DOSEN PENGAMPU :
KELOMPOK 1
5. NURSAMSI (A1C414042)
UNIVERSITAS JAMBI
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah dari mata
kuliah Penelitian Tindakan Kelas dalam waktu yang telah ditentukan.
i
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa saja Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas ?
2. Apa saja Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ?
3. Apa saja Sasaran atau Objek Penelitian Tindakan Kelas ?
4. Apa saja Masalah yang dapat dikaji melalui Penelitian Tindakan Kelas ?
5. Apa saja Luaran (Produk) Penelitian Tindakan Kelas ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
2. Untuk mengetahui Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
3. Untuk mengetahui Sasaran atau Objek Penelitian Tindakan Kelas
4. Untuk mengetahui Masalah yang dapat dikaji melalui Penelitian Tindakan Kelas
5. Untuk mengetahui Luaran (Produk) Penelitian Tindakan Kelas
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. PTK didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dikelas pada proses belajar
mengajar
2. Berorientasi pada pemecahan masalah, pemecahan masalah dapat dilakukan
dengan tindakan (treatment) tertentu untuk menyempurnakan proses
pembelajaran di kelas. PTK dilakukan oleh guru sejak dini dengan menyadari
adanya permasalahan dan perlunya mengatasi masalah dengan memperbaiki
secara profesional
3. Berorientasi pada peningkatan mutu, PTK dilaksanakan untuk memperbaiki
atau meningkatkan mutu proses belajar mengajar yang dilakukan guru di
kelasnya sehingga meningkatkan hasil belajar
4. Siklus, tindakan (action) dalam PTK diterapkan melalui urutan yang terdiri
dari beberapa tahapan daur ulang. Siklus dalam PTK terdiri dari empat
tahapan yaitu : perencanaan, melakukan tindakan, pengamatan, dan analisis
atau refleksi
5. Tindakan (treatment), sebagai alat atau cara memperbaiki masalah dalam
PBM yang dihadapi guru di kelas. Tindakan yang dilakukan harus ditelaah
kelebihan dan kekurangannya, pelaksanaannya dan kesesuaian dengan
tujuan, penyimpangan yang terjadi selama pelaksanaan.
6. Pengkajian dampak tindakan, dampak dari tindakan dikaji ulang apakah
sesuai dengan tujuan, memberikan dampak positif atau apakah menimbulkan
dampak negatif yang merugikan peserta didik
7. Kolaborasi (collaboration), dalam PTK diperlukan kerja sama dengan pihak
lain seperti atasan, teman sejawat atau kolega, mahasiswa dan lain
sebagainya yang berfungsi sebagai pengamat. Kolaborasi ini diperlukan
untuk mendukung objektivitas dari hasil PTK
8. Refleksi adalah merenungkan apa yang telah kita kerjakan, atau suatu upaya
evaluasi/penilaian. Dalam refleksi hal yang harus dilakukan mulai dari
mengevaluasi tindakan sampai dengan memutuskan apakah masalah yang
diteliti sudah tuntas atau perlu tindakan lain dalam siklus berikutnya.
Disamping hal diatas, melalui PTK guru tidak sekedar bertujuan untuk
memecahkan masalah, melainkan juga mencari jawaban ilmiah terhadap masalah
yang di hadapinya. Secara lengkap tujuan PTK adalah sebagai berikut :
4
2.3 Sasaran atau Objek Penelitian Tindakan Kelas
Menurut arikunto (2006 : 25 ) objek penelitian tindakan kelas meliputi hal
berikut:
1. Unsur siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang
mengikuti proses pembelajaran dikelas atau nlapangan atau laboratorium atau
bengkel, maupun sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah dengan serius, atau
ketika mereka sedang mengikuti kerja bakti diluar sekolah.
2. Unsur guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar dikelas,
khususnya cara guru member bantuan kepada siswa, ketika sedang membimbing
siswa yang sedang berdarmawisata, atau sedang mengadakan kunjungan kerumah
siswa.
3. Unsur materi pelajaran, dapat dicermati dalam GBPP dan yang sudah
dikembangkan dalam rencana tahunan, rencana semesteran, dan analisis materi
pelajaran. lebih lanjut dapat dilihat dari materi yang tertulis dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan khususnya materi yang disajikan kepada
siswa meliputi pengorganisasian, urutan, cara penyajian, atau pengaturannya.
4. Unsur peralatan atau sarana pendidikan meliputi peralatan, baik yang dimiliki
oleh siswa secara perorangan, peralatan yang disediakan oleh sekolah, maupun
yang disediakan dan digunakan dikelas dan dilaboratorium. Pada umumnya, guru
menganggap bahwa siswa sudah melakukan praktikum dengan baik asal sudah
menyerahkan laporan dengan lengkap.
5. Unsur hasil pembelajaran, yang ditinjau dari tiga ranah yang dijadikan titik
tujuan yang harus dicapai siswa melalui pembelajaran, baik susunan maupun
tingkat pencapaian. Oleh karena itu hasil belajar merupakan produk yang harius
ditingkatkan yang berkaitan dengan tindakan unsur lain.
6. Unsur lingkungan, baik lingkungan siswa dikelas, sekolah, maupun dirumah.
Informasi tentang lingkungan ini dikaji bukan untuk campur tangan melainkan
digunakan sebagai pertimbangan dan bahan untuk pembahasan.
7. Unsur pengelolaan, merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan
direkayasa dalam bentuk tindakan. Contoh, cara dan waktu pengelompokan siswa
ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk,
penempatan papan tulis, penataan peralatan siswa, pengontrolan peralatan secara
rutin dan sebagainya.
5
2.4 Masalah-masalah yang dapat dikaji melalui Penelitian Tindakan Kelas
Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan perkembangan
dan meningkatnya kemampuan siswa, situsai dan kondisi lingkungan yang ada,
pengaruh informasi dan kebudayaan, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sehingga hal tersebutlah yang memicu seorang guru harus melakukan
suatu bentuk penelitian tindakan kelas guna menyalesaikan permasalahan yang ada.
(Arifin,2012:124). Tidak semua masalah pembelajaran dapat dikaji dan dipecahkan
melalui PTK. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan penelitian tindakan kelas,
terlebih dahulu guru harus memiliki perasaan ketidakpuasan terhadap praktik
pembelajaran, berani dan jujur terhadap diri sendiri dan tindakanya dalam
pembelajaran serta memahami kelemahan dari pembelajaran yang dilakukanya. Hal
tersebut harus disadari, dipahami, dan menjadi kepededulian guru dalam rangka
peningkatan kualitas pembelajaran yang berkasinambungan, karena tidak semua
masalah yang dihadapi dalam pembelajaran dapat dijadikan topik dalam PTK.
Masalah yang akan diangkat menjadi topik PTK sebaiknya dikembangkan
secara berkelanjutan dalam kurun waktu satu semester atau satu tahun dalam
pembelajaran. Hal ini mengandung arti bahwa guru sebagai peneliti harus senantiasa
meninjau dan memperbaiki rumusan masalah PTK yang dikembangkan secara
berkelanjutan, terutama menyangkut masalah pengelolaan kelas, prose pembelajaran,
pendayagunaan sumber belajar, pengembangan diri peserta didik, serta masalah
pribadi, disiplin, dan etika moral.
Tema PTK tentang pengelolaan kelas dapat dikembangkan untuk
meningkatkan kegiatan pembelajaran, menerapkan model pembelajaran aktif, kreatif,
dan inovatif, menyenangkan, dan meningkatan aktifitas dan kreatifitas peserta didik.
Tema PTK tentang proses pembelajaran dapat dikembangkan dalam untuk
menerapkan berbagai pendekatan dan metode pembelajaran, dan meningkatkan peran
serta peserta didik dalam pembelajaran, dan memprbaiki cara penilaian hasil belajar.
Tema PTK dalam pendayagunaan sumber belajar dapat digunakan dalam
pendayagunaan sumber-sumber belajar, mendayagunakan perpustakaan,
mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar,serta mendayagunakan sarana
dan prasarana pembelajaran untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta
didik.
6
Tema PTK tentang pengembangan diri peserta didik dapat dikembangkan
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, dan nafsu belajar sesuai dengan karakteristik
dan kondisi sekolah. Tema PTK tentang masalah pribadi, disiplin, dan etika moral
dapat dikembangkan untuk meningkatkan silaturahmi diantar peserta didik, guru,
orang tua, membangun konsep diri peserta didik, membentuk watak dan karakter
peserta didik serta meningkatkan kualitas pribadi guru dalam pengembangan
kompetensi profesional.
Apapun masalah yang dipilih hendaknya dapat diteliti, dan diberi tindakan,
dan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan dapat dikembangkan secara
berkelanjutan. Masalah-masalah yang akan dijadikan topik PTK hendaknya disenangi,
menantang, dan mampu membangkitkan rasa ingin tahu untuk secepatnya melihat
hasil dari setiap tindakan yang dilakukan. Masalah yang terlalu kecil pengaruhnya
terhadap pembelajaran hendaknya tidak diangkat menjadi topik PTK, misalnya
seorang peserta didik yang lambat belajar merupakan masalah kecil karena hanya
menyangkut seorang diri, sementara masih banyak masalah yang menyangkut
kepentingan sebagian besar peserta didik.
Setidaknya ada lima kriteria yang harus dipenuhi agar sebuah masalah
dapat diangkat untuk masalah PTK. Kelima kriteria dimaksud adalah sebagai berikut:
Masalah yang dapat dikaji dalam PTK harus layak dan berada dalam
lingkup pembelajaran. Misalnya, masalah kebisingan kelas karena sekolah berada di
lingkungan pabrik tidak layak untuk diteliti, demikian halnya dengan jika tidak
adanya buku paket menyebabkan peserta didik sukar mengerjakan PR tidak perlu
dikaji melalui PTK, karena masalah tersebut berada di luar kemampuan guru.
Masalah PTK juga harus dipilih yang dapat dipecahkan dan berhubungan
dengan pembelajaran, masalah ujian nasional (UN) yang rendah setiap tahun
7
merupakan masalah yang terlalu besar untuk dipecahkan melalui PTK, karena
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang sangat kompleks dan berkaitan dengan seluruh
sistem pendidikan nasional. Masalah PTK juga harus urgen, strategis dan bermanfaat
bagi peserta didik lain. Misalnya, misalnya kesulitan peserta didik dalam memahami
pembelajaran merupakan contoh dari masalah yang cukup urgen karena semua peserta
didik memerlukan ketrampilan tersebut, dan dampaknya sangat besar terhadap proses
maupun hasil belajar.
a) Metode pembelajaran
b) Motivasi belajar peserta didik
c) Kreativitas belajar peserta didik
d) Model-model pembelajaran
e) Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran
f) Pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar.
8
Suhardjono (2010: 48) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan laporan dari kegiatan nyata yang dilakukan guru di kelasnya dalam
upaya meningkatkan mutu pembelajaran. Melalui penelitian tersebut dapat dikatakan
bahwa guru telah melakukan salah satu tugas kegiatan pengembangan
profesionalnya.
Profesionalisme merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu
keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan
dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian (Kunandar, 2007: 46).
Profesionalisme guru sering dikaitkan dengan kompetensi guru, sertifikasi guru, dan
tunjangan profesi guru. Ketiga faktor tersebut dianggap memiliki keterkaitan yang
erat terhadap kualitas pendidikan. Guru profesional dibuktikan dengan kompetensi
yang dimilikinya akan mendorong terwujudnya proses dan produk kinerja yang
dapat menunjang peningkatan kualitas pendidikan.
Menurut Surya (2003: 32) kualitas profesionalisme ditunjukkan oleh lima
unjuk kerja sebagai berikut:
1. Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal.
Berdasarkan kriteria ini, jelas bahwa guru yang memiliki profesionalisme
tinggi akan selalu berusaha mewujudkan dirinya sesuai dengan standar ideal.
Standar ideal merupakan suatu perangkat perilaku yang dipandang paling
sempurna dan dijadikan sebagai rujukan.
2. Meningkatkan dan memelihara citra profesi. Profesionalisme yang tinggi
ditunjukkan oleh besarnya keinginan untuk selalu meningkatkan dan
memelihara citra profesi melalui perwujudan perilaku profesional. Citra profesi
adalah suatu gambaran terhadap profesi guru berdasarkan penilaian terhadap
kinerjanya. Perwujudan dilaksanakan melalui berbagai cara, misalnya;
penampilan, cara bicara, penggunaan bahasa, sikap hidup sehari-hari, hubungan
antar pribadi dan sebagainya.
3. Keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan profesional
yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan
keterampilannya. Berdasarkan kriteria ini, para guru diharapkan selalu
berusaha mencari dan memanfaatkan kesempatan yang dapat mengembangkan
profesinya. Berbagai kesempatan yang dimanfaatkan antara lain:
9
2) Mengikuti penataran atau pendidikan lanjutan.
4. Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi. Hal ini mengandung makna
bahwa profesionalisme yang tinggi ditunjukkan dengan adanya upaya untuk
selalu mencapai kualitas dan cita-cita sesuai dengan program yang telah
ditetapkan. Guru yang memiliki profesionalisme yang tinggi akan selalu aktif
dalam seluruh kegiatan dan perilakunya untuk menghasilkan kualitas yang ideal.
Secara kritis guru akan mencari dan secara aktif selalu memperbaiki diri untuk
memperoleh hal-hal yang lebih baik dalam melaksanakan tugasnya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas didasarkan pada masalah yang dihadapi
guru dikelas pada proses belajar mengajar, Berorientasi pada pemecahan masalah,
Berorientasi pada peningkatan mutu, Siklus, tindakan (action), Pengkajian dampak
tindakan, Kolaborasi (collaboration), Refleksi.
2. Tujuan guru melaksanakan PTK adalah dalam rangka memperbaiki cara - cara
mengajar melalui penerapan metode baru atau tindakan baru yang dia temukan dan
diyakini karena metode baru itu telah teruji ternyata efektif meningkatkan hasil
pembelajaran seperti yang diharapkan.
3. Sasaran atau Objek Penelitian Tindakan Kelas Unsur siswa, Unsur guru, Unsur
materi pelajaran, Unsur peralatan atau sarana pendidikan, Unsur hasil pembelajaran.
Unsur lingkungan, Unsur pengelolaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Bumi Aksara
Fitrianti. 2016. Sukses Profesi Guru dengan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta:
Deepublish
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
12