Anda di halaman 1dari 58

Nyeri Leher

Kelompok 3b
Tujuan Pembelajaran
1. Anatomi vertebrae
2. Definisi dan Klasifikasi HNP
3. Etiologi dan Faktor Risiko HNP
4. Manifestasi Klinis HNP
5. Patofisiologi HNP
6. Diagnosa HNP
7. Diagnosa Banding HNP
8. Komplikasi HNP
9. Penatalaksanaan dan prognosis HNP
Anatomi Vertebrae dan
Saraf Servikal
Definisi dan Klasifikasi
HNP
1. nucleus pulposus herniation: rupture or prolapse of the nucleus
pulposus into the spinal canal, or against the spinal cord.
medical-dictionary.thefreedictionary.com

2. Herniated nucleus pulposus is a condition in which part or all of the soft,
gelatinous central portion of an intervertebral disk is forced through a
weakened part of the disk, resulting in back pain and nerve root
irritation.
http://www.nlm.nih.gov



HNP adalah suatu keadaan dimana anulus fibrosus
bersamaan dengan nukleus pulposus menonjol ke
dalam kanalis spinalis
Hinton RC. Manual of Neurologic Therapuetics
Klasifikasi
Berdasarkan Lokasi

1. Segmen servikal
2. Segmen Torakal
3. Segmen Lumbal

Berdasarkan Tingkatan

1. Disc degeneration
2. Prolapsed Intervertebral disc / protrusion
3. Extrudded intervertebral disc
4. Sequestrated intervertebral disc

Etiologi & Faktor Risiko
HNP
Etiologi
Trauma
Ketidakstabilan vertebra karena salah posisi,
mengangkat, DLL
Degenerasi dan degidrasi dari kandungan tulang rawan
annulus dan nucleus.

Faktor Risiko
Faktor risiko yang tidak dapat dirubah :
1. Umur: makin bertambah umur risiko makin tinggi
2. Jenis kelamin: laki-laki lebih banyak dari wanita
3. Riawayat cedera punggung atau HNP sebelumnya.
Faktor Risiko
Faktor risiko yang dapat dirubah :
Pekerjaan dan aktivitas
Olahraga yang tidak teratur
Merokok
Batuk lama dan berulang

Manfes

Patofisiologi HNP
Nukleus Pulposus Proses degeneratif
Kandungan air
pada diskus ,
Serat kolagen
menjadi lebih
kasar, diskus
menjadi lebih
tipis
Tekanan
berlebih
Anulus fibrosus
ruptur
Nukleus pulposus
herniasi
nyeri
Menekan radix
syaraf
Sensasi
Refleks
Progresifitas
Herniasi secara
bertahap :
1. Degenerasi
diskus
2. Prolaps
3. Ekstrusi
4. sequestrasi
Diagnosis HNP
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
anamnesis
K.utama : tergantung jenis herniasi diskus-nya
Kualitas
Kuantitas
Memperingan
Memperberat
K.tambahan
RPD
RKP
Pemeriksaan Fisik
dilakukan pada leher, bahu, lengan, tangan, punggung
bawah, pinggul, dan kaki, dan kaki. Pemeriksaan
dilakukan untuk:
Menilai mati rasa pada anggota tubuh
Melihat refleks otot, refleks bisa lambat atau tidak ada
sama sekali
Melihat postur tubuh, atau kurva tulang belakang.

Pasien diminta duduk, berdiri, lalu berjalan yang
diperhatikan saat berjalan diatas jari-jari kaki
kemudian tumit
Pemeriksaan kaku kuduk hasil (+)
Refleks fisiologi biceps dan triceps menurun
Pemeriksaan penunjang
Radiografi
mungkin normal / terdapat distorsi susunan tulang
belakang
Dapat menyingkirkan causa dari nyerinya: ex. Tumor
medulla spinalis, tonjolang tulang, dll
Mielogram computed tomography (CT)
Menentukan ukuran & lokasi herniasi diskus
Elektromiogram (EMG)
Menentukan secara pasti akar saraf yang terkena

Magnetic Resonance Imaging / MRI
Memberikan gambaran lebih jelas & sensitif terhadap
kelainan didalam tubuh terutama pada jaringan lunak (ex:
otak, sumsum tulang belakang, ligamentum, dll)
Lebih akurat daripada CT scan.

Foto Ro
Ct
scan
mielogram
MRI
DD

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan HNP

Terapi
Konservatif
Medikamentosa
Terapi Fisik Pembedahan
Terapi Konservatif
Tujuan
Mengurangi iritasi saraf
Memperbaiki kondisi pasien
Melindungi tulang punggung
Meningkatkan fungsi tulang punggu secara keseluruhan
Terapi konservatif
Tirah baring
Mengurangi nyeri mekanik dan tekanan intradiskal
2-4 hari

Medikamentosa
Analgetik (acetaminofen) dan NSAID
Relaksan Otot
Kortikosteroid oral
Analgetik adjuvan
Kalsitonin nasal

Terapi Fisik
Diatermi/kompres panas/dingin
Latihan
Proper Body Mechanics
Collar neck


Latihan

Memelihara fleksibilitas fisiologik ,kekuatan otot ,mobilitas
sendi dan jaringan lunak
Proper Body Mechanics

Pembedahan
Disektomi

Laminektomi

Pencegahan
Mengurangi aktivitas fisik yang berat
Bila terjadi fraktur/trauma harus ditangani sesegera
mungkin dan sampai tuntas
Olahraga
Maintain good posture
Menjaga berat badan
KOMPLIKASI DAN
PROGNOSIS HNP
KOMPLIKASI
Komplikasi yang dapat timbul dari hernia nukleus pulposus
adalah atrofi otot-otot ekstremitas inferior.
Otot-otot yang mengalami atrofi tergantung dari radix saraf
yang mengalami lesi. Lesi pada radix saraf L4
menyebabkan atrofi pada m.quadriceps femoris, lesi pada
radix saraf S1 menyebabkan atrofi pada m.gastroknemius
dan m.soleus.
Atrofi yang tidak mendaptkan rehabilitasi akan
menyebabkan kelumpuhan ekstremitas inferior
KOMPLIKASI (2)
Diskus yang mengalami herniasi dapat menekan ujung
saraf di kauda equina; menyebabkan sindrom kauda
equina dimana terjadi saddle anasthesia sehingga
menyebabkan nyeri kaki bilateral, hilangnya sensasi
perianal (anus), paralisis kandung kemih, dan
kelemahan sfingter ani.
PROGNOSIS

Sebagian besar pasien akan membaik dalam 6 minggu
dengan terapikonservatif.
Sebagian kecil berkembang menjadi kronik meskipun
sudah diterapi.
Pada pasien yang dioperasi : 90% membaik terutama
nyeri tungkai,kemungkinan terjadinya kekambuhan
adalah 5%
PROGNOSA
Sebagian besar pasien akan sembuh dalam 6 minggu
dengan terapi konservatif
Sebagian kecil berkembang menjadi kronik walaupun
sudah diterapi
Pasien yang dioperasi 90% sembuh 5% mengalami
kekambuhan
Referensi
the Free Dictionary by Farlex. Herniation. http://medical-
dictionary.thefreedictionary.com/herniation+of+nucleus+pulp
osus
Diakses tanggal 22 September 2014
Medline Plus. Herniated Nucleus Pulposus.
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/9700.
htm
Diakses tanggal 22 September 2014
Media Ortopedi ed 3. Atasi HNP Hindari Kelumpuhan. 2013.
Rs Ortopedi: Surakarta. Pg 6-7


Markam, Sumarmo. Neurologi Praktis. 2002. Jakarta: Widya
Medika
http://rskariadi.co.id/news/view/penanganan-hernia-nukleus-
pulposus-hnp-pada-leher.html
http://www.medkes.com/2014/06/hernia-nukleus-pulposus-
atau-saraf-terjepit.html
http://emedicine.medscape.com/article/1264627-
overview#aw2aab6b4
Price, Sylvia Anderson. Patofisiologi: konsep klinis proses-
proses penyakit. 2012. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai