Anda di halaman 1dari 7

KETERKAITAN VETERINER DENGAN AGAMA ISLAM

Profesi dokter hewan adalah salah satu profesi yang mulia. Dokter hewan tidak hanya
bekerja mengobati hewan yang sakit, tetapi lebih ke arah mewujudkan kesehatan hewan,
yang nantinya akan menunjang kesehatan manusia. Jika hewan yang dikonsumsi oleh
manusia itu sehat, maka manusianya pun akan sehat dan sejahtera. Dokter hewan adalah
jembatan antara kesehatan hewan dengan kesehatan manusia. Semoga aku bisa menjadi
dokter hewan yang bermanfaat banyak bagi umat. Viva Veteriner!
Larangan membunuh semut
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Rasulullah saw. bahwa seekor seekor semut pernah menggigit salah seorang nabi. Nabi
tersebut lalu memerintahkan untuk mendatangi sarang semut dan membakarnya. Tetapi
kemudian Allah menurunkan wahyu kepadanya: Apakah hanya karena seekor semut
menggigitmu lantas kamu membinasakan satu umat yang selalu bertasbih. (Shahih Muslim
No.4157)
Haram membunuh kucing
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang wanita disiksa karena mengurung seekor kucing
sampai mati. Kemudian wanita itu masuk neraka karenanya, yaitu karena ketika
mengurungnya ia tidak memberinya makan dan tidak pula memberinya minum sebagaimana
ia tidak juga melepasnya mencari makan dari serangga-serangga tanah. (Shahih Muslim
No.4160)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang tidak
diberi makan dan minum serta tidak pula ia melepasnya mencari makanan dari serangga-
serangga tanah. (Shahih Muslim No.4161)
Keutamaan memberi makan dan minum kepada binatang ternak yang mulia
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Tatkala seorang lelaki sedang berjalan pada sebuah jalan
terasalah olehnya dahaga yang sangat. Lalu ia mendapati sebuah sumur dan bersegeralah ia
meneruninya untuk minum. Ketika keluar, tiba-tiba dia melihat seekor anjing menjulurkan
lidah sambil menjilat-jilati debu karena sangat haus. Lelaki itu berkata: Anjing ini sedang
kehausan seperti aku tadi lalu turunlah dia kembali ke dalam sumur untuk memenuhi sepatu
kulitnya dengan air lalu digigit agar dapat naik kembali. Kemudian ia meminumkan air itu
kepada anjing tersebut. Allah berterima kasih kepadanya lalu mengampuninya. Para sahabat
bertanya: Wahai Rasulullah! Apakah kami akan mendapatkan pahala karena binatang-
binatang seperti ini? Rasulullah saw. menjawab: Pada setiap yang bernyawa (mahluk hidup)
ada pahalanya. (Shahih Muslim No.4162)
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari Nabi saw. bahwa pada suatu hari yang sangat panas seorang wanita pelacur melihat
seekor anjing sedang mengelilingi sebuah sumur sambil menjulurkan lidahnya karena
kehausan. Ia kemudian melepas sepatu kulitnya (untuk mengambil air sumur yang akan
diminumkan kepada anjing), lalu wanita itu diampuni dosanya. (Shahih Muslim No.4163)
Salah satu ajaran Islam yang paling banyak dihujat kaum karosetan adalah ajaran
mengenai perlakuan Islam terhadap anjing. Bangsa kapirit melihat bahwa Islam mengajarkan
betapa Allah amat membenci anjing, dan terkesan Allah amat dendam terhadap anjing.
Dalam pandangan kaum kapirit karosetan, Allah memerintahkan kaum muslim untuk turut
membenci dan menyengsarakan anjing. Dalam kehidupan sehari-hari, tampak sekali gejala di
mana kaum Muslim amat membenci anjing, namun di pihak lain terlihat bahwa kaum Muslim
amat menghormati kucing. Terdengar oleh telinga kaum kapirit ketika para Muslim bertutur
bahwa kucing adalah hewan kesayangan Nabi Muhammad.
