Anda di halaman 1dari 26

SAPI PERAH

(Aspek Etiologi)

Dr. Herawati, MP.



Usaha sapi perah di Indonesia dimulai
pada abad XVII. Bersamaan dengan
masuknya bangsa Belanda di Indonesia.
Mula-mula hanya untuk konsumsi
bangsa Belanda, namun sekarang
hampir semua manusia mengkonsumsi
susu untuk pemenuhan gizi.
Jenis sapi perah
Bangsa sapi perah yang berasal dari
negara-negara beriklim dingin
antara lain :
Friesian Holstein/ Friess Holland/ F.H.
Jersey
Guernsey
Ayrshire
Brown Swiss

Friesian Holstein/ Friess Holland/
F.H.

Sapi FH, berasal dari negeri Belanda. sapi
jenis ini merupakan jenis sapi unggulan
untuk produksi susu. Spesifikasi sapi
dengan warna putih dan belang hitam.

Dengan berat badan sekitar 400-500 kg, rata-
rata produksi susu yang dihasilkannya bisa
mencapai kira-kira 5.222 liter per laktasi
dengan rata-rata kadar lemak 4,09%.
Friesian Holstein
Jersey
Ras Jersey berasal dari kepulauan Jersey.
Sapi ini mempunyai toleransi panas yang
tinggi, dengan berat badan berkisar
antara 450 kg. Dibandingkan ras
lainnya, Jersey memiliki kemampuan
memproduksi susu bahkan bisa
mencapai 13x berat badannya setiap
periode laktasi.

Jersey
Guernsey
Guernsey juga merupakan ras sapi perah
yang berasal dari satu kepulauan kecil di
Inggris.

Sapi Guernsey didominasi dengan warna
coklat, dengan sedikit belang putih.

Rata-rata produksi susu yang dihasilkan oleh
sapi Guernsey adalah 7350 liter per
periode laktasi.

Guernsey
Ayrshire
Ras Ayrshire asli berasal dari Scotlandia.
Sapi ini berwarna putih belang merah atau
secara tepat coklat tua. Pada umumnya sapi
ini bertanduk, namun ketika menanjak dewasa
tanduk dipotong (dehorning).
Ayrshire termasuk golongan sapi ukuran
medium. Sapi dewasa memiliki bobot bisa
mencapai 600 kg.
Termasuk ras sapi yang disukai karena
produksinya yang cukup tinggi. Puncak
produksi yang pernah dicatat sampai 10.000
liter pada satu periode laktasi.
Ayrshire
Brown Swiss
Sapi perah yang berasal dari negara
Switzerland (Swiss).

Sapi didominasi warna kulit coklat
Brown Swiss
Jenis sapi perah
Bangsa sapi perah yang berasal dari
negara-negara beriklim panas,
antara lain :
Red Sindhi
Sahiwal
Peranakan FH (silang asli FH dengan
sapi lokal).


Red Sindhi
Sapi ini asli dari negara Pakistan.

Merupakan sapi yang dapat memproduksi susu
dengan cukup baik.

Sapi jantan berpunuk, sedang yang betina tidak.
Memiliki tinggi 116 cm, dengan berat 340 kg
untuk yang betina. Sapi jantan memiliki tinggi
134 cm dengan berat 420 kg. Secara normal
berwarna merah/ coklat tua namun kadang
bervariasi dari kekuningan sampai coklat tua.

Red Sindhi
Sahiwal
Sahiwal asli berasal dari daerah Punjab,
yaitu perbatasan antara India-Pakistan.
Merupakan sapi berpunuk yang tahan
terhadap caplak (kutu sapi), tahan panas,
tahan terhadap serangan parasit baik
internal parasit maupun eksternal parasit.
Produksi susu rata-rata 2270 liter
selama laktasi.
Warna coklat tua dengan variasi warna putih
di daerah leher dan daerah perut. Jantan
berwarna lebih tua didaerah kepala,
kaki dan ekor.
Sahiwal
Peranakan FH (silang asli FH
dengan sapi lokal).
Merupakan sapi persilangan FH asli dengan sapi
lokal Indonesia. Dikembangkan untuk tujuan
menciptakan sapi perah yang tahan terhadap
cuaca panas. Sapi FH di Indonesia sekarang ini
kebanyakan merupakan peranakan FH, yaitu
hasil persilangan FH import dengan sapi lokal
Indonesia. Secara genetik, warna tetap
didominasi putih belang hitam, namun
dibandingkan dengan sapi FH asli, sapi FH
relatif memiliki badan lebih kecil dengan
produksi lebih kecil dibandingkan FH asli.

Memilih sapi perah yang
baik
Syarat memilih sapi perah yang baik :
Kepala sesuai tubuh, moncong besar, lubang hidung terbuka
lebar.
Leher pipih, lipatan kulit halus, bergelambir kecil.
Bahu kuat, posisi baik dan kulit juga halus.
Punggung lurus dan lebar dari gumba, punggung hingga
pinggang
Dada lebar, untuk perkembangan jantung dan paru-paru
Kaki lurus dan kuat.
Ambing simetris, ukuran cukup besar
Vena susu terlihat jelas
Spesifikasi jenis sapi perah : ambing yang berkembang
bagus, muskulus daerah pantat dipilih jangan yang
membulat (gemuk), namun dipilih yang tipis (tepos).

Scoring
Penentuan mutu sapi, dengan menggunakan
sistem baru yaitu sistem scoring. Standar
scoring dilakukan berdasarkan
masing-masing jenis sapi.

Scoring untuk sapi perah dinyatakan dengan nilai
1-5. Scoring ini berdasarkan kondisi tubuh dari
yang paling kurus sampai yang paling gemuk.
Scoring tersebut adalah didasarkan atas
bentuk dan situasi rabaan daerah tulang
belakang dan ujung dari costae.
Nilai scoring sapi perah
Nilai scoring 1
Nilai 1, diperoleh ketika kita menilai seekor sapi
perah dengan kondisi kelaparan, ujung costae
menonjol tajam. Processus spinosus dari tulang
belakang menonjol demikian juga tuber coxae
terlihat jelas menonjol. Sapi ini jangan dipilih
karena meskipun sapi dijual dengan harga murah,
namun biaya untuk memperbaiki sapi dengan
scoring 1 menjadi sapi yang lebih baik, justru
sangat mahal. Selain itu, sapi ini merupakan sapi
yang kemungkinan memiliki penyakit. Daerah
sekitar anus sangat cekung, dan vulva menonjol.

Nilai scoring 2
Kondisi score 2, dibandingkan yang pertama
cenderung lebih baik, namun tetap belum
ideal. Sapi ini masih dibilang kurus, ujung
costae terakhir dapat teraba namun tidak
terlalu menonjol keluar. Tuber coxae masih
menonjol, namun tidak terlalu tajam
menonjol keluar dan daerah sekitar anus
tidak begitu cekung, demikian pula halnya
dengan vulva yang tidak terlalu menonjol.

Nilai scoring 3
Sapi pada score 3 merupakan sapi rata-rata/
kondisi badan sedang. Costae terakhir baru
teraba jika dilakukan penekanan. Penonjolan
tulang tidak terlalu kelihatan, tulang belakang
membulat, demikian pula halnya dengan
tuber coxae dilapisi jaringan yang agak tebal
sehingga terlihat membulat. Daerah
sekeliling anus terisi jaringan, sehingga tidak
cekung. Namun demikian terlihat jelas
bahwa jaringan yang mengisi sekeliling anus
bukan jaringan lemak.

Nilai scoring 4
Kondisi sapi dengan score 4 sudah
menunjukkan gejala kegemukan. Ujung
costae belakang baru teraba ketika dilakukan
penekanan yang kuat. Jaringan tubuh
disekitar pinggul terlihat membulat tertutup
daging dan lemak. Tuber coxae, tidak terlihat
menonjol, daerah punggung datar dan sangat
jelas mulai terdapat cadangan lemak berada
pada daerah tersebut.

Nilai scoring 5
Sapi dengan score 5 digolongkan pada sapi
sangat gemuk. Seluruh struktur tulang pada
sapi golongan ini tidak terlihat. Cadangan
lemak menyeluruh membungkus tulang ekor
dan costae, pantat membulat, pinggul dan
flank (fossa paralumbal) membulat dan tidak
terlihat cekung. Bentuk tubuh sapi perah
seperti ini perlu diwaspadai karena apabila
dipelihara akan sulit bunting.

Anda mungkin juga menyukai