Anda di halaman 1dari 9

EFEKTIVITAS KETAMIN DOSIS 0,25 MG/KG BERAT BADAN INTRAVENA

SEBAGAI TERAPI MENGGIGIL SELAMA ANESTESI SPINAL PADA


PEMBEDAHAN SECTIO CAESARIA
Mirza Koe!ar"ia#"i, Na#$% Mar&ari'a R
Departemen Anestesiologi-Reanimasi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, RSUD Dr. Soetomo Surabaa
A('ra)
Pe#"a!*+a*a# , !enggigil adala" sala" satu penulit ang sering ter#adi pada anestesia, "al ini terutama ter#adi
selama dan setela" anestesi regional atau setela" anestesia umum. Regional anestesi akan meng"asilkan pola
ke"ilangan panas dan "ipotermia ang "ampir sama sebagaimana ter#adi pada anestesi umum. Anestesi epidural
dan spinal menurunkan batas pemi$u vasokonstriksi dan menggigil sekitar %,&
'
(. Terapi non farmakologis
standar ang tela" dilakukan masi" menebabkan menggigil pada kasus ini. Se"ingga pada ibu "amil ang
dilakukan se$tio $aesaria mengalami menggigil tetap diperlukan terapi farmakologis. Akan tetapi belum ada
terapi farmakologis ang aman untuk #anin dan dapat diberikan sebelum bai la"ir.
T*-*a# , !embuktikan ba")a ketamin dosis %,*+ mg,kg -- dapat digunakan sebagai terapi menggigil ang
efektif dan aman setela" anestesia spinal pada se$tio (aesaria baik sebelum bai la"ir atau sesuda" bai la"ir.
Deai# Pe#e+i'ia# . Intervention studies, double blind met"od, $ontrol group
Me'o"e , /enelitian ini menggunakan bentuk penelitian intervensi dengan metode tersamar ganda dengan
adana kelompok kontrol. !embandingkan antara efektifitas ketamin dan 0a(l %,12 untuk terapi menggigil
sebelum bai la"ir. Dan membandingkan efektifitas ketamin ter"adap pet"idin untuk terapi menggigil sesuda"
bai la"ir.
Hai+ . Ketamin dosis %,*+ mg,kg berat badan intravena dapat menurunkan menggigil se$ara bermakna
3p4%,%%%5 sebelum bai la"ir dan berbeda bermakna 3p4%,%%%5 dibandingkan 0a(l %,12. /erbandingan
efektifitas antara ketamin dan pet"idin tidak #au" berbeda dengan p 4 %,%6 3p7%,%+5. 8alaupun demikian
pet"idin lebi" tinggi dalam menurunkan dera#at menggigil. 9fek samping ang timbul baik pada ibu atau pada
bai tidak berbeda bermakna dengan 0a(l %,12 3kontrol grup5.
Kei./*+a# . Ketamin dosis %,*+ mg,kg berat badan dapat digunakan sebagai terapi menggigil ang efektif dan
aman pada persalinan se$tio $aesaria dengan anestesi spinal.
1
THE EFFECTIVENESS OF KETAMINE DOSE 0025 MG/KG BOD1 2EIGHT
INTRAVENO3S AS A THERAP1 OF SHIVERING D3RING SPINAL ANESTHESIA
IN SECTIO CAESARIA S3RGER1
Mirza Koe!ar"ia#"i, Na#$% Mar&ari'a R
S!F Anest"esiolog dan Reanimation, Fa$ult of !edi$ine Airlangga Universit ,
Dr. Soetomo :eneral ;ospital of Surabaa.
A('ra$'
Ba$)&ro*#". S"ivering is one of t"e $ompli$ations t"at often o$$urs in anest"esia, it espe$iall o$$urs during
and after regional anest"esia or after general anest"esia. Regional anest"esia )ill produ$e a pattern of "eat loss
and "pot"ermia )"i$" are similar to )"at "appens in general anest"esia. 9pidural and spinal anest"esia
de$rease t"e t"res"old of vaso$onstri$tion and s"ivering for about %.&
'
(. 0on p"arma$ologi$ standard t"erapies
t"at "ave been done, still $auses s"ivering in t"is $ase. T"us for pregnant )omen )"o undergo se$tio $aesaria
and e<perien$e s"ivering, p"arma$ologi$al t"erap is still needed. ;o)ever, no p"arma$ologi$al t"erapies are
safe for t"e fetus t"at $an be given before t"e bab is born.
