FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Judul : Managemen Diet Khusus untuk Pasien CKD on HD Sasaran : Pasien di ruangan pandan wangi (Ny. S) yang mengalami CKD V Hari/tgl : Selasa, 11 Juni 2013 Tempat : Ruang Pandan Wangi RSUD Dr.Soetomo Surabaya Pelaksana : Mahasiswa Fakultas Keperawatan UNAIR Angkatan 2010 Waktu : Pukul 09.00 WIB
I. Tujuan Intruksional Umum (TIU) Setelah mendapat penyuluhan selama 30 menit, sasaran penyuluhan dapat memahami managemen diet pasien CKD on HD II. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran penyuluhan dapat: 1. Mengetahui jenis makanan yang dianjurkan untuk pasien CKD on HD 2. Memahami tentang pentingnya nutrisi khusus berkaitan dengan proses penyakitnya. 3. Meningkatkan motivasi untuk menjalankan diet khusus untuk pasien CKD on HD III. Materi 1. Jenis-jenis makanan yang dianjurkan untuk pasien CKD on HD 2. Pentingnya nutrisi untuk proses penyembuhan maupaun pencegahan komplikasi penyakit. IV. Metode Ceramah dan tanya jawab V. Media Leaflet VI. Pengorganisasian Penyaji : Siti Afifaturochmah Moderator : Adanan Pembawa Acara : Annisaa Zahra F Observer dan Notulen : Gamaliel Bayu dan Sofiana Salim VII. Pelaksanaan No. Tahap dan Waktu Kegiatan Pendidikan Kegiatan Peserta 1. 10 menit sebelum acara dimulai 1. Petugas menyiapkan daftar hadir untuk peserta penyuluhan 2. Petugas membagikan leaflet kepada peserta penyuluhan
1. Peserta penyuluhan mengisi daftar hadir 2. Peserta penyuluhan menerima leaflet
2. Pendahuluan 5 menit Pembukaan: 1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri 2. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme kegiatan 3. Menyampaikan tujuan dan maksud dari penyuluhan 4. Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan 1. Menjawab salam dan memfokuskan perhatian pada pembawa acara 2. Mendengarkan kontrak pembelajaran 3. Mendengarkan tujuan dari penyuluhan 4. Mendengarkan materi yang penyuluhan diberikan 2. Kegiatan inti 20 menit Pelaksanaan: 1. Menggali pengetahuan dan pengalaman sasaran penyuluhan mengenai riwayat kebiasaan makan sebelum sakit. 1. Memberikan pendapat 2. Mendengarkan dan memperhatikan 2. Menjelaskan materi: a. Menjelaskan jenis-jenis makanan yang dianjurkan untuk pasien CKD. b. Pentingnya nutrisi untuk proses penyembuhan maupaun pencegahan komplikasi penyakit. 3. Memberikan kesempatan untuk peserta mengajukan pertanyaan untuk materi yang belum dipahami 4. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sasaran penyuluhan 3. Peserta mengajukan pertanyaan tentang materi yang kurang dipahami 4. Mendengarkan, memperhatikan, dan dapat memahami penjelasan
3. Penutup 5 menit Evaluasi: 1. Menanyakan kembali materi yang telah disampaikan 2. Penyuluh menyimpulkan materi yang sudah disampaikan
1. Para peserta menjawab pertanyan yang diberikan penyuluh 2. Para peserta mendengarkan kesimpulan materi yang disampaikan
VIII. Evaluasi 1. Kriteria struktur a. Kontrak waktu dan tempat diberikan 2 hari sebelum acara dilakukan b. Pembuatan SAP dan leaflet dilakukan 3 hari sebelumnya c. Peserta di tempat yang telah ditentukan. d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan dilaksanakan 2. Kriteris Proses a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan b. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan c. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA d. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description 3. Kriteria Hasil a. Peserta yang datang sejumlah 10 orang atau lebih b. Acara yang dimulai tepat waktu c. Audience mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan d. Peserta mampu menjawab dengan benar 75% dari pertanyaan penyuluh
MATERI PENYULUHAN MANAGEMEN DIET KHUSUS UNTUK PASIEN CKD
A. Pengertian Gagal Ginjal Kronik atau CKD Gagal Ginjal Kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, yang menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).Penyakit Ginjal Kronik dinyatakan juga sebagai suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversible pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap berupa dialisis atau transplantasi ginjal. Penyebab dari gagal ginjal kronis secara umum disebabkan oleh diabetes melitus dan hipertensi yang diperkirakan menyebabkan 26-43% dari gagal ginjal kronis. Kondisi lain yang dapat menyebabkan gagal ginjal kronis adalah adanya inflamasi (radang), immunological (autoimmun) atau penyakit keturunan yang berhubungan dengan ginjal. Pada beberapa kasus, pasien dengan gagal ginjal kronis diikuti dengan gagal ginjal akut. Pada pasien dengan penyakit ginjal kronik, klasifikasi stadium ditentukan oleh nilai laju filtrasi glomerulus, yaitu stadium yang lebih tinggi menunjukkan nilai laju filtrasi glomerulus yang lebih rendah, seperti terlihat pada tabel 1. Klasifikasi tersebut membagi penyakit ginjal kronik dalam lima stadium. Tabel 1. Laju Filtrasi Glomerulus dan Stadium Penyakit Ginjal Kronik B. PENYEBAB MALNUTRISI PADA GAGAL GINJAL Tingginya angka prevalensi malnutrisi terjadi pada pasien dengan gagal ginjal. Beberapa survey menunjukkan bahwa 40% pasien dengan Stadium Fungsi Ginjal Laju Filtrasi Glomerulus (ml/menit/1,73m2) Risiko Meningkat Normal > 90 (Terdapat faktor risiko) Stadium 1 Normal / meningkat > 90 (Terdapat kerusakan ginjal, proteinuria) Stadium 2 Penurunan ringan 60 89 Stadium 3 Penurunan sedang 30 59 Stadium 4 Penurunan berat 15 29 Stadium 5 Gagal ginjal <> gagal ginjal mengalami malnutrisi terutama Protein-Energi malnutrisi. Penyebab malnutrisi ini disebabkan oleh berbagai faktor (multifaktor), akan tetapi survey menunjukkan bahwa penyebabnya adalah intake makanan yang kurang. Indikator status gizi seperti turunnya intake makanan dan masa otot merupakan salah satu penyebab secara independent terhadap kematian 12 bulan lebih dini. Komplikasi gastrointestinal (saluran cerna) sering terjadi pada pasien yang menyebabkan turunnya intake makanan dan malnutrisi. Pengobatan komplikasi gastrointestinal dapat memperbaiki status gizi pada pasien. Meskipun secara tradisional indikator malnutrisi, seperti turunnya masa otot atau serum protein dihubungkan dengan peningkatan kematian, beberapa penelitian dilakukan untuk menunjukkan apabila status gizi baik, maka tingkat kematian pasien dapat dicegah. Penurunan masa otot atau protein serum dapat menyebabkan respon fase akut yang berhubungan dengan kondisi kesakitan. Sebagai tambahan, kondisi kesakitan dapat menyebabkan meningkatnya sitokin penyebab inflamasi dan menyebabkan malnutrisi serta peningkatan angka kematian. Peningkatan status gizi pada pasien gagal ginjal dari beberapa penelitian menunjukkan perbaikan pada pasien dan memperlama umur pasien. Pengaturan diet yang terlalu ketat pada pasien gagal ginjal dapat menyebabkan malnutrisi pada pasien gagal ginjal. Diet ginjal; yang membatasi asupan protein, garam, kalium, phosphor dan air semakin menyebabkan malnutrisi dan rendahnya intake makanan. Intervensi diet seharusnya tidak terlalu ketat sebelum status gizi dan kebiasaan makan diketahui serta pasien gagal ginjal sudah jelas membutuhkan pembatasan diet. Selain itu, beberapa hal perlu diperhatikan dalam menyebabkan abnormalitas elektrolit seperti rendahnya kontrol terhadap glukosa, penggunaan kalium dalam pengganti garam, atau obat yang menyebabkan hyperkalemia. Sehingga pembatasan diet harus memperhatikan beberapa faktor diatas. Pasien dengan dialisis biasanya akan menyebabkan peningkatan serum leptin dan serum mediator fase akut seperti IL-6 dan TNF (Tumor Necrosis Factor). Mediator ini dihubungkan dengan anorexia dan penurunan intake makanan pada pasien dengan gagal ginjal. Selain itu, uremia juga merupakan faktor lainnya yang dapat menyebabkan turunnya nafsu makan dan intake makanan. Penyebab malnutrisi lainnya pada pasien gagal ginjal adalah meningkatnya kehilangan zat gizi. Pada pasien dialisis, akan terjadi kehilangan asam amino sebanyak 6-12 gram, 2-3 gram peptida dan sedikit protein per sesi dialisis. Selama dialisis peritoneal, pasien akan mengalami kehilangan asam amino sebesar 2-4 gram, tetapi pada realitanya kehilangan ini meningkat menjadi 8-9 gram (termasuk 5-6 gram albumin). Pasien dengan dialisis peritoneal akan mengalami kehilangan protein total sebesar 15 gram per sesi dialisis. Pengeluaran ini akan terus meningkat sampai peritonitis diobati. Pasien dengan dialisis juga dapat kehilangan protein akibat dari sampling darah untuk check laboratorium. Pasien dengan kadar Hb yang normal, akan mengalami kehilangan protein sebesar 16 gram setiap 100 mL darah diambil dari tubuh. Malnutrisi pada pasien gagal ginjal juga dapat disebabkan karena aktivitas bakteri pada usus dan meningkatnya katabolisme tubuh. Studi kohort yang dilakukan pada 22 pasien dengan dengan gagal ginjal kronis, 36% pasien mengalami overgrowth bakteri di dalam usus. Pasien dengan gagal ginjal selalu dihadapkan dengan "anabolism challanged". Meningkatnya reactan acute-phase pada pasien gagal ginjal dan dialisis akan mengtambahan yang menggambarkan katabolisme dalam tubuh pasien. Beberapa data hasil penelitian menunjukkan aktivitas dari ubiquitine-proteasome akan menyebabkan proteolitik pada jaringan otot yang merupakan jalur primer dalam katabolisme protein. Acidosis pada pasien gagal ginjal akan menghambat aktivitas osteoblast dan meningkatkan aktiovitas osteoclast yang menyebabkan osteodystrophy pada pasien gagal ginjal. C. DIALISIS PADA GAGAL GINJAL Dialisis atau cuci darah merupakan salah satu metode untuk memperlama umur pasien gagal ginjal. Selain itu, dialisis dapat digunakan untuk memperlama waktu pasien gagal ginjal sebelum dilakukan transplantasi ginjal. Dialisis juga dapat mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit. Dialisis bekerja dengan cara menyingkirkan kelebihan cairan dan sampah dari darah melalui proses difusi,osmosis dan uktrafiltrasi. Dialisis ini menggunakan dialysate, cairan yang sama dengan komposisi plasma darah normal, yang ditransport ke dalam kompartement diantara membran semipermeable. Membran semipermeabel ini berfungsi sebagai filter atau penyaring dimana molekul kecil seperti glukosa dan urea dapat menembus membran melalui pori-pori pada membran sedangkan molekul besar tidak dapat menembus membran ini. Pada hemodialisis, sebuah tabung yang kecil yang dapat membawa darah ke dalam sebuah alat yang disebut dengan dialyzer yang dibuat dari material yang berfungsi sebagai membran semipermeabel. Pada peritoneal dialisis, membran semipermeabel ini diganti oleh peritoneal membran pada tubuh yang banyak mengandung pembuluh darah dan dapat digunakan untuk menyaring darah. Peritoneal ini terletak diperut yang kaya akan pembuluh darah. Cara kerja dari hemodialisis peritoneal ini adalah dialysate diinfuskan ke dalam cateter yang akan masuk ke dalam ruangan peritoneal. Ruangan ini merupakan ruang antara abdomen dekat dengan usus halus. Pada prosedur yang umum digunakan, continous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD), dialysate masih tertinggal di cavitas peritoneal selama 4-6 jam dan sesudahnya dihisap dan diganti dengan dialysate yang baru. Secara umum larutan dialysate diganti 4 kali setiap harinya dan membutuhkan sekitar 30 menit untuk penghisapan dan penggantian dengan yang baru. D. DIET PADA GAGAL GINJAL 1. TUJUAN DIET a. Gagal Ginjal Kronis : 1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal. 2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum yang tinggi. 3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit. 4. Mencegah atau mengurangi progresivitas gagal ginjal, dengan memperlambat penurunan laju filtrasi glomerulus. b. Gagal Ginjal dengan Dialisis : 1. Mencegah defisiensi gizi serta mempertahankan dan memperbaiki status gizi, agar pasien dapat melakukan aktivitas normal. 2. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. 3. Menjaga agar akumulasi produk sisa metabolisme tidak berlebihan. 2. SYARAT DIET a. Gagal Ginjal Kronis : 1. Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB. 2. Protein rendah, yaitu 0,6 1,5 g/kgBB. Sebagian harus bernilai biologik tinggi. 3. Lemak cukup, yaitu 20 30 % dari kebutuhan energi total. Diutamakan lemak tidak jenuh ganda 4. Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi jumlah energi yang diperoleh dari protein dan lemak. 5. Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, asites, oliguria, atau anuria. Banyaknya natrium yang diberikan antara 1 3 g. 6. Kalium dibatasi (40 70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium darah > 5,5 mEq), oliguria, atau anuria. 7. Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran cairan melalui keringat dan pernafasan ( 500 ml). 8. Vitamin cukup, bila perlu diberikan tambahan suplemen asam folat, vitamin B6, C, dan D. b. Gagal Ginjal dengan Dialisis : 1. Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB ideal/hari pada pasien Hemodialisis (HD) maupun Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD). Pada CAPD diperhitungkan jumlah energi yang berasal dari cairan dialisis. Bila diperlukan penurunan berat badan, harus dilakukan secara berangsur (250 500 g/minggu) untuk mengurangi risiko katabolisme massa tubuh tanpa lemak (Lean Body Mass). 2. Protein tinggi, untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen dan mengganti asam amino yang hilang selama dialisis, yaitu 1 1,2 g/kgBB ideal/hari pada HD dan 1,3 g/kgBB ideal/hari pada CAPD. 50% protein hendaknya bernilai biologik tinggi. 3. Lemak normal, yaitu 15 30 % dari kebutuhan energi total. 4. Karbohidrat cukup, yaitu 55 75 % dari kebutuhan energi total. 5. Natrium diberikan sesuai dengan jumlah urin yang keluar/24 jam, yaitu : a. 1 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tip liter urin (HD) b. 1 4 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tiap liter urin (CAPD) 6. Kalium diberikan sesuai dengan jumlah urin yang keluar/24 jam, yaitu : a. 2 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tip liter urin (HD) b. 3 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tiap liter urin (CAPD) 7. Kalsium tinggi, yaitu 1000 mg/hari. Bila perlu diberikan suplemen kalsium. 8. Cairan dibatasi, yaitu jumlah urin/24 jam ditambah 500 750 ml. 9. Bila kemampuan untuk makan rendah, makanan diberikan dalam bentuk formula enteral atau parenteral. Bila diperlukan, tambahan suplemen terutama vitamin larut air seperti asam folat, vitamin B6, dan C. E. JENIS DIET DAN INDIKASI PEMBERIAN a. Gagal Ginjal Kronis Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu: 1. Diet Protein Rendah I : 30 g protein. Diberikan pada pasien dengan berat badan 50 kg. 2. 2). Diet Protein Rendah II : 35 g protein. Diberikan pada pasien dengan berat badan 60 kg. 3. 3). Diet Protein Rendah III : 40 g protein. Diberikan pada pasien dengan berat badan 65 kg. Karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kronik sangat tergantung pada keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada standar. Mutu protein dapat ditingkatkan dengan memberikan asam amino essensial murni. Bahan 30 g protein 35 g protein 40 g protein Makanan berat (g) urt berat (g) urt berat (g) urt beras 100
1 1 / 2 gls nasi 150
2 gls nasi 150
2 gls nasi telur ayam 50
1 btr 50
1 btr 50
1 btr daging 50
1 ptg sdg 50
1 ptg sdg 75
1 ptg sdg sayuran 100
1 gls 150
1 1 / 2 gls 150
1 1 / 2 gls pepaya 200
2 ptg sdg 200
2 ptg sdg 200
2 ptg sdg minyak 35
3 1 / 2 sdm 40
4 sdm 40
4 sdm gula pasir 60
6 sdm 80
8 sdm 100
10 sdm susu bubuk 10
2 sdm 150
3 sdm 20
4 sdm kue RP*) 150
2 sdm 150
3 porsi 150
3 porsi madu 20
2 sdm 20
2 sdm 30
3 sdm agar-agar
1 porsi
1 porsi
1 porsi Tabel 2. Bahan Makanan Sehari GGK
30 g protein 35 g protein 40 g protein Energi (kkal) 1729 2086 2265 Protein (g) 30 35 41 Lemak (g) 57 70 75 Karbohidrat (g) 263 327 356 Kalsium (mg) 262 336 385 Besi (mg) 10 11 11.7 Vitamin A (RE) 27403 32999 33085 Tiamin (mg) 0.4 0.5 0.5 Vitamin C (mg) 182 191 192 Fosfor (mg) 497 623 702 Natrium (mg) 195 216 275 Kalium (mg) 1277 1387 1590 Tabel 3. Nilai Gizi GGK
Pembagian Bahan Makanan Sehari GGK Diet Rendah Protein 40
Pagi
Siang
Beras 50 g = 3 / 4 gls nasi beras 50 g = 3 / 4 gls nasi
telur ayam 50 g = 1 btr daging 50 g = 1 ptg sdg
Sayuran 50g = 1 / 2 gls sayuran 50 g = 1 / 2 gls
Minyak 10 g = 1 sdm pepaya 100 g = 1 ptg sdg
gula pasir 10 g = 1 sdm minyak 15 g = 1 1 / 2 sdm
Madu 30 g = 3 sdm gula pasir 20 g = 2 sdm
susu bubuk 20 g = 4
sdm
Pukul 10.00/21.00
Malam
Kue RP 50 g = 1 porsi beras 50 g = 3 / 4 gls nasi
gula pasir 20 g = 2 sdm ayam 25 g = 1 ptg kcl
sayuran 50 g = 1 / 2 gls
Pukul 16.00
pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Kue RP 50 g = 1 porsi minyak ikan 15 g = 1 1 / 2 sdm
gula pasir 10 g = 1 sdm gula pasir 20 g = 2 sdm
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan/Dibatasi Sumber karbohidrat nasi, bihun, jagung, kentang,
makaroni, mi, tepung-tepungan,
singkong, ubi, selai, madu, permen
Sumber protein telur, daing, ikan , ayam, susu kacang-kacangan dan hasil olahannya
seperti tempe dan tahu
Sumber lemak minyak jagung, minyak kacang kelapa, santan, minyak kelapa;
tanah, minyak kelapa sawit, minyak margarin, mentega biasa dan lemak
kedelai; margarin dan mentega hewan Sumber vitamin dan semua sayuran dan buah, kecuali sayuran dan buah tinggi kalium pada Mineral pasienn dengan hiperkalemia pasien dengan hiperkalemia
dianjurkan yang mengandung
kalium rendah/sedang
Tabel 4. Bahan Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan GGK Contoh Menu Sehari
Pagi siang Malam nasi goreng nasi nasi telur ceplok capcay goreng ayam goreng Katimun daging bistik setup buncis Susu pepaya setup nenas Madu puding saos caramel
Pukul 10.00 Pukul 16.00 Pukul 21.00 kue klepon ubi kue cantik manis kue pepe/lapis Sirup teh sirup b. Gagal Ginjal dengan Dialisis Diet pada dialisis bergantung pada frekuensi dialisis, sisa fungsi ginjal, dan ukuran badan pasien. Diet untuk pasien dengan dialisis biasanya harus direncanakan perorangan. Berdasarkan berat badan dibedakan 3 jenis diet dialisis: 1. Diet dialisis I, 60 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 50 kg 2. Diet dialisis II, 65 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg 3. Diet dialisis III, 70 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 65 kg Atau secara spesifik menyatakan kebutuhan gizi perorangan ( termasuk kebutuhan natrium dan cairan)
Bahan 60 g protein 65 g protein 70 g protein Makanan berat (g) urt berat (g) urt berat (g) urt Beras 200
3 gls nasi 200
3 gls nasi 220
3 1 / 4 gls nasi maizena 15
3 sdm 15
3 sdm 15
3 sdm telur ayam 50
1 btr 50
1 btr 50
1 btr Daging 50
1 ptg sdg 50
1 ptg sdg 75
1 ptg bsr Ayam 50
1 ptg sdg 50
1 ptg sdg 50
1 ptg sdg Tempe 75
3 ptg sdg 100
4 ptg sdg 100
4 ptg sdg sayuran 200
1 gls 200
2 gls 200
2 gls pepaya 300
3 ptg sdg 300
3 ptg sdg 300
3 ptg sdg minyak 30
3 sdm 30
3 sdm 30
3 sdm gula pasir 50
5 sdm 50
5 sdm 50
5 sdm susu bubuk 10
2 sdm 10
2 sdm 10
2 sdm Susu 100
1 / 2 gls 100
1 / 2 gls 100
1 / 2 gls Waktu dan 60 g protein 65 g protein 70 g protein Bahan Makanan berat (g) urt berat (g) urt berat (g) urt Pagi beras 50
3 / 4 gls nasi 50
3 / 4 gls nasi 60
3 / 4 gls nasi
telur ayam 50
1 btr 50
1 btr 50
1 btr
sayuran 50
1 / 2 gls 50
1 / 2 gls 50
1 / 2 gls
gula pasir 10
1 sdm 10
1 sdm 10
1 sdm
minyak 10
1 sdm 10
1 sdm 10
1 sdm
Pukul susu bubuk 10
2 sdm 10
2 sdm 10
2 sdm 10,00 gula pasir 10
1 sdm 10
1 sdm 10
1 sdm
pepaya 100
1 ptg sdg 100
1 ptg sdg 100
1 ptg sdg
Siang beras 75
1 gls nasi 75
1 gls nasi 75
1 gls nasi
daging 50
1 ptg sdg 50
1 ptg sdg 75
1 ptg bsr
tempe 25
1 ptg sdg 50
2 ptg sdg 50
2 ptg sdg
sayuran 75
3 / 4 gls 75
3 / 4 gls 75
3 / 4 gls
pepaya 100
1 ptg sdg 100
1 ptg sdg 100
1 ptg sdg
minyak 10
1 sdm 10
1 sdm 10
1 sdm
Pukul maizena 15
3 sdm 15
3 sdm 15
3 sdm 16,00 susu 100
1 / 2 gls 100
1 / 2 gls 100
1 / 2 gls
gula pasir 30
3 sdm 30
3 sdm 30
3 sdm
Malam beras 75
1 gls nasi 75
1 gls nasi 75
1 gls nasi
ayam 50
1 ptg sdg 50
1 ptg sdg 50
1 ptg sdg
tempe 50
2 ptg sdg 50
2 ptg sdg 50
2 ptg sdg
sayuran 75
3 / 4 gls 75
3 / 4 gls 75
3 / 4 gls
pepaya 100
1 ptg sdg 100
1 ptg sdg 100
1 ptg sdg
minyak 10
1 sdm 10
1 sdm 10
1 sdm Tabel 6. Pembagian Bahan Makanan Sehari CKD on HD Tabel 5. Bahan Makanan Sehari CKD on HD DAFTAR HADIR PELAKSANAAN PENYULUHAN MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA ANGKATAN 2010 DI RUANG PANDAN WANGI RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO SURABAYA TANGGAL 04 JUNI 2013
NO NAMA ALAMAT TTD
DAFTAR PERTANYAAN PENYULUHAN MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA ANGKATAN 2010 DI RUANG PANDAN WANGI RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO SURABAYA TANGGAL 11 JUNI 2013
NO NAMA PERTANYAAN JAWABAN
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PENYULUHAN MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA ANGKATAN 2010 DI RUANG PANDAN WANGI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA TANGGAL 11 JUNI 2013
Kriteria Struktur Kriteria Proses Kriteria Hasil a. Kontrak waktu dan tempat diberikan 4 hari sebelum acara dilakukan ( ) b. Pembuatan SAP dan leaflet dilakukan 7 hari sebelumnya ( ) c. Peserta di tempat yang telah ditentukan ( ) d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan dilaksanakan ( )
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan ( ) b. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan ( ) c. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA ( ) d. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description ( )
a. Peserta yang datang sejumlah 10 orang atau lebih ( ) b. Acara yang dimulai tepat waktu ( ) c. Audience mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan ( ) d. Peserta mampu menjawab dengan benar 75% dari pertanyaan penyuluh ( )