11.2012.272 PEMBIMBING dr. Sonny K. Yuliarso, Sp.A PENDAHULUAN Malnutrisi, KEP, dan defisiensi mikronutrien membutuhkan perhatian khusus faktor risiko penting morbiditas dan mortalitas ibu hamil dan balita Gizi salah satu faktor penentu utama kualitas sumber daya manusia. Gizi buruk meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian, menurunkan produktifitas, menghambat pertumbuhan sel-sel otak kebodohan dan keterbelakangan DEFINISI Gizi buruk : nutrisi yang di bawah standar rata-rata Status gizi buruk berat : kekurangan protein (kwashiorkor), kekurangan karbohidrat (marasmus), dan kekurangan kedua-duanya (marasmus-kwarshiorkor) EPIDEMIOLOGI Prevalensi balita yang mengalami gizi buruk di Indonesia masih tinggi. Dinas Kesehatan Indonesia terjadi penurunan kasus gizi buruk tahun 2005 : 76.178 kasus, tahun 2006 : 50.106 kasus, tahun 2007 :39.080 2013 : 19,6% KLASIFIKASI MARASMUS adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. Gejala pada marasmus adalah (Depkes RI, 2000) : a. Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan otot-ototnya, tinggal tulang terbungkus kulit b. Wajah seperti orang tua c. Iga gambang dan perut cekung d. Otot paha mengendor (baggy pant) e. Cengeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar KLASIFIKASI KWARSHIORKOR Penampilan tipe kwashiorkor seperti anak yang gemuk (sugar baby) a. Perubahan status mental : cengeng, rewel, kadang apatis b. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut c. Wajah membulat dan sembab d. Pandangan mata anak sayu e. hepatomegali f. Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah menjadi coklat kehitaman dan terkelupas g. Pitting oedem
KLASIFIKASI MARASMIK-KWARSHIORKOR Gambaran klinis : campuran dari beberapa gejala klinik kwashiorkor dan marasmus Menurunnya berat badan < 60% dari norma memperlihatkan tanda-tanda kwashiorkor : pitting edema, kelainan rambut, kelainan kulit (Depkes RI, 2000).
PATOFISIOLOGI
ETIOLOGI Penyebab Langsung Kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, menderita penyakit tertentu Penyebab Tidak Langsung Ketersediaan pangan rumah tangga, kemiskinan, pendidikan rendah, kesempatan kerja, pelayanan kesehatan DIAGNOSA Gejala klinis gejala klinis marasmus/kwarshiorkor/keduanya Antropometri Pemeriksaan laboratorium ANTROPOMETRI lebih ditujukan untuk mendiagnosa gizi buruk ringan dan sedang
ANTROPOMETRI Klasifikasi KEP BB/U TB/U Ringan 70-80% 70-80% Sedang 60-70% 60-70% Berat <60% <60% Klasifikasi KEK BMI Ringan 17-18.5 Sedang 16-16.9 Berat <16 LABORATORIUM Hb Albumin/globulin Na K Kimia darah DAMPAK Kondisi akut : berbagai disfungsi yang di alami hipotermi (sedikitnya lemak subkutan), hipoglikemia, kekurangan elektrolit dan cairan tubuh Jika fase akut tertangani namun tidak di follow up dengan baik gagal catch up berdampak buruk terhadap pertumbuhan maupun perkembangannya.