Anda di halaman 1dari 6

INDUSTRI MANUFAKTUR DAN TEKNOLOGI

Gelindingan bola salju kemajuan ekonomi dunia

Revolusi industri yang dimulai dari Inggeris pada pertengahan


abad XVIII membawa perubahan spektakuler pada dunia.
Perubahan ini dapat digambarkan dengan meningkatnya
pendapatan perkapita dunia sepuluh kali lipat, dari sekitar 650
dollar pada tahun 1750 menjadi 6.500 dollar pada tahun 2000.
Peningkatan ini makin tajam karena ada unsur pendorongnya yang
menggelinding seperti bola salju, yaitu industri manufaktur dan
teknologi.
Revolusi industri menghasilkan tiga perubahan yang sangat berarti
bagi terciptanya kekayaan dunia yaitu, pertama, pemindahan
ketergantungan energi, dari energi yang disediakan langsung oleh
alam, berupa tenaga air, tenaga angin, tenaga panas matahari,
tenaga hewan dan tenaga manusia ke ketergantungan terhadap
tenaga mesin buatan manusia. Pada tahap ini kapal laut yang
dijalankan oleh angin pada layar diganti dengan mesin uap,
sehingga kemampuannya meningkat. Kereta kuda digantikan oleh
kereta api, dan pabrik pabrik menggantikan kincir air dan kincir
angin dengan mesin uap, sehingga tidak harus berlokasi di pinggir
kali.
Perubahan kedua, yaitu, memindahkan kompetensi menghasilkan
karya dari tangan manusia ke tangan mesin. Kalkulator yang dapat
menghitung legih cepat dan akuratdari manusia, percetakan yang
dapat mencetak cepat dan banyak, pesawat terbang yang
menggantikan manusia yang tidak bisa terbang, menjadi mampu
menerbangkan ratusan manusia sekaligus, dan seterusnya.
Pemindahan kompetensi dari tangan manusia ke mesin inilah yang
menjadi modal permulaan terjadinya peningkatan
berkesinambungan kemampuan mesin yang sekarang kita sebut
teknologi.
Ketiga, dengan adanya mesin yang lebih perkasa daripada manusia
dalam memproduksi barang, mendorong diciptakannya pendekatan
baru dalam berproduksi, industri manufaktur
2

Sejak itu industri kerajinan yang dianut pada waktu itu diganti dan
dipindahkan ke ranah seni budaya, pariwisata dan pendidikan,
sedangkan pada ranah ekonomi hanya ada satu sistim
memproduksi barang yaitu industri manufaktur

Secara singkat apa yang dihasilkan oleh revolusi industri,


adalah pertama, mesin yang menggantikan energi yang
disediakan oleh alam, kedua pemberdayaan mesin yang makin
canggih yang menghasilkan teknologi dan ketiga adanya
penggantian pendekatan proses produksi dari industri
handicraft ke industri manufaktur.
Pada era baru ini, terlihat ada dua komponen yang menggerakkan
kemajuan dunia yaitu industri manufaktur dan teknologi
Permulaan revolusi industri ditandai dengan komersialisasi
pertama penemuan teknologi berupa mesin uap yang dijual ke
industri manufaktur sebagai konsumen.
Industri manufaktur yang mampu menciptakan kekayaan,
menyisihkan sebahagian uangnya untuk melakukan pengembangan
teknologi, Teknologi baru ditemukan ini, menghasilkan kembali
pendapatan tambahan kepada industri manufaktur.
Proses ini dimana industri manufaktur menghasilkan kemajuan
teknologi dan teknologi baru ini membuat industri manufaktur
menjadi lebih kaya, berlangsung berulangkali, sehingga
menciptakan gelindingan bola salju peningkatan kekayaan para
pelaku industri manufaktur.

Sayangnya gelindingan bola salju ini tidak terjadi di negeri kita,


Indonesia tercinta. Ini disebabkan karena pemerintahnya memilih
industri kerajinan yang sudah ditinggalkan 250 tahun lalu itu,
menjadi kegiatan utama industri pengusaha pribumi kita, bukan
industri manufaktur, sehingga gelindingan bola salju itu tidak
terjadi, dan tidak akan pernah terjadi
3

Industri manufaktur diberikan kepada pengusaha asing dengan


karpet merah, dengan alasan bangsa kita tidak mampu. Naif sekali.
Ketiadaan gelindingan bola salju di negeri kita inilah yang dapat
menerangkan kepada kita, mengapa teknologi bangsa ini sangat
kerdil pertumbuhannya.

Kenapa kerdil?
Pertama pengembangan dan penerapan teknologi kita, hampir
seluruhnya dibiayai oleh Negara dengan anggaran yang kecil,
berdasarkan program, bukan menjawab kebutuhan riil dalam
masyarakat industri yang beraneka ragam.
Kedua, pelaku pengembangan bukan oleh peneliti yang langsung
membutuhkannya, sehingga tidak tahu kebutuhan riil produksi
yang sangat beragam. Ketiga, industri sebagai pasar teknologi,
seluruhnya hanya berupa industri handicraft yang sedikit sekali
membutuhkan banyak bantuan teknologi.
Sebagai pembanding, seluruh biaya R&D Jepang dibiayai 90%
oleh industri manufakturnya. Pelakunya, para peneliti yang berasal
dari industri menufaktur itu sendiri, yang dimotivasi oleh
keinginan untuk melanjutkan gelindingkan bola salju tersebut
diatas, sehingga hasilnya tidak perlu mencari pasar lagi.