O(-e$'i4e. /roving t"at ketamin dose of %.*+ mg,kg bod )eig"t, $an be used as an effe$tive and safe s"ivering
t"erap after spinal anest"esia in se$tio $aesaria eit"er before or after birt".
Dei&#. Intervention studies, double blind met"od, $ontrol group
Me'!o". T"is stud uses intervention studies form )it" double blind met"od and $ontrol group. (omparing t"e
effe$tiveness of ketamine and 0a(l %.12 for s"ivering t"erap before t"e bab is born. And $omparing t"e
effe$tiveness of ketamine and pet"idine for t"e treatment of s"ivering, after t"e bab is born.
Re*+'. Ketamine intravenous dose of %.*+ mg,kg bod )eig"t $an de$rease s"ivering signifi$antl 3p4%.%%%5
before t"e bab is born, and signifi$antl different 3p4%.%%%5 $ompared to 0a(l %.12. (omparison of t"e
effe$tiveness of ketamine and pet"idine is not so different )it" p4%.%6 3p7%.%+5. 0evert"eless, pet"idine is
"ig"er in lo)ering t"e degree of s"ivering. Side effe$ts t"at arise bot" in t"e mot"er or t"e bab )as not
signifi$antl different )it" 0a(l %.12 3$ontrol group5.
Co#$+*io#. Ketamine intravenous dose of %.*+ mg,kg bod )eig"t $an be used as an effe$tive s"ivering
t"erap and safe for se$tio $aesaria deliver )it" spinal anast"esia.
Ke% 5or". Se$tio $aesarea, spinal anest"esia, ketamine, s"iver
2
60 Pe#"a!*+*a#
!enggigil adala" sala" satu
penulit ang sering ter#adi pada anestesia,
"al ini terutama ter#adi selama dan setela"
anestesi regional atau setela" anestesia
umum. Angka ke#adian menggigil
sebanak +2-&+2 setela" anestesi umum
dan =%2 - +62 pada anestesi regional.
/roses ini adala" suatu response normal
termoregulasi ang ter#adi ter"adap
"ipotermia pada bagian inti 3core5. Akan
tetapi proses menggigil nontermoregulasi
#uga ter#adi setela" operasi )alaupun
bersu"u normal karena ini disebabkan ole"
karena rangsangan neri dan agen anestesi
tertentu.
>
!enggigil menebabkan
komplikasi serius terutama pada pasien
dengan penakit #antung koroner, "al ini
disebabkan karena peningkatan konsumsi
oksigen 3"ingga >%%-&%%25, peningkatan
cardiac output, peningkatan produksi
karbondioksida, katekolamin, penurunan
saturasi oksigen mixed venous 3$ampuran
vena-vena5. ?ebi" berat lagi dapat ter#adi
peningkatan tekanan intrakranial, tekanan
intraokular, mengganggu pemantauan
9(: dan tekanan dara", meningkatkan
la#u metabolisme, dan ter#adi asiodsis
laktat.
*
Anestesi umum dan anestesi
regional dapat mengganggu otonomi
normal kontrol termoregulasi karena efek
vasodilatasi. Sebagian besar narkotik
mengurangi mekanisme vasokonstriksi, "al
ini adala" $ara meng"emat ke"ilangan
panas karena efek simpatolitikna.
/elumpu" otot mengurangi tonus otot dan
men$ega" menggigil. Anestesi regional
meng"asilkan blok simpatis, relaksasi otot,
dan blok sensoris ter"adap reseptor su"u
perifer se"ingga meng"ambat respon
kompensasi ter"adap su"u.
=
Anestesi epidural dan spinal
menurunkan batas pemi$u vasokonstriksi
dan menggigil sekitar %,&
'
(. Sebagaimana
pada anestesi umum, anestesi regional
menurunkan batas menggigil dan
vasokonstriksi melalui efek sentral dan
efek blok perifer -erkurangna sensasi
dingin dari perifer. 'tak mener#ema"kan
"al ini sebagai proses peng"angatan
merupakan kombinasi vasodilatasi dan
blok ter"ada pinput sensasi dingin ang
meng"asilkan pengalaman paradoksal
pada pasien se"ingga ter#adi penundaan
ke"ilangan panas ang bermakna melalui
proses menggigil.
@
/ada kebanakan pasien ang
mendapat tamba"an sedatif dan narkotik
untuk mengurangi ke$emasan dan demi
tu#uan kenamanan selama prosedur
pembeda"an lebi" $enderung ter#adi
"ipotermia. Sedangkan selama regional
anestesi, pemantauan ter"adap su"u inti
sangat #arang dilakukan maka "ipotermia
akan ter#adi dan bisa sa#a tidak terdeteksi.
+

Faktor-faktor ang berperan dalam
proses menggigil pada regional anestesia
adala" #enis obat anestesi ang digunakan,
ketinggian blok, lama operasi, usia pasien,
#enis kelamin, dan su"u lingkungan
3termasuk su"u ruangan dan su"u $airan
infus ang diberikan5.
&
!engatasi meggigil selama dan
setela" anestesia men#adi bagian penting
mengingat berbagai permasala"an ang
dapat ditimbulkanna sebagaimana tela"
disebutkan sebelumna. Dengan mengatasi
menggigil setela" anestesia maka akan
menurunkan konsumsi oksigen,
memperta"ankan kestabilan "emodinamik,
dan memuda"kan pemantauan
"emodinamik ang dapat beruba"
se)aktu-)aktu setela" dilakukan regional
anestesia terutama dengan spinal anestesia.
/enatalaksanaan menggigil dapat
dilakukan dengan $ara pen$ega"an selama
perioperatif dan terapi pada saat ter#adi
menggigil dengan dua pendekatan aitu
non farmakologis dan farmakologis.
6
?angka" a)al dalam men$ega"
ter#adina menggigil adala" pemantauan
su"u inti 3core temperature5, tela"
dibuktikan ba")a bila su"u kamar operasi
3
diperta"ankan lebi" dari *@
'
(, maka
semua pasien akan berada pada keadaaan
normotermi selama anestesia3dalam "al ini
su"u oesofagus =&
'
(5. /ada su"u *>-*@
'
(
sekitar =%2 ang mengalami "ipotermi.
Selain su"u, kelembaban dan aliran udara
#uga penting .
A
Tindakan men$ega" "ipotermi dan
menggigil dapat dilakukan dengan
pendekatan non farmakologis disebut
metode meng"angatkan kembali
(rewarming techniques) ang terdiri dari =
bagian aitu pasif eksternal, aktif
eksternal, dan aktif internal. /endekatan
farmakologis diberikan sebagai terapi
menggigil setela" anestesia dengan
memberikan sala" satu dari berbagai
ma$am obat ang tela" dilaporkan efektif
mengurangi menggigil diantarana adala"
pet"idine, fentanl, buprenorp"ine,
do<apram, $lonidine dan ketanserine.
/et"idine menurunkan ambang menggigil
dan terbukti efektif mengendalikan
menggigil. Tramadol sebagai analgesia
sentral berperan dalam reseptor opiat
lema" pada dan meng"ambat
pengambilan noradrenaline dan +-;T6 dan
tela" terbukti efektif sebagai profilaksis
menggigil. Akan tetapi kedua obat tersebut
di"indari pada pasien "amil karena adana
efek pada #anin bila diberikan sebelum
bai la"ir atau sebagai profilaksis anti
menggigil pada )anita "amil.
1
Ketamin sebagai sala" satu agen
ang dapat mengurangi menggigil setela"
anestesi, sampai saat ini masi" sedikit
penelitian ang menentukan efektifitas dan
rentang dosis ketamin sebagai antagonis
kompetitif pada reseptor 0!DA. -elum
didapatkan bukti penelitian ang
menun#ukkan perbandingan efektifitas
dosis renda" ketamin dan mengukur efek
sampingna sebagai terapi menggigil pada
)anita "amil ang men#alani prosedur
se$tio (aesaria dengan spinal anestesia.
Sedangkan ketamin merupakan pili"an
ang paling aman 3kategori -5 untuk ibu
"amil dan #anin dibandingkan obat-obat
anti menggigil ang lain.
>%
'le" karena "al tersebut peneliti
ingin membuktikan ba")a ketamin efektif
dalam mengurangi dera#at menggigil ang
diberikan pada ibu "amil dengan se$tio
$aesaria dengan spinal anestesia.
20 Me'o"e Pe#e+i'ia#
Desain penelitian ini adala"
eksperimental dengan ran$angan u#i klinis
tersamar ganda. /enelitian dilakukan di
ruma" sakit umum Dr. Soetomo Surabaa
pada bulan Agustus B 'ktober *%>>.
/opulasi penelitian adala" semua pasien
"amil ang men#alani pembeda"an elektif
ang memenu"i kriteria pemili"an sampel,
akni . pasien "amil aterm, usia antara >&-
=+ ta"un, status fisik ASA I B II, ren$ana
persalinan dengan se$tio $aesar dengan
spinal anestesia, bersedia men#adi peserta
penelitian dan mema"ami aturan-aturan
penelitian, menggigil setela" paska
anestesia spinal selama operasi.
Kriteria penolakan sampel, akni
ri)aat ke"amilan sebelumna bermasala"
, ria)at obstetri #elek, ri)aat ke"amilan
saat ini dengan penulit, mempunai
ri)aat alergi ter"adap ketamin dan,atau
pet"idin, kontraindikasi pada ketamin
dan,atau pet"idin, #ika su"u tubu" 7 =A
'
(
atau C =&
'
(, didapatkan distress #anin,
menggigil sebelum anestesi.
Kriteria pengeluaran sampel, akni.
operasi berlangsung lebi" dari >*% menit,
peruba"an ren$ana anestesi, mendapatkan
transfusi dara" atau komponen dara",
penulit selama operasi berupa gangguan
"emodinamik, memerlukan pera)atan
terapi intensif setela" operasi, menolak
mengikuti penelitian.
Dumla" sampel di"itung dengan
menggunakan rumus besar sample
3replikasi5, didapat "asil >6sampel untuk
masing perlakuan 3dengan per"itungan
drop out sekita >%25. Dadi total #umla"
sampel pada penelitian ini sebesar =@
orang akan dibagi men#adi * kelompok
masing-masing >6 orang ang pada
a)alna mendapat perlakuan
4
termoregulasi ang sama dan dilakukan
pen$atatan ter"adap kondisi a)al sebelum
sebelum dilakukan spinal anestesia.
Kelompok perlakuan terdiri dari *
kelompok, akni Kelompok > merupakan
kelompok kontrol dengan terapi anti
menggigil berupa 0a(l %,12 ang
diberikan sebelum bai la"ir dan /et"idin
%,+ mg,kg -- ang diberikan setela" bai
la"ir, dan Kelompok * merupakan
kelompok terapi ang diteliti dengan anti
menggigil berupa Ketamin %, *+ mg,kg
-- sebelum bai la"ir dan Ketamin %, *+
mg,kg -- sesuda" bai la"ir.
Kemudian dilakukan pengukuran
ter"adap dera#at menggigil pada . /ertama
sesuda" spinal anestesia sebelum bai
la"ir, dan sesuda" terapi anti menggigil
diberikan sebelum bai la"ir E Kedua
sesuda" bai la"ir bila masi" , mun$ul
menggil sebelum terapi anti menggigil
diberikan kembali dan sesuda" terapi anti
menggigil ang kedua. ?alu dilakukan
pengukuran Apgar skor setela" bai la"ir,
pengukuran ter"adap efek samping pada
ibu, dan pengukuran su"u inti pada setiap
keadaan dera#at menggigil 3gambar >5.
:ambar >. Kerangka ker#a penelitian
Setela" dilakukan pen$atatan "asil-
"asil tersebut dilakukan analisa dengan
$ara membandingkan antara dera#at
menggigil sebelum terapi ketamin dan
sesuda" terapi ketamin dan dinilai
kemaknaan penurunan dera#at menggigil
tersebut. Selan#utna dilakukan
perbandingan penurunan,peruba"an dera#at
menggigil antara group > 30a(l %,125
dengan group * 3Ketamin5. Kemudian
dilan#utkan setela" bai la"ir dengan
membandingkan penurunan dera#at
menggigil pada pet"idin dan ketamin.
Untuk menilai efek samping pada
bai dilakukan perbandingan skor A/:AR
antara kedua group pada menit pertama
dan menit kelima. Sedangkan untuk
menilai efek samping pada ibu dilakukan
perbandingan efek samping ang mun$ul
pada masing-masing group ang diperole"
selama dan setela" operasi.
/enelitian ini menitik beratkan
pada kemampuan terapi ketamin dalam
menurunkan menggigil sebelum bai la"ir.
Akan tetapi sesuai dengan prosedur etik
ba")a ke#adian menggigil "arus diterapi
maka pada group > diberikan pet"idin
sebagai terapi anti menggigil akan tetapi
"al ini dilakukan setela" bai la"ir.
Sebelum bai la"ir maka terapi menggigil
menga$u pada terapi standar
nonfarmakologis. ;asil terapi pet"idin
#uga di$atat dan dianalisa sebagai "asil
sekunder pada penelitian ini.
Data ang tela" terkumpul akan
dilakukan analisa statistik dengan
menggunakan bantuan piranti lunak SPSS
Statistics versi >6.%.
70 Hai+
A#a+ia Kara)'eri'i) Sa./e+
-erdasarkan analisa normalitas
dengan soft)are I-! S/SS ver.>6
diperole" ba")a pada parameter usia,
tinggi badan, DDD, tekanan sistolik,
diastolik dan la#u pernafasan diperole"
distribusi data ang normal dengan p
C%,%+ se"ingga akan dianalisa dengan
menggunakan independen t B test.
5
Sedangkan parameter /S ASA 3tipe data
ordinal5, berat badan, !A/, nadi, lama
operasi dan su"u inti pra operasi akan
dianalisa menggunakan non parametrik
dengan !ann-8"itne U test, dan
diperole" "asil semua parameter pada
kedua kelompok bersifat "omogen dengan
nilai p7%,%+ pada semua parameter.
Per(e"aa# Dera-a' Me#&&i&i+ Se(e+*.
"a# Se*"a! Tera/i Ke'a.i#
Untuk menilai apaka" ketamin
bermanfaat dan memberikan efek terapi
ang bermakna pada keadaan menggigil
setela" spinal anestesi pada ibu "amil ang
akan dilakukan se$tio (aesaria maka perlu
dibandingkan antara dera#at menggigil
sebelum pemberian ketamin dan sesuda"
pemberian ketamin. Dengan meli"at
perbedaan tersebut kemudian dilakukan u#i
statistik nonparametrik dengan
menggunakan u#i )il$o<on untuk menilai
kebermaknaan perbedaan tersebut
3Tabel>5.
Tabel >. 9fektifitas ketamin dalam
menurunkan menggigil
Dera#at
!enggigil
0 !ean
Std.
Deviation
Sig.
Sebelum
terapi
Ketamin
>6 =,%% F %,6> %,%%G
Sesuda"
terapi
Ketamin
>6 %,*@ F %,@@
-erdasarkan tabel > tampak ba")a
rerata dera#at menggigil tertinggi =,%%
3dera#at =5 men#adi %,*=3dera#at %5
menun#ukkan pengurangan dera#at
menggigil. /engurangan ini lebi" lan#ut
akan diu#i kebermaknaan dengan )il$o<on
test non parametrik dengan "asil p 4 %,%%
3pC%,%+5 menun#ukkan ba")a terdapat
perbedaan bermakna antara dera#at
menggigil sebelum dan sesuda" terapi
ketamin. ;al ini berarti ketamin efektif
untuk mengurangi menggigil.
Per(e"aa# Pe#*r*#a# Dera-a'
Me#&&i&i+ a#'ara Tera/i Ke'a.i# "a#
NaC+ 0089
/emberian ketamin ang efektif
untuk mengurangi menggigil se$ara
bermakna dibandingkan dengan 0a(l
%,12, ang diberikan sebelum bai la"ir
U#i ini menggunakan !ann-8"itne U
non parametrik -erdasarkan tabel *.
Tabel *. 9fektifitas ketamin dibandingkan
0a(l %,12 dalam menurunkan menggigil.
/enrurunan
Dera#at !enggigil
0 !ean
Std.
Deviation
Sig.
0a(l %,12 >6 %,*@ F %,&1 %,%%G
Ketamin >6 *,6> F %,6*
Per(e"aa# Pe#*r*#a# Dera-a'
Me#&&i&i+ a#'ara Tera/i Ke'a.i# "a#
Pe'!i"i#
Dengan menggunakan analisa
!ann-8"itne U non parametrik
diperole" ba")a nilai p 7 %,%+ "al ini
berarti ba")a ketamin dan pet"idin tidak
berbeda bermakna dengan pe"tidin dalam
mengurangi menggigil atau dengan kata
lain ketamin sama efektif dibanding
pet"idin. Akan tetapi dengan meli"at mean
dari data di atas ketamin masi" lebi" besar
efekna dibanding pet"idin dalam
menurunkan menggigil 3Tabel =5
Tabel =. 9fektifitas ketamin dibandingkan
pet"idin dalam menurunkan menggigil.
/enrurunan Dera#at
!enggigil
N Mean
Std.
Deviation
Sig.
Pethidin 17 2,18 0,81 0,07*
Ketamin 17 2,71 0,68
6
Per(e"aa# E:e) Sa./i#& a#'ara
Ke'a.i# "a# Pe'!i"i#
-erdasarkan tabel @ diperole"
ba")a antara ketamin dan pet"idin
terdapat satu perbedaan bermakna dalam
"al nadi. Dimana pada pasien-pasien ang
diberikan pet"idin memiliki nadi ang
lebi" tinggi dibandingkan pada ketamin
dengan p 4%,%@. 8alaupun teradapat
perbedaan bermakna akan tetapi dalam
kedua kelompok, nadi paska operasi masi"
berkisar dalam rentang nilai normal. Tidak
didapatkan perbedaan bermakna pada
parameter lain.
Tabel @. /erbandingan efek samping antara
ketamin dan pet"idin
/et"idin 3n4>65 Ketamin 3n4>65
/
!ean FSD !ean FSD
Sistolik post opH >**,6& F 1,%> >*%,+= F >%,+& %,+*
Diastolik post opG 6@,AA F 1,&> 6&,>* F A,=A %,&A
!A/ post opH 1%,1A F A,%@ 1%,&A F 6,%A %,16
0adi post opG 1%,6> F>=,6% A>,>* F >*,@6 %,%@
I
;ipersalivasiH %,%& F%,*= %,>* F%,== %,>+
DeliriumH %,>A F%,=1 %,>* F%,== %,&=
!ual munta"H %,*@ F%,@= %,>A F%,=1 %,&A
0eri KepalaH %,>* F%,== %,>* F%,== >,%%
Dapat dili"at pada tabel + ba")a
Apgar skor pada saat bai dila"irkan pada
menit > dan + menun#ukkan perbedaan
ang tidak bermakna atau sama dengan
kelompok kontrol. ;al ini menun#ukkan
ba")a ketamin aman digunakan pada
kasus ini ter"adap bai.
Tabel +. 9fek samping antara ketamin dan
0a(l %,12 pada #anin
N Mean Std. Deviation Sig.
AS menit 1
NaCl 0,! 17 7," 0,"7
0,#8
Ketamin 17 7,71 0,#7
AS menit "
NaCl 0,! 17 8,# 0,2#
0,$7
Ketamin 17 8,0 0,68
H*(*#&a# A#'ara S*!* I#'i "a#
Dera-a' Me#&&i&i+
-erdasarkan tabel & diperole"
ba")a terdapat korelasi positif dengan
angka kemaknaan p 7 %,%+ ang artina
tidak dapatkan korelasi bermakna. ;al ini
perlu diteliti lebi" lan#ut karena pada
penelitian ini faktor variabel peran$u
seperti ketinggian spinal, variasi internal
individu, kadar lemak tubu", -!I dapat
mempengaru"i proses menggigil dan
timbulna "ipotermi.
Tabel &. ;ubungan antara su"u inti dan
menggigil
;0 Pe.(a!aa#
9fektifitas ketamin dalam
menurunkan dera#at menggigil tela"
dibuktikan ole" penelitian sebelumna
ole" Kinos"ita ta"un *%%@ pada dosis %,+
mg,kg berat badan. Sedangkan pada dosis
ang lebi" renda" %,*+ mg,kg berat badan
efektifitas ini dapat dili"at dari
kebermaknaan penurunan dera#at
menggigil dengan nilai p 4 %,%% 3pC%,%+5 .
ini menun#ukkan ba")a penurunan dosis
ketamin sampai dengan %,*+ mg,kg berat
badan intravena memberikan efek pada
sentral termoregulasi untuk pusat
menggigil dengan modifikasi pada reseptor
0!DA ang tidak berbeda dengan dosis
ang lebi" besar.
7
Dera#at !enggigil
/aska Spinal Su"u !enggigil
Dera#at
!enggigil
/aska Spinal
(orrelation
(oeffi$ient
>,%%% %,%*=
Sig. 3*-tailed5 . %,A1+
0 =@ =@
Su"u !enggigil (orrelation
(oeffi$ient
%,%*= >,%%%
Sig. 3*-tailed5 %,A1+ .
0 =@ =@
Sedangkan bila dibandingkan
dengan pet"idin ang memiliki $ara ker#a
ang sama ketamin memiliki keefektifan
ang tidak #au" berbeda , "al ini #uga tela"
disebutkan pada beberapa penelitian ang
sebelumna ole" De 8itte, Dal D dkk.
Akan tetapi pada penelitian ini tela"
dibuktikan dengan dosis ang lebi" renda"
ketamin memberikan efektifitas ang
"ampir sama dengan pet"idin. 8alaupun
dengan angka p 4 %,%6 3 p7%,%+5 ketamin
menurunkan dera#at menggigil lebi" tinggi
3*,6>5 dibanding pet"idin 3*,>A5.
/erbedaan penurunan dera#at ang
lebi" tinggi pada ketamin ini mungkin
disebabkan #uga karena adana mekanisme
ker#a ketamin ang lain dalam mengurangi
ke"ilangan panas aitu dengan adana
vasokonstriksi pada pembulu" dara" tepi.
Dengan adana "al ini membuat ker#a
ketamin pada sentral dan perifer
memberikan kontribusi ang besar dalam
mengurangi ke"ilangan panas dan
menurunkan dera#at menggigil,.
9fek samping ketamin "endakna
di)aspadai. -erbagai efek samping ang
timbul adala" kenaikan tekanan dara",
kenaikan nadi, "ipersalivasi, delirium,
mual munta" dan pusing atau sakit kepala.
Dengan melakukan pengamatan pada
paska operasi ter"adap semua ge#ala di
atas dilakukan analisa dan mendapatkan
"asil ba")a dengan dosis %,*+ mg,kg berat
badan memiliki efek samping ang sangat
minimal.
9fek samping ang timbul
kemudian dilakukan analisa dan
dibandingkan pada kelompok kontrol dan
diperole" "asil ang tidak berbeda se$ara
bermakna dengan nilai p7%,%+. Akan tetapi
pada parameter nadi kita dapat meli"at
adana perbedaan bermakna antara
ketamin dengan nilai 3A>,>*F>*,@65 dan
pet"idin 31%,6>F>=,6%5 dengan nilai
kemaknaan p 4 %,%@ 3pC%,%+5. -ila
diper"atikan maka se$ara umum pet"idin
akan menebabkan kenaikan nadi lebi"
besar dibandingkan ketamin )alaupun
dalam kisaran normal. /erbedaan ini dapat
disebabkan ole" karena pet"idin memiliki
efek seperti sulfas atropin aitu takikardia,
terutam pada penelitian ini diberikan
se$ara intravena setela" bai la"ir.
Se"ingga pada pengamatan paska operasi
terdapat kenaikan nadi pada kelompok ini.
Tela" di$oba meningkirkan penebab lain
misalna neri, "ipovolemi dan ke$emasan
pada kedua kelompok ang memang pada
penelitian ini tidak diukur akan tetapi
men#adi bagian standar dari laanan
anestesi paska operasi.
9fek samping pada bai di kedua
kelompok tidak berbeda bermakna dengan
p 7%,%+ baik pada AS menit ke-> atau AS
menit ke-+. Tidak ada bai ang
membutu"kan resusitasi setela" la"ir dan
penulit dini setela" la"ir. /ada
pemeriksaan preoperatif #anin diperole"
data dasar ang "omogen dalam DDD dan
tentu sa#a sarat penelitian ini bai tidak
dalam keadaan distress. Selama anestesia
spinal gangguan "emodinamik karena blok
anestesi tidak ter#adi dan dalam analisis
ang dilakukan tidak bermakna pada
kedua kelompok. Dalam persalinan untuk
mengeluarkan bai tidak didapatkan
kesulitan se"ingga faktor-faktor lain ang
mempengaru"i kese#a"teraan #anin pada
keadaan ini dapat disingkirkan.

50 Kei./*+a#
Dapat disimpulkan ba")a Ketamin
dosis %,*+ mg,kg -- i.v. efektif dalam
menurunkan menggigil setela" anestesia
spinal pada se$tio (aesaria baik sebelum
atau sesuda" bai la"ir.
Ketamin dosis %,*+ mg,kg -- i.v
memiliki keefektifan ang sama dengan
pet"idin %,+ mg,kg berat badan intravena
sebagai terapi menggigil setela" anestesia
spinal pada se$tio (aesaria baik sebelum
atau sesuda" bai la"ir.
Tidak didapatkan efek samping
ang bermakna pada ketamin dosis %,*+
mg,kg -- i.v. baik pada ibu atau pada
#anin.
Tidak terdapat "ubungan
angbermakna antara su"u inti 3core temp5
saat menggigil dengan dera#at menggigil
8
setela" anestesia spinal pada se$tio
(aesaria.
<0 Ti#-a*a# P*'a)a
60 8itte, Dan De, Sessler, Daniel I
*%%*,J/erioperative s"iveringJ,
Anesthesiology, vol 1&, pp @&6-@A6.
20 8ra, Sara", /laat, Feli$it *%%6,
KRegional anaest"esia for $aesaran
se$tion and )"at to do )"en it failsL,
Jornal of Anaesthesia and Intensive
are !edicine, pp =*% B =**.
70 DiaM, !ar$os DDS. *%%+, K;ipotermia
and temperature regulation
$onsideration during anest"esiaL.
;0 Stevenson, (arl *%%6, KKetamine . a
revie)L, Sans Frontieres Anest"etist
!ede$ins.
50 -"atta$"ara, K. /radip,
-"atta$"ara, ?atta, Dain, K. Ra#nis",
Agar)al, Rames" ( *%%=, K/ost
anest"esia s"ivering 3/AS5 . A revie)L
, Indian Journal of Anesthesia, vol. @,
no. *, pp AA-1=.
<0 Tarme, 0i$k, 8"ite, ?u$ A *%%1,
KRisk asso$iated )it" our
anaest"eti$L, Information for patients"
#he $oyal ollege of Anaesthetist%
Se$tion=. S"ivering, pp >-=.
=0 Kinos"ita, Takao, SuMuki, !anMo,
S"imada, Noi$"i, 'ga)a, Ro *%%@,
K9ffe$t of lo) dose ketamine on
redistribution of "pot"ermia during
spinal anest"esia sedated b propofolL,
Journal &ippon !edical School, vol
6>. no. *, pp 1*-11
>0 (ro)le, ?arr D, -ugg, Donal D
*%%A, KS"ivering and neura<ial
anest"esiaL, Journal of $egional
Anesthesia and Pain !edicine, vol.
==, pp. *@>-*+*.
80 :angopad"a, Srikanta, :upta,
Kris"na, A$"ar#ee, Smita, 0aak,
Sus"il Kumar, Da)n, Satra#it, /ipial,
:autam *%>%, KKetamine, tramadol
and pet"idine in prop"la<is of
s"ivering during spinal anest"esiaL,
Journal Anaesthesiology linical
Pharmacology, vol. *&, no.>, pp +1-
&=.
600 Drug Safet So$iet *%>%, KTaking
ketamine during pregnan$ and
breastfeedingL
9

Anda mungkin juga menyukai