Anda di halaman 1dari 96

Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.

Kes
Ns. SASMIYANTO, S.Kep., M.Kes
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember
Pemenuhan Kebutuhan Dasar
Cairan & Elektrolit
Oleh :
10/16/2014
METABOLISME CAIRAN
Fungsi cairan :
1. Pengatur suhu tubuh
2. Transport nutrisi dan elektrolit
3. Mempertahankan volume darah
4. Untuk metabolisme didalam sel
5. Pelarut hormon.
6. Pelarut vitamin dll.
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
CAIRAN TUBUH
CAIRAN
TUBUH (60 %)
ICF (40%)
ECF (20%)
INTRA VASCULER
TRANCELLULAIR
INTERSTISIIL
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Cairan Tubuh orang normal
60% berat badan
a. 20% cairan extraseluler
b. 40% cairan intraseluler
c. 1-2 liter cairan transeluler

Tergantung : umur, jenis kelamin, dan
derajat kegemukan
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
CAIRAN TUBUH
ELEKTROLIT
TBW (TOTAL BODY WATER)
BAYI (BARU LAHIR) 75%
DEWASA:
PRIA (20-40 TAHUN) 60%
WANITA (20-40 TAHUN) 50%
LANSIA 45 50%
(MAXWELL DAN KLEEMAN, 1987)
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Prosentase Rata Rata Cairan Tubuh
Kompartemen
cairan
Bayi
(%)
Pria dws
(%)
Wanita dws
(%)
Lansia
(%)
Intra sel

Ekstra sel
Intravaskul
er
Intertisial

Total
48


4
25

77
45


4
11

60
35


5
10

55
25


5
15

45
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
ELEKTROLIT
Kation (muatan positip)
Anion (muatan negatip)
Berfungsi mengatur neuromuskuler dan keseimbangan asam
basa
Satuan mEq/L

MINERAL
Logam, non logam, radikal, fosfat
Berfungsi sebagai katalis dalam respon syaraf, kontraksi otot,
metabolisme zat gizi, keseimbangan elektrolit dan prsoduksi
hormon, menguatkan struktur tulang

SEL
SDM dan SDP
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
CAIRAN
INTERSTITIAL
cairan extraseluler
CAIRAN PLASMA
cairan extraseluler
Membran kapiler
Protein tinggi
Protein rendah
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Efek Donan :
Konsentrasi Kation plasma sdkt > besar drpd
cairan interstitial, ok protein plasma (dg
muatan akhir negatif) cenderung mengikat
Kation ( Na
+
& K
+
).
Sebaliknya konsentrasi Anion dlm C.interstitial
> tinggi ok.protein plasma menolak Anion

Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Mengandung sedikit ion Na & Cl ; hampir tanpa ion Ca
Mengandung sejumlah besar ion K, Fosfat
Mengandung sejumlah besar Protein ( 4x dlm plasma)
Mengandung sejumlah sedang ion Mg & Sulfat

( C. Extraseluler : rendah ion K, PO
4
, Mg & SO
4
)
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Dianggap sbg cairan extraseluler
khusus
Jumlahnya 1-2 liter
Terdapat :
Rongga sinovial
Peritoneum
Pericardial
Intraokular
cerebrospinal
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
HOMEOSTASIS CAIRAN TUBUH
Menjaga agar volume cairan tubuh relatif
konstan & komposisi tetap stabil
CAIRAN
MASUK
CAIRAN
KELUAR
=
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
METABOLISME CAIRAN
Input cairan :
- Makan/minum/sonde
- Terapi (cairan/obat/transfusi)
- Water metabolisme
Output cairan :
- SWL : urine, muntah, drain, perdarahan
- IWL : keringat, pernapasan, faeces.

Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
a. Larutan / cairan dari makanan yg dimakan
(2100 ml/hr)
b. Metabolisme tubuh (200 ml/hr)
Total : 2300 ml / hari
Tergantung : cuaca, kebiasaan & aktivitas
fisik

Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
1. Insensible fluid loss
a. Kulit 350
b. Paru-paru 350
2. Keringat 100
3. Feces 100
4. Urine 1400
TOTAL 2300
Prolonged Heavy
Exercise

350
650
5000
100
500
6600
Normal
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Figure 26.4
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
DEFISIT
INPUT OUTPUT
EXCES
INPUT
OUTPUT
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Faktor yang
mempengaruhi
Usia
Bayi
Anak anak
Remaja
Lansia
Ukuran tubuh
Gaya hidup
Diet
Stress
Olah raga
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Pengaturan Cairan
Osmoreseptor, menjaga keseimbangan
cairan
Mekanisme haus
Stimulus : peningkatan plasma, volume
darah, mukosa faring dan mulut,
angiotensin II, kehilangan Kalium, faktor
psikis.
10/16/2014
Regulation
of Water
Intake:
Thirst
Mechanism
Figure 26.5
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Haluaran cairan
Ginjal menyaring 125 ml/menit
Urin 40-80 ml/jam atau 1,5 L /hari
Dipengaruhi oleh ADH dan Aldosteron
IWL = 15 ml/kg/24 jam (Horne et al,
1991)
Paru 400 ml/hr
Pencernaan 100 ml/hr
10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Hormon
1. ADH
Reabsorpsi air di tubulus ginjal
2. Aldosteron
Ekskresi K dan absorpsi Na di tubulus
ginjal
3. Glukokortikoid
Menahan natrium
10/16/2014
Figure 26.6
Mechanisms and
Consequences of
ADH Release
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Pengaturan Elektrolit
Natrium : 135 145 mEq/L
Kalium : 3,5 5,3 mEq/L
Kalsium : 4 - 5 mEq/L
Ion K+ dapat ditukar dengan ion H+

10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Bikarbonat
Bufer dasar kimia yang utama dalam
tubuh
Di atur ginjal, Normal : 24 30 mEq/L
Butuh basa, bikarbonat di reabsorpsi
Ion bikarbonat dalam ekstrasel
sebagai penyeimbang asam-basa
yang paling penting.
10/16/2014
CATATAN
1. Cara menentukan WM (Water Metabolisme)
dan IWL (Insensible Water Loss)
a. Berdasarkan Luas Badan (lihat table Du Bois)
- WM : luas permukaan badan x 350
- IWL : luas permukaan badan x 700
b. Berdasarkan berat badan :
- WM : BB x 5 cc
- IWL : BB x 15 cc
2. Setiap kenaikan suhu 1
0
C (Suhu 38
0
C)
IWL + 10 % (IWL)


Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Contoh kasus :
Tn. A dirawat di R. ICU dg gagal
jantung masuk melalui IGD tgl 20
AGST 06 jam 23.00 WIB. Klien
mendapat terapi RL 500 cc, D5% 500
cc, Meylon 25 meq, neurobion 1 amp,
lasix 1 amp. Selama perawatan klien
muntah 100 cc, makan/minum 400 cc,
UP s/d 07.00 500 cc, diketahui TB 150
cm, BB 60 kg Hitung Balance Cairan
Tn A
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
DIFUSI
Perpindahan molekul suatu substansi dari
daerah yang konsentrasi tinggi ke rendah
OSMOSIS
Perpindahan pelarut murni seperti air melalui
membran semipermiabel yang memiliki solut
(zat terlarut) konsentrasi rendah ke tinggi
Membran permeable terhadap xat pelarut dan
tidak permeabel terhadap solut (zat terlarut).

Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Pergerakan molekul-2 satu sama lain
yg terus menerus dlm cairan atau dlm
gas.
Terjadi karena perbedaan
konsentrasi, biasanya dari konsentrasi
tinggi rendah
Kecepatan difusi meningkat apabila :
1) makin besar selisih konsentrasi
2) makin besar suhu
3) makin besar ruang tempat difusi
4) makin kecil molekul
5) makin pendek jarak
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
OSMOSIS
Kecepatan osmosis tergantung pada
konsentrasi larutan dalam solut, suhu larutan,
muatan listrik solut, perbedaan tekanan
osmosis yang dikeluarkan oleh larutan
Tekanan osmotik merupakan tekanan untuk
menarik air. Tekanan osmotik larutan disebut
osmolalitas.
Satuan osmol atau miliosmol per Kg
(mOsm/Kg)
Osmolalitas serum normal : 280 -296
mOsm/Kg
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
OSMOSIS
Isotonik : larutan yang osmolalitasnya sama dengan plasma darah,
eks NaCl 0,9%, RL
Hipotonik : konsentrasi solut lebih rendah dari plasma yang
menyebabkan air berpindah ke dalam sel. Eks Salin 0,45%,
Dekstrosa 2,5%
Hipertonik : konsentrasi solut lebih tinggi dari plasma sehingga air
keluar dari dalam sel, eks Dekstrosa 5% dalam 0,45% Salin,D5%
dalam RL, D5% dalam Ns Normal
Tekanan osmotik dipengaruhi oleh protein plasma (albumin). Albumin
menghasilkan tekanan onkotik yang cenderung menjaga cairan tetap
dalam kompartemen intravaskuler
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Tekanan Osmotik
Besarnya tekanan yg dibutuhkan utk
mencegah osmosis dan / difusi akhir melalui
membran.
Merupakan tekanan yg berlawanan arah (dg
osmosis) untuk menghambat / mencegah
osmosis
Merupakan pengukuran tidak langsung air &
konsentrasi zat terlarut pada larutan makin
tinggi tekanan osmotik larutan konsentrasi
air makin rendah tapi konsentrasi zat terlarut
makin tinggi.

Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Tekanan osmotik suatu larutan sebanding
dengan osmolaritasnya.
Untuk setiap gradien konsentrasi mili osmol
yg melintasi membran sel, perlu tekanan
osmotik : 19,3 mmHg

Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
FILTRASI
Proses perpindahan air dan substansi yang
dapat larut secara bersamaan sebagai respon
terhadap adanya tekanan cairan.
Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang
dihasilkan oleh likuid di dalam sebuah ruangan
TRANSPOR AKTIF
Memerlukan aktivitas metabolik dan
pengeluaran energi
Pompa Natrium Kalium
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Figure 26.7a
Disorders of Water Balance:
Dehydration
Excessive loss of H
2
O from
ECF
1
2
3 ECF osmotic
pressure rises
Cells lose H
2
O
to ECF by
osmosis; cells
shrink
(a) Mechanism of dehydration
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Figure 26.7b
Excessive H
2
O enters the
ECF
1
2 ECF osmotic
pressure falls
3 H
2
O moves into
cells by osmosis;
cells swell
(b) Mechanism of hypotonic hydration
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
EDEMA
kelebihan cairan dlm jaringan
> banyak terjadi pd kompartemen c.e.s
dpt juga melibatkan c.i.s
Edema intra seluler
Penyebab : 1) Depresi sistem metabolik jar.
2) tidak adanya nutrisi sel yg adekuat
misal : aliran darah jaringan pengiriman O
2
& nutrien <<

pompa ion membran sel metabolisme jar. N
tertekan

ion Na yg biasa masuk sel, tidak dpt lagi dipompa
keluar sel
ion Na dlm sel >>

osmosis air kedlm sel

volume intra seluler jar
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Jaringan yang meradang

permeabilitas membran sel

Na & ion-2 lain berdifusi masuk sel

diikuti osmosis air kedlm sel

Oedem ekstra seluler : ada akumulasi cairan berlebihan
dlm ruang ekstraseluler dg penyebab :
1) kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang
interstitial
2) kegagalan limfatik untuk mengembalikan cairan dari
interstitium kedalam darah
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
CAIRAN ISOTONIK,
HIPOTONIK & HIPERTONIK
Kekuatan larutan tgt pd kons.zat terlarut
impermeabel perub.volume ? Isotonik,
hipotonik, hipertonik ?
-C. Isotonik :
C. yg tdk menimbulkan pengerutan / pembeng-kakan
sel
Kons.air dlm C.I.S & C.E.S sama zat terlarut tdk
dpt masuk / keluar dr sel
Contoh :
Lar.Nacl 0,9 % atau lar.Glukosa 5 % infus
tanpa bahaya keseimbangan osmotik atr CIS & CES.
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
CAIRAN ISOTONIK,
HIPOTONIK & HIPERTONIK
- C. hipotonik
Menyebabkan sel membengkak
Kons. zat terlarut impermeabel > rendah drpd air
air berdifusi kedlm sel CIS > encer & CES >
pekat
sp osmolaritas kedua larutan sama
mis.larutan NaCL kons. < 0,9 %
- C. hipertonik :
Menyebabkan sel mengkerut o.k air mengalir dr sel
kedalam C.E.S
mis. lar NaCL kons. > 0,9 %
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
CAIRAN ISOSMOTIK,
HIPEROSMOTIK & HIPOOSMOTIK
o C. Isosmotik :
Lar. dg osmolaritas sama dg C.E.S normal, tanpa
memperhatikan apakah zat terlarut dpt/tidak menembus
membran sel
o C. Hiperosmotik : osmolaritas > tinggi drpd CES
o C. Hipo-osmotik : osmolaritas > rendah