Islam juga mengajarkan bahwa air liur anjing adalah najis. Jika terkena air liur anjing
ini, maka si Muslim harus membasuhnya dengan air berulang-ulang. Kapirit pun tetap ingat
bahwa Islam mengajarkan bahwa Malaikat Rahmat tidak akan masuk ke dalam rumah
seorang Muslim jika di rumah tersebut terdapat seekor anjiing.
Tampaknya itu adalah hal paling keji yang ditampakkan Islam, di mana Islam
mengutuki anjing, dan di lain pihak menyayangi kucing yang dianggap sebagai hewan
kesayangan Nabi.
Benarkah demikian?
Anjing sendiri, sebenarnya juga punya masalah. Tampaknya masalah itulah yang
menurut Islam harus dihindari. Setidaknya anjing mempunyai empat masalah, yang mana ke
empat masalah itu HANYA ADA PADA MAHLUK YANG BERNAMA ANJING. Dan
keempat masalah itu adalah buruk, bukannya baik.
Pertama.
Anjing adalah satu-satunya hewan yang diidentikkan sebagai pembawa virus rabies. Memang
diakui bahwa ada hewan lain yang merupakan pembawa rabies, namun anjing tampaknya
berada pada urutan teratas dalam hal pembawa virus rabies. Lebih pula, kalau pun misalnya
virus rabies terdapat pada hewan kelelawar, namun masalahnya adalah kelelawar tersebut
tidak dekat dengan manusia. Kelelawar di hutan, sementara manusia toh di pemukiman
manusia. Begitu juga dengan kuda misalnya, yang juga digolongkan sebagai HPR, hewan
pembawa rabies. Toh populasi kuda peliharaan jauh lebih sedikit dibanding populasi anjing
peliharaan. Sehingga walau pun kuda terkena rabies, sedikit sekali kemungkinannya
menjangkiti manusia, atau menjadi massalah di tengah masy manusia.
Populasi anjing peliharaan, sebenarnya dapat dikalahkan dengan kucing yang juga
merupakan hewan yang banyak dipeliharan manusia. Namun toh pada akhirnya, kembali lagi
ke keadaan semula, bahwa tampaknya anjing lah yang selalu diidentikkan dengan rabies;
kucing tidak.
Oleh karena itu, keputusan Islam sudah benar dan tepat untuk menjauhkan umat manusia dari
anjing ini, karena hewan ini memberi peluang besar terjadinya kasus rabies pada manusia.
Lebih ajaibnya lagi adalah, Islam mengajarkan bahwa jika seorang Muslim terkena liur
anjing (liur anjing itu sendiri digolongkan najis terberat dalam Islam), maka Muslim tersebut
harus membersihkan dengan air yang banyak. Banyak, artinya harus dibasuh dengan air
sebanyak 7 kali dengan menggunakan air yang mengalir. Dan ternyata arahan ini
KONSISTEN dengan arahan yang diberikan oleh dunia kedokteran dan dunia veterinerian.
Apakah apa yang diarahkan oleh Dunia kedokteran meniru Islam? Atau apakah para dokter
dan para veterinerian kesemuanya adalah Muslim? Tentu saja tidak. Mereka akan
mengatakan apa yang harus dikatakan secara ilmiah. Terlebih para dokter tersebut tidak
mengenal Islam, apalagi Muslim. Toh pada akhirnya keajaiban itu terjadi juga secara
alamiah, di mana arahan para dokter dan arahan Islam seirama.
Kedua.
Anjing adalah satu-satunya satwa yang mempunyai kebiasaan menjulur-julurkan lidahnya,
seolah dia sedang kehausan, padahal tidak sama sekali.
Bagi manusia sendiri, menjulur-julurkan lidah berarti mengejek dan melecehkan lawan
bicara. Namun kini kita melihat anjing menjulur-julurkan lidahnya ke semua mahluk, seolah
dia mengejek semua mahluk yang tidak tahu duduk perkara apa-apa. Singkatnya, kebiasaan
anjing yang satu ini amat buruk.
Ketiga.
Anjing adalah satu-satunya satwa yang suka menggonggong siapa pun yang dia tidak kenal
dengan maksud untuk menakut-nakuti. Bahkan terkadang menggonggongnya itu diawali
dengan suara menggeram yang mengerikan, seolah anjing itu sedang dilanda amarah yang
luar biasa terhadap sang objek, manusia. Ini namanya TIDAK SOPAN! Manusia mana pun
pasti akan takut dan tertekan kalau digonggong anjing. Dapat dikatakan, anjing adalah satwa
yang tabiatnya adalah MENCURIGAI siapa pun selama anjing tidak mengenal orang itu, dan
bentuk dari MENCURIGAI tersebut adalah dengan menggonggong terhadap orang tersebut.
Kemudian, kalau anjing itu tidak diberi rantai pengaman, pastilah anjing itu akan mengejar
objek (manusia) tersebut, dan jika tertangkap, pastilah manusia itu akan digigit-gigit dan
dicabik-cabik. Manusia mana yang tidak takut??
Keempat.
Anjing adalah satu-satunya satwa, yang akan menyerang objek / manusia, walau pun sang
anjing tidak sedang ingin makan, alias sedang kenyang. Bandingkan dengan satwa lain.
Satwa lain akan menyerang objek lain kalau dan hanya kalau satwa tersebut sedang lapar,
atau jika sedang diganggu.
Ular misalnya. Kalau seekor ular sedang kenyang, maka siapa pun yang lewat atau mendekat
ke ular, pastilah aman karena ular tidak akan bereaksi apa-apa selama ular tidak merasa
sedang diganggu. Begitu juga dengan buaya. Buaya akan menjadi ganas, kalau dan hanya
kalau buaya tersebut sedang lapar. Kalau toh buaya kenyang, pasti buaya tersebut tidak akan
bereaksi apa-apa terhadap objek sekitar.
Namun toh anjing lain sendiri. Lapar atau tidak lapar, kenyang atau tidak kenyang, dia akan
tetap menyerang manusia. Lapar atau kenyang, dia tetap akan menggonggong manusia. Dan
kalau saat itu si anjing tidak diikat dengan rantai pengaman, pastilah anjing itu akan
menyerang manusia yang mendekat, padahal si anjing sudah kenyang makan banyak.
Mengenai hal ini, manusia jahat mempunyai ide yang jahat pula berkenaan dengan tabiat
anjing yang jelek ini.
Sang pemilik anjing akan senang sekali membawa anjingnya jalan-jalan di tengah kota, dan
anjing itu dirantai oleh sang majikan. Kalau di tengah kota sang majikan bertemu dengan
seorang person yang merupakan musuh dari sang majikan, maka majikan tersebut tidak segan
akan melepas rantai anjing dan memerintahkan anjing untuk mengejar dan menggigit
manusia musuh dari majikan tersebut. Kalau sudah begini pastilah anjing akan menurut
kepada perintah tuannya. Anjing akan mengejar manusia musuh majikannya, dan kemudian
menerkam musuh tersebut sehingga berdarah-darah. Anjing akan berhenti dengan
keganasannya, jika sang majikan dari anjing tersebut memerintahkan sang anjing untuk
berhenti.

Di sini kita melihat, bahwa sebenarnya anjing itu KENYANG karena sudah diberi makan
banyak. Namun tabiat anjing yang jelek dan satanik, ia akan senang sekali menerkam
manusia mana pun, tidak perduli ia lapar atau kenyang. Kalau kuda mempunyai tabiat dan
kesenangan untuk berlari, dan burung mempunyai tabiat dan kesenangan untuk terbang, maka
anjing mempunyai tabiat dan kesenangan untuk menerkam manusia. Kalau kenyataannya
tidak ada laporan manusia yang diterkam anjing, ITU HANYA KARENA SANG ANJING
SELALU DIRANTAI oleh majikannya.
Bandingkan keadaannya dengan simpanse. Katakanlah seseorang memelihara simpanse dan
selalu memberinya makan yang cukup. Namun apakah simpanse dapat diperintah untuk
mengejar dan menerkam manusia musuh dari majikan?? Apalagi saat itu si simpanse sedang
kenyang. Tidak pernah ada kejadian seperti itu.
Belum lagi dengan massalah perantaian atau pengkurungan anjing ini.
Manusia yang memelihara musang, pasti akan mengurung musang tersebut dalam sangkar.
Maksud mengurung si musang itu adalah karena kalau tidak dikurung, maka musang akan
kabur dan tidak mungkin akan kembali. Jadi, manusia mengurung musang bukan karena
musang itu berbahaya kalau dibiarkan lepas bebas.
Juga misalnya, manusia yang memelihara kuda pasti mengurung kudanya di dalam kandang.
Si kuda dikurung dalam kandang, bukan karena kuda itu berbahaya bagi keselamatan
manusia lain jika dibiarkan bebas lepas. Kuda itu dikurung karena kalau dibiarkan lepas
bebas, pasti akan hilang.
Namun anjing?
Anjing peliharaan akan dirantai atau dikurung dalam kandang, bukan karena anjing itu akan
hilang kalau dibiarkan lepas bebas. Anjing kalau tidak dikurung atau dirantai, maka si anjing
akan menyerang dan membahayakan orang lain.
Itulah satanik nya anjing.

Apakah Allah dan Muslim membenci anjing?
Setelah memandang ajaran Islam secara keseluruhan, seorang kapir yang sesat dan keji akan
sertamerta berkata bahwa Allah telah membenci anjing, mahluk yang tidak berdosa tersebut.
Islam tidak mempunyai catatan mau pun ajaran yang menyebutkan bahwa Allah membenci
anjing, dan juga tidak mengajarkan kaum Muslim untuk turut membenci anjing. Anjing,
sebagaimana mahluk lainnya, mendapatkan hak yang sama dengan hewan / mahluk lain
untuk dilindungi dari semua kesia-siaan.
Kalau lah memang benar bahwa Allah membenci anjing, dan memerintahkan kaum Muslim
untuk membenci anjing bahkan diperintahkan untuk membunuhi anjing, maka
pertanyaannya adalah, MENGAPA ALLAH MENCIPTAKAN anjing tersebut sejak semula?
Mengapa Allah menciptakan suatu hal yang Allah benci kepada hal tersebut? Apakah Allah
akan rugi besar kalau Allah tidak menciptakan anjing?
Jawabannya adalah, bahwa Allah tidak pernah membenci anjing. Kalau lah memang benar,
katakanlah, bahwa Allah membenci anjing, maka sejak semula Allah tidak akan menciptakan
anjing tersebut. Oleh karena itu, fikiran kaum kapirit yang menyatakan bahwa Allah / Islam
membenci anjing, adalah TIDAK BENAR.
Buktinya, toh Allah memberi rejeki kepada anjing-anjing yang ada di seluruh Dunia. Anjing
tetap dapat tidur dengan nyenyak baik malam atau siang. Anjing dapat melahirkan dan
membesarkan anak-anak mereka. Allah beri anjing-anjing itu bulu-bulu yang indah, tubuh
yang indah, dan langkah kaki yang indah. Masih kurang, Allah sudah takdirkan bahwa anjing
akan menjadi salah satu hewan yang paling banyak dipelihara manusia, sehingga dalam
peliharaan manusia itu sang anjing hidup dalam kemanjaan yang luar biasa. Itu semua
menandakan bahwa Allah sama sekali tidak benci anjing. Bahkan kebalikannya, Allah telah
tunjukkan bahwa Allah menyayangi bangsa anjing tersebut.
Dalam Islam diajarkan mengenai kisah seorang wanita pendosa dengan seekor anjing yang
kehausan di tengah padang pasir. Suatu saat sang wanita pendosa yang sekarat kehausan
merangkak-rangkak di tengah padang pasir menuju sumur air satu-satunya di padang pasir
tersebut. Di dekat sumur itu juga telah duduk seekor anjing yang sudah kehausan bukan
kepalang. Wanita pendosa ini melepas sepatunya, kemudian mengambil air sumur tersebut
dengan sepatunya untuk dia minum. Ketika dia ingin minum tersebut, ia pandangi wajah
anjing yang menatapnya memohon belas kasih. Terbitlah rasa iba si wanita pendosa tersebut.
Ia berikan air tersebut ke sang anjing sehingga sang anjing dapat meminum air tersebut untuk
melepas dahaganya. Setelah kenyang, sang anjing tampak gembira dan menunjukkan rasa
terima kasihnya kepada sang wanita tersebut. Setelah itu, sang wanita menurunkan lagi
sepatunya ke dalam sumur untuk mengambil air untuk dirinya sendiri. Dan belum lagi air itu
dapat ia minum, wanita itu meninggal dunia karena kehausan. Nabi Muhammad menyatakan
bahwa wanita pendosa tersebut masuk surga karena kesemua dosanya telah diampuni Allah
karena belaskasihnya terhadap mahlukNya yang lain yaitu anjing.
Dari Abi Hurairah r.a. dari Rasulullah saw berabda, Telah diampuni seorang wanita
pezina yang lewat di depan anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia
berkata, Anjing ini hampir mati kehausan. Lalu dilepasnya sepatunya lalu diikatnya
dengan kerudungnya lalu diberinya minum. Maka diampuni wanita itu karena memberi
minum. (HR Bukhari)
Menganiaya Anjing.
Islam mengajarkan, bahwa Muslim diperintahkan untuk berbuat ihsan, yaitu berbuat
kebajikan. Berbuat kebajikan di sini, tentu saja berbuat bajik kepada siapa saja, dan dalam hal
ini kepada anjing.
Adalah dosa besar jika ada seorang Muslim menganiaya anjing. Dan apalagi, adalah dosa
besar jika ada seorang Muslim membunuhi anjing, padahal anjing itu tidak punya salah apa-
apa. Kalau orang Muslim itu beralasan bahwa Islamlah yang memerintahkan untuk
membunuhi anjing, maka Muslim tersebut telah salah besar. Orang itu pasti tidak akan dapat
menunjukkan ayat Alquran mau pun Alhadist yang memerintahkan membunuhi anjing
tersebut.
Memang benar bahwa Muslim dilarang untuk memelihara anjing, apalagi mendekati anjing,
karena anjing itu adalah najis. Namun bukan berarti anjing itu adalah hewan yang harus
dibunuh dan ditumpas sampai punah. Mengapa sampai ada Muslim atau kaum kapir yang
berfikir bahwa jika Islam melarang Muslim untuk memegang anjing, maka itu berarti Islam
memerintahkan supaya anjing dibunuhi??
Islam membuat jarak dengan satwa anjing, HANYA SECARA SYARI yang artinya, Islam
mengajarkan kaum Muslim untuk menjauhi anjing hanya secara keagamaan. Islam
membenarkan kaum Muslim untuk memelihara anjing selama anjing itu tidak masuk atau
tidur di rumah yang sama dengan manusia. Pun Islam membenarkan kaum Muslim untuk
memakai anjing dalam perburuan hewan untuk dimakan seperti rusa, ikan di sungai delele.
Itu juga artinya, kalau anjing peliharaan tersebut telah menjalankan tugasnya menangkapi
hewan buruan seperti rusa atau ikan, maka sang majikan harus memberi makan yang cukup
kepada anjing tersebut. Berilah anjing itu tempat berteduh dan tidur yang layak. Jika majikan
itu melakukan kesemua hal tersebut, MAJIKAN TERSEBUT BERPAHALA di sisi Allah.

Anda mungkin juga menyukai