Anda di halaman 1dari 14

KILANG PUSDIKLAT MIGAS

Kilang Pusdiklat Migas (Kilang Cepu)


adalah kilang minyak pertama di Indonesia,
dan selama 115 tahun sampai dengan 2008 ini
Kilang Cepu telah ikut mewarnai
perkembangan sejarah perminyakan dan gas
bumi di Indonesia.


1886 1942
Belanda
1942 1945
Jepang
1945 1950
PTMN
1951 1961
PPTMGB LEMIGAS
1961 1965
LEMIGAS
1965 1978
PN PERMIGAN
1978 1984
SHELL
1984 2001
PPT MIGAS
2001 sampai sekarang
PUSDIKLAT MIGAS
1950 1951
ASM

1951-1961
Shell Kawengan yang memiliki 137 sumur diantaranya 75 buah
menghasilkan dengan jumlah produksi 460 m
3
/hari.
1961-1965
PN Permigan mengolah minyak mentah dengan kapasitas 175-
350 m
3
/hari dan produk disalurkan ke PN Pertamina Depot Cepu.
1965-1978
Kilang dioperasikan pada kapasitas 300350 m
3
/hari dengan 150
hari kerja.
1978-1984
Saat dikelola PPTMGB Lemigas produksi minyak lapangan Cepu
29.500-36.000 m
3
/tahun sehingga kilang hanya beroperasi 120
hari/tahun dengan kapasitas pengolahan (250-300) m
3
/hari.
1984-2001
UEP III Lapangan Cepu yang pada tahun 1995 sampai 540
m
3
/hari, maka kapasitas kilang ditingkatkan dari 400 m
3
menjadi
600 m
3
/hari.






Kapasitas Crude Oil
Pada unit ini berdiri Kilang
Pusdiklat Migas yang merupakan
kilang primer (Crude Distilling
Unit) dengan kapasitas
pengolahan 600 m
3
/hari (3.774
bbl/day).
Kilang Pusdiklat Migas
selain berfungsi sebagai sarana
diklat juga digunakan sebagai
sarana jasa pengolahan minyak
mentah (bekerjasama dengan PT.
PERTAMINA (Persero)
Asal Crude Oil
Minyak mentah yang diolah di
kilang PUSDIKLAT MIGAS
Cepu berasal dari sumur-
sumur minyak di sekitar Cepu
yaitu Lapangan Kawengan,
Ledok, Nglobo, dan Semanggi
yang berada di bawah
naungan Pertamina UEP III
Cepu

Sumur Kawengan
Sumur Minyak Semanggi
Jenis Crude Oil
Bahan baku yang digunakan adalah
campuran crude oil Kawengan (HPPO = High
Pour Point Oil) yang bersifat parafinik dan
crude oil Ledok (LPPO = Low Pour Point Oil)
yang bersifat naftenik. Dengan perbandingan
75% : 25%. Kedua tipe crude oil tersebut
dicampur di PPP (Pusat Penampung Produksi)
Menggung kemudian dialirkan ke tangki T-101
dan T-102 yang berada di lokasi kilang.
Spesific gravity 60/60F 0,835 - 0,850
Kinematic viscosity at 100F, cSt 3,0 - 3,8
Pour point, C 12-18
Water content, vol. % 0,165 - 0,191
Salt content, wt. % 0,003 - 0,029
Sulphur content, wt. % 0,165 - 0,194
Asphalt content, wt. % 0,313 - 0,339
Wax content, wt. % 9,03 - 9,07
Ash content, wt. % 0,03 - 0,05
Crude oil Paraffinic / HPPO ( High Pour
Point Oil)
Crude oil jenis ini berasal dari lapangan minyak
Kawengan yang merupakan crude oil yang susunan
hidrokarbonnya sebagian besar terdiri dari senyawa
hidrokarbon dengan struktur yang sederhana, dengan
ditandai adanya rantai atom-atom karbon yang tersusun
dalam rantai jenuh dan terbuka.
Sifat fisiknya antara lain :
Fraksi beratnya banyak mengandung lilin
Sedikit mengandung asphalt
Memiliki mutu gasoline Oktan Number (ON) rendah
Mutu kerosin dan solarnya baik

Crude oil Asphaltic / LPPO ( Light Pour
Point Oil )
Crude oil ini berasal dari Ledok yang bersifat
naphtanis yaitu crude oil yang susunan hidrokarbonnya
sebagian besar terdiri dari senyawa hidrokarbon
tertutup atau siklis (nafthenis maupun aromatis),
ditandai dengan sifat-sifat fisik antara lain :
Memiliki mutu gasoline Oktan Number (ON) tinggi
Mutu kerosin, titik asapnya rendah
Residunya bersifat asphaltis
Cocok untuk dibuat asphalt dan tidak mengandung
lilin

SUMBER
http://migasnet11rizki8002.blogspot.com/201
0/01/unit-kilang-crude-oil-distillation-
unit.html
http://khairurais.blog.uns.ac.id/2009/04/17/u
nit-kilang-crude-oil-distillation-unit-cdu-
pusdiklat-migas-cepu/
http://mohan-
pusdiklatcepu.blogspot.com/2009/03/unit-
kilang-pada-pusdiklat-migas-cepu.html

Anda mungkin juga menyukai