PENGGUNAAN OBAT RASIONAL

(POR)
Pengertian :
Apabila pasien menerima pengobatan
sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam
dosis yang sesuai dengan kebutuhan,
dalam periode waktu yang adequate dan
dengan biaya yang terjangkau oleh
masyarakat banyak.
LATAR BELAKANG
Lebih dari 50% obat-obatan di dunia diresepkan
dan diberikan secara tidak tepat, tidak efektif,
dan tidak efisien
Terbalik dengan kondisi tersebut diatas, 1/3
penduduk dunia kesulitan mendapatkan akses
memperoleh obat esensial harus dilakukan
upaya untuk tercapainya cost effective medical
intervention
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL,
WHY?
Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
belanja obat sebagai salah satu upaya cost
effective medical interventions
Mempermudah akses masyarakat untuk
memperoleh obat dengan harga terjangkau
Mencegah dampak penggunaan obat yang tidak
tepat yang dapat membahayakan pasien
Meningkatkan kepercayaan masyarakat (pasien)
terhadap mutu pelayanan kesehatan


POR
PERESEP
DISPENSER
PASIEN
SUPPLY
HANDAL
EXP
DATE
KETER
SEDIAAN
JENIS
OBAT
WKT
KONSUL
KULTUR
PERI
LAKU
INFO
BEBAN
KERJA
MATERI
SUPERVISI
DIKLAT
DIKLAT
ROLE
MODEL
INFO
FINASIAL
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
BILA PROSES PERESAPAN DIIKUTI
SECARA TEPAT :
LANGKAH-LANGKAH

PENENTUAN
TERAPI
YANG AMAN DAN EFEKTIF
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
( P O R )
BILA
PASIEN MENERIMA OBAT
YANG SESUAI DENGAN KEBUTUHANNYA
UNTUK PERIODE WAKTU YANG ADEKUAT
DENGAN HARGA YANG PALING MURAH
UNTUKNYA DAN MASYARAKAT
POR
WASPADA EFEK SAMPING
DIAGNOSIS
INDIKASI
OBAT
DOSIS & CARA
PEMBERIAN
PENILAIAN KONDISI
PASIEN
PENYERAHAN
INFORMASI
KEPATUHAN PASIEN
TINDAK LANJUT
TEPAT
PENYERAHAN PERESEPAN
PASIEN
GDP EBM
KEPATUHAN
POR
AMAN
EFEKTIF

BERMUTU
KELUHAN
PENENTUAN DIAGNOSIS

PENENTUAN TERAPI
(OBAT ATAU BUKAN
OBAT)


