Anda di halaman 1dari 10

VISKOSITAS

A. Pengertian
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas.
Sehingga cairan mempuyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas.
Viskositas gas bertambah dengan naiknya temperatur. Koefisien gas pada tekanan
tidak terlalu besar, tidak tergantung tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan naiknya
tegangan.
Viskositas (kekentalan) dapat diartikan sebagai suatu gesekan di dalam cairan
zat cair. Kekentalan itulah maka diperlukan gaya untuk menggerakkan suatu
permukaan untuk melampaui suatu permukaan lainnya, jika diantaranya ada larutan
baik cairan maupun gas mempunyai kekentalan air lebih besar daripada gas, sehingga
zat cair dikatakan lebih kental daripada gas.
Koefisien viskositas fluida atau disingkat sebagai perbandingan tegangan
luncur F/A, dengan cepat perubahan tegangan luncur :
B. Dasar Teori Viskositas

Koefisien viskositas secara umum diukur dengan dua metode, yaitu :
1) Viskositas Ostwald
Waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan sejumlah tertentu cairan
dicatat dan dihitung dengan menggunakan hubungan :

Karena P = . g . h maka persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut :
Dimana :
P = tekanan hidrostatik
R = jari-jari kapiler / tabung
T = waktu aliran zat cair sebanyak volume (V) dengan beda tinggi (h)
l = panjang kapiler / tabung
Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membendingkan laju aliran
cairan yang koefisien viskositasnya diketahui.
Hubungan itu adalah :
Dimana : d . t = laju aliran
1. Metode bola jatuh
Metode bola jatuh menyangkut gaya gravitasi yang seimbang
dengan gerakan aliran pekat dan hubungannya adalah :

Dimana :
b = bola jatuh atau manik-manik
g = konstanta gravitasi
Pada persamaan di atas bila digunakan perbandingan maka akan didapatkan :
dicatat dengan stopwatch. Percobaan diulangi lagi dengan cairan pembanding
setelah dibersihkan. Dengan ini ditentukan t
1
dan t
2
.
Viskositas suatu cairan murni merupakan indeks hambatan air
cairan atau larutan. Viskositas dapat diukur dengan menggunakan tabung
Cannon Fenske, yaitu dengan menghitung waktu alir zat cair di dalam tabung
Cannon Fenske. Cara ini juga untuk menghitung jari-jari molekul. Caranya
yaitu setelah didapatkan waktu alir zat cair maka akan didapatkan viskositas
dari zat cair tersebut. Selanjutnya akan didapat slope (A), akhirnya akan
didapatkan jari-jari (r) dengan menggunakan persamaan :
A = 6,3 x 10
21
x r
3

Dimana :
A = slope
Persamaan tersebut didapatkan dari persamaan yang telah diturunkan oleh
Einstein.
Aliran cairan viskositas dapat dikelompokkan menjadi dua tipe, yaitu :
1. Aliran laminer atau aliran kental
Menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis
tengah kecil.
2. Aliran turbulen
Menggambarkan laju aliran yang besar melalui pipa dengan diameter
yang lebih besar.
Dengan kata lain pembagian ini ialah pertama bagian air yang mengalir
seakan-akan mengikuti suatu garis tak putus, bik lurus maupun melengkung.
Ada bagian-bagian yang alirannya berputar-putar dengan putaran yang tidak
jelas ujung dan pangkalnya.
Aliran yang mengikuti suatu garis (lurus ataupun melengkung) yang
jelas ujung dan pangkalnya disebut aliran garis arus atau dalam bahasa Inggris
disebut aliran Streamline. Secara lebih cermat dikatakan bahwa aliran garis
arus adalah aliran yang tiap partikel yang melalui suatu titik mengikuti suatu
garis yang sama seperti partikel-partikel lain melalui titik itu. Selain itu, pada
aliran garis arus arah gerak partikel-partikel itu sama dengan arah aliran secara
keseluruhan. Garis yang dilalui oleh partikel-partikel itu pada aliran seperti ini
disebut garis arus.
Berbeda dengan aliran garis arus, ada aliran yang disebut aliran
turbulent. Aliran turbulent ditandai oleh adanya aliran berputar. Ada partikel-
partikel yang arah geraknya berbeda, bahkan berlawanan dengan arah gerak
keseluruhan fluida. Jika aliran turbulent maka akan terdapat pusaran-pusaran
dalam gerakannya dan lintasan partikel-partikelnya senantiasa berubah. Aliran
turbulent menggambarkan laju aliran yang beasar melqlui pipa dengan
diameter yang lebih besar.
Sifat dari fluida sejati adalah kompersibel, artinya volume dan massa
jenisnya akan berubah bila diberikan tekanan. Selain itu juga fluida sejati
mempunyai viskositas yaitu gesekan di dalam fluida sedangkan dalam
anggapan fluida ideal semua sifat-sifat ini diabaikan.
Viskositas di dalam zat cair disebabkan oleh gaya kohesi antar molekul
dan di dalam gas disebabkan oleh pelanggaran-pelanggaran antar molekul
yang bergerak dengan cepat. Terutama dalam arus turbulent, viskositas ini
naik dengan cepat sekali hamper berbanding lurus dengan pangkat tiga
kecepatannya. Makin besar kecepatannya, makin besar viskositasnya.
Viskositas zat cair lebih besar daripada gas. Viskositas gas sedemikian
kecilnya sehingga sering diabaikan. Viskositas fluida bergantung kepada
suhunya. Viskositas ini pada umumnya yaitu zat cair, yang umumnya
berkurang jika suhunya naik. Tetapi sebaliknya viskositas gas lebih besar jika
suhunya naik.
Lapisan-lapisan gas atau zat cair yang mengalir saling berdesakan.
Karena itu terdapat gaya gesek yang bersifat menahan aliran yang besarnya
tergantung dari kekentalan zat cair tersebut.
Dimana :
= angka kental dinamis
G = gaya gesek
A = luas lapisan
dV = beda kecepatan antara dua lapisan berjarak dY
dV/dY = gradient kecepatan
Pengukuran viskositas merupakan cara termudah dalam menentukan
berat molekul dan jari-jari molekul. Diantaranya, yaitu untuk menentukan
viskositas dapat digunakan :
Viskometer Oswald Digunakan untuk menentukan viskositas dari
suatu cairan dengan menggunakan air sebagai pembandingnya. Caranya yaitu
dengan membandingkan waktu alir dan berat jenis cairan yang akan
ditentukan dengan berat jenis cairan dan waktu alir.
Persamaan, yaitu :
Dimana :
Hubungan antara viskosits dan suhu pertama kali ditemukan oleh Carransicle
pada tahun 1913.
Pada viskositas Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan
oleh sejumlah cairan tertentu mengaliri pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh gaya beratnya sendiri.
Pengukuran viskositas merupakan cara termudah dan termurah dalam
menentukan berat molekul makro. Persamaan yang digunakan dalam
pengukuran viskositas dengan viscometer ostwald adalah :
Pengukuran viskositas mempunyai beberapa bentuk diantaranya adalah :
1. Viskositas spesifik = =
2. Viskositas reduksi = =
3. Viskositas intrinsik = = limit
C 0
Dimana : C = konsentrasi makro molekul (gr/100 ml)
Einsteinlah yang pertama kali menghubungkan viskositas dengan berat
molekul yaitu pada tahun 1906. Einstein memperlihatkan bahwa viskositas
larutan molekul membentuk bulatan yang encer dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
Dimana : = fraksi volume zat terlarut makro molekul
Dengan menyusun kembali persamaan di atas, diperoleh :
Karena makro molekul biasanya tidak berbentuk bulat maka sp/ pada
persamaan di atas mempunyai nilai lebih besar dari 2,5.
C. Hukum Stokes
Benda bulat dengan radius r dan rapat adalah d yang jatuh karena gaya
gravitasi melalui fluida dengan rapat d
m
akan dipengaruhi gaya sebagai berikut :
f
1
= 4/3 r
3
( d d
m
) g
Benda yang jatuh mempunyai kecepatqan yang makin lama makin besar tetapi
dalam medium ada gaya gesek yang makin besar bila kecepatan benda jatuh makin
besar. Pada saat kesetimbangan, besarnya kecepatan benda jatuh adalah tetap (v
konstan). Menurut George Stokes, untuk benda bulat tersebut besarnya gaya gesek
pada saat kesetimbangan adalah :
f
2
= 6 r V
f
1
= f
2


4/3 r
3
( d d
m
) g = 6 r V
Rumus ini berlaku bila jari-jari benda yang jatuh relative besar bila
dibandingkan dengan jarak antara molekul-molekul fluida.
Rumus Stokes inilah yang merupakan dasar viskositas atau viscometer bola
jatuh. Viscometer ini tersiri dari gelas silinder dengan cairan yang akan diteliti dan
dimasukkan dalam thermostat.
Bola baja dengan rapat d dan diameter r dijatuhkan ke dalam tabung dan
waktu yang diperlukan untuk jatuh di antara dua tanda a dan b dicatat dengan
stopwatch.
D. Pengaruh Temperatur Terhadap Viskositas
Viscositas merupakan besaran yang harganya tergantung terhadap temperatur.
Pada kebanyakan fluida cair, bila temperatur naik viscositas akan turun, dan
sebaliknya bila temperatur turun maka viscositas akan naik. Pada
Dinyatakan dengan rumus:
; A dan B tetapan untuk cairan tertentu
T = Temperatur mutlak
Rumus ini dapat dipakai untuk cairan murni, adapun rumus untuk sistem beberapa
cairan adalah:
; A, B dan C adalah tetapan


Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar
kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida, maka makin
sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak di dalam fluida
tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya kohesi antara molekul zat
cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul sebagai akibat tumbukan antara molekul
gas. Viskositas zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang
disebut koefisien viskositas. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2 atau
pascal sekon (Pa s).
Ketika Anda berbicara viskositas Anda berbicara tentang fluida sejati. Fluida
ideal tidak mempunyai koefisien viskositas. Apabila suatu benda bergerak dengan
kelajuan v dalam suatu fluida kental yang koefisien viskositasnya, maka benda
tersebut akan mengalami
gaya gesekan fluida , dengan k adalah konstanta yang bergantung pada bentuk
geometris benda.
Berdasarkan perhitungan laboratorium, pada tahun 1845, Sir George Stokes
menunjukkan bahwa untuk benda yang bentuk geometrisnya berupa bola nilai k = 6
r. Bila nilai k dimasukkan ke dalam persamaan, maka diperoleh persamaan seperti
berikut:
`

Perhatikan sebuah bola yang jatuh dalam. Gaya-gaya yang bekerja pada bola
adalah gaya berat w, gaya apung Fa, dan gaya lambat akibat viskositas atau gaya
stokes Fs. Ketika dijatuhkan, bola bergerak dipercepat. Namun, ketika kecepatannya
bertambah, gaya stokes juga bertambah. Akibatnya, pada suatu saat bola mencapai
keadaan seimbang sehingga bergerak dengan kecepatan konstan yang disebut
kecepatan terminal. Pada kecepatan terminal, resultan yang bekerja pada bola sama
dengan nol. Misalnya sumbu vertikal ke atas sebagai sumbu positif, maka pada saat
kecepatan terminal tercapai berlaku berlaku persamaan :



Berdasarkan eksperimen juga diperoleh bahwa koefisien viskositas tergantung
suhu. Pada kebanyakan fluida makin tinggi suhu makin rendah koefisien
viskositasnya.
a. Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contoh : air
b. Fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contoh : minyak goreng

Anda mungkin juga menyukai