Jika pemerintah Indonesia tidak mengubah strategi industrinya dari


hanya mengutamakan industri kerajinan menjadi mengutamakan
industri manufaktur, bangsa ini akan tetap miskin dan akan
menjadi kuli dari bangsa bangsa yang sudah maju, seperti saat ini.
Industri manufaktur asing yang datang berusaha di negeri kita,
hanya mengajarkan cara merakit saja dalam kegiatan industri
mereka, yang dapat dikerjakan oleh karyawan rendahan yang
dibayar murah melalui sistim kontrak kerja bulanan, tanpa
tanggung jawab terhadap kehidupan di hari tua.
Kondisi dimana industri asing menguasai industri manufaktur di
negeri ini, menjadikan pemerintah tidak berdaya mengatur
4

kebijakan industri kita sesuai dengan keinginan bangsa kita. Jika


pemerintah membuat suatu peraturan yang akan mengganggu
kepentingan mereka, mereka akan menggertak akan pindah ke
negeri lain dan pemerintah kita tidak bisa berbuat apa apa.
Jadi boleh dikatakan dalam bidang industri manufaktur seperti
sekarang ini, pemerintah kita tersandera, karena kuatnya posisi
berunding industrialis asing ini. Kasian juga ya!
Hal ini harus segera diakhiri dengan cara, dengan cara, segeralah
mengembangkan industri manufaktur oleh pengusaha nasional agar
kita dapat melaksanakan keinginan bangsa ini dengan leluasa.
Industri manufaktur adalah corak industri yang mudah
dikembangkan, terbukti antara lain dengan karya pak Gobel tahun
1956 dengan manufaktur radionya, hasil karya pak Habibie dengan
pesawat terbang dan kapal laut dan banyak lagi, karya Sinivasan
dalam membuat mobil dan karya ibu Rini Suwandi dengan industri
motornya.
Industri manufaktur di negeri ini tidak tumbuh karena tidak adanya
kebijakan yang disebabkan oleh ketiadaan pengetahuan kita
tentang apa sebenarnya industri manufaktur itu, baik pembuat
kebijakannya, para cendekiawannya dan para pengusahanya.
Contoh dari kelemahan kita semua dalam menjalani kegiatan
industri, seperti dalam road map industri Kadin, yang selalu
melihat industri hanya dari produknya, seperti industri baja, tekstil,
minuman, industri pariwisata, industri perbankan, industri
pertanian dan industri sawit, bahkan industri kreatif.
Ahli ekonomi kita memasukkan industri manufaktur kedalam
istilah sektor riil, menggambarkan kedangkalan pengetahuan
tentang industri manufaktur
Semua penyebutan itu menjauhkan kita dari pengetahuan tentang
perubahan proses produksi, hasil karya revolusi industri yang
dahsyat, yaitu penggeseran industri handicraft dari ranah ekonomi
ke ranah seni budaya, pendidikan dan pariwisata, dan
menggantikannya dengan hanya industri manufaktur saja.
5

Perubahan inilah yang menghasilkan gelindingan bola salju seperti


disebutkan dalam sub judul tulisan ini.
Departemen Perindustrian hanya memiliki Dewan Kerajinan
Nasional dan tidak memiliki Dewan Manufaktur Nasional.

Industri masnufaktur adalah pendekatan berproduksi moderen yang


sangat mudah dilakukan, yaitu secara garis besar, dengan
menguraikan sesuatu produk dalam komponen pembangun
produk (kpp), lalu memproduksi kppnya lebih dahulu dengan
mesin, agar presisi, lalu dirakit menjadi produk akhir.
Sehingga dapat dikatakan industri manufaktur adalah industri yang
dapat memproduksi barang apa saja, dengan bahan baku apa saja
dalam tingkat harga dan volume yang dikehendaki.
Meja memiliki 10 kpp dan pesawat terbang memiliki lebih dari
satu setengah juta kpp. Untuk memulai kegiatan industri
manufaktur ini, kita pilih produk yang kppnya dibawah 50 dulu,
baru meningkat ke produk yang kppnya lebih besar.

Kepada pembaca tulisan ini yang punya akses ke pemerintah


selaku pembuat kebijakan perindustrian nasional, menghimbaulah
mereka, agar sadar terhadap kekeliruan ini, sebagai salah satu
penyebab utama yang telah membuat kita miskin dan makin
miskin sehingga menjadi terhina seperti selama ini.
Mari kita berpindah dari sistim industri kerajinan yang rendah
produktivitasnya, rendah daya cipta nilai tambahnya, sulit
pemasarannya, sehingga gampang meninggal, ke industri
manufaktur yang memiliki produktivitas yang tinggi, kemampuan
menciptakan nilai tambah yang besar, menyerap banyak tenaga
kerja, mudah mendapatkan pasar sehingga tidak mudah meninggal.

Jakarta 28 Juli 2009,

Eddy O.M. Boekoesoe

Anda mungkin juga menyukai