EFEKTIF
AMAN
TERJANGKAU

DOSIS, CARA, LAMA
INFORMASI

MONITORING
EVALUASI


SOP

PEDOMAN
PENGOBATAN


DOEN
FORMULARIUM RS
OBAT ESENSIAL
GENERIK


INDIKATOR POR



DIET
OLAH-RAGA
ISTIRAHAT
DLL
TEPAT OBAT
ORALIT UNTUK DIARE BIASA
PARASETAMOL UNTUK DEMAM
CHLORAMFENICOL UNTUK DEMAM TIFOID
TIDAK MEMBERIKAN ANTIBIOTIK
UNTUK INFLUENZA
TEPAT
PENILAIAN KONDISI PASIEN
ALERGI TERHADAP OBAT
ORANG TUA LANSIA/LANSIA
BAYI
HAMIL
MENYUSUI
MENDERITA PENYAKIT TERTENTU
MELAKUKAN AKTIVITAS TERTENTU
TEPAT CARA PEMBERIAN
FREKUENSI/INTERVAL PEMBERIAN
LAMA PEMBERIAN
CARA
( SEBELUM MAKAN, SESUDAH MAKAN,
DIKUNYAH DULU, DLL )
TEPAT CARA PENYERAHAN
GOOD DISPENSING PRACTICES (GDP)
PENYERAHAN
OBAT YANG TEPAT DAN EFEKTIF
KEPADA PASIEN YANG TEPAT
DOSIS DAN JUMLAH YANG DIRESEPKAN
DENGAN PEMBERIAN INFORMASI YG JELAS
DALAM KEMASAN YANG TEPAT
PASIEN PATUH
TEPAT DOSIS
ANAK
SERING TERJADI SALAH DOSIS
60% PADA UMUR < 3 TH, 30% PADA UMUR < 1 TAHUN
SERING PADA OBAT SIRUP ATAU LARUTAN
BAYI
PEMBENTUKAN ORGAN TUBUH BELUM SEMPURNA
DOSIS UNTUK LANSIA
FUNGSI ORGAN TUBUH MENURUN
KEJADIAN EFEK SAMPING 3-4 KALI DEWASA
TEPAT PEMBERIAN INFORMASI
BAGAIMANA MEMAKAI OBAT
TIDAK BOLEH BERSAMA MAKANAN TERTENTU,
SESUDAH MAKAN, TDK DENGAN ALKOHOL, DLL
BAGAIMANA MAKAN OBAT
DIKUNYAH, TIDAK BOLEH DIBELAH,
DENGAN SEGELAS AIR, DIKOCOK DULU
BAGAIMANA MENYIMPAN OBAT
DIKULKAS, TIDAK KENA SINAR MATAHARI
ANTIHISTAMIN : MENGANTUK
AINS : PENDARAHAN LAMBUNG
TERFENADIN + ERITROMISIN :
GANGGUAN IRAMA JANTUNG FATAL
METAMPIRON : AGRANULOSITOSIS
METOKLOPRAMID : KEJANG
PHENYLBUTAZONE : DEPRESI SUSMSUM TULANG
PHENACETIN : KERUSAKAN GINJAL
OBAT ASMA : ASMA
( AEROSOL ISOPRENALIN )
CISAPRID : GANGGUAN IRAMA JANTUNG
METAMPIRON : AGRANULOSITOSIS
ALKOHOL + ASPIRIN :
PERDARAHAN LAMBUNG
ASPIRIN + ANTI DIABETES : HIPOGLIKEMI
CARBON + TEOFILIN : EFEK TEOFILIN
TERFENADIN DAN KETOKONAZOL :
FIBRILASI VENTRIKEL
KELUHAN BERTAMBAH PARAH

TIMBUL EFEK TIDAK DIINGINKAN
TERHADAP DOSIS, FREKUENSI/INTERVAL,
CARA PEMBERIAN, LAMA PEMBERIAN

PERLU PEMBERIAN INFORMASI YANG BENAR

PERLU PENGAWASAN IKLAN
PEMBERIAN OBAT MAHAL
PEMBERIAN OBAT BERLEBIH
PEMBERIAN OBAT KURANG
PEMBERIAN OBAT YANG SALAH
PEMBERIAN OBAT YANG TIDAK AMAN
POLIFARMASI
PEMBELIAN OBAT PADAHAL TIDAK DIBUTUHKAH
PEMBERIAN OBAT YANG TIDAK/DIRAGUKAN
EFEKTIF
PENYERAHAN YANG SALAH
PENYERAHAN YANG TIDAK ADEKUAT
KETIDAKTAATAN PASIEN

PENGGUNAAN OBAT DIKATAKAN TIDAK
RASIONAL, APABILA :
Polypharmacy
Penggunaan antibiotik secara tidak tepat
dosis dan indikasinya
Penggunaan injeksi yang berlebihan
Pemberian resep yang tidak sesuai
dengan indikasi klinis dan diagnosis
Swamedikasi yang tidak tepat
STRATEGI PENINGKATAN
POR
26

EDUKASI

REGULASI/KEBIJAKAN

MANAJERIAL

FINANSIAL


UPAYA UNTUK MENDORONG
POR
1. STRATEGI REGULASI
Menyusun pedoman/standar klinis
Menyusun Daftar Obat Esensial
Nasional (DOEN)
Menyusun peraturan/legislasi yang
tepat dan dilaksanakan secara
konsisten






UPAYA UNTUK MENDORONG
POR
2. STRATEGI EDUKASI
Informasi tentang obat yang diberikan secara
independen dan transparan.

Pelatihan farmakoterapi berbasis penyelesaian
masalah (problem-based) bagi mahasiswa FK
dan Farmasi

Pelatihan berkelanjutan sebagai persyaratan
kredit profesi.


TAHAP-TAHAP PENGGERAKAN/
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PENGEMBANGAN TIM PETUGAS
PEMBENTUKAN TIM LINTAS
PROGRAM, LINTAS SEKTOR, LSM, DLL
BAMBANG H
PENGEMBANGAN TIM DI MASYARAKAT
DENGAN FORUM MASYARAKAT DI KECAMATAN, DESA,
KELURAHAN KERJA SAMA DENGAN PKK, TOMA, DLL.
SURVEI MAWAS DIRI (SMD)
IDENTIFIKASI MASALAH MASALAH TENTANG
PENGGUNAAN OBAT
PELAKSANAAN KEGIATAN
BAMBANG H
1. PEMBEKALAN INFORMASI TENTANG PENGETAHUAN
PENGGUNAAN OBAT KEPADA NAKES DAN KADER
2. PENYEBARAN INFORMASI TENTANG PENGETAHUAN
PENGGUNAAN OBAT DARI NAKES DAN KADER KEPADA
MASYARAKAT LUAS
PEMBINAAN & PENGEMBANGAN
1. PEMBINAAN KEPADA NAKES DAN KADER KESEHATAN
2. MEMOTIVASI NAKES & KADER UNTUK MAU MENYEBARKAN
INFORMASI PENGGUNAAN OBAT
UPAYA UNTUK MENDORONG
POR
3. STRATEGI MANAJERIAL
Membangun sistem : lintas program
dan lintas sektoral untuk
mengkoordinasikan kebijakan POR
Membentuk komite farmasi dan terapi
di rumah sakit dan tingkat kabupaten
Supervisi, audit dan umpan balik
Mengurangi praktik pemberian insentif
berlebihan kepada petugas kesehatan

UPAYA UNTUK MENDORONG
POR
4. STRATEGI FINANSIAL
Analisis Biaya POR di Puskesmas
Cost Effectivienes obat di Rumah Sakit
PENGGUNAAN AB YANG TIDAK RASIONAL
CORE
PROBLEM
PENGGUNA
AN AB YG
TIDAK
RASIONAL
<< pengetahuan
ilmiah ttg AB
Pengaruh
ind farm
(promosi)
<< komitmen
dr
manajemen
Perilaku nakes utk
diakui pasien
Nakes mengikuti
senior
Pelatihan POR #
mengubah perilaku
Biaya kes
relatif tinggi
Pengawasan dist
obat lemah
Jenis AB
tidak dibatasi
(-) law enforcement
thd pedoman
pengobatan yg EBM
Standar
pengobatan yg ada
(-) dikenal
Belum ada standar
pengbtn khusus AB
Lemahnya
monitoring thd
indikator
(-) kerjasama
lintas sektor
Kemudahan
mendapat
AB
<< info pd
masyaraka
t
Lemah
pengawasan &
sangsi hkm
<< pengetahuan
masyarakat
<< info AB dari
nakes
Pengalaman
empirik
Faktor
ekonomi
masy
NASIONAL
SARANA
YANKES
MASYARAKA
T
INDIVIDU
Bentuk dan kontribusi Informasi
Obat terhadap POR
1. Komunikasi/informasi ke media cakupan luas,
meningkatkan pddkan, kesadaran thdp resiko
Penggunaan obat yg irrasional , resistensi obat, efek
samping obat masyarakat dsb.

2. Informasi melalui pedoman/standar
mis: standar pengobatan, formularium, dsb. Sebagai
acuan untuk memberikan resep bagi nakes kepada
pasien sesuai dgn kondisi klinisnya Mencegah
terjadinya malpraktek

3. Pusat informasi obat dan buletin sebagai counter
informasi bagi dokter thdp informasi dr pabrik obat.
Dapat dilakukan pemerintah atau Universitas atau
lembaga independen lainnya.





MENGAPA DIPERLUKAN
SETIAP DIAGNOSIS, ADA ALTERNATIF TERAPI
INDIVIDUAL PREFERENCE
DRUG OF CHOICE
KERAGAMAN POLA PERESEPAN
PENYERAHAN PERESEPAN
PASIEN
GOOD DISPENSING
PRACTICES
EVIDENCE BASED
MEDICINE

EVIDENCE BASED
THERAPY
KEPATUHAN
MASALAH
KURANGNYA PENGETAHUAN & KEMAMPUAN SDM
TTG POR
(PROVIDER, PASIEN)
KURANG JUMLAH SDM YG SESUAI
KURANG INFORMASI YG OBJEKTIF
KETERBATASAN DANA
KOMITMENT PIHAK TERKAIT
PAD MENGANDALKAN SEKTOR KESEHATAN
TEKANAN DARI PABRIK FARMASI


MENYUSUN PEDOMAN
PENGOBATAN
1. TARGET MASALAH YG MENJADI PRIORITAS
2. BERDASARKAN PROBLEM LOKAL
3. BERKOORDINASI DG BERBAGAI PROGRAM
4. GUNAKAN SEMINIMAL MUNGKIN OBAT
5. PILIH TERAPI YG PALING COST-EFFECTIVE
6. GUNAKAN HANYA OBAT DLM DOEN
7. KEIKUT SERTAAN PARA KLINISI TERKAIT
8. MEMPERTIMBANGKAN KEINGINAN PASIEN
PEDOMAN PENGOBATAN
1. SEDERHANA
2. BERMUTU
3. PELAYANAN SERUPA U PENY YG SAMA
4. DISTRIBUSI OBAT BERDASARKAN
PEDOMAN
5. SBG BAHAN PELATIHAN PRA JABATAN
6. DINAMIS TERUS MENERUS DIPERBARUI
7. BUKU SAKU YG PRAKTIS
TUJUAN
PEDOMAN
PENGOBATAN
Mutu
Pelayanan
Pengobatan
Standar
Profesi
Pengelolaan
Obat
Kebijakan
Obat
Logistik
Aspek Hukum
MANFAAT PEDOMAN
PENGOBATAN
PASIEN
DOKTER
PENGELOLA OBAT
PEMEGANG KEBIJAKAN OBAT
MANFAAT
PASIEN
KONSISTEN ANTAR PERESEP
MENDAPAT PENGOBATAN YG PALING EFEKTIF
MEMPERMUDAH SUPLAI OBAT

DOKTER / PROVIDER
MENGGUNAKAN TERAPI YG DISUSUN PAKAR
DAPAT MEMUSATKAN PERHATIAN U DIAGNOSIS
MEMBERIKAN PELAYANAN YG BERMUTU
SBG DASAR UTK MONITORING & SUPERVISI
MANAGEMEN SUPLAI
PEDOMAN KINERJA SUPLAI OBAT
MEMPERMUDAH PERENCANAAN OBAT
MEMPERMUDAH PERHITUNGAN
KEBUTUHAN

PEMBUAT KEBIJAKAN
PENGGUNAAN DANA LEBIH EFISIEN
MENETAPKAN & MEMBANDINGKAN
KUALITAS PELAYANAN
MEMPERMUDAH PENATALAKSANAAN
PROGRAM
MANFAAT
PEDOMAN DLM PROSES PENGOBATAN
PENENTUAN DIAGNOSIS

PENENTUAN TERAPI
(OBAT ATAU BUKAN
OBAT)

EFEKTIF
AMAN

DOSIS, CARA, LAMA
INFORMASI

TERJANGKAU

TINDAK LANJUT


SOP

PEDOMAN PENGOBATAN

DOEN
PEDOMAN PENGOBATAN


PEDOMAN
PENGOBATAN

GENERIK


PENERAPAN PEDOMAN
1. PENCETAKAN
2. SOSIALISASI
3. TOT
4. PELATIHAN
5. MONITORING
6. SUPERVISI
P O R

SESUAI DENGAN PEDOMAN
PEDOMAN PENGOBATAN
TIDAK TERSEDIA / TERBATAS
TIDAK DITAATI