Keseimbangan osmotik atr CES & CIS dicapai dlm waktu
cepat.
waktu yg diperlukan untuk : perjalanan intake mell usus
darah jaringan tercapai keseimbangan osmotik
lengkap.
Normal setelah minum air tercapai keseimbangan dlm
waktu 30
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
EFEK PENAMBAHAN
LARUTAN SALINE KE C.E.S
Saline isotonik C.E.S osmolaritas C.E.S
tetap, osmosis mell.membran sel (-)

Efeknya : hanya pe vol. C.E.S
Na+ & CL sebag.besar tetap di
C.E.S (membran sel impermeabel
thd Na & CL)
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
EFEK PENAMBAHAN
LARUTAN SALINE KE C.E.S
Saline hipertonik osmolaritas c.e.s osmosis air
keluar dr sel kedlm c.e.s & NaCL tetap berada pada c.e.s,
cairan berdifusi dr sel ke c.e.s keseimbangan osmotik.
Efek akhir : Volume c.e.s , volume C.I.S & pe
osmolaritas pd kedua kompartemen
Saline hipotonik c.e.s osmolaritas ce.s & air dr
c.e.s berdifusi kedalam sel sampai osmolaritas kedua
kompartemen sama
- Volume intra & extra seluler ( Vol.inta me >
besar )
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
MACAM MACAM CAIRAN
1. Cairan I ( C1 ).
RL / PZ (NaCl 0,9%) / D5 / D10 %

2. Cairan II
C1 = 1 ( Dex 5% + Ns 0,9 % )
C1 = 2 (Dex 5% + Ns 0,45 % )
C1 = 4 (Dex 5% + Ns 0,225 % )
C1 = 5 / CN 10 % = D 10% + Ns 0,18
3. Cairan III
CN 10 % + 7,5 Meylon + 5cc KCL.
Cairan Koloid = Plasma / Darah.

Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
KEGUNAAN
Cairan I :
Diberikan untuk :
Klien dengan dehidrasi berat > 3 Bulan.
Klien Shock.
Nutrisi parenteral.
Spolling transfusi.( Cairan dengan komposisi
murni )

Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Cairan II :
C1 : 1 = Digunakan untuk klien > 5 Tahun.
Non migas
B.P
D.P.E
Dehidrasi ringan
C1 : 2 = Digunakan untuk klien umur 3 s/d 5 Tahun
(non diare).
C1 : 4 = Digunakan untuk klien umur 1 Bulan s/d 3
Tahun (non diare).
C1 : 5 = Digunakan untuk klien umur 3 Hari s/d 3
Bulan ( B.P, D.P.E, Dehidrasi ringan.
HSD / KAEN 3 B = Digunakan untuk klien umur > 3
Bulan ( Klien diare / dehidrasi sedang ).

Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Keseimbangan Asam
basa
1. Pengaturan Kimiawi
Sistem bufer asam karbonat-bikarbonat
adalah yang utama, terbanyak dan
tercepat.
CO2 + H2O H2CO3
H2CO3 H+ + HCO3
H+ + HCO3 H2CO3


10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
2. Pengaturan Biologis
H+ tinggi masuk sel Kalium
terlempar ke ekstrasel.
Ekstrasel menjadi kurang asam
Ekstrasel menjadi hiperkalemia
Bufer Hemoglobin-oksihemoglobin
10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
3. Pengaturan Fisiologis
1. Paru
Alkalosis RR turun CO2 ditahan,
bereaksi menjadi asam karbonat
menghasilkan H+
Asidosis RR cepat, dalam
10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Lanjutan 3.
2. Ginjal
Mekanisme mengatur H+
a. Absorpsi Bikarbonat
b. Ambil ion Pospat
c. Mengubah Amonia
10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Asidosis respiratorik
PaCO2 naik
HCO3 naik
H+ naik
PH turun
Disebabkan oleh Hipoventilasi
10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Alkalosis respiratorik
PaCO2 turun
H+ turun
PH naik
Disebabkan Hiperventilasi atau
pembuangan CO2 berlebihan
10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Asidosis Metabolik
H+ naik
PH turun
Bikarbonat turun
10/16/2014
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Alkalosis Metabolik
Kehilangan asam
Bikarbonat berlebih
Disebabkan muntah, Nabic berlebihan
10/16/2014
KESEIMBANGAN
ELEKTROLIT
KALIUM
Normal : 3,5 5,5 meq/L

Fungsi : mempertahankan muatan
listrik membran potensial

Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
HIPOKALEMIA
Penyebab :
- Shift : alkalosis insulin, hiperventilasi
- diuresis, diabetic, metab. Alkolis
- diare, keringat
- malnutrisi, peminum alkohol
Gambaran klinis :
- kelemahan otot, paralisis
- hipotensi, aritmia
- mual muntah
- paralitic illeus
- mengantuk sampai koma
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
HIPOKALEMIA

Syarat pemberian Kalium (KCl)
secara intravena :

Produksi urine 0.5 1 cc / kgBB/jam
Jangan > 20 meq / jam
Harus diencerkan
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Gambaran EKG pada Hipokalemia
Bila kadar K+ makin menurun:
a. U prominen, T mendatar
b. Depresi ST, T terbalik, PR memanjang
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
HIPERKALEMIA
Penyebab :
- gangguan fungsi ginjal
- intake yang berlebihan
- keadaan asidosis
- kerusakan sel, mis : luka bakar
Gambaran Klinis :
- Kesemutan, kelemahan otot
- Aritmia : bradikardi blok
- EKG : tall T, PR memanjang, QRS melebar
- Diare
- Apatis, gangguan mental

Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014

Gambaran EKG pada Hiperkalemia.
Bila kadar K+ makin meningkat :
a. T meninggi dan lancip, R menjadi pendek
b. QRS melebar dan bersatu dengan T
c. P merendah dan hilang
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
KESEIMBANGAN
ELEKTROLIT
NATRIUM
Normal : 135 155 meq/L

Fungsi : pemelihara osmolaritas darah,
berperan dalam pengaturan cairan
ekstraselular
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Hiponatremia
Penyebab :
1. normovolemia :
- kebanyakan minum air atau infus dex
- Pengeluaran hormon Anti Diuretic hormon
2. hipovolemia :
- Pemberian diuretic
- Gangguan fungsi ginjal
- Muntah / diare
- Keringat >>
- Hiperglikemia
3. hipervolemia :
- Chirrosis
- Payah jantung
Gambaran Klinis :
Oliguri, takhikardi, mukosa kering, kejang otot, pusing
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
HIPERNATREMIA
Penyebab :
1. Ginjal normal
a. Osmotik diuresis
b. Pemberian Natrium Bicarbonas
c. Hipercalcemia, poliuria, dehidrasi
2. Ginjal Abnormal
a. Diabetes insipidus
b. GFR yang menurun merangsang
pelepasan aldosteron
Gambaran Klinis
1. Tanda-tanda edema : BB meningkat, Hipertensi,
gangguan mental
2. Tanda dehidrasi : takhikardia, mukosa kering,
febris

Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
KALSIUM
Normal : 8 10 meq/ L
Diperlukan tubuh untuk :
1. Kontraksi otot
2. Transmisi impuls syaraf
3. Sekresi hormon
4. Pembekuan darah
5. Penyembuhan luka
6. Pergerakan sel dan perbanyakan sel
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
HIPOKALSEMIA
Penyebab :
1. Gagal ginjal kronis
2. kekuarangan vitamin D
3. Pancreatitis
4. Tranfusi yang massif
5. Luka bakar, sepsis
6. hipomagnesemia

Gambaran Klinis :
1. Kejang otot, kelemahan otot
2. Bronchospasme
3. Hipotensi, bradicardi, payah jantung
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
HIPERKALSEMIA
Penyebab :
1. Keganasan
2. Tirah Hiperparathyroid
3. Baring lama
4. Kelebihan vitamin D
Gambaran klinis :
Merupakan manifestasi gangguan kardiovaskular
dan neuromuscular, meliputi :
1. Hipertensi
2. Aritmia
3. Kelemahan otot
4. Gangguan kesadaran
5. Kejang
6. Nyeri abdomen, obstipasi
7. Gagal ginjal
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
Gambaran EKG pada Hipo- dan
Hiperkalsemia
Hipokalsemia : QT memanjang terutama
karena perpanjangan ST
Hiperkalsemia : QT memendek, terutama
karena pemendekan ST
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
MAGNESIUM
NORMAL : 1,5 3 meq/L

Magnesium penting pada transfer
energi dan stabilitas listrik sel


Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
HIPOMAGNESEMIA
Penyebab :
1. Gangguan fungsi ginjal
2. Diuresis
3. Hipokalemia
4. Malabsorbsi, diare, penghisapan cairan
lambung
Gambaran Klinis :
1. Aritmia
2. Iskemia jantung
3. Gangguan neuromuskuler (kelemahan,
kejang, koma)
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
HIPERMAGNESEMIA
Penyebab :
1. Penggantian magnesium yang terlalu cepat
2. Penurunan absorbsi kalsium/ penurunan
konsentrasi kalsium darah
3. Pengguanaan obat-obatan yang nmengandung
magnesium yang berlebih
Gambaran klinis :
1. Lemah, ngantuk, mual, muntah
2. hypotensi, nadi lemah irregular, bradicardia
3. Kesadaran menurun
4. Hypoventilasi dapat mengarah ke apnoe
5. EKG : perpanjangan P-R interval, elevasi
gelombang T, pelebaran QRS
Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes 10/16/2014
MASALAHKESEIMBANGAN CAIRAN
DAN ELEKTROLIT
1. Hipovolemia
Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat
kekurangan volume cairan ekstraseluler
(CES).
Hipovolemia adalah penipisan volume
cairan ekstraseluler (CES)
Hipovolemia adalah kekurangan cairan di
dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES).


10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes


(1) Penurunan masukan
(2) Kehilangan cairan yang
abnormal melalui :
kulit, gastro
intestinal, ginjal
abnormal, dll.
(3) Perdarahan

10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes


Pusing, kelemahan, Keletihan
Sinkope
anoreksia,mual, muntah, haus,
kekacauan mental
Konstipasi dan oliguria.
HR meningkat, suhu meningkat,
turgor kulit menurun, lidah kering,
mukosa mulut kering, mata cekung.

10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes


Penurunan tekanan darah (TD), khususnya
bila berdiri (hipotensi ortostatik); peningkatan
frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk;
lidah kering dan kasar; mata cekung; vena
leher kempes; peningkatan suhu dan
penurunan berat badan akut. Bayi dan anak-
anak : penurunan air mata, depresi fontanel
anterior.
Pada pasien syok akan tampak pucat dan
diaforetik dengan nadi cepat dan haus;
hipotensi terlentang dan oliguria.

10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
indikator Penurunan berat
badan
No Penurunan
Berat Badan Akut
Keparahan Defisit
1 2 5 % Ringan
2 5 10 % Sedang
3 10 15 % Berat
4 15 20 % Fatal
10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Perubahan pada
hipovolemia
Hipovolemia Ringan
Anoreksia
Keletihan
Kelemahan
Hipovolemia Sedang
Hipotensi ortostatik
Takikardia
Penurunan CVP
Penurunan haluaran urine


10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Hipovolemia Berat
Hipotensi berbaring
Nadi cepat dan lemah
Dingin, kulit kusam
Oliguria
Kacau mental, stupor, koma

10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes


Pemulihan volume cairan normal dan
koreksi gangguan penyerta asam-
basa dan elektrolit
Perbaikan perfusi jaringan pada syok
hipovolemik
Rehidrasi oral pada diare pediatrik
Tindakan terhadap penyebab dasar

10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Riwayat dan faktor-faktor
resiko
Kehilangan GI abnormal : muntah, penghisapan NG,
diare, drainase intestinal
Kehilangan kulit abnormal : diaforesis berlebihan
sekunder terhadap demam atau latihan, luka bakar,
fibrosis sistik
Kehilangan ginjal abnormal : terapi diuretik, diabetes
insipidus, diuresis osmotik (bentuk poliurik),
insufisiensi adrenal, diuresis osmotik (DM
takterkontrol, pasca penggunaan zat kontras
Spasium ketiga atau perpindahan cairan plasma ke
interstisial : peritonitis, obtruksi usus, luka bakar,
acites
Hemorragia
Perubahan masukan : koma, kekurangan cairan.

10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Pedoman Penyuluhan
pasien-keluarga
Beri pasien dan orang terdekat instruksi
verbal dan tertulis tentang hal berikut :
(1) Tanda dan gejala hipovolemia
(2) Pentingnya mempertahankan
masukan adekuat, khususnya
pada anak kecil dan lansia, yang lebih
mungkin untuk terjadi dehidrasi
(3) Obat-obatan : nama, dosis,
frekwensi, kewaspadaan dan
potensial efek samping

10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes

q Hipervolemia adalah penambahan /
kelebihan volume (CES)
q Hipervolemia adalah kelebihan cairan di
dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES).
Penyebab
1. Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan
natrium dan air
2. Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan
ekskresi natrium & air
3. Kelebihan pemberian cairan intra vena
4. Perpindahan cairan interstisial ke plasma



10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes

sesak nafas, ortopnea, odema
Penyebab edema extraselular
1. peningkatan tekanan kapiler
kelebihan retensi ginjal
tekanan vena yang tinggi
penurunan resistensi arteriol
2. penurunan protein plasma
hilangnya protein melalui hidung
hilangnya protein melalui kulit yang lepas
kagagalan roduksi protein


10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
3. Peningkatan permiabilitas kapiler
reaksi imun
toksin
infeksi bakteri
4. Blockage of lymph return
Cancer
Pembuluh limphatik yang abnormal
atau kelainan konginital


10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Oedema, peningkatan berat
badan, peningkatan TD
(penurunan TD saat jantung
gagal) nadi kuat, asites, krekles
(rales). Ronkhi, mengi, distensi
vena leher, kulit lembab,
takikardia, irama galop
10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Odema Pitting
+1: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan
jari telunjuk) maka daerah yang odema
akan menampakkan/memperlihatkan
cekungan sedalam 2 mm
+2: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 4 mm
+3: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 6 mm
+4: Setelah dipalpasi oleh pemeriksa (dengan jari
telunjuk) maka daerah yang odema akan
menampakkan/memperlihatkan cekungan
sedalam 8 mm
10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Pembatasan natrium dan air
Diuretik
Dialisi atau hemofiltrasi arteriovena
kontinue : pada gagal ginjal atau
kelebihan beban cairan yang
mengancam hidup
10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Tanggung jawab
Keperawatan
Memantau haluaran urine dengan
cermat
Mempertahankan pembatasan
pemberian cairan
Mempertahankan masukan dan
haluaran cairan akurat
Memantau tanda-tanda gagal jantung
kongestif (GJK) dan oedema pulmoner
10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Riwayat dan faktor-faktor
resiko
Retensi natrium dan air : gagal jantung,
sirosis, sindrom nefrotik, kelebihan
pemberian glukokortikosteroid
Fungsi ginjal abnormal : gagal ginjal akut
atau kronis dengan oliguria
Kelebihan pemberian cairan intravena (IV)
Perpindahan cairan intertisial ke plasma :
remobilisasi cairan setelah pengobatan luka
bakar, kelebihan pemberian larutan
hipertonik (mis; manitol, salin hipertonik)
atau larutan onkotik kolid (mis; albumin)
10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
Pedoman Penyuluhan pasien-keluarga
Beri pasien dan orang terdekat instruksi verbal dan
tertulis tentang hal berikut:
Tanda dan gejala hipervolemia
Gejala-gejala yang memerlukan pemberitahuan
dokter setelah pulang dari rumah sakit; sesak
nafas, nyeri dada, ketidakteraturan nadi baru.
Diet rendah garam, bila diprogramkan; gunakan
pengganti garam; dan hindari makanan yang
mengandung natrium tinggi
Obat-obatan : termasuk nama, tujuan, dosis,
frekwensi, kewaspadaan dan potensial efek
samping; tanda dan gejala hipokalemia bila pasien
mnggunakan diuretik.
Pentingnya pembatasan cairan bila hipervolemia
berlanjut
Pentingnya penimbangan berat badan setiap hari
10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes
10/16/2014 Ns.Sasmiyanto.S.Kep, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai