Anda di halaman 1dari 14

Metode kompleksometri

Titrasi Kompleksometribertujuan untuk mengetahui konsentrasi suatu kation


logam menggunakan senyawa kompleks berwarna yang akan bereaksi dengan
kation logam tersebut sehingga memberikan warna baru pada larutan dititik
akhir titrasi.
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi reaksi
pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan
penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu
pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama
akan diterapkan pada titrasi. Contoh reaksi titrasi kompleksometri :
Ag++2CN-Ag(CN)2
Hg2++2Cl-HgCl2 (Khopkar, 2002).




a. Hitam eriokrom
Indikator ini peka terhadap perubahan kadar logam dan pH larutan.
Pada pH 8 -10 senyawa ini berwarna biru dan kompleksnya
berwarna merah anggur. Pada pH 5 senyawa itu sendiri berwarna
merah, sehingga titik akhir sukar diamati, demikian juga pada pH
12. Umumnya titrasi dengan indikator ini dilakukan pada pH 10.

b. murexide
Merupakan indikator ang sering digunakan untuk Ca, pada Ph 12.

c. jingga xylenol
Kompleks dengan logam memberikan warna merah

d. calmagite
e. tiron
f. violet cathecol




Syarat-syarat indikator logam
1.Stabilitas dari ikatan kompleks indikator-logam
harus lebih rendah daripada ikatankompleks
logam-EDTA.
2.Terjadi perubahan warna pada range pH yang
ditetapkan, dimana terjadi pembentukan
kompleks stabil.
3.Perubahan warna terjadi oleh adanya indicator
bebas dari kompleks logam dalam larutan,
karena sejumlah eqivalen EDTA ditambahkan
untuk membentuk kompleks logam-EDTA.
Tujuan percobaan :
Untuk menentukan kadar ZnSO4 dengan cara
titrasi kompleksometri
Prinsip percobaan :
Titrasi kompleksometri berdasarkan
terbentuknya suatu senyawa kompleks kuat
anatara zat yang akan dititrasi dengan zat
penitrasi (NaEDTA)


ZnSO BM 287,54
Pemerian Hablur transparan atau serbuk hablur ; tidak
bewarna; tidak berbau; rasa sepat dan mirip logam.
Kelarutan sangat mudah larut dalam air; praktis tidak
larut dalam etanol (95%) P, mudah larut dalam gliserol.
Khasiat dan penggunaan laksativum; antikonvulsan
(FI III, hal 637)


Prosedur pembuatan larutan sekunder
NaEDTA (FI III hal 745)
Larutkan sejumlah dinatrium edetat P dalam
air secukupnya hingga tiap 1000,0 ml larutan
mengandung CHNNaO.2HO dalam
jumlah berikut :
larutan 0,02M7,44g CHNNaO.2HO
larutan 0,05M18,61g CHNNaO.2HO
larutan 0,1M..37,22g CHNNaO.2HO





Pembakuan larutan NaEDTA (FI III hal 638)
Timbang seksama 300 mg
ZnSO.7HO.Larutkan dalam 100 ml
aquadest. Tambahkan 5ml larutan dapar
amonia klorida pH 10 dan 0,1 ml larutan
hitam eriokrom P. Titrasi dengan dinatrium
edetat hingga warna biru tua

1 ml NaEDTA 0,05 M setara dengan 8,072
ZnSO
Penetapan kadar ZnSO (FI III hal 638)
Timbang saksama 300 mg, larutkan dalam
100 ml air. Tambahkan 5 ml larutan dapar
amonia-amonium klorida P dan 0,1 ml
larutan hitam eriokrom P. titrasi dengan
NaEDTA 0,05 M hingga warna biru tua

1 ml NaEDTA 0,05 M setara dengan 8,072 mg
ZnSO
Alat : buret, statif, klem, erlemmeyer, labu
ukur, gelas ukur, batang pengaduk
Bahan : ZnSO, larutan dapar amonia,
NaEDTA, EBT, aquadest

Pembuatan LBS NaEDTA 0,05 M
Ditimbang 18,61 g NaEDTA
Dimasukkan kedalam beaker glass dilarutkan
dengan aquadest
Dipindahkan ke dlm labu ukur 1000ml.
Ditambahakan aqquadest sampai tanda
Dikocok ad homogen

Pembakuan LBS NaEDTA 0,05 M dengan
ZnSO
Ditimbang seksama ZnSO.7HO 43,13 mg
dimasukkan ke dlm erlen
Ditambah aquadest 10 ml
Ditambah dapar amonia klorida 5ml
Ditambah 0,1 ml EBT
Dititrasi dgn NaEDTA 0,05 M sampai warna
biru

Penetapan kadar
Diencerkan ZnSO dgn aquadest ad 100ml
Dipipet sejumlah 10 ml kemudian
dimasukkan kedalam erlen meyer
Ditambah aquadest 10 ml
Ditambah 2ml dapar amonia klorida Ph 10
dan 0,1 ml EBT
Dititrasi dengan NaEDTA 0,05 M sampai
warna biru

Anda mungkin juga menyukai