SPLN i r 6- 3- l : t $gG Lampi ran Keputusan Di reksi p' I' . IILN (PEI{SERO) No. : O97.K/O594/DIR/1996, tangSal 2 Oktober 1996 . : : ! SAMBUNGAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN MENE,NGAH DI ATAS 8 MVA S/D 60 MVA Bagi an 1 : sal ur an Kabel di Bawah r anah P.T. PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) JALAN TRUNOJOYO NO. I35 . KEBAYORAN BARU - JAKARTA 12160 STA]TITAN ?3t ' UsAHAAX LI STNI r XI CANA SI DLI I 56. 3. l : I g$l i trloplrr XrF usr Lr{ro&rl l'f. PLN (PA.RBARO) No. : Ol'l7.XztJ9a/Dln/t996. l^f.I 2 Olrobe 1996 SAMBUNGAN TENAGA LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DI ATAS 8 MVA S/D 60 MVA Bagi an I : Sal uran Kabel di Bawah Tanah Di susun ol eh : Kelompok Pembakurn Bidang Distribusi dengan Suret Keputusan Direksi PT. PLN (PERSERO) No.: 055.IV495/DIR/1995 tenggd ll Agustus 1995; Kelompok Kerja Sistem 20 kV di etas I I}[VA dengan Surat Keputusan Kepale PT: PLN (PERSERO) Puset Penyelidikan Masalah Kelistrikan No.: 068.M94IPPMIVI995 tangg il 27 November 1995; Diterbitkan oleh : PT: PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PERSERO) Jln. Tmnojoyo No. 135 - Kebayoran Baru JAKARTA 12160 t996 t . I SPLN 56-3-1:1996 r1( No. Agendi i _ -_ Tangger 1 5 APR 1999 i.,ERPUSIA-Iq,M-\I o"n*o ftosong) SPLN 56-3-1:1996 Susunan Anggcta Kelompok Pembakuan Bidang Distibusi Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. PLN ( PERSERO ) No.: 055.IV4951DIW1995 tanggal 1l Agustus 1995 1. Kepala PT. PLN ( PERSERO ) Pusat Penyelidikan : Sebagai Ketua Masalah Kelistrikan (PPMK) merangkap Anggota Tetap 2 Kepala Dirns Pembalnnrq PT. PLN ( PERSERO ) PPMK : Sebagai Ketua Harian merangkap Anggota Tetap 3. Kepala Bagian Pembakuan Peralatan, : Sebagai Sekretaris merangkap P.T. PLN ( PERSERO ) PPMK Anggota Tetap 4. Kepala Bagian Peralatan Listrik, : Sebagai Wakil Sekretaris merangkap P.T. PLN ( PERSERO ) PPMK Anggota Tetap 5. Kepala Divisi Listrik Pedesaarg : Sebagai Anggota Tetap P.T. PLN ( PERSERO ) KANTOR PUSAT 6. Kepala Divisi Pengadaan Konstmksi, : Sebagai Anggota Tetap P.T. PLN ( PERSERO ) KANTOR PUSAT 'l. Kepala Divisi Pelayanan Pelanggan, : Sebagai Anggota Tetap P.T. PLN ( PERSERO ) KANTOR PUSAT 8. Kepala Divisi Peftendaharaarl : Sebag:, ,{nggota Tetap P.T PLN ( PERSERO ) KANTOR PUSAT 9. Kepala Divisi Humas : Sebagar Anggota Tetap P.T PLN ( PERSERO ) KANTOR PUSAT 10. Inspeklur Bidang Teknik, PT PLN ( PERSERO) SPI : Sebagai Anggota Tetap I L Kepala Departemen Teknik Listrik , '. Sebagai Anggota Tetap P.T. PLN ( PERSERO ) PPE 12. Pemimpin PT.PLN (PERSERO) Wilayah WII : Sebagai Anggota Tetap 13. Pemimpin PT. PLN (PERSERO) Distribusi JAYA & TGR : Sebagai Anggota Tetap 14. Kepala Laboratorium Listrik, PT. PLN (PERSERO) PPMK : Sebagai Anggota Tetap 15. Kepala UDIKLAT CIBOGO, '. Sebagai Anggota Tetap PT. PLN ( PERSERO) PUSDIKLAT l u ; PLN 5&3-l : 1996 Susunan Anggota Kelompok Kerja Sistern 20 kV eli atas I MVA Surat Keputusan Kepala Pl=. PLN fERSERtli Pusat Penyelidikan Masal ah Keli srrikan No.. 068.Iff494lPPMIgl995 