1. Sistem ditujukan untuk pemakai. 2. Bangunlah Thapan dan Penugasan. 3. Pengembangan Sistem Bukanlah Proses Berurutan. 4. Sistem adalah Investasi Modal. 5. Jangan Takut Gagal. 6. Dokumentasikan Setiap Tahap Pengembangan Sistem.
Enam prinsip yang menjadi acuan dalam pengembangan sistem yaitu: Siklus pengembangan sistem 1. Tahap Studi Awal. 2. Tahap Analisa Sistem. 3. Tahap Desain.
Siklus ini terdiri dari : Tahap Studi Awal Pengembangan sistem diawali ditemukannya suatu masalah, peluang, atau pengarahan Menurut Jamas Wetherbe Mengkatagorikan potensi yang dapat memunculkan terjadinya suatu masalah, peluang, dan pengarahan, yaitu: 1. Kebutuhan memperbaiki performansi. 2. Kebutuhan memperbaiki atau mengendalikan informasi atau data. 3. Kebutuhan memperbaiki ekonomi atau mengendalikan ongkos. 4. Kebutuhan untuk memperbaiki pengendalian dan pengamanan. 5. Kebutuhan memperbaiki efesiensi orang dan mesin 6. Kebutuhan memperbaiki pelayanan kepada pelanggan, mitra, karyawan, dan yang sejenis Tahap Analisa Sistem Ide dan pokok pikiran yang mendasari kegiatan tahap ini adalah karena alasan 1. Jangan perbaiki sistem sebelum memahami masalahnya 2. Identifikasi masalah dengan cermat 3. Mendukung kegiatan dan keputusan dari sistem obyek pengguna sistem informasi tersebut 4. Sebaiknya tidak hanya kebutuhan yang teridentifikasi saat ini perlu juga dimasa yang akan datang Tugas-tugas pokok dalam analisa yang sekarang adalah: Perumusan masalah. Penetapan tujuan. Rencana atau metodologi Pemahaman sistem sekarang Desain konseptual Desain konseptual meliputi : a. membuat kelayakan untuk mencapai sasaran b. membuat gambaran kasar dari system c. menunjukan bagaimana system akan bekerja pada tingkat pokok atau tingkat tinggi Tugas pokok selama melakukan desain konseptual : 1. mendefinisikan keperluan system 2. menerapkan sasaran system 3. menetapkan kendala system 4. menentukan kebutuhan dan sumber informasi 5. mengembangkan desain alternative dan memilih salah satunya 6. menokumentasikan desain system konseptual
Desain konseptual Tahapan : 1. Keperluan Sistem 2. Tujuan atau sasaran system 3. Kendala system 4. Kebutuhan an sumber informasi 5. Alternatif desain 6. Dokumentasi desain Konseptual a. intput Sistem b. output system
Desain konseptual Bentuk dari diagram alir ristem ada tiga, yaitu: 1. Bagan yang berorientasikan tugas. 2. Bagan yang berorientasikan formulir. 3. Bagan yang berorientasikan formulir.
Uji Coba Sistem pada Tingkat Awal Ada tiga cara yang dapat dipergunakan untuk mendapatkan umpan balik atas kelayakan sistem yang baru dirancang itu, yakni: penggunaan model. Simulasi. merencanakan uji coba.
Uji coba ini ditujukan untuk menemukan masalah-masalah baru yang akan muncul dalam penerapan sistem secara dini, serta memberikan peluang bagi perancang untuk mencari penyelesaian yang mantap.
Model Kuantitatif Maksud penggunaan model pada saat ini adalah untuk menegaskan sistemnya secara lebih teliti dan menyempurnakan sistem tersebut. Proses pemodelan kuantitatif memerlukan pembahasan secara khusus yang tidak mungkin dipaparkan di sini; sedangkan tabel-tabel keputusan berisikan tabel-tabel logika yang bisa mencakup kedua dasar kuantitatif dan kualitatif pengambilan keputusan.
Salah satu bentuknya adalah: bila terjadi situasi beginimaka lakukan tindakan-tindakan begini , Tabel keputusan merupakan dasar pengembangan sistem pakar (expert systems).
Simulasi Simulasi mencoba menirukan kondisi nyata dengan menjalankan subsistem dan komponen fungsional sistem dengan data-data rekaan. Per-formansi sistem dievaluasi berdasarkan kriteria dari spesifikasi prestasi kerja dari desain konseptualnya. Prosed or untuk suatu uji coba dengan cara simulasi dari seluruh sistem adalah sebagai berikut:
1. Dengan uji coba secara random, kita pilih nilai-nilai data eksogen dari antara batas-batas yang diharapkan untuk masing-masing vari- abel. 2. Kita telusuri efek dari input eksogen itu di seluruh sistem untuk mengecek kesalahan-kesalahan kecil.
Merencanakan Uji Coba Rencana dituangkan dalam suatu daftar pertanyaan yang rinci dan teliti mengenai proses setiap subsistem. Hasil tanya-jawab ini membuat sistemnya lebih cermat dan lebih akurat.
Organisasi Operasional Usulan Sistem yang telah dirancang dan telah dinyatakan siap dijalankan membutuhkan dukungan orang-orang tertentu dalam orgarusasi. Untuk itu perlu diusulkan suatu perubaban organisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan sistem yang baru itu. Organisasi yang diusulkan bertanggungjawab agar sistemnya berfungsi sebaik mungkin. Organisasi itu harus mengetahui dinamika dari sistem-sistem dan perlunya dilakukan pertukaran seperlunya untuk mengoptimalkan operasi kerja dari sistemnya.
Dokumentasi Desain Rinci Akhir dari proyek merancang desain yang terinci adalah membuat dokumen-dokumen yang menguraikan spesifikasi dari sistem, operasi-nya, dan pembenaran dari desainnya. Dokumentasi ini berisikan bagan alir ringkasan dan yang terinci, lembar kegiatan operasi yang memper-lihatkan input, ouput, dan fungsi-fungsi pemindahan, p?rangkat keras dan perangkat lunak, persyaratan personalia menurut keterampilan dan disiplin, spesifikasi sistem, dan program untuk melakukan modifi- kasi atau menghentikan sistem
Implementasi Sistem Ada empat metode dasar yang dapat digunakan untuk penerapan sistem: 1. Kita pasang langsung sebuah sistem pada suatu operasi yang baru dibentuk. 2. Kita hentikan pemakaian sistem lama, dan menggantinya dengan sistem yang baru. 3. Kita hentikan pemakaian sistem lama, dan menggantinya dengan sistem yang baru. 4. Kita jalankan sistem lama dan baru secara paralel dan kemudian dilakukan peralihan secara bertahap Adapun cara untuk menghemat waktu dan biaya penerapannya Yaitu : Rencana Penerapan Ujicoba Sistem Pengalihan (Cut Over) Penerapan sistem terdiri dari tiga kegiatan yang saling berurutan, yaitu : pemasangan awal uji coba sistem secara menyeluruh dan tahap evaluasi, pemeliharaan serta pengendalian dari sistem tersebut.
Evaluasi dan Perbaikan Evaluasi dibuat setelah sistem bekerja dengan lancar untuk beberapa waktu lamanya Ada beberapa hal yang dibutuhkan dalam mengevaluasi kegiatan pengembangan sistem, yaitu: a. Tujuan yang dapat diformulasikan ke dalam indikator atau kriteria. b. Spesifikasi standar untuk sistem yang dievaluasi, spesifikasi standar menyatakan secara tidak langsung kemampuan perbedaan antara standar dan tahap kemajuannya. c. Jika tidak ada kriteria, evaluasi membutuhkan pembobotan yangdiberikan pada masing-masing kriteria bergantung pada kepentingan relatif dalam evaluasi d. Aturan - aturan transformas untuk mengkonversikan nilai-nilai kriteria ke dalam keseluruhan evaluasi berdasar pada performansisekumpulan kriteria.
Evaluasi dan Perbaikan Mengembangkan Tujuan Proses evaluasi dimulai dengan menetapkan tujuan-tujuan umum. Tujuan ini mungkin untuk meningkatkan kecepatan pelayanan atau pengendalian produksi. Mengembangkan Kriteria Tujuan-tujuan umum dipecah lagi menjadi tujuan-tujuan khusus sehingga hasil yang diperoleh dapat diukur. Tahap pengoperasian tujuan ini menghasilkan kriteria khusus yang digunakan sebagai standar pada performansi nyata yang dibandingkan. Melakukan Kegiatan dan Mengukur Kemajuan Setelah tujuan sudah dibuat dan kriteria, bobot, serta aturan - aturan transformasi dikembangkan, selanjutnya adalah mengevaluasi kegiatan. Membandingkan Kemajuan dengan Kriteria Hasil pengukuran kemajuan, yaitu performansi nyata dibandingkan dengan standar kriteria. Perbandingan untuk kriteria akan menunjuk- kan bahwa performansi melebihi, sama, atau kurang daripada standar.
Evaluasi dan Perbaikan Mengembangkan Tujuan Proses evaluasi dimulai dengan menetapkan tujuan-tujuan umum. Tujuan ini mungkin untuk meningkatkan kecepatan pelayanan atau pengendalian produksi. Mengembangkan Kriteria Tujuan-tujuan umum dipecah lagi menjadi tujuan-tujuan khusus sehingga hasil yang diperoleh dapat diukur. Tahap pengoperasian tujuan ini menghasilkan kriteria khusus yang digunakan sebagai standar pada performansi nyata yang dibandingkan. Melakukan Kegiatan dan Mengukur Kemajuan Setelah tujuan sudah dibuat dan kriteria, bobot, serta aturan - aturan transformasi dikembangkan, selanjutnya adalah mengevaluasi kegiatan. Membandingkan Kemajuan dengan Kriteria Hasil pengukuran kemajuan, yaitu performansi nyata dibandingkan dengan standar kriteria. Perbandingan untuk kriteria akan menunjuk- kan bahwa performansi melebihi, sama, atau kurang daripada standar.
Evaluasi dan Perbaikan Menentukan Adanya Perbedaan Adanya perbedaan antara performansi nyata dengan standar kriteria merupakan dasar-dasar untuk mengambil tindakan perbaikan performansi selanjutnya. Mengambil Tindakan Performansi di bawah standar bisa dievaluasi secara positif atau negatif. Secara positif jika menunjukkan bahwa pengembangan sistem berguna untuk masa selanjutnya.
Pengendalian dan Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan kadang-kadang digolongkan sebagai: Pemeliharaan darurat, Pemeliharaan rutin, Permintaan untuk laporan khusus, dan Penyempurnaan sistem. Dengan adanya pengendalian sistem berarti pengoperasiannya akan sesuai dengan apa yang dhencanakan. Kadang-kadang penyimpangan bisa terjadi, baik oleh sistem itu sendiri maupun oleh pengguna sistem. Sebab itu perlu dilakukan pemeriksaan secara berkala dalam rangka pengendalian sistem.