Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Di dalam makalah ini, saya telah berusaha menguraikan sebaik mungkin semua hal yang
berkaitan dengan upaya mempertahankan NKRI. Besar harapan saya agar pembaca mampu
memahami lebih jauh tentang berbagai hal yang berkaitan dengan hal tersebut.
Akan tetapi, saya menyadari bahwa di dalam makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan
yang tentunya mengakibatkan makalah ini masih dikatakan jauh dari sempurna. Maka dari itu,
saya harapkan pembaca dapat memaklumi serta memberi kritik dan saran yang membangun demi
terwujudnya makalah yang lebih baik di masa yang akan datang.







Samarinda, 12 Oktober 2014



Penulis




Daftar Isi

BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang
Tujuan Masalah
Rumusan Masalah
BAB II
ISI
Pengertian NKRI
Sejarah NKRI
Pemerintahan Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
Menjaga keutuhan NKRI
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA






BAB I
Pendahuluan
Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia (disingkat NKRI), juga dikenal dengan nama Nusantara
yang artinya negara kepulauan. Wilayah NKRI meliputi wilayah kepulauan yang terbentang dari
Sabang sampai Merauke.
Letak wilayah NKRI berada di antara:
dua benua, yaitu benua Asia dan benua Australia; serta
dua samudra. yaitu samudra Hindia dan samudra Pasifik.
Indonesia terletak di benua Asia tepatnya di Asia Tenggara. Wilayah Indonesia berada di:
6 lintang utara (LU) 11 lintang selatan (LS), don
95 bujur timur (BT) 141 bujur timur (BT).
Karma letak wilayah Indonesia di sekitar khatulistiwa, maka Indonesia memiIlki iklim traps dan
rnerniliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pulau-pulau yang termasuk dalam
wilayah NKRI berjumlah 17.504 terdiri dari pulau besar dan kecil. Beberapa di antaranya, yaitu
6000 pulau tdak bepenghuni.
Wilayah Indonesia terbentangsepanjang 3.977 my di antara Samudra Hindia dan Samudra
Pasifik. Luas daratan Indonesia 1.922.570 km2 dan luas perairannya 3.257.483 km2. Pula]
dengan jumlah pendudukterpadat adalah pulau Jawa.
Setengah dari jumlah penduduk Indonesia menempati pulau Jawa.
Pulau-pulau besar, yaitu:
Jawa dengan luas 132.107 km2, ,
Sumatera dengan luas 473.606 km2,
Kalimantan dengan luas 539.460 krri,
Sulawesi dengan luas 189.216 km2, dan
Papua dengan luas 421.981 km2.
Pulau-pulau kecil, antara lain Pulau Nias, Pulau Siberut, Pulau Bangka, Pulau Beiitung, Pulau
Madura, Pulau Bali, Pulau Lombok, Pulau Flores, Pulau Ambon, clan Pules
Halniahera.Perkernbangan jumlah provinsi Indonesia clan tahun ke tahun torus bertambah. Pada
awal kemerdekaan, Indonesia terdiri dari 8 provinsi hingga sekarang telah terbentuk 33 provinsi.
Tujuan perkernbangan jumlah provinsi Indonesia clan tahun ke tahun torus bertambah. Pada
awal kemerdekaan, Indonesia terdiri dari 8 provinsi hingga sekarang telah terbentuk 33 provinsi.
Tujuan perkernbangan jumlah provinsi dan kabupaten adalah untuk memudahkan pelayanan
kepada masyarakat.

Tujuan Masalah
Untuk mengetahui pengertian NKRI
Untuk mengetahui sejarah NKRI
Untuk mengetahui pemerintahan daerah dalam negara kesatuan republik indinesia (NKRI)
Untuk mengetahui bagaimana menjaga keutuhan NKRI

Rumusan Masalah
Apa pengertian NKRI ?
Bagaiaman sejarah NKRI
Bagaiamana pemerintahan daerah dalam negara kesatuan reublik Indonesia (NKRI) ?
Bagaiamana manjaga keutuhan NKRI ?














BAB II
ISI

Pengertian NKRI

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kesatuan berbentuk
republik dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD 1945), di mana pemerintah daerah
menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar bidang pemerintahan yang oleh undang-undang
ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat
Pasal 18 UUD 45 menyebutkan :
1) Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah profinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang
2) Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dengan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD yang
anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
4) Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah
provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokrasi.
5) Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.
6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain
untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
7) Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.





Sejarah NKRI

Berdasarkan perjalanan sejarah Bangsa Indonesia, pada saat digulirkannya tanam paksa
(Cultuure Stelsel) tahun 1615 oleh pihak Belanda telah menyebabkan hancurnya struktur tanah
yang dimiliki pribumi, dimana tanah sebagai modal dasar pribumi dalam menjalankan segala
aktivitasnya. Dengan adanya tanam paksa yang diterapkan telah mengubah jenis tanaman
pribumi dengan jenis tanaman yang didatangkan dari Eropa yang nota bene tidak di kuasai oleh
pribumi, hal ini menyebabkan pribumi tidak lagi mampu mengelola tanah yang dimilikinya dan
tidak mengerti jenis tanaman yang berasal dari Eropa, sehingga pribumi pada saat itu
terbodohkan, termiskinkan, terbelakang dan tertindas. Hal inilah kemudian yang di manfaatkan
oleh pihak Belanda untuk membangun pemerintahan yang dinamakan Hindia-Belanda guna
mengatur kehidupan pribumi yang semakin tertindas, yang pada akhirnya terjadilah sistem kerja
rodi untuk mengeksplorasi hasil bumi yang ada di Indonesia.
Pada awal tahun 1900 pemerintah Hindia-Belanda menerapkan kebijakan politik ethis
sebagai bentuk balas budi kepada pribumi dengan mengadakan suatu sistem pendidikan di
wilayah Indonesia. Akan tetapi karena biaya yang dibebankan untuk mendapatkan pendidikan ini
terlalu mahal, maknanya tidak semua pribumi mampu menikmati pendidikan yang diterapkan di
Indonesia. Dari sinilah terbangun strata sosial di dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Adapun bentuk strata sosial tersebut telah memposisikan pribumi sebagai kaum mayoritas berada
pada kelas terbawah, kelas di atasnya adalah ningrat-ningratnya pribumi dan para pendatang dari
Asia Timur (Cina, India, Arab, dsb), kemudian kelas teratas adalah orang-orang Eropa dan kulit
putih lainnya. Hal ini menjadikan pribumi sebagai kaum mayoritas semakin terbodohkan,
termiskinkan, terbelakang dan tertindas. Sehingga pada tahun 1908, Dr. Soetomoe membangun
pendidikan bagi kaum pribumi secara informal dan gratis dengan nama Budi Utomo sebagai
bentuk kepedulian terhadap pribumi yang semakin tertindas. Pada akhirnya pendidikan pribumi
tersebut diteruskan oleh Ki Hajar Dewantara dengan mendirikan Taman Siswa pada tahun 1920
secara formal, pendidikan pribumi yang di jalankan oleh Dr. Soetomoe dan Ki Hajar Dewantara
telah membangkitkan jiwa-jiwa kebangsaan dan persatuan untuk melakukan perlawanan kepada
Belanda, yang pada akhirnya mengakumulasi lahirnya Bangsa Indonesia pada tanggal 28
Oktober 1928 melalui momen Sumpah Pemuda pada kongres Pemuda II di Jakarta yang berasal
dari Jong-jong atau pemuda-pemuda dari berbagai kepulauan di Indonesia yang memiliki
komitmen untuk mengangkat harkat dan martabat hidup Orang-orang Indonesia (pribumi).
Bangsa Indonesia yang terlahir pada tanggal 28 Oktober 1928 kemudian bahu membahu
mengadakan perlawanan kepada pihak Belanda untuk merebut kemerdekaan Indonesia dan
barulah 17 tahun kurang 2 bulan kurang 11 hari atau tepatnya pada tanggal 17 Agustus 1945 atas
berkat rahmat Allah SWT Bangsa Indonesia dapat mencapai kemerdekaannya dalam bentuk
Teks Proklamasi yang dibacakan oleh Dwi-Tunggal Soekarno-Hatta. Keesokan harinya, tepatnya
pada tanggal 18 Agustus 1945 Bangsa Indonesia membentuk suatu Negara Republik Indonesia
dengan disahkannya konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 sebagai aturan dasar di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pemerintahan Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

Bentuk Republik Indonesia
Republik Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada
di antara benua Asiadan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia
adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.487 pulau
,
oleh karena itu ia
disebut juga sebagai Nusantara, Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006 dan
Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang
berpenduduk Muslim terbesar di dunia.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa dan agama yang
berbeda. Suku Jawa adalah grup etnis terbesar dan secara politis paling dominan. Semboyan
nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika, berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain
memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang
mendukung tingkatkeanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.
Bentuk pemerintahan Indonesia
Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih langsung. Ibukota negara ialah Jakarta. Indonesia
berbatasan dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan
dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya
adalah Singapura, Filipina, Australia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan
Nikobar di India.

Sistem Pemerintahan Indonesia
1. system pemerintahan Presidensial
merupakan system pemerintahan di mana kepala pemerintahan dipegang oleh presiden dan
pemerintah tidak bertanggung jawab kepada parlemen (legislative). Menteri bertanggung jawab
kepada presiden karena presiden berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus kepala
pemerintahan.

Contoh Negara: AS, Pakistan, Argentina, Filiphina, Indonesia.
Ciri-ciri system pemerintahan Presidensial:
1. Pemerintahan Presidensial didasarkan pada prinsip pemisahan kekuasaan.
2. Eksekutif tidak mempunyai kekuasaan untuk menyatu dengan Legislatif.
3. Kabinet bertanggung jawab kepada presiden.
4. eksekutif dipilih melalui pemilu.

2. system pemerintahan Parlementer
merupakan suatu system pemerintahan di mana pemerintah (eksekutif) bertanggung jawab
kepada parlemen. Dalam system pemerintahan ini, parlemen mempunyai kekuasaan yang besar
dan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap eksekutif. Menteri dan
perdana menteri bertanggung jawab kepada parlemen.
Contoh Negara: Kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia, Malaysia.
Ciri-ciri dan syarat system pemerintahan Parlementer:
1. Pemerintahan Parlementer didasarkan pada prinsip pembagian kekuasaan.
2. Adanya tanggung jawab yang saling menguntungkan antara legislatif dengan eksekutif, dan
antara presiden dan kabinet.
3. Eksekutif dipilih oleh kepala pemerintahan dengan persetujuan legislatif.

3. system pemerintahan Campuran
dalam system pemerintahan ini diambil hal-hal yang terbaik dari system pemerintahan
Presidensial dan system pemerintahan Parlemen. Selain memiliki presiden sebagai kepala
Negara, juga memiliki perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
Contoh Negara: Perancis.

Sistem Politik Indonesia
Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, di mana kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dijalankan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Indonesia
menganut sistem pemerintahan presidensil, di mana Presiden berkedudukan sebagai kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan. Para Bapak Bangsa yang meletakkan dasar pembentukan
negara Indonesia, setelah tercapainya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Mereka
sepakat menyatukan rakyat yang berasal dari beragam suku bangsa, agama, dan budaya yang
tersebar di ribuan pulau besar dan kecil, di bawah payung Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Indonesia pernah menjalani sistem pemerintahan federal di bawah Republik Indonesia
Serikat selama tujuh bulan (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950), namun kembali ke bentuk
pemerintahan republik. Setelah jatuhnya Orde Baru (1996 - 1997), pemerintah merespon desakan
daerah-daerah terhadap sistem pemerintahan yang bersifat sangat sentralistis, dengan
menawarkan konsep Otonomi Daerah untuk mewujudkan desentralisasi kekuasaan.
Menjaga keutuhan NKRI

Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya bangsa Indonesia. Sejak saat
itu, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak untuk mementukan nasib dan tujuannya
sendiri.

Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Meski dalam perjalanan sejarah ada upaya untuk menggantikan bentuk negara, tetapi
upaya itu tidak bertahan lama dan selalu digagalkan oleh rakyat. Misalnya, ada upaya untuk
menggantikan bentuk negara menjadi Indonesia Serikat. Tetapi upaya untuk menggantikan
bentuk negara itu segera berlalu. Indonesia kembali kepada negara kesatuan. Hingga saat ini
negara kesatuan itu tetap dipertahankan. Sebagai generasi penerus bangsa dan juga sebagai
peserta didik kita merasa terpanggil untuk turut serta dalam usaha membela negara.
Bangsa kita terus bergerak maju dan terus melintasi sejarah. Berbagai kemajuan dan
perkembangan terus dinikmati oleh rakyat. Tetapi ancaman terhadap kedaulatan dan
keharmonisan bangsa dan negara masih terus terjadi, meskipun intesitasnya kecil. Ancaman-
ancaman itu meskipun dalam intesitas yang kecil tapi jauh lebih rumit. Ancaman-ancaman itu
dapat dikelompokkan menjadi dua bagaian, yaitu ancaman yang dating dari luar negeri dan
ancaman dari dalam negeri.
Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi,
komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik
pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat nasional. Menurut Michael Haralambos
dan Martin Holborn, Globalisasi adalah suatu proses dimana batas-batas negara luluh dan tidak
penting lagi dalam kehidupan sosial. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan yang matang
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan
kemampuannya.
2. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor
kehidupan.
3. Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri / regional.
4. Kesiapan perekonomian rakyat.
Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan bentuk
ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional berkembang
menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik berasal dari luar negeri maupun dari dalam
negeri. Oleh karena itu kebijakan strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk
menghadapi ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak
hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu pemerintah dalam
upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas internasional. Dari hasil perkiraan ancaman,
Indonesia mempunyai kepentingan strategis untuk mencegah dan mengatasi ancaman keamanan
tradisional dan nontradisional.
Ancaman keamanan tradisional yaitu ancaman yang berbentuk kekuatan militer negara lain yang
membahayakan kemerdekaan, kedaulatan dan kebutuhan wilayah NKRI. Dalam menghadapi
ancaman terhadap kedaulatan dan kebutuhan wilayah, kebijakan pertahanan Indonesia tetap
mengacu pada prinsip sebagai bangsa yang cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan, yaitu
mengutamakan tindakan pencegahan dengan mengoptimalkan upaya diplomatik dalam kerangka
Confidence Building Measure (CBM) dan Preventive Diplomacy. Penggunaan kekuatan militer
untuk tujuan perang merupakan tindakan terpaksa yang harus dilakukan sebagai jalan terakhir
apabila cara-cara damai tidak membuahkan hasil.
Ancaman Keamanan Non-Tradisional yaitu ancaman yang terjadi akibat dinamika politik di
sejumlah negara serta kesenjangan ekonomi dunia yang makin lebar telah menyebabkan kondisi
timpang yang lambat laun berkembang dan menjalar melampaui batas-batas negara. Ancaman
keamanan non tradisional yang timbul di dalam negeri dengan motivasi separatisme, akan
dihadapi dengan mengedepankan cara-cara dialogis.
Penyelesaian masalah melalui cara cinta damai, diplomatik atau cara-cara dialogis harus
menggunakan pendekatan budaya. Pendekatan budaya dalam pembangunan dan pembinaan
kekuatan pertahanan adalah sebagai fenomena yang mengelilingi kita setiap saat, yang secara
terus menerus terjadi dan tercipta oleh adanya interaksi dengan orang lain. Ciri utama dari
Budaya adalah sesuatu yang merupakan hasil bersama (shared), atau kesepakatan kelompok
(held in common). Beberapa produk hasil bersama antara lain adalah : bahasa, tradisi, kebiasaan,
norma-norma kelompok, nilai-nilai pendukung, seperti kualitas produk, filosofi kelompok,
aturan main, iklim kerja, kemampuan terpendam, cara berpikir, pengertian yang sama serta
simbol-simbol yang mempersatukan mereka. Tanggap akan pengaruh budaya dengan memahami
keragaman dan perbedaan budaya akan mengurangi dampak negatif globalisasi (kegoncangan
budaya dan ketimpangan/ketertinggalan budaya).

Sikap dan Perilaku Menjaga Kesatuan Negara RI
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan latar belakang budaya yang berbeda-
beda. Perbedaan suku bangsa ini bias menjadi sumber konflik yang dapat menyebabkan
perpecahan di tubuh NKRI.
Keanekaragaman itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk
menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin memecah belah persatan bangsa.

Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :
Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya.
Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan,
kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa.
Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan
menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan
salah satu kekayaan bangsa.
Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa
persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan
Sang saka merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai
pancasila dan UUD 1945.
Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan
persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial
yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang
sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar
bersama. Memiliki wawasan nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang harus
dipatuhi, ditaati dan dipelihara oleh semua komponen masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu
antara lain pancasila sebagai landasan idiil, dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional.
Ketentuan lainnya dapat berupa peraturan-peraturan yang berlaku di daerah yang mengatur
kehidupan bermasyarakat.
Mentaati peraturan agar kehidupan berbangsa dang bernegara berjalan dengan tertib dan
aman. Jika peraturan saling dilanggar, akan terjadi kekacauan yang dapat menimbulkan
perpecahan.

Ancaman Dari Dalam Negeri
a) Kerusuhan
Ancaman kerusuhan akan timbul jika terjadi kesenjangan ekonomi. Ancaman ini bisa muncul
kalau pembangunan nasional tidak berhasil memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.
Selain itu, pemerintah tidak berhasil memperkecil ketidakadilan social ekonomi.

b) Pemaksaan Kehendak
Ancaman ini bisa terjadi dinegara kita. Karena ada golongan tertentu berusaha memaksakan
kepentingannya secara tidak konstitusional, terutama ketika sistem social politik tidak berhasil
menampung aspirasi yang berkembang dalam masyarakat.

c) Pemberontakan Angkatan Bersenjata
Ancaman ini bisa muncul dari kalangan separatis karena pembangunan nasional tidak dapat
mencakup semua daerah secara seimbang.

d) Pemberontakan Dari Golongan yang Ingin Mengubah Ideologi Negara
Ancaman ini bisa berupa pemberontakan bersenjata yang dilakukan oleh orang-orang yang ingin
mengubah ideologi negara dan membentuk negara baru. Golongan yang melakukan
pemberontakan ini biasanya berasal dari golongan ekstrim, baik ekstrim kiri maupun ekstrim
kanan. Golongan ini memaksakan diri untuk mengubah dasar Negara Indonesia, misalnya
mengubah ideology Pancasila menjadi Ideology Komunisme.
Bangsa Indonesia tereiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya yang berbeda-
beda. Perbedaan suku bangsa ini bisa menjadi sumber konflik yang depot menyebabkan
perpecahan di tubuh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keanekaragarnan itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk menangkal
semua gangguan atau ancaman yang ingin memecah belah persatuan bangsa.
Berikut beberapa sikap dan perilaku Mempertahankan NKRI :
1) Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
2) Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan,
kedaulatan negara, dan mempererat persatuan bangsa.
3) Menghormati perbedaan suku, budaya, agama, dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan
menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan
salah satu kekayaan bangsa.
4) Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa
persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan
Sang Saka Merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai
pancasila dan UUD 1945.
5) Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan
persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial
yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang
sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerjasama, dan kesetiakawanan terhadap ikrar
bersama.
Memiliki wawasan nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi,
ditaati, dan dipelihara oleh semua komponen masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu, antara lain
Pancasila sebagai landasan dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional. Ketentuan lainnya
dapat berupa peraturan-peraturan yang berlaku di daerah yang mengatur kehidupan
bermasyarakat.
6) Mentaati peraturan, agar kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan dengan tertib dan
aman. Jika peraturan saling dila ar, akan terjadi kekacauan yang dapat menimbulkan perpecahan.










BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

NKRI adalah negara kesatuan berbentuk republik dengan sistem desentralisasi
berdasarkan otonomi daerah seluas-luasnya di luar urusan pusat .

Negara ada untuk membantu manusia mewujudkan tujuan dan cita-citanya. Penyelenggaraan
negara harus membawa manfaat bagi manusia. Tugas manusia adalah bertanggungjawab rasa
kepentingan bersama warganya. Negara harus melindungi hak-hak warganya dan menetapkan
kewajiban-kewajibannya sebagai warga negara. Ia juga harus menciptakan kehidupan bersama
yang dilandasi oleh semangat cinta kasih, keadilan, dan perdamaian. Warga negara mempunyai
hak dan kewajiban, antara hak dan kewajiban harus berjalan seimbang. Misalnya, kewajiban
membela negara dari segala ancaman dan gangguan baik dari dalam maupun luar negeri.
Sebagaia penerus bangsa hendaknya kita lebih menjaga dan mencintai negara kita. Ada pun
beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan hal tersebut misalnya meningkatkan
kebangaan dan rasa memiliki bangsa Indonesia dalam diri setiap warga negara, membangun
saling pengertian dan pengahargaan antarsesama warga yang memiliki latar belakang
kepentingan yang berbeda dan etnik yang berbeda, para pemimpin negara sebaiknya
menjalankan roda pemerintahan secara efektif dan efisien, dan memperkuat unsur-unsur yang
menjadi alat pertahanan negara, seperti TNI
Jadi, upaya untuk mempertahankan NKRI bias ditempuh dengan cara mengetahui kebudayaan di
Indonesia. Dengan adanya pengetahuan budaya Indonesia, kita dapat menyaring budaya-budaya
asing yang masuk ke dalam Negara Indonesia, sehingga tidak timbul perpecahan antar daerah
karena budaya yang ada.
Selain itu, sikap dan perilaku kita juga dapat mencerminkan bahwa kita sedang mempertahankan
keutuhan NKRI ini. Salah satunya dengan cara mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila, bukan hanya sekedar memahami saja.




DAFTAR PUSTAKA

Buku Putih Pertahanan Negara : Mempertahankan Tanah air Memasuki Abad 21, Indonesia
Dephan, 2003, Jakarta.

Juwono Sudarsono, Mengembangkan Pertahanan Nir-militer Indonesia, Ceramah Menhan RI
pada Peserta Training of Trainer (TOT) anggota Badiklat Dephan, 30 September 2005, Jakarta.

Koentjaraninggrat, Sejarah Teori Antropologi II, cetakan pertama, UI-Press, Jakarta, 1990.

Marsekal Muda TNI Pieter L.D. Wattimena, S.IP., Pointer Ceramah Dirjen Ranahan pada
Peserta Training of Trainer : Minimum Essential Force (MEF), 27 September 2005, Jakarta.

Maas D.P., Buku Materi Pokok : Antropologi Budaya, Depdikbud, UT, Jakarta 1985.

Peraturan Menteri Pertahanan Nomor : PER/01/M/VIII/2005 tanggal 25 Agustus 2005 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dephan.

Studi Pertahanan Nomor : 1 Monographe : Pokok-Pokok Pikiran tentang Hankamneg, Badiklat
Dephan, Agustus 2005, Jakarta.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Biro
Hukum Setjen Dephan, 2002, Jakarta.

http://books.google.co.id/

Anda mungkin juga menyukai