Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I
PENDAHULUAN


I.1 Latar Belakang

Demokrasi di Indonesia saat ini telah mengalami fase-fase sejarah yang amat
menentukan masa depannya. Fase ini juga sering disebut fase transisi, dimana berbagai
lapisan masyarakat mulai dari masyarakat bawah sampai masyarakat kelas elit politik,
birokrat pemerintahan, tokoh masyarakat, aktifis lembaga swadaya masyarakat,
cendekiawan dan kaum profesional lainnya.
Semarak perbuincangan tentang demokrasi semakin memberikan dorongan kuat
agar kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat menjunjung tinggi nilai-nilai
demokrasi. Karena itu demokrasi menjadi alternatif sistem nilai dalam berbagai lapangan
kehidupan mannusia baik dalam kehidupan keluarga maupun masyarakat dan negara.


I.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah seebagai berikut:
1. Apa pengertian demokrasi serta penjelasannya?
2. Bagaimana konsep dasar demokrasi?
3. Bagamana prinsip-prinsip dan indikator demokrasi?


I.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian demokrasi
2. Untuk mengetahui konsep dasar demokrasi
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dan indikator demokrasi












2

BAB II
PEMBAHASAN


II.1 Pengertian Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak
setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasibaik secara langsung atau melalui
perwakilandalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi
mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya
praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Kata ini berasal dari bahasa Yunani (dmokrata) "kekuasaan
rakyat",yang terbentuk dari (dmos) "rakyat" dan (kratos) "kekuatan" atau
"kekuasaan" pada abad ke-5 SM untuk menyebut sistem politik negara-kota Yunani, salah
satunya Athena; kata ini merupakan antonim dari (aristocratie) "kekuasaan
elit". Secara teoretis, kedua definisi tersebut saling bertentangan, namun kenyataannya
sudah tidak jelas lagi.Sistem politik Athena Klasik, misalnya, memberikan
kewarganegaraan demokratis kepada pria elit yang bebas dan tidak menyertakan budak
dan wanita dalam partisipasi politik. Di semua pemerintahan demokrasi sepanjang sejarah
kuno dan modern, kewarganegaraan demokratis tetap ditempati kaum elit sampai semua
penduduk dewasa di sebagian besar negara demokrasi modern benar-benar bebas setelah
perjuangan gerakan hak suara pada abad ke-19 dan 20. Kata demokrasi (democracy)
sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal dari bahasa Perancis Pertengahan danLatin
Pertengahan lama.
Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk pemerintahan yang
kekuasaannya dipegang satu orang, seperti monarki, atau sekelompok kecil,
seperti oligarki. Apapun itu, perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi Yunani
ini
[3]
sekarang tampak ambigu karena beberapa pemerintahan kontemporer mencampur
aduk elemen-elemen demokrasi, oligarki, dan monarki. Karl Popper mendefinisikan
demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda dengan kediktatoran atau tirani, sehingga
berfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan para pemimpinnya dan
menggulingkan mereka tanpa perlu melakukan revolusi.
Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar. Keduanya
menjelaskan cara seluruh rakyat menjalankan keinginannya. Bentuk demokrasi yang
pertama adalah demokrasi langsung, yaitu semua warga negara berpartisipasi langsung dan
aktif dalam pengambilan keputusan pemerintahan. Di kebanyakan negara demokrasi
modern, seluruh rakyat masih merupakan satu kekuasaan berdaulat namun kekuasaan
politiknya dijalankan secara tidak langsung melalui perwakilan; ini disebut demokrasi

3
perwakilan. Konsep demokrasi perwakilan muncul dari ide-ide dan institusi yang
berkembang pada Abad Pertengahan Eropa, Era Pencerahan, dan Revolusi Amerika
Serikat danPerancis.
Tokoh-tokoh yang mempunyai andil besar dalam memperjuangkan demokrasi,
misalnya: John Locke (dari Inggris), Montesquieu (dari Perancis), dan Presiden Amerika
Serikat Abraham Lincoln. MenurutJohn Locke ada dua asas terbentuknya negara. Pertama,
pactum unionis yaitu perjanjian antar individu untuk membentuk negara.Kedua, pactum
suvjektionis, yaitu perjanjian negara yang dibentuknya. Abraham Lincoln berpendapat
bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat
(democracy is government of the people, by the people, for the people). Ada dua asas
pokok tentang demokrasi, yaitu sebagai berikut :
A. Pengakuan partisipasi rakyat di dalam pemerintahan.
B. Pengakuan hakikat dan martabat manusia HAM


II.2 Konsep Dasar Demokrasi
Menurut pengkajian yang dilakukan para sejawarah, konsep demokrasi telah diasas
oleh Kerajaan Yunani sekiatar abad ke-4 Masehi. Istilah "demokrasi" pertama kali
diutarakan oleh bangsa Yunani pada ke-5 SM di Athena. Istilah demokrasi itu sendiri terus
mengalami perkembangan hingga era modern pada abad ke-18. Sejalan dengan itu,
berkembang juga konsep dan sistem demokrasi yang beragam di berbagai negara.
Demokrasi itu sendiri secara etimologi berasal dari bahasa Yunani
kuno demokratia. Kata "demokrasi" merupakan gabungan dari dua kata, yaitu demos yang
berarti rakyat dankratos atau cratein yang artinya pemerintahan atau kekuasaan.
Jika digabungkan, demokrasi berarti pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan yang
berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Jadi, demokrasi adalah keadaan di mana
kedaulatan atau kekuasaan tertinggi suatu negara berada di tangan rakyat.
Pengertian luasnya demokrasi adalah pemerintahan yang segenap kegiatan
pengelolaannya dijalankan dengan menjadikan rakyat sebagai subjek dan titik tumpu
penentu perpolitikan dan kepemerintahan di negara tersebut.
Seorang negarawan dari Athena yang hidup pada tahun 430 SM bernama Pericles
menguraikan beberapa kriteria penting mengenai konsep demokrasi. Menurut Pericles
demokrasi mengandung beberapa kriteria, di antaranya:
1. Pemerintah suatu Negara dibangun dari dukungan dan partisipasi yang mayoritas
secara langsung.
2. Adanya kesamaan warga Negara dibawah hokum.
3. Adanya penghargaan dan perlindungan terhadap pemenuhan HAM.



4
Ada tiga prinsip dasar dalam sistem politik yang demokratis, yaitu:
1. Ditegakannya etika dan moralitas dalam politik sebagai landasan kerja sistem
politik, ekonomi, dan sosial di dalam negara.
2. Dipakainya prinsip konstitusionalisme dengan tegas dalam pelaksanaannya serta
adanya kepatuhan terhadap supremasi hukum yang berlaku.
3. Pemberlakuan akuntabilitas publik. Memposisikan orang-orang yang memegang
jabatan publik dan pemerintahan sebagai pemegang amanat dari rakyat yang dapat
dimintai pertanggungjawabannya oleh rakyat.

Prinsip dan konsep demokrasi dirincikan oleh Inu Kencana Syafiie sebagai berikut.
Diberlakukakannya pembagian kekuasaan,
pemilihan umum yang bebas, manajemen yang terbuka,
kebebasan individu,
peradilan yang bebas,
pengakuan hak minoritas,
pemerintahaan yang berdasarkan hukum,
pers yang bebas,
adanya berbagai macam partai politik,
konsensus,
persetujuan,
pemerintahan yang berdasarkan konstitusional, k
etentuan tentang pendemokrasian,
pengawasan terhadap administrasi negara,
perlindungan HAM,
pemerintahan yang mayoritas,
persaingan keahlian,
terbentuknya mekanisme politik,
kebebasan kebijaksanaan negara, dan
mengutamakan musyawarah.
Demokrasi adalah kata kunci tersendiri dalam kaitannya dengan bidang ilmu
politik. Indikator perkembangan suatu negara bisa dilihat dari berjalannya konsep
demokrasi di negara tersebut. Demokrasi menjadi hal yang sangat vital terutama dalam
pembagian kekuasaan di suatu negara. Para pemegang kekuasaaan dituntut agar
menggunakan kekuasaanya untuk kesejahteraan rakyat.

5
II.2.1 Konsep Demokrasi di Indonesia

Konsep demokrasi di Indonesia digambarkan sebagai wujud kebersamaan dalam
negara sekaligus merupakan hak dan kewajiban bagi warga negara. Mengapa? Karena
sistem kekuasaan yang berlaku di Indonesia adalah"Res Publica" atau dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.
Seperti yang telah kita ketahui, Konsep demokrasi sebenarnya sudah berkembang
sejak 2000 tahun yang lalu. Konsep demokrasi ini diperkenalkan oleh plato dan aristoteles
dengan isyarat untuk penuh hati-hati saat hendak menggunakan konsep demokrasi ini. Ya,
menurut mereka, demokrasi itu memiliki dua sisi yang sangat berbeda. Di satu sisi sangat
baik, namun di sisi lain dapat juga menjadi kejam.
Mungkin Indonesia menjadi salah satu penganut sistem demokrasi yang telah
merasakan secara nyata apa yang dikhawatirkan oleh Plato dan Aristoteles tadi.
Masyarakat Indonesia tentu tak akan melupakan bagaimana ketika konsep demokrasi bisa
membangun faham orde baru di tanah air di suatu masa, namun bisa juga menjatuhkannya
tanpa ampun di masa yang lainnya.
Konsep demokrasi sangat mendewakan kebebasan sehingga pada akhirnya nanti
tidak mustahil dapat menimbulkan anarki. Oleh sebab itu, yang diperlukan di sini adalah
bagaimana mekanisme yang paling tepat untuk mengontrol konsep demokrasi yang sangat
bebas ini.
Dalam penerapannya, konsep demokrasi di Negara KesatuanRepublik Indonesia
dapat dipandang sebagai sebuah mekanisme dan cita-cita untuk mewujudkan seatu
kehidupan berkelompok yang sesuai dengan apa yang terdapat dalam UUD 1945 yang
disebut kerakyatan.
Selain itu, konsep demokrasi di Indonesia juga dapat dipandang sebagai pola hidup
berkelompok dalam organisasi negara yang sesuai dengan kehendak orang-orang yang
hidup dalam kelompok tersebut (demos). Sementara itu, kehendak atau keinginan orang-
orang yang ada dalam kelompok sangat ditentukan oleh pandangan hidupnya
(weltanschaung), falsafah hidupnya (filosofiche Gronslag) dan ideologi bangsa yang
bersangkutan.
Dengan demikian, dapa disimpulkan bahwa konsep demokrasi atau pemerintahan
rakyat yang diterapkan di Indonesia itu didasarkan pada 3 hal berikut.
Nilai-nilai falsafah pancasila atau pemerintahan dari, oloh dan untuk rakyat
berdasarkan sila-sila pancasila.
Transformasi nilai-nilai pancasila pada bentuk dan sistem pemerintahan.
Merupakan konsekuaensi dan komitmen terhadap nilai-nilai pancasila dan UUD
1945.




6
II.3 Prinsip-Prinsip Demokrasi

Prinsip-prinsip demokrasi adalah sebagai berikut :
a. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
b. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh para
warga negara.
d. Penghormatan terhadap supremasi hukum.

Prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law), antara lain
sebagai berikut :
a. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang
b. Kedudukan yang sama dalam hukum
c. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang

Pada hakikatnya demokrasi adalah Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Kerakyatan adalah kekuasaan tertinggi
yang berada di tangan rakyat. Hikmah kebijaksanaan adalah penggunaan akal pikiran atau
rasio yang sehat dengan selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Permusyawaratan adalah tata cara khas kepribadian Indonesia dalam merumuskan
dan memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga mencapai mufakat. Isi
pokok-pokok demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut :

a) Pelaksanaan demokrasi harus berdasarkan Pancasila sesuai dengan yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat.
b) Demokrasi harus menghargai hak asasi manusia serta menjamin hak-hak
minoritas.
c) Pelaksanaan kehidupan ketatanegaraan harus berdasarkan berdasarkan atas
kelembagaan.
d) Demokrasi harus bersendikan pada hukum seperti dalam UUD 1945. Indonesia
adalah negara hukum (rechstaat) bukan berdasarkan kekuasaan belaka
(machstaat).

Demokrasi Pancasila adalah kedaulatan rakyat yang dijiwai oleh dan diintegrasikan
dengan keseluruhan sila-sila dalam Pancasila. Ciri khas demokrasi Pancasila adalah
musyawarah mufakat. Corak khas demokrasi Pancasila dapat dikenali dari sisi formal dan
material. Dari sisi formal, demokrasi Pancasila mengandung makna bahwa setiap
pengambilan keputusan sedapat mungkin didasarkan pada prinsip musyawarah untuk
mufakat. Dari sisi material, demokrasi Pancasila menampakkan sifat kegotongroyongan




7
Demokrasi Pancasila juga mengajarkan prinsip-prinsip, antara lain sebagai berikut:
a. Persamaan
b. Keseimbangan hak dan kewajiban
c. Kebebasan yang bertanggung jawab
d. Musyawarah untuk mufakat.
e. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
f. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.
g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

Ada 11 prinsip yang diyakini sebagai kunci untuk memahami perkembangan
demokrasi, antara lain sebagai berikut :
a. Pemerintahan berdasarkan konstitusi
b. Pemilu yang demokratis
c. Pemerintahan lokal (desentralisasi kekuasaan)
d. Pembuatan UU
e. Sistem peradilan yang independen
f. Kekuasaan lembaga kepresidenan
g. Media yang bebas
h. Kelompok-kelompok kepentingan
i. Hak masyarakat untuk tahu
j. Melindungi hak-hak minoritas
k. Kontrol sipil atas militer



II.4 Indikator Demokrasi

Sebuah negara menurut Amien Rais, disebut sebagai negara demokrasi jika
memenuhi beberapa kriteria, yaitu; (1) partisipasi dalam pembuatan keputusan, (2)
persamaan di depan hukum, (3) distribusi pendapat secara adil, (4) kesempatan pendidikan
yang sama, (5) empat macam kebebasan, yaitu kebebasan mengeluarkan pendapat,
kebebasan persuratkabaran, kebebasan berkumpul dan kebebasan beragama, (6)
ketersediaan dan keterbukaan informasi, (7) mengindahkan fatsoen atau tata krama politik,
(8) kebebasan individu, (9) semangat kerja sama dan (10) hak untuk protes. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa demokratisasi berarti melawan monopoli kaum politisi,
pejabat dan teknokrat untuk begitu saja menetukan apa yang baik bagi masyarakat.
Robert A. Dahl mengajukan lima kriteria bagi sebuah demokrasi yang ideal, yaitu;
(1) persamaan hak pilih dalam menentukan keputusan kolektif yang mengikat, (2)
partisipasi efektif, yaitu kesempatan yang sama bagi semua warga negara dalam proses
pembuatan keputusan secara kolektif, (3) pembeberan kebenaran, yaitu adanya peluang
yang sama bagi setiap orang untuk memberikan penilaian terhadap jalannya proses politik
dan pemerintahan secara logis, (4) kontrol terakhir terhadap agenda, yaitu adanya
kekuasaan eksklusif bagi masyarakat untuk menentukan agenda mana yang harus dan tidak
harus diputuskan melalui proses pemerintahan, termasuk mendelegasikan kekuasaan itu

8
pada orang lain atau lembaga yang mewakili masyakat, dan (5) pencakupan, yaitu
terliputnya masyarakat yang tercakup semua orang dewasa dalam kaitannya dengan
hukum.
Sebagai perbandingan dari indikator yang diajukan oleh Dahl di atas, kalangan
ilmu politik Indonesia setelah mengamati demokrasi di berbagai negara merumuskan
demokrasi dengan menggunakan lima indikator tertentu. Pertama; Akuntabilitas. Dalam
demokrasi, setiap pemegang jabatan yang dipilih oleh rakyat harus dapat
mempertanggungjawabkan kebijaksanaan yang hendak dan telah ditempuhnya. Tidak
hanya itu, ia juga harus dapat mempertangung jawabkan ucapan atau kata-katanya. Dan
yang tidak kalah pentingnya adalah perilaku dalam kehidupan yang pernah, sedang,
bahkan akan dijalankan. Pertanggungjawaban tersebut tidak hanya menyangkut dirinya,
tetapi juga menyangkut keluarganya dalam arti luas. Yaitu perilaku anak istrinya, juga
sanak keluarganya, terutama yang berkait dengan jabatannya. Dalam konteks ini, si
pemegang jabatan harus bersedia menghadapi apa yang disebut public scrutiny, terutama
yang dilakukan oleh media massa yang telah ada.
Kedua; Rotasi Kekuasaan. Dalam demokrasi, peluang akan terjadinya rotasi
kekuasaan harus ada, dan dilakukan secara teratur dan damai. Jadi, tidak hanya satu orang
yang selalu memegang jabatan, sementara peluang orang lain tertutup sama sekali.
Biasanya, partai politik yang menang pada suatu pemilu akan diberi kesempatan untuk
membentuk eksekutif yang mengendalikan pemerintahan sampai pada pemilihan
berikutnya. Dalam suatu negara yang tingkat demokrasinya masih rendah, rotasi
kekuasaan biasanya kalaupun ada, hal itu hanya akan dilakukan dalam lingkungan yang
terbatas di kalangan elit politik saja. Ketiga; rekruitmen politik yang terbuka. Untuk
memungkinkan terjadinya rotasi kekuasaan, diperlukan suatu sistem rekruitmen politik
yang terbuka. Artinya, setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi suatu jabatan
politik yang dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam melakukan
kompetisi untuk mengisi jabatan tersebut. Dalam negara yang tidak demokratis,
rekruitmen politik biasanya dilakukan secara tertutup. Artinya, peluang untuk mengisi
jabatan politik hanya dimiliki oleh beberapa orang saja.
Keempat; pemilihan umum. Dalam suatu negara demokrasi, pemilu dilaksanakan
secara teratur. Setiap warga negara yang sudah dewasa mempunyai hak untuk memilih dan
dipilih serta bebas menggunakan haknya tersebut sesuai dengan kehendak hati nuraninya.
Dia bebas untuk menentukan partai atau calon mana yang akan didukungnya, tanp ada rasa
takut atau paksaan dari orang lain. Pemilih juga bebas mengikuti segala macam aktifitas
pemilihan, termasuk didalamnya kegiatan kampanye dan menyaksikan penghitungan
suara. Kelima menikmati hak-hak dasar. Dalam suatu negara yang demokratis, setiap
warga masyarakat dapat menikmati hak-hak dasar mereka secara bebas, termasuk di
dalamnya adalah hak untuk menyatakan pendapat (freedom of expression), hak untuk
berkumpul dan berserikat (freedom of assembly), dan hak untuk menyatakan pendapat dan
digunakan untuk menentukan prefensi politiknya, tentang suatu masalah, terutama yang
menyangkut dirinya dan masyarakat sekitarnya. Hak untuk berkumpul dan berserikat
ditandainya dengan kebebasan untuk menentukan lembaga, atau organisasi mana yang
ingin dia bentuk atau dia pilih.


9
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Demokrasi diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat. Istilah demokrasi ini memberikan posisi penting bagi rakyat sebab
dengan demokrasi, hak-hak rakyat untuk menentukan jalannya organisasi negara terjamin.
Penerapan organisasi di berbagai negara di dunia memiliki ciri khas dan spesifikasi
masing-masing, lazimnya sangat dipengaruhi oleh ciri khas masyarakat sebagai rakyat
dalam suatu negara. Indonesia sendiri menganut demokrasi pancasila dimana demokrasi
itu dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila sehingga tidak dapat
diselewengkan begitu saja.
Konsep demokrasi di Indonesia digambarkan sebagai wujud kebersamaan dalam
negara sekaligus merupakan hak dan kewajiban bagi warga negara. Karena sistem
kekuasaan yang berlaku di Indonesia adalah"Res Publica" atau dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat.
Demokrasi Pancasila juga mengajarkan prinsip-prinsip, antara lain sebagai berikut:
Persamaan, Keseimbangan hak dan kewajiban, Kebebasan yang bertanggung jawab,
Musyawarah untuk mufakat, Mewujudkan rasa keadilan sosial, Mengutamakan persatuan
nasional dan kekeluargaan, dan Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
Untuk indikator demokrasi ada 4, yaitu : pertama; akuntabilitas, kedua; rotasi
kekuasaan, ketiga; rekruitmen, keempat; pemilihan umum.

III.2 Kritik dan Saran

Di Indonesia demokrasi bukan hanya sebagai sistem pemerintahan, namun kini
juga telah menjadi salah satu sistem politik. Salah satu yang krusial atau penting adalah
dalam hal pemilu, pemilihan wakil rakyat baik itu di DPR, DPR, dan DPRD. Pada
hakikatnya setelah mereka terpilih mereka harus bekerja untuk rakyat secara menyeluruh.
Itu lah yang dinamakan dari Rakyat, oleh Rakyat, dan untuk Rakyat.
Akan tetapi, dewasa ini tidak sedikit anggota parlemen yang melupakan rakyatnya
ketika mereka telah duduk di kursi empuk. Mereka sibuk dengan urusan pribadi masing-
masing, mengutamkan kepentingan golongan, dan berfikir bagaimana cara mengembalikan
modal ketika kampanye dulu. Semboyan Bhineka Tunggal Ika pun telah luntur.
Untuk itu, diharapkan agar masyarakat ikut mengontrol jalannya pemerintahan agar
menuju Indonesia yang lebih baik.





10
DAFTAR PUSTAKA



http://www.anneahira.com/konsep-demokrasi.htm

http://hadiwawan.com/aspek-variabel-dan-indikator-indeks-demokrasi-indonesia-idi-2010/

http://saifullahibnu.blogspot.com/2012/02/indikator-pengukuran-demokratis-sebuah.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Demokrasi

Anda mungkin juga menyukai