Anda di halaman 1dari 18

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Akar merupakan bagian bawah sumbu tumbuhan yang biasanya
berkembang dibawah permukaan tanah, walaupun ada akar yang tumbuh di udara
sebagaimana ada batang yag berkembang dibawah permukaan tanah. Akan tetapi,
perbedaan dasar dalam perkembangan dan penataan jaringan-jaringan primer
dalam kedua organ tersebut senantiasa dapat dibedakan (Fahn, 1989).
Akar adalah bagian pokok yang nomor 3 (di samping batang dan daun)
bagi tumbuhan yang tubuh nya telah merpakan kormus. Akar biasanya
mempunyai sifat-sifat berikut :
1.

Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat didalam tanah, dengan


arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotop),
meninggalkan udara dan cahaya.

2.

Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun
atau sisik-sisik maupun bagian-bagian lainnya.

3.

Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan

4.

Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi umumnya pertumbuhannya masih kalah


jika dibandingkan dengan batang.

5.

Bentuknya sering x meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah


(Tjitrosoepomo, 2007).
Akar tidak berfungsi untuk membawa daun, jadi akar tidak beruas atau

berbuku-buku. Fungsi akar ialah untuk menegakkan berdirinya tumbuhan dan


untuk mengisap air beserta garam-garam dari tanah, dan menyalurkan air ini
kebatang Seperti batang, akar juga memiliki titik tumbuh di ujungnya, yang pada

tumbuhan berbiji terdiri dari sekumpulan sel, sedang pada Pterydophyta hanya
dari satu sel tunggal yang berbentuk pyramid tegak, yaitu sel apikal
(Tjitrosomo, 1983).
Pertumbuhan sekunder pada akar, seperti juga pada batang, terdiri atas
pembentukan jaringan pembuluh sekunder oleh cambium pembuluh dan
pembentukan periderm oleh felogen.Perisiwa itu menambah tebal sumbu akar dan
batang, dan karena itu juga dinamakan pertumbuhan sekunder yang menyebabkan
penebalan sekunder. Pertumbuhan sekunder merupakan sifat khas bagi
Gymnospermae dan Dikotyledoneae, meskipun jumlahnya senantiasa tidak sama
banyak ( Hidayat, 1995).
Sebagai organ tumbuhan, radix (akar) mempunyai beberapa fungsi pokok
sebagai berikut :

Melakukan atau memungkinkan berlangsungnya pengisapan air dan zat cair


yang bermuatan garam ( larutan larutan garam tanah).

Melakukan atau memungkinkan berlangsungnya pengisapan zat-zat hara


tanah yang selanjutnya disebarkan melalui saluran-saluran ke organ-organ
lainnya.

Menegakkan berdirinya tumbuhan, sehingga pertumbuhannya kuat dan


tidah mudah roboh.

Dan terkadang akar juga dapat sebagai tempat penimbunan makanan.


( Sutedjo dan Sukarya, 1989).

Pada akar terdapat 3 daerah, yaitu :


1.

Daerah pembelahan sel ( region of cell division = meristematic region )


Daerah ini terdiri dari sel-sel yang kecil-kecil, berdinding tipis, berbentuk
isodiametris, penuh dengan plasma dan vacuola kalaupun ada kecil-kecil.
Pada daerah inilah terjadi pembelahan sel yang paling aktif .pada daerah ini
sudah mulai terbentuk protophloem.

2.

Daerah pemanjangan ( cell enlargement region ).


Pada daerah ini sel-sel yang baru terjadi pada daerah pembelahan sel, mulai
memanjang dengan cepat.Batas daerah ini dengan daerah pembelahan sel,
adalah mulai masuknya pembuluh tapis.sel-sel didaerah ini kelihatan
panjang-panjang denga vacuola yang besar.Daerah ini diakhiri dengan
masaknya xylem element dan mulai terbentuknya casparian strip pada
endodermis dan epidermis mulai membentuk bulu-bulu akar atau root hair.

3.

Daerah pemasakan ( maturation differentiation region )


Pada daerah ini terjadi pemasakan dan diferensiasi jaringan-jaringan.Pada
daerah inilah terjadi bulu-bulu akar yang banyak.Diatas daerah ini
terdapatlah akar yang sudah masak (Napitupulu, 2007).

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari percobaan adalah untuk mengetahui dan mengenal
anatomi akar monokotil dan akar dikotil pada tanaman jagung (Zea mays L.) dan
kedelai (Glycine max L. Merril).
Kegunaan Penulisan
-

Sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikal test Laboratorium
Anatomi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Akar Monokotil
Struktur anatomi akar lebih sederhana daripada batang dan biasanya lebih
seragam, mungkin berkaitan dengan kurang bervariasinya lingkungan dalam tanah
daripada variasi lingkungan aerial.Karakteristik akar secara umum :

Akar cenderung tumbuh ke bawah atau ke samping daripada ke atas.

Tidak ada klorofil pada akar.

Tidak memiliki daun-daun dan tunas.

Memiliki tudung akar pada ujungnya.

Akar bercabang, dan berasal dari struktur endogenik.

Posisi xilem dan floem berada pada radii yang berbeda.

Memiliki rambut akar pada daerah dekat apeks akar( Harris, 2013.)
Akar monocotyledoneae dewasa biasanya berupa akar serabut dan

berkembang dari batang.Umumnya akar ini tidak mengalami penebalan


skunder.Tipe paling umum akar pada Monocotyledoneae adalah sisteakar
serabut.Radikula yang terdapat dalam biji terdiri atas meristem akar dan terbentuk
pada perkecambahan biji. Pada Monocotyledoneae, akar biasanya mati pada awal
pertumbuhan dan sistem akar dari tumbuhan dewasa terdiri atas sejumlah akar
serabut ( Mulyani, 2006).
Karakteristik anatomi akar monokotil :

Kelompok xilem banyak, poliarch, biasanya bervariasi anatara 11-20.

Perisikel hanya menghasilkan akar lateral.

Tidak memiliki kambium, tidak ada pertumbuhan sekunder.

Empulur berkembang dan besar (Harris, 2013).

Anatomi Akar Dikotil


Pada saat akar mengalami pertumbuhan sekunder, berkas pengangkut
primer akan menyusun bagian tengah kemudian membentuk struktur heksagonal
(akar tunggang) dan strukur tetragonal (akar lateral). Pada jaringan primer, berkas
floem letaknya berselang-seling secara radial dan berkas xilemnya dipisahkan
oleh lapisan sel parenkim.Sementara itu, floem primer membentuk kelompok dan
kemudian endodermisnya dipisahkan oleh sel perisiket.Awal pertumbuhan akar
lateral dari lapisan perisikel berasal dari satu sisi yang berlawanan dengan tempat
berkumpulnya xylem primer. Korteks disusun oleh 6 sampai 16 lapis sel parenkim
dan terletak disebelah luar endodermis. Epidermis akar tersusun atas satu lapis sel
( Wahyudi,dkk, 2008).
Karakteristik anatomis akar Dikotil :

Berkas xilem beragam antara 2-6 (diarchheksarch).

Perisikel selain menghasilkan akar lateral juga merisetem sekunder.

Memiliki kambium, terjadi pertumbuhan sekunder.

Empulur kecil atau tidak ada (Harris, 2013).


Sistem akar sebagian besar Dikotiledoneae dan Gymnospermae terdiri atas

akar tunggang yang membentuk cabang pada sisinya.Bagian dewasa dari akar,
yang biasanya mengalami penebalan skunder, hanya berfungsi sebagai alat
pemegang pada tanah dan untuk menyimpan bahan cadangan.Pengambilan air dan
garam dilakukan oleh terutama oleh sistem akar yang masih dalam pertumbuhan
primer.Akar Gymnospermae dan Dicotyledoneae berkembang menjadi akar
tunggang dengan percabangannya. (Mulyani, 2006)

BAHAN DAN METODE


Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun tempat percobaan dilakukan di Laboratorium Anatomi Tumbuhan
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan dengan ketinggian 25 m dpl.Praktikum dilaksanakan pada hari kamis
tanggal 23 Mei 2013 pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai.
Alat dan Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai objek percobaan ini
adalah akar jagung (Zea mays L.) sebagai objek praktikum anatomi akar
monokotil, akar kedelai sebagai objek praktikum anatomi akar dikotil,

lilin

parafin yang digunakan sebagai pengganti kaca preparat, aluminium foil sebagai
wadah untuk meletakkan lelehan lilin, spritus sebagai bahan bakar bunsen,
immension oil dan congo red untuk memperjelas bagian yang diamati, xylol untuk
membersihkan lensa agar mudah diamati. Aluminium foil sebagai tempat cetakan.
Korek api sebagai sumber api untuk menghidupkan bunsen.
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah beacker glass
sebagai wadah untuk melelehkan lilin, mikrotom untuk memotong lilin, kaki tiga
sebagai tungku untuk melelehkan lilin, bunsen sebagai alat untuk melelehkan lilin
parafin, mikroskop untuk mengamati objek yang diamati, serbet untuk membantu
mengangkat mikroskop, kain flanel untuk mengambil preparat, lampu sebagai alat
penerang pada saat pengamatn mikroskop, penyangga kaki tiga untuk menyangga,
kaca preparat sebagai media untuk meletakkan objek yang diamati, deck glass
sebagai penutup kaca preparat yang telah diletakkan potongan lilin, spatula
sebagai alat untuk mengaduk lilin parafin yang dipanaskan.

Prosedur Praktikum
Disediakan bahan dan alat yang akan digunakan untuk percobaan
Dibuat cetakan dengan bentuk kubus dari aluminium foil dengan ukuran
3cm x 3cm x 3cm.
Dipanaskan lilin parafin hingga meleleh merata dalam beacker glass sambil
diaduk menggunakan spatula.
Dimasukkan 1/3 lilin paravin kedalam aluminium foil
Dimasukkan akar tanaman ke dalam cetakan kemudian masukkan lagi lelehan
lilihan parafin hingga seluruh bagian batang tanaman tertutup 2 cm.
Diamkan cetakan lilin hingga keras/membeku
Diiris lilin dengan menggunakan mikrotom setipis mungkin.
Diambil irisan yang paling tipis dan diletakkan di atas preparat.
Ditambahkan immersion oil dan kongo red pada preparat.
Diletakkan pada meja mikroskop dan diamati anatominya.
Digambar pada buku gambar anatomi akarnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
1.

Gambar Penampang Melintang Akar Jagung (Root of Zea mays)


Keterangan :
1. Epidermis
2. Korteks
3. Parenchym
4. Xylem
5. Phloem

2.

Gambar Penampang Melintang Akar Kedelai (Stem of Glycine max)

Keterangan
2
3

1. Epidermis
2. Phloem
3. Xylem

4. Jaringan Tiang

10

3.

Gambar Penampang Melintang Akar Monokotil


1
2
3
4
5
6

4.

Gambar Penampang Melintang Akar Dikotil

1
2
3
4
5
6
7

11

Keterangan :
Gambar penampang melintang akar monokotil :
1 Epidermis
2 Korteks
3 Endodermis
4 Xylem
5 Parenchym
6 Phloem
7 Exodermis
Gambar penampang akar dikotil:
1 Epidermis
2 Korteks
3 Parencym
4 Endodermis
5 Pericycle
6 Xylem
7 Kambium

12

Pembahasan
Akar berfungsiuntuk menegakkan berdirinya tumbuhan dan untuk
menghisap air beserta garam garam mineral dari tanah dan menyalurkannya
kebatang.Hal tersebut sesuai dengan literatur Tjitrosomo (1983).yang menyatakan
fungsi akar ialah untuk menegakkan berdirinya tumbuhan dan untuk menghisap
air beserta garam garam mineral dari tanah dan menyalurkannya
kebatang.Seperti batang, akar mempunyai titik tumbuh diujungnya, yang pada
tumbuhan berbiji terdiri dari sekumpulan sel sedang pada pteridophyta hanya dari
satu sel tunggal yang berbentuk piramid tegak yaitu sel apikal.
Dalam percobaan praktikum ini dapat diketahui diagram atau jaringan
penampang akar monoctyledoneae pada tanaman jagung ( Zea mays L. ) terdiri
dari Epidermis akan membentuk tonjolan menjadi rambut kar yang berfungsi
untuk menyerap air dan garam, .korteks berfungsi berfungsi untuk penyimpanan.
Pada monokotil, biasanya tidak terjadi penebalan sekunder. Endodermis berfungsi
untuk mrngatur jalannya air dan garam mineral ari korteks kesilinder pusat,
xylem berfungsi menggangkut air dan phloem berfungsi sebagai menggangkut zat
hara. Hal ini sesuai dengan literatur Tjitrosomo ( 1990 ) yang menyatakan bahwa
jaringan penyusunnya monokotil terdiri epidermis, korteks, endodermis, xylem,
parenkim, phloem yang berfungsi menggangkut air dan phloem berfungsi sebagai
menggangkut zat hara.
Dalam percobaan dapat diketahui anatomi akar dikotil pada kacang kedelai
( Glycine max L. )

memiliki jaringan sama dengan monokotil hanya tetapi

dicotyledoneae cambium yang berfungsi membentuk jaringan sekunder akan terus


membentuk jaringan sekunder sehingga xylem primer akan terbenam. Dengan

13

menggembangannya lingkaran cambium oleh pertumbuhan sekunder . Hal ini


sesuai dengan literatur Napitupulu ( 1982 ) yang menyatakan bahwa
dikotiledoneae memiliki cambium merupakan pertumbuhan sekunder.
Struktur anatomi akar pada tumbuhan monokotil secara umum memiliki
sel-sel endodermis yang terhalang oleh dinding sebelah dalam yang menebal.Hal
ini sesuai dengan literatur Tjitrosomo( 1990 ) yang menyatakan bahwa sel-sel dan
jaringan akar pada daerah pematangan mempunyai pola tetentu.Diagram
penampang akar monocotyl terdiri dari epidermis, korteks, endodermis, xylem,
parenchym, xilem, phloem. Sel-sel ujung akar diperbaharui dari dal dengan
berbagai cara, bergantung pada spesiesnya.
Akar pada tumbuhan dikotil memiliki bentuk sistem akar tunggang, karena
akarnya memiliki percabangan dari pembentukan akar primer.Hal ini sesuai
dengan literatur Nugroho ( 2006 ) Akar tumbuhan berbiji tumbuh dari lembaga
yaitu dibagian akar lembaga (radicula) membentuk akar primer. Akar primer pada
kelas tumbuhan berkeping biji dua (Dicotyledoneae) tumbuh dan berkembang
menjadi batang akar atau akar tunggang (corpus radici) yang bercabang
membentuk sistem akar tunggang.
Perbedaan akar monokotil dan akar dikotil adalah kalau akar monokotil
tidak memiliki cambium sedangkan akar dikotil ada, Karakter anatomi yang
penting dari akar tumbuhan monocotyledon yaitu; berkas xilem biasanya
polyarch, perisikel mengadakan aktivitas membentuk akar cabang saja, tidak
dijumpai adanya kambium, parenkim pusat berkembang dengan baik atau kadamg
brkembang menjadi sklerenkim, sedangkan dikotil berkas pembuluhnya biasanya
hexarch, perisikel mengadakan aktifitas

membentuk akar cabang

akar dan

14

meristem. Hal ini berdasarkan literature Nugroho ,dkk ( 2006 ) yang menyatakan
perbedaan atau karakteristik akar monokoil dan dikotiledon.
Rambut akar adalah tabung yang tidak bercabang yang ujungnya
membulat, terbentuk sebagai hasil pertumbuhan dari sel-sel epidermis dalam
daerah matang.rambut akar berfungsi menyerap air dan membawanya ke jaringan
penghantar didalam akar. Akar tumbuh memanjang melalui pembelahan sel i
meristem apikal, yakni daerah pertumbuhan diujung akar. Rambut-rambut akar
merupakan bagian dari suatu sistem aktif, dimana rambut-rambut yang lebih tua
hancur dan rambut-rambut baru terus menerus dibentuk. Hal ini sesuai dengan
literature George ( 1999 ) yang menyatakaan bahwa, rambut akar adalah tabung
yang tidak bercabang yang ujungnya membulat, terbentuk sebagai hasil
pertumbuhan dari sel-sel epidermis dalam daerah matang. rambut akar berfungsi
menyerap air dan membawanya ke jaringan penghantar didalam akar.
Endodermis ditandai dengan adanya garis-garis Caspari pada
dinding anticlinal. Bahan-bahan membentuk garis-garis caspari ini masih terdapat
perbedaan perbedaan pendapat karena ada yang menyatakan bahwa penebalan
ini dari lignin dan ada pula yang menyatakan dari suberin. Plasma sel terletak
terkonsentrasi / melekat pada garis-gars caspari. Hal ini sesuai dengan literatu
Napitupulu ( 1982 ) yang menyatakan bahwa caspari terdapatdi Endodermis
ditandai dengan adanya garis-garis Caspari pada dinding anticlinal.

15

Beberapa perbedaan anatomi akar monokotil dan dikotil antara lain :


Akar Monokotil

Akar Dikotil

Susunan lapisan jaringan: epidermis Susunan lapisan jaringan: epidermis korteks endodermis perisikel korteks endodermis perisikel
floem xilem - empulur

floem xilem empulur.

Berkas pengangkut xilem floem Berkas pengangkut xilem floem


tersusun dalam satu lingkaran

memancar seperti jari-jari pusat roda


sepeda dengan floem terletak di
antara jari-jari xylem

16

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Akar berfungsiuntuk menegakkan berdirinya tumbuhan dan untuk
menghisap air beserta garam garam mineral dari tanah dan
menyalurkannya kebatang.
2. Diagram penampang anatomi akar monokotil yang terdapat pada akar
jagung ( Zea mays L. ) dengan jaringan penyusunnya terdiri dari
epidermis, korteks, endodermis,xylem,parenkima, phloem.
3. Diagram penampang anatomi akar dikotil yang tedapat pada akar kacang
kedelai ( Glycine max L. Merril ) dengan jaringan penyusunnya terdiri
dari epidermis, korteks, endodermis, parenkima, xylem, phloem, cambium.
4. Perbedaan Akar monokotil dan dikotil adalah Dikotil mempunyai jaringan
cambium sedangkan monokotil tidak dan berkas xilem biasanya polyarch,
perisikel mengadakan aktivitas membentuk akar cabang saja , kalau dikotil
berkas pembuluhnya biasanya hexarch, perisikel mengadakan aktifitas
membentuk akar cabang akar dan meristem.
5. Rambut akar adalah tabung yang tidak bercabang yang ujungnya
membulat, terbentuk sebagai hasil pertumbuhan dari sel-sel epidermis
dalam daerah matang. rambut akar berfungsi menyerap air dan
membawanya ke jaringan penