'anak muda. +erapi anti virus topikal dapat dipakai untuk profilaksis agar kornea tidak
terkena dan sebagai terapi untuk penyakit kornea.
3ejala pertama umumnya iritasi, fotofobia dan berair'air. #ila kornea bagian pusat terkena
terjadi sedikit gangguan penglihatan. *esi paling khas adalah ulus dendritik. /ni terjadi pada
epitel kornea, memiliki bulbus terminalis pada ujungnya. Ulkus geografik adalah sebentuk
penyakit dendritik menahun yang lesi dendritiknya berbentuk lebih lebar. +epian ulkus tidak
kabur. &ensasi kornea menurun. *esi epitelial kornea lain yang dapat ditimbulkan $&4 adalah
keratitis epitelial 6blotchy7, keratitis stelata dan keratitis filamentosa.
+erapi
+erapi keratitis $&4 hendaknya bertujuan menghentikan replikasi virus didalam kornea sambil
memperkecil efek merusak respons radang.
,ebridement
2ara efektif mengobati keratitis adalah debridement epitelial karena virus berlokasi di dalam
epitel. ,ebridement juga mengurangi beban antigenik virus pada stroma kornea. ,ebridement
dilakukan dengan aplikator berujung kapas khusus. 1bat siklopegik seperti atropin 89 diteteskan
ke dalam sakus konjungtiva dan ditutup sedikit dengan tekanan. Pasien harus diperiksa setiap
hari dan diganti penutupnya sampai defek korneanya sembuh umumnya dalam :- jam.
Pengobatan tambahan dengan anti virus topikal mempercepat pemulihan epitel.
+erapi 1bat
!gen anti virus topikal yang dipakai pada keratitis herpes adalah ido;uridine, trifluridine,
vidarabine dan acyclovir. <eplikasi virus dalam pasien imunokompeten khususnya bila terbatas
pada epitel kornea umumnya sembuh sendiri dan pembentukan parut minimal. ,alam hal ini
penggunaan kortikosteroid topikal tidak perlu bahkan berpotensi sangat merusak. Penting sekali
ditambahkan obat anti virus secukupnya untuk mengendalikan replikasi virus
+erapi #edah
Keratoplasi penetrans mungkin diindikasikan untuk rehabilitasi penglihatan pasien yang
mempunyai parut kornea berat namun hendaknya dilakukan beberapa bulan setelah penyakit
herpes non aktif. Pasca bedah infeksi herpes rekurens dapat timbul karena trauma bedah dan
kortikosteroid topikal yang diperlukan untuk mencegah penolakan transplantasi kornea. *ensa
kontak lunak untuk terapi atau tarsorafi mungkin diperlukan untuk pemulihan defek epitel yang
terdapat pada keratitis herpes simpleks.
#. Keratitis 4irus 4aricella'=oster
/nfeksi virus varicella'oster (4=4) terjadi dalam dua bentuk yaitu primer (varicella) dan
rekurens (oster). (anifestasi pada mata jarang terjadi pada varicella namun sering pada oster
oftalmik. #erbeda dari keratitis $4& rekurens yang umumnya hanya mengenai epitel, keratitis
4=4 mengenai stroma dan uvea anterior pada a%alnya. *esi epitelnya keruh dan amorf kecuali
kadang'kadang ada pseudodendritlinier yang sedikit mirip dendrit pada keratitis $&4. Kekeruhan
stroma disebabkan oleh edema dan sedikit infiltrat sel yang a%alnya hanya subepitel. Kehilangan
sensasi kornea selalu merupakan ciri mencolok dan sering berlangsung berbulan'bulan setelah
lesi kornea tampak sembuh. !cyclovir intravena dan oral telah dipakai dengan hasil baik untuk
mengobati herpes oster oftalmik. Kortikosteroidtopikal mungkin diperlukan untuk mengobati
untuk mengobati keratitis berat, uveitis dan glaukoma sekunder.
III.4.2 Ulkus Kornea Perifer
Ulkus ,an /nfiltrat (arginal
Kebanyakan ulkus kornea marginal bersifat jinak namun sangat sakit. Ulkus ini timbul akibat
konjungtivitis bakteri akut atau menahun khususnya blefarokonjungtivitis stafilokokus. Ulkus
timbul akibat sensitisasi terhadap produk bakteri, antibodi dari pembuluh limbus bereaksi dengan
antigen yang telah berdifusi melalui epitel kornea. /nfiltrat dan ulkus marginal mulai berupa
infiltrat linier atau lonjong terpisah dari limbus oleh interval bening dan hanya pada akhirnya
menjadi ulkus dan mengalami vaskularisasi. Proses ini sembuh sendiri umumnya setelah :
sampai 8> hari. +erapi terhadap blefaritis umumnya dapat mengatasi masalah ini, untuk beberapa
kasus diperlukan kortikosteroid topikal untuk mempersingkat perjalanan penyakit dan
mengurangi gejala. &ebelum mamekai kortikosteroid perlu dibedakan keadaan ini yang dulunya
dikenal sebagai ulserasi kornea catarrhal dari keratitis marginal.
Ulkus (ooren
Penyebab ulkus mooren belum diketahui namun diduga autoimun. Ulkus ini termasuk ulkus
marginal. Pada ?>'@> kasus unilateral dan ditandai ekstravasi limbus dan kornea perifer yang
sakit dan progresif dan sering berakibat kerusakan mata. Ulkus mooren paling sering terdapat
pada usia tua namun agaknya tidak berhubungan dengan penyakit sistemik yang sering diderita
orang tua. Ulkus ini tidak responsif terhadap antibiotik maupun kortikosteroid. #elakangan ini
telah dilakukan eksisi konjungtiva limbus melalui bedah dalam usaha untuk menghilangkan
substansi perangsang. Keratoplasi tektonik lamelar telah dipakai dengan hasil baik pada kasus
tertentu. +erapi imunosupresif sistemik ada manfaatnya untuk penyakit yang telah lanjut.
II.5 Diagnosis
,iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Pemeriksaan diagnosis
yang biasa dilakukan adalahA
Ketajaman penglihatan
+es refraksi
Pemeriksaan slit'lamp
Keratometri (pengukuran kornea)
<espon refleks pupil
3oresan ulkus untuk analisis atau kultur
Pe%arnaan kornea dengan at fluoresensi
II. Pengo!atan
Pengobatan pada ulkus korne bertujuan untuk menghalangi hidupnya bakteri dengan antibiotik
dan mengurangi reaksi radang dengan steroid. Ulkus korne adalah keadaan darurat yang harus
segera ditangani oleh spesialis mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea.
Pengobatan pada ulkus tergantung kepada penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang
mengandung antibiotik, antivirus atau anti jamur. Untuk mengurangi peradangan bisa diberikan
tetes mata kortikosteroid.
Bang harus diperhatikan dalam terapi ulkus kornea adalah bah%a ulkus kornea tidak boleh
dibebat, karena akan menaikkan suhu sehingga berfungsi sebagai inkubator, selain itu
debridement juga sangat membantu dalam keberhasilan penyembuhan. Pengobatan ulkus
dihentikan bila sudah terjadi epitelisasi dan mata terlihat tengan kecuali bila penyebabnya
pseudomonas yang memerlukan pengobatan ditambah 8'- minggu. Pada ulkus kornea dilakukan
keratoplasti atau pembedahan apabila dengan terapi medikamentosa tidak sembuh, terjadi
jaringan parut yang menganggu penglihatan, penurunan visus yang menganggu pekerjaan
penderita, kelainan kornea yang tidak disertai kelainan ambliopia.
,!"+!< PU&+!K!
8. !merican !cademy of 1pthalmology. C;ternal ,isease and 2ornea. &ection 88. &an
"ransiscoA (, !ssociation, ->>D'->>?
-. /lyas, &. Kedaruratan ,alam /lmu Penyakit (ata. 5akartaA #alai Penerbit "K U/; ->>-.
E. /lyas, &. Penuntun /lmu Penyakit (ata. Cdisi Ketiga. #alai Penerbit "K U/, 5akarta;->>D.
F. 4aughan ,3, !sbury +, <iordan Cva P. 1ftalmologi Umum. Cdisi 8F. 5akartaA Gidya (edika,
->>>.
D. Gijaya ). /lmu Penyakit (ata. Cdisi E. 5akartaA #alai Penerbit "K U/; 8H@E.

Anda mungkin juga menyukai