tanggal 27 Nopemhe;" 1995 L Ir. Cicih Munarsih 2. Ir. Stephan Siregar Sebagai Kefira merangkap Anggota Sebagai Sekretaris meranglcap futggota Sebagai Anggota Sebagai Anggota Sebagai Anggota Sebagai Anggota Sebagai fuigota Sebagai Anggota Sebagai Arggota Sebagai Anggota Sebagai Anggota Sebagai Aqggota Sebagai fuiggota Sebagai Anggota Ir. Eddy Wachid Sutoto Ir. Roestamadji Ir Djoko Mulyadi Ir. Bartien Sayogo Ir. Anita Pharmatrisanti Ir. Paul Augrst Liqui, MSc. Ir. Edy Sriyatmo Ir. B.H" Sidabutar Ir. Tungkot Simorangkir Ir. Ario Nugroho Ir. Rochyuwituqo Ir. Dary Embang lv SPJ.N 56-3-l :1996 DAFTAR ISI PASAL 1 . RUANG LINGKUP DAN TUJUAN Ruang lingkup Tujuan PASAL 2 . DEFINISI 3. Definisi PASAL 3 - JENIS PENGHANTAR DAN GARDU Jerus penghantar Gardu PASAL 4 . SPESIFIKASI Spesifikasi umum 6.1 Material dan komponen 6.2 Tegangan instalasi pelanggan 6.3 Ukuran penghantar minimum 6.4 Kuat Hantar Arus (KHA) 6.5 Kemampuan transfer daya 6fD) 6.6 Panjang maksimum penghantar 6.7 Jumlah sirkit dan pemilihan jenis/ukuran penghantar 6.8 Catu daya 6.9 Peralatan utama selain kabel tanah Spesifikasi khusus PASAL 5 - KONSTRUKSI PEMASANGAN Konfigurasi jaringan 8.I Tipe I 8.2 Tipe II 8.3 Tipe III Sistem proteksi dan kontrol 9.1 Pengoman utama 9.2 Pengaman cadangan 9.3 Silih kunci 9.4 Untuk meningkatkan keandalan Halaman I 2 4. 5. 6. 7. 8. 9. SPLN 56-3-l :1996 DAFTAR ISI (LANJUTAN) PASAL 6. KETENTUAN TEKNIS PEMASANGAN 10. Sistem pengukuran I0. Alat uhtr 10.2 Alat pembatas daya 11. Pengamanan terhadap penyalalUunaan tenaga listrik 12. SLTM Itubel tanah 13. Gardu SLTM I3.1 Lol<asi gardu I 3.2 Penempatan kubilul Haleman 9 9 9 9 9 t 0 l 0 l0 8 n t2 t3 Gambar I Gambar 2 Garnbar 3 Garnbar 4 Tabel I Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Sistem silih kurrci Sistem sambungan tegangan merrngah Tipe I Sistem sambungan tegangan merrengah Tipe II Sistem sambungan tegangan merrengah Tipe III KHA dan KTD terus merrrus kalpl tanah berinti tunggal, berisolasi XLPE, 5 berpelindung pita tembaga benelubung PVC KHA dan KTD terus merrcrus kabel tanatr berinti tiga" berisolasi )(LPE 5 Panjang maksimum kabl tanahberinti tunggal, berisolasi XLPE, berpelindung 6 pita tembag4 berselubung PVC, berbeban di ujung, jatuh tegangan maksimum 5% Panjang malaimum kabel tanah berinti tig4 berisolasi )OPE, berpelirdung 6 pita tembag4 benelubung PVC, berbeban di ujung dan jatuh tegangan maksimum 5% vl SPLN 56-3-t:1996 SAMBUI\GAN TEI\AGA LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DI ATAS 8 MVA S/D 60 MVA Bagian I : Saluran Kabel di Bawah Tanah PASAL 1 . RUANG LINGI(UP DAN TUJUAN 1. Ruang l i ngkup Standar ini dimaksudkan untuk menetapkan spesifikasi sambungan tenaga listrik tcgangan menengah (SLTM) untuk daya tersambung di atas 8 MVA s/d 60 MVA dengan menggunakan kabel tanah dan sclanjutnya disebut SKTM. 2. Tujuan Tujuarurya adalah untuk membenkan pegangan yang terarah baik bagi desain dan pemasangan oleh PT. PLN (PERSERO) serta untuk membatasi dan menyeragamkan jenis dan perlengkapan sambungan tenaga listrik tegangan menengah untuk daya tersambung di atas 8 MVA s/d 60 MVA Cengan menggunakan kabel tanatt. Standar ini merupakan pilihan dalam hal : l. Penyambungan tegangan tinggi merupakan alternatif yang lebih mahal 2. Pembangunan Gardu Induk (GI) tegangan tinggiltegangan mercngah menemui kerdala antara lain kesulitan tanah atau ruangan dan sebagainya 3. Pembangunan saluran tegangan tinggi menemui kendala antara lain kesulitan jalur bebas (ROW) atau harga kabel tegangan tinggi yang lebih mahal. PASAL 2 . DEFINISI 3. Definisi 3.1 Sambungan Tmaga Lisfiik (SL) Sambungan Sambungan Tenaga Listrik (SL) ialah penghantar di bawah atau di atas tanah termasuk peralatarutya sebagai bagian instalasi PLN yang merupakan sambungan antan jaringan tenaga listrik milik PLN dengan instalasi pelanggan untuk menyalurkan tenaga lisrik. 3.2 Titik penyambungan Titik penyambungan ialah titik padajaringan tenaga listrik tempat saluran lisuik dihubungkan. 3.3 Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Menengah (SLTM) Sambungan Tenaga Listrik Tegangan Menengah (SLTM) ialah penghantar di bawah atau di atas tanatr, termasuk peralatannya mulai dari titik penyambungan pada Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sampai dengan Alat Pembatas dan Pengukur (APP), j 4 , SPLN 56-3-l :1996 3.4 Sombungut Kobel Tonah Tegangaa Manaryah (SKTM) Sambuuan Kabel Taruh Tegangan MerEngah (SKTM) ialah penghantar di bawah tanah trmasuk peralatamya mulai dari titik peryanbungan pada Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sampai dengan Alat Pembatas dan Pengukur (APP). 3.5 Io ngaa Tqotgan Macngah (JTM) Jaringan Tegang;an Mernngah (nM) ialah jaringan tenaga listrik dcngan tegangan menengah yang merrcakup seluruh bagian jaringan teFebut besena pedengkapamya, dan sumber penyaluran tegangan nFrEngah tidak tennasuk SLTM. 3.6 Gadu SLTM tipetaMtp Gardu SLTM tipe teftNp ialah gardu SLTM dinana PMS dan peralaan APP-nya ditempatkan di dalam bangunarr 3.7 Ga u SLTM tipe tubikel Gardu SLTM tipe kubikel ialah gardu SLTM dinam peralatan APP-nya mempunyai tingkat perlidungan sekurarg-kurangrya IP 20. 3.E Gudu SLTM tip sdtabuka Gadu SLTM tipe sel tefiuka ialah gardu SLTM yang tsdetak di dalam bangunur dimaru PMS dan peralatan APP-nya tidak mempunyai tingkat perlndungan (lP 00). 3.9 Ga u hubung Gardu hubung ialah gardu SLTM dimam tidak lerdapat transfonnator distdbusi kecuali transfonnator pemakaian sendiri. 3.10 Gardu dituibusi Gardu distribusi ialah gardu SLTM yang di dalalnlrya tedapatjuga transformator dis'.ribusi. PASAL 3 - JENIS PENGHANTAR DAN GARDU 4. Jenis penghantar Jenis penghantar dalam SPLN ini ialah : a. Kabel tanah berinti tunggal, bensolasi XLPE, berpetindung tembaga, serta berselubung thermoplastik yang dipasang sejajar/segitiga sesuai SPLN 43-5. b. Kabel tanah berinti tiga bensolasi )(LPE berpelindung tembaga atau berpenghantar konsentns berperisai baja serta berselubung thermoplastik sesui SPLN 43-5. 5. Gardu Gardu scbagzu ujung dari SLTM, pada umumnya terletak di lahan pelanggan, berisi perlengkapan sebagaimana di maksud Ar at l0 dan Ayat I l. SPLN 56- 3- l : 1996 PASAL 4 - SPESIFIKASI 6. Spesifikasi umum 6.1 Material dan komponen Matcnal dan komponcn yang akan digunakan da,r dipasang scsuai standar ini harus memenuhi karakteristik sistem sebagar berikut : - Tcganganpcngenal 20 kV - Frekuensi pengenal 50 Hz. - Tegangan ketahanan impuls stardar, ke nilg ipuncak) 125 kV - Tcgangan ketahalun frekucnsi kcqa, satu menit, kering 50 kV - Tcgangan ketahanan pada jarak piiah : a. tcgangan impuls 145 kV b. tegangan ketahanan frekuensi ke{a, satu merut 60 kV - Arus kctahanan waktu singkat pengcnal (l detik) 12,5 kA Material dan komponen SLTM yang akan dirancang/dibr::rt harus memenuhi persyaratan yang terdapat dalam SPLN, PUIL atau IEC. Kondisi iklim lihat SPLN 67-lA' .1986 6.2 Tegangan instalasi pelanggan Tegangan yang diperkenankan pa;ia instalasi pelanggan adalah sama dengan tegangan rpminal (20 k\|) + syo berdasarkan perhitungan dan atau pcngukuran. 6.3 Ukuran penghantar minimum Ukuran penghantar minimum yang diperkenankan adalah 240 mm2 untuk penghantar aluminium maupun tembaga. 6.4 Kuat Hantar Arus (KHA) a. KHA terus menenrs kabel tanah berinti tunggal, berisolasi )(LPE berpelindung tembaga sertia berselubung thermoplastik yang dipasang sejajar/segitiga dapat dilihat pada Tabel l. b. KHA terus menerus kabel tanah berinti tiga, berisolasi XLPE, berpelindung tembaga atau berpenghantar konsentris, berperisai baja serta berselubung thermoplastik dapat dilihat pada Tabel 2. 6.5 Kemampuan Transfer Daya 6fD) a. KTD terus menerus kabel tanah berinti tunggal, berisolasi XLPE, berpelindung tembaga atau berpenghantar konsentris, berpensai bala serta berselubung thermoplastik dapat dilihat pada Tabel l. b Km terus menerus kabel tanah berinti tiga, berisolasi XLPE, berpelindung tembaga atau berpenghantar konsentris berperisai baja serta berselubung thermoplastik dapat dilihat pada Tabel 2. 6.6 Panjang maksimam penghantar Paqang nuksrmum penghantar dengan KHA sesuai Tabel l, Tabel 2 di atas dan jatuh tegangan pada beban tcrkonscntrasr scbe s ar 5oh dan tegangan nominal dapat dilihat masing-masing pada Tabel 3 dan Tabel 4. SPLN 56- 3- l : 1996 Angka pada Tabel 3 dan 4 diperoleh dengan dasar perhrtungan sebagar benkut : - temperatur maksimum kabel ?0o C - faktor daya 0,85 - teganganoperasi 20 kV 6.7 Jumlah sirkit dan pemilkan jenidukuran penghantar a. Jumlah sirkit ditentukan dan besarnya beban dibagi KTD pcnghantar. Pcmilihan jcniVukuran penghantar dilakukan berdasarkan pertimbangan ekonomrs dan kemudahan pemasangan. Karena kesukaran mendapatkan jalur bebas (ROW) maka sedapat mungkin dipilih jumlah sirkit yang paling sedikit (minimum). b. Pada kondrsrlkeadaan khusus bila keandalan yang dikehendakr lcbih tingg, maka jumlah sirkit yang berdasar Sub ayat 6.7 a, di atas ditambah satu si*it cadangan dengan jenis dan ukunn penghantar yang sama. c. Perhitungan di atas berdasarkan asumsi bahwa untuk pclanggan 8 MVA yd 60 MVA dilayani oleh SKTM tersendiri, terpisah dari SKTM lainnya. d. Pada penentuan ;umlah sirkit juga perlu dipertimbangkan kesukaran jalur bebas EOW) Dengan adanya kesukaran dalam perbarkar/pemeliharaan bila te{adi gangguar\ mal harus dihindari pemasangan kabel yang bernrmpuk (sirkit kedua di atas sirkit pertama), kecrnli bila dibangun terowongan khusus untuk itu. Jadi bila ada masalah jurnlah sirkit yang melebihi jalur bebas yang ad4 sebaiknya dipilih jenis dan ukuran penghantar yaulrg lebih besar untuk mengurangi jumlah sirkit. 6.8 Catu doya Harus disediakan transforrnator pemakaian sendiri, pengisi baterai, baterai 48 Vas minimal dengan kapasitas 50 Ah dan juga RTU dalam hal ini dilengkapi dengan sistem SCADA. 6.9 Peralotan utqrno selak lcabel tanah Peralatan utama selain kabel tarnh antara lain trafo anrs, trafo tegangarU PMT, PMS, larbikel, rele, baterai, pengisi baterai dan kabel kontrol harus mengikuti ketentuan SPLN yang ada. 7. Spesifikasi khusus Agar instalasi pelanggan yang mempunyai karakteristik beban yang berfluktuasi (misalnya beban tanur busur listrik dan sebagainya) dalam operasinya tidak mengganggu instalasi PLN maupun instalasi pelanggan lainnya maka harus diperhatikan hal-hal berikut : a. Operasi instalasi pelanggan di titik penyambungan bersama harus memenuhi batas-batas gangguan tegangan, ketidak se i mb angan te gangan, harmo ni sa te gangan dan go rrc angan frekue nsi . b. Apabila operasi instalasi pelanggan yang mempunyai karakteristik beban yang berfluktuasi menimbulkan gangguan yang melampaui batas gangguan sebagarmana dimaksud dalam Ayat 7 butir a. maka instalasi pelanggan harus dilengkapi dengan peralatan khusus (kompensator) yang memadai sedemikian rupa sehingga ganggnn J-ang ditimbulkan dapat drkurangi menjadr tidak melampaui batas gangguan tersebut di atas. SPLN 56-3-l :1996 Tabel l KHA dan KTD terus menerus kabel tanah bcrinti tunggal, berisolasi XLPE, berpelirdung pita tembag4 berselubung pVC Tabel 2 KHA dan KTD terus menerus kabel tanah berinti tig4 berisolasi XLpE Luas penampang (mm') _ __ KHA terus Dipasang sejajar menerus (A) r -_-_-- j nipasang segitiga KTD pada 2 Dipasang sejajar 0 kv (MVA) I I I Dipasang segitiga I nt i Cu t l AI Cu AI Cu AI Cu 3 x l x 2 4 0 3 2 9 I + t O i 303 i 38s L I 1 , 4 14,2 10, 5 13, 3 3 x l x 3 0 0 3 6 8 455 342 | +l s 12,7 15, 8 I 1, 8 15, I 3 x l x 4 0 0 4 0 8 494 387 489 l 4, l 17, l 13,4 l 6, g Luas penampang (mm") KHA terus merprus (A) KTD pada 20 kV (MVA) AI Cu AI Cu 3 x I x240 358 474 12,4 16,4 3 x l x 3 0 0 398 533 l 3, g 18, 5 SPLN 56-3-l :t996 Tabel 3 Panjang maksimum kabel tanah bennu hrnggal, berisolasi XLPE, berpelindung pita tembaga, benelubung PVC, berbeban di ujung, jatuh tegangan maksimum 5% Tabel 4 Panjang maksimum kabel tanah bennti tig4 berisolasi XLPE, berpelindung pita tembaga, berselubung PVC, berbeban di ujung danjatuh tegangan maksimum 5 %o. Luas penampang (**2) Panjang maksinrum kabel (km) Dipasang seja.;ar Dipasang segitiga I Aluminium I Tembaga Aluminium Tembaga 1 x 2 4 0 6. 3 6, 5 8 8,6 1 x 3 0 0 6,4 6, 5 8, 3 8, 7 I x400 6,6 6,7 8, 6 8, 9 Luas penampang (mm") Panjang maksimum kabel (km) Aluminium Tembaga 3 x24O 8,5 9,2 3 x 3 0 0 8,8 9,4 SPLN 56-3-l:1996 PAS.&,N, 5 - KCIT{ST'RTJKSI PEMASANGAN 8. Ko*figurasi ja,dngnn 8.1 Trpe I TyFc i, (litt?t Ganrbar ?), unfuk pelzurggan dengan daya I s/cl 6C h{VA, dimana dalani keadaan nomal pelanggan di silplai dcngan satu pnyuieng saluran katrei t*nah tegaftgan rncnrngah (SKTM) dan disediakan satu penyulang SK"i.lv{ eadangan dengan PMT {ii GI tetap mi:"suk (dff-q PMT dr GH sitih kunci satu sama lain antara penyulang utama dan penyulang cadang), pen$rkuran (APP) di GI-PLN, PMT di GH dilengkapi dengan fasilitas kerdali jauh (remote eontrol) dan rele arah serta rele diferensiat (dengan pilot wire). 8.2 Ttpe II Type II, (lihat Gambar 3), untuk pelanggan dengan daya S #d 60 lvfVA, dinrana pada keadaan normal beberapa penvulang SK"[M beroperasi paralel, pengukuran (APP) di GI{ dan GH petanggan dilengkapi dengan SCADA, pada PMT di GH dilengkapi dengan rele arah gangguan tanatr; perlu diberikan catatan balnra bila nremungkinkan dapat dipasang kawat pilot dan rele diferensial, dan bila memungkinkan dapat dipasang sanr penyulang cadangan; 8.3 Ttpe III Type III, (lihat Garnbar 4), (Tie-line, SKTM unnrk pelanggan besar &- sangat pentingMP, dimaru pelanggan disuplai dari dua (2) buah GI derigan pulau operasi (Island oper:aticn) yang berbeda dan pada sel 20 kv incoming ke GH dari dua buah GI tersebut dilengkapi dengan SACO (Semi Automatic Change Over). 9. Sistem proteksi dan kontrol Daya yang disuplai ke pelanggan relatrf ctrlnrp besar, sehingga dari pihak PLN dan pelanggan menghendaki tingkat keandalan dan keamanan yang cukrrp meriradai dengan konsekuensi sistem suplai harus ditengkapi dengan sistem protehsi dan kontrol yang mencakup pngamanan utama dan pengaman cadangan serta silih lqnci antara pisau tanah kabel TM, PMT di Gardu Hubung/Gardu distribusi dan PMT di Gardu Induk. 9.1 Pengaman atama Perlengkapan pengaman atau sistem pengaman diharapkan mempunyai prioritas pertarna untuk menghilangkan ganggun atau mengakhiri keadaan tidak normal di dalam sistem penyaluran daya.Untuk mendapatkan tingkat kepastian yang tinggi agar rele bekerya dalam daerah pengarnan yaxg telah ditentukan dan tergartung juga kepada daya terpasang pelanggan, maka dipilih rele arus lebih berarah atau rele diferensial dengan kawat pilot. Sistem proteksi dengan rele diferensial kawat prlot memerlukan kabel kontrol sebagai sarana menyalurkan arus searah dan arus bolak-balik antara dua tempat yang terpisah cukup jauh. 9"2 Pengarnan cadangan Perlengkapan pengaman cadangan atau sistem pengaman cadangan dilrarapkan beke{a ketika gangguan sistem tidak dapat dihilangkan daiam waldu yang relatrf cukup lama karena kegagalan atau ketidaknulmpuan pengarnan utama atau dalam kasus kegagalan membuka sebuah pemutus tenaga yang lain daripada pemutus tenaga yang bersangkutan. 9.3 SiUh kunci (Interloeking) Beke{anya PMT atau PMS tergantung pada posisi PMT atau PMS yang benangkutan yang bertuiuan untuk merUaga keselamatan operator dan meneegah kertrsakan peratatan karena salah operasi. Dipilihan urutan keqia atau silih lernci sebagai berikut : SPLN 56- l - l : 199( r PMT GI Gardu tnduk (GI) Gardu Hubung (GH) PMT GH Peralatan PMT GI (l ) PMS tanah kabel di GH (3) PMT GH (2) I Sangat tergantung kepada posisi PMT i ct 1t1. PMT GH (2) dapat ditutup setelah PMT GI (1) masuk dzur akan terbuka3ika PMT GI (l) dibuka Gambar l. Sistem silih kurrct Uraran Dapat drtutup bila (3) dalam keadaan terbuka dan PMS tarah ttdak dapat Dapat drtutup jika PMT GI (l) sudah terbuka I drtutup selama PMT Gi (l) masuk t _ _ I -). Bagan satu gans SKTM dr atas 8 MVA s/d 60 MVA oihat Gambar l) Diperlukan PT pada ujung kabel TM di GH dengan alasan sebagar bcnkut : - Sebagai masukan rele arus lebih berarah; - Sebagai sarana untuk mengadakan sistem silih kunci antara PM'f GI dcngan PMS di GH 9..1 Untuk meningkalkan keandalan Untuk merungkatkan mutu dan keandalan, dapat digunakar/diterapkan metode pemantauem dan pengendalian -rarak.jauh yang dilakukan oleh pusat pcngatur distribusi terdekat. yang memanfaatkan sinyal-sinyal informasi r ang ciitumpangkan pada saluran transmisi energi listrik atau melalui saluran khusus telekomunikasi lainrrya ( ntrsal nva scrat optrk). I' clcrnforrnasr \ ang dikirimkan tcrsebut bempa : a l'clemctcr adalah srnl'al masukan ke pusat pengatur distnbusi berisi informasi mengenai besaran tegangan di srsr konsumcn dan/atau dr trtik-titik tcrtentu dr sepanjang saluran transmisi energi listnk, dengan tujuan men scnda-l rkan mutu teqangall. SPLN 56-3-t:1996 b. Telesinyal adalah sinyal masukan ke pusat pcngatur distnbusi bcrisi informasi mengenai adarrya gangguarL dengan tu:uan mengetahur adanya lokasi gangguan lebih cepat. c. Telekontrol adalah siny;rl keluaran dan pusat pcngatur drstribusi berisi perintah untuk mcngendalikan atau mengoperasikan pcralatan putus hubung untuk melokalisasi gangguarL dengan tuJun mengurangr durasi atau lama pemadaman guna mengatasi gangguan. 10. Sistem pengukuran dan pcmbatasan I0.I Ald ukur yang dipasang Alat ukur yang dipasang disesuaikan dengan Tarif Dasar Listrik CILD) yang berlakg dan dimungkinkan adanya sistem somast. 10.2 Alat pembotus daya Alat pembatas daya menggurnkan reie pembgtas sekunder anrs lebih yang mempunyai karakteristik ke{a sesuai dengan pembatas pada Tarif Dasar Listrik (TDL) yang berlalar, 11. Pengamanan terhadap penyalahgunaan tenaga listrik - Memasang segel pada : a. Terminal CT, PT & meter b. Alat pengukur c. Sakelar waktu d. Kotak rele (pembataVpengaman) e. Lemari dan tutup pehndung APP f. Tuas sakelar pemisah PT. - APP dipasang pada tempat yang mudah terlihat, dipenksa dan aman terhadap gangguan - Memasang pipa pelindung pada kabel pengukuranlkontrol - Jalur kabel pengukurary'kontrol diwahakan sependek mungkur, tanpa sambungan, mudah dan dapat dilihat/diperiksa sesuai SPLN 55 : 1990 - Instalasi milik pelanggan dan milik PLN harus terpisah dan mempunyar pintu terpisah (sendiri-sendid) - Tiap APP dipasang kartu gantung yang memuat datadata APP serta kronologis dari setiap perubahar/penggantian yang diketahui oleh kedua belah pihak - Lemari APP yang dipergunakan harus sesuai dengan ketenttnn SPLN 55 : 1990 PASAL 6. KETENTUAN TEKNIS PEMASANGAN 12. SLTM Kabel tanah - Ketenttnn dan penyaratan tekrus p'enusangan mengikutr standar kabel tanah JTM - Pada umumnya kabel tanah untuk keperluan komunikasi atau isyarat yang dipasang sejajar dengan kabel tanah tenaga lisrik harus dipasang dengan;arak se3auh mungkin, misalnya dengan merrcmpatkan pada sisi-sisi jalan yang berlarnan. SPLN 56- 3- l : 1996 Apabila kabcl-kabel terscbut di atas terlctak pada satu sisi, maka jatak antara kabcl-kabcl dimaksud adalah minimum 0,5 m untuk tegangan mencngah dan scpanjang bagian yang bcrdekatan tcrsebut harus disclubuttgi dcngan pipa belah, pe lat atau pipa yang tcrbuat dari bahan bangunan yang trdak dapat tcrbakar. - Jalur kabel yang ditanam langsung harus bebas dan bangunar/pcralatan lain untuk memudahkan pemeliharaar/perbaikan dan dipasang dan patok kabel. 13. Gardu SLTM I3.I Lokasi gardu Gardu SLTM harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga memudahkan pemasangarL pengoperasian dan pemeliharaannya. 13.2 Penempatankubikel Kubikel harus ditempatkan di atas batas banjir, kecuali digunkan kubrkel yang tahan banlir : - Gardu harus diberi penerangan dalam dengan kuat penerangan mrrumum 20 lux - Letak meter pengukuran pada APP setinggi 1,5 m dari lantat. l 0 SPIN 56-3-1;I99S F'l'tT lcngan APP Il;.rtas {-lgy.t*:an Pf{ SKTi't Fi"lT silih kur.ci I I cii. PEL{*}.{GC.{N I 'ia I I I Y Gambar 2. Sistem samhungan tegangan menengah Type I I'ieterangan : - Fada keadaan norrual hanya satu pen)'ulang yang memikul beban, clan penyilang lain stand by (pMT di GI tetap masuk, Fh,lT di GH sii;h kunci saru sama iain). - Pengukuran di Gardu Induk. - Penyulang 2 idem Penyulang i. 1 t I T 8T PW SPLN 56-3-1:1996 6? DEF 67 DEF SKTM tIr{T tlilengkapi denga-n fasilitas RC rl an Rrl ry ai r, h dan rcl l l ' Dcf crcnsi el -;r /iPP BATAI PENGUIAI{AAI PLN 87 I ' W : Rdsi di f l et t rrsi rl rl engsn krbd pi l ot 67 DEF : Rcl t i arut l cbi h bcrernh Y Pdanggan TM Gambar 3. Sistem sambungan tegangan menengah Tipe II Keterangan : - Dalam operasi normal beberapa penyulang beroperasi parallel mensuplai beban. - pada sistem spot tersebut harus memenuhi tingkat kriteria keandalan yang telah disepakati bersama. - Pengukuran di GH - Penyulang lain idem dengan Penyulang l. GH. Pchnggen t2 SPLN 56-3-1:1996 I I ! i , ^ - i i I I I I I I I I I I I X o r ' I I I I 150 i ?{r kv 150 I 20 kV P_emin da h Tega n gr n Meu en gah Ot ornnt i t ri cn i nn Jnsi ! i t ns pcngcndrli jaFaL. jruh. Rat as Pcagusabaan PLI Y Konsumcn bcsar den VIP Gambar 4. sistem sambungan tegangan menengah Tlpe rII (Tie Line) Keterangan: - Suplai dari dua buah GI dengan pulau operasi "vang berteda (Istand Operation) - Pada saluran 2il kV incoming ke GI{ d.ari dua buah GI tersebut dilengkapi dengan SACO (Semi Automatic Change Over) l 3