Sejak pemerintah mengadakan Gerakan Nasional Fermentasi
Kakao, para pengusaha yang bergiat dibidang bisnis kakao berusaha keras melaksanakan fermentasi kakao. Gerakan ini sampai saat ini, belum memperlihatkan keberhasilan karena adanya kendala teknologi.
Proses fermentasi, dimulai dengan mengolah buah buah kakao
natang, yang sudah diperam beberapa hari, dengan mengeluarkan bijinya dengan alat yang non metal, sebab metal akan bereaksi dengan biji kakao yang masih diselimuti oleh daging tipis manis. Pelepasan ini delakukan dengan alat pemecah buah dari kayu. Setelah itu dimasukkan ke kotak fermentasi yang bagian bawah dilubangi dengan diameter satu centimeter dengan jarak 5 cm. Sebuah kotak fermentasi dengan ukuran 240 cm x 120 cm x 60 cm dapat memfermentasi biji kakao sebanyak 400. 000 biji setara 400 kilogram kakao kering. Tebal kakao yang ada dalam peti sebaiknya setinggi 45 cm. Fermentasi normal ini sebaiknya dilakukan selama lima hari dan diaduk setiap hari. Tetapi ada juga cara lain dengan pengadukan hanya sekali yaitu setelah 48 jam. Tapi cara ini kurang memuaskan karena ada kemungkinan proses fermentasinya kurang optimal.
Kunci keberhasilan proses fermentasi terletak pada cara
pengeringan, karena derajat kekeringan yang harus dicapai berada dalam kurun kekeringan yang sempit antara 6% dan 8% tepatnya 7%. Bila kakao lebih kering dari 6%, bijinya akan rapuh yang akan menyulitkan dalam proses selanjutnya. Bila lebih basah dari 8% biji coklat akan mudah jamuran Bila mengandalkan pengeringan dengan sinar matahari memakan waktu paling cepat satu minggu, bila ada panas setiap hari, tapi bisa lebih dari itu bila tidak ada matahari. Bila matahari tidak ada, biji kakao akan ditumbuhi jamur yang merusak mutu biji kakao. 2
Langkah yang harus diambil, tiada lain dengan menggunakan
mesin pengering, atau lengkapnya, pabrik fermentasi. Sampai saat ini para petani kakao belum berhasil mengeringkan kakao dengan mesin, sebab unit unit pengeringan yang ada, telah lama menghentikan kegiatannya karena kinerjanya gagal. Kesalahan dasar dari unit unit pengeringan yang ada, karena menggunakan cara “direct heating”, atau pemanasan langsung terhadap udara yang ada dalam ruang pengering, sehingga panasnya sulit diatur dan bisa sampai mencapai 200 derajat Celcius. Padahal biji kakao bila dipanaskan dengan tempratur tinggi akan rusak strukturnya. Biji kakao akan aman bila dipanasi dengan udara 65 derajat Celcius. Sedikit saja tempratur udara berada diatas derajat panas itu biji kakao akan rusak strukturnya. Panas 65 derajat Celsius ini setara dengan sinar matahari yang maksimal. Jadi pemanasan dengan temptatur diatas 65 derajat Celsius, kata orang melanggar sunnatullah. Agar biji kakao cepat kering, harus dialiri udara panas dengan tempratur 65 derajat Celcius, dan dengan kecepatan lima meter per detik. Biji biji ditempatkan dalam tatakan tatakan dengan tumpukan dua biji kakao tidak lebih. Kalau lebih, biji yang ada ditengah tengah tumpukan tidak maksimum kekeringannya. Tatakan ini ditempatkan dalam susunan yang memberikan jalan terhadap angin panas setinggi minimal 2 cm, diatas dan dibawahnya Mesin pengering dengan karakter ini dapat mengeringkan kakao dalam waktu 18 jam, sudah mencapai kekeringan 7% seperti yang dipersyaratkan. Besaran ruang pengering dapat diatur sesuai dengan kapasitas yang dikehendaki. Sebuah ruang pengering dengan area tumpukan 3
400 cm lebar, 400 cm panjang dan 250 cm tinggi dapat
menampung kurang lebih 5.000.000 biji kakao setara dengan 500 kilogram kering, dalam waktu18 jam.
Mudah mudahan dengan sekelumit informasi ini dapat
mensukseskan program Gerakan Nasional Fermentasi Kakao Indonesia.