Anda di halaman 1dari 5

AGENCY THEORY: EXTREME

ACCOUNTING WAYS (PART 1)


Pengembangan akuntansi kontemporer salah satunya adalah digunakannya Agency
Theory dalam menjustifikasi akuntansi positif. Agency Theory biasanya dilihat sebagai konflik
kepentingan (conflict of interest) dalam akuntansi dan perusahaan. Please, back to our
existence, back to fitrah, back to nature, free from intimidate accounting grip
just look Jason Bourne that doing extreme ways to be himself, David Webb
Kembalilah ke jati diri, kembali ke fitrah, back to nature, bebaskanlah diri dari
cengkreman akuntansi yang membelenggu lihatlah Jason Bourne yang
melakukan extreme ways menjadi dirinya sendiri, David Webb
AKUNTANSI: STATE OF THE ARTS

Pandangan bahwa akuntansi tidak bebas nilai telah terbukti secara aksiomatik (axiomatic
value laden accounting) . Pembuktian awal akuntansi yang sarat dengan pengaruh nilai-nilai
dalam masyarakat, dimulai tahun 1980an. Yaitu munculnya paper pada Accounting,
Organization and Society, yang ditulis Burchell, Clubb, Hopwood, Hughes dan Nahapiet,
berjudul The Roles of Accounting in Organization and Society (Roslender, 1992). Artikel itu
kemudian telah memicu penelitian yang lebih jauh, seperti Richardson, Tinker, Merino dan
Neimark, dan lain-lain. Dijelaskan Chua (1986), akuntansi bukan hanya dipandang sebagai
rasional teknik saja, suatu aktivitas jasa yang terpisah dari hubungan kemasyarakatan.
Ketika dipahami bahwa akuntansi tidak bebas nilai, pertanyaan yang muncul kemudian
adalah nilai apa yang terkandung dalam domain akuntansi konvensional saat ini? Perubahan
orientasi sebagai penyaji informasi, memang telah terjadi dalam akuntansi konvensional.
Mulai dari hanya sebagai metode pencatatan book-keeping (tata-buku) yang dipakai oleh
para pedagang di jaman pra-modern. Kemudian, menjelma menjadi salah satu senjata yang
dipakai oleh Kapitalisme, seperti dijelaskan oleh Weber (2003;101)
dalam Andreski (1989:105), sebagai spirit dari kapitalisme, lengkapnya sebagai berikut :
Kapitalisme biasa didapati di manapun pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sekelompok
manusia dilakukan oleh bisnis swasta. Lebih khusus lagi, suatu bentukan kapitalisme rasional
adalah bentukan yang memiliki akuntansi kapital, yaitu suatu bentukan yang berusaha
memastikan asset-asset penghasilan-pendapatannya, keuntungannya dan ongkos-ongkosnya
melalui kalkulasi menurut metode-metode pembukuan modern.
Hingga, berkembang bukan hanya sebagai alat bantu (tools) dalam dunia bisnis, akuntansi
normatif, yang lebih mengarah pada membangun teori akuntansi untuk dapat menjelaskan
tujuan dari laporan keuangan perusahaan, (seperti yang dilakukan oleh Belkaoui
dan Hendricksen misalnya). Akuntansi dilihat sebagai arus yang mengikuti evolusi dan
pendekatan positivistic ilmu ekonomi. Seperti dijelaskan oleh Watts danZimmerman (1986),
bahwa tujuan akuntansi lebih luas daripada praktek yang selama ini ada, yaitu konsep teori
yang didasarkan scientific methodology (metodologi ilmiah), yang bertujuan to
explain(menjelaskan) dan to predict (memprediksi) praktek akuntansi. Ini yang disebut oleh
Watts and Zimmerman (1986) sebagai Positive Accounting Theory.
AGENCY THEORY: EXTREME ACCOUNTING WAYS

Pengembangan akuntansi kontemporer salah satunya adalah digunakannya Agency


Theory dalam menjustifikasi akuntansi positif. Agency Theory biasanya dilihat sebagai konflik
kepentingan (conflict of interest) dalam akuntansi dan perusahaan. Menurut Baiman (1990)
terdapat 3 model hubungan agensi yaitu The Principal-Agent Model, The Transaction Cost
Economics Model, The Rochester Model. Ketiganya memiliki dua kerangka kesamaan dan dua
perbedaan. Kesamaannya, pertama, ketiganya memahami ketentuan dan penyebab
hilangnya efisiensi yang diciptakan oleh divergensi antara perilaku kerjasama dan
kepentingan indiividu; kedua, ketiganya menganalisa dan memahami implikasi perbedaan
proses pengendalian menghindari hilangnya efisiensi pada masalah agensi. Sedangkan
perbedaannya, pertama, menekankan perbedaan sumber-sumber divergensi perilaku
kerjasama dan kepentingan individu; kedua, menekankan perbedaan aspek pada agenda riset
pada umumnya; ketiga, pemodelanberhati-hati yang mendasari konteks ekonomi yang
menyebabkan timbulnyamasalah agensi; keempat, derivasi optimalisasi hubungan kerja dan
memahami bagaimana hubungan kerja yang meringankan masalah agensi; kelima, komparasi
hasil-hasil untuk melakukan observasi praktik model yang dipakai dan
menganalisanya.Artinya dalam kerangka umum model hubungan agensi memperlihatkan
bahwa manajer melakukan maksimasi expected utility agar dapat mempengaruhi desain
kontrak kerja mereka. Pemilik dan manajer secara bersama dibatasi biaya atas masalah
agensi, sehingga memerlukan insentif untuk mendesain kontrak yang mengurangi secara
efisien masalah agensi. Dua tokoh utama (principal dan agent) dalam interaksi bisnis tersebut
sebenarnya mengarah pada kepentingan yang sama, yaitu wealth, kekayaan.Bentuk ekstrim
(extreme ways) dari agency theory sendiri sebenarnya adalah ketika hubungan agensi
dijadikan mekanis-matematis untuk kepentingan legitimasi kepentingan mutualis insklusif .
Bentuknya adalah dengan Portofolio Theory, Beta Theory, Efficient Market
Hyphotesis dan Capital Asset Pricing Model, Pecking Order Theory, Modigliani-Miller Theory
dan lain sebagainya. Semuanya yang merupakan jargon jargon hegemonik finance yang
diadaptasi dalam Akuntansi positif. Akhirnya, akuntansi menjadi alat yang powerfull untuk
memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya kepada pemilik modal di satu sisi, juga
dapat memberikan manfaat injeksi modal dan investasi yang makin besar dan linier kepada
agen dari pemilik modal, yaitu manajemen perusahaan, dalam mengelola perusahaan.
MEMUNCULKAN CINTA DALAM AGENCY THEORY
Ditegaskan oleh Watts (1992) bahwa hubungan agensi kaitannya dengan laporan keuangan
perusahaan sangat dipengaruhi oleh kepentingan pasar dan politik. Penjelasan Watts (1992)
mengenai teori akuntansi dan realitas empiris ini telah memberikan penegasan bahwa
akuntansi merupakan realitas itu sendiri. Realitas tidak dapat digagas dari teori normatif
yang unsienctific. Teori yang dibangun dari gagasan normatif bukanlah sebuah kebenaran
yang dapat menjadi main guidance bagi realitas empiris akuntansi. Main guidance dalam
pikiran Watts (1992) adalah realitas empiris yang harus selalu beradaptasi dengan
lingkungannya, tidak tetap (tetapi relatif), sebagai hasil interaksi dan keinginan dan egoisme
individu (self-interest) yang rasional, baik berbentuk hubungan agensi di dalam market
processmaupun political process.Berkaitan dengan Redefinisi Konsep Politisasi Akuntansi,
Cooper dan Sherer (1984) memang melihat masih terdapatnya kesalahan dalam asumsi dasar
akuntansi saat ini yang masih berbasis pada kepentingan shareholders. Menurut mereka
kepentingan pemegang saham atau manajemen perusahaan mendominasi konsekuensi
ekonomi dari laporan akuntansi meskipun ada pengakuan pada level konseptual atas
pendekatan bahwa kelompok lain dalam masyarakat itu ada. Hal ini disebut akuntansi yang

berbasis pada economic consequences analysis. Dari pemikiran tersebut mereka kemudian
menyetujui pemikiran Tinker (1980) mengenai perlunya perubahan asumsi dasar akuntansi
yang berbasis pada political economy of accounting (PEA).Cooper dan Sherer (1984) lebih
percaya pada asumsi dasar konflik daripada harmoni yang dapat menjadi tempat
bersembunyinya domnasi dan alienasi. Meskipun begitu penekanan realitas yang selalu
konflik juga akan mempengaruhi struktur perusahaan yang akan selalu didera dominasi
power dan konflik. Artinya bentuk laporan distribusiincome, wealth dan power harus selalu
dilandasi nilai normatif konflik dan adanya pemaksaan bentuk laporan akuntansi. Meskipun
yang mungkin menurut saya sesuai hanyalah asumsi dasar keseimbangan dan emansipasi.
Gagasan PEA memang baik dalam cara melakukan perlawanan terhadap dominasi nilai
akuntansi yang akut berbasis self-interest dan kooptasi metodologi berbasis statistical
context. Positive approach memang menekankan pada prediksi dan ekplanasi, berbeda
dengan PEA, atau dapat dikatakanvalue-free versus value laden. Artinya PEA tidak menolak
penekanan normatif, deskriptif, tetapi hal itu merupakan penekanan pada tahapan dan
kepentingan penelitian. PEA tidak harus kualitatif dapat pula berbentuk kuantitatif. Dengan
syarat setiap metodologi tidak pernah hilang dari masalah value laden. Tawaran alternatif ini
memberi gambaran yang lebih konkret bahwa yang paling penting dalam perubahan bukan
metodologinya tetapi paradigma dan nilai.Tetapi PEA masih terperangkap dalam realitas
empiris yang sarat konflik dan politisasi kepentingan-kepentingan dengan cara memperluas
karakter pelaporan akuntansi dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi dan politik.
Belum sampai pada karakter penyelamatan kerusakan lingkungan akibat dominasi akuntansi
saat ini. Kalaupun dari critical approach yang kemudian memunculkan social
accounting dengan bentuk konsep riilnya yaitucorporate social responsibility dengan bentuk
laporan keuangan corporate social reporting (misalnya Gray et. al. 1988; Gray et. al. 1995;
Gray et. al. 1996; Mook 2003; Mook et. al. 2003; Mook et. al. 2005) sebagai supplant dan
bukan supplement dari Imperium Triumvirat Financial Statement (Income Statement, Balance
Sheet dan Cashflow). Tetapi ekstensi yang dilakukan PEA maupun social accountingtetap pada
konsepsi materi. Perluasannya adalah pada konsepsi pengukuran finansial dan non-finansial.
Nilai-nilai non materi tidak pernah terdeteksi. Akuntabilitas dan social welfare yang asasi
bukan demi kepentingan masyarakat atau lingkungan saja.Di samping itu PEA belum
mendefinisikan nilai lebih utuh, tetapi baru meletakkan konsepsi nilai dalam konteks
ontologi dan epistemologi. Konteks aksiologis dianggap terpisah meskipun hal itu secara
implisit ada. Tetapi nilai aksiologis tidak seharusnya bermakna implisit. Aksiologis memang
biasanya berkonotasi kebaikan dan bukannya konflik atau mengakui ketidakseimbangan. Hal
ini sama seperti nyanyian Kantata Takwa:
Orang-orang harus dibangunkan,
Aku bernyanyi menjadi saksi
Kenyataan harus dikabarkan,
Aku bernyanyi menjadi saksi
Tetapi lirik lagu Kantata Takwa harusnya mungkin lebih dari itu:

Kebaikan harus ditebarkan,


Kesabaran harus dipelihara,
Kebenaran harus diperjuangkan,
Kita bernyanyi menjadi saksi
Memang kenyataan harus disampaikan. Menyampaikannya harus dalam konteks konflik dan
kekuasaan yang hal itu dalam level aksiologis dapat berarti melakukan tindakan yang
bermanfaat tetapi tidak etis. Artinya, dalam konteks nilai aksiologis akuntansi kritis masih
belum menginjak asas etis tetapi baru pada asas manfaat. Berbeda dengan akuntansi positif
yang jelas-jelas tidak lagi memakai asumsi aksiologis. Meskipun mereka juga memiliki asumsi
aksiologis yang sangat egoistis.Pertanyaannya, apakah mungkin mengembangkan teori
agensi yang tidak bersifat formalistik kontraktual dengan konsep rewarddan punishment saja,
atau mungkin menumbuhkan sikap altruistik saja? Apakah memang bisa bangunan materi
harus memberi dampak sosial dan sekaligus spiritual? Apakah materi dapat dibangun dengan
hubungan sosial yang lebih arif dan saling berbagi, untuk mencapai kebermaknaan hidup,
yaitu CINTA?Hubungan agensi dengan demikian tidak dibangun dari akar self-interest, tetapi
dengan cinta. Cinta akan tetap memberi kemanfaatan materi, saling berbagi dan
kebermaknaan hidup. Mudahnya, bila konsep kekayaan hanya dipandang sebagai bentuk
ekonomi semata, maka yang terjadi adalah konflik kepentingan di atas hubungan kooperatif.
Tetapi bila konsep kekayaan dipandang sebagai bentuk trilogi, maka ada proses trust yang
masuk dalam mekanisme hubungan, trust yang didasari oleh cinta dan saling berbagi.
Gagasan ini memang mirip seperti model principal-agent yang lebih teoritis dan perlu diuji
secara empiris, daripada mendekat pada model positivist yang lebih empiris tetapi akan
mereduksi konsep teoritis yang sebenarnya penting seperti juga ditegaskan
oleh Eisenhardt (1989).Bagaimana bentuk dariAgency Theory penuh Cinta? bersambung
Extreme Waysby Moby (Trilogy Bourne soundtrack)
Extreme ways are back again
Extreme places
I didnt know
I broke everything new again
Everything that Id owned
I threw it out the windows, came along
Extreme ways I know move apart
The colors of my sea
Perfect color me
Extreme ways that that help me
Help me out at night
Extreme places I had gone
But never seen any light
Dirty basements, dirty noise
Dirty places coming through
Extreme worlds alone

Did you ever like it planned


I would stand in line for this
Theres always room in life for this
Oh baby, oh babyThen it fell apart,fell apart
Oh baby, oh baby
Then it fell apart, it fell apart
Oh baby, oh baby
Then it fell apart, it fell apart
Oh baby, oh baby
Like it always does, always does

Anda mungkin juga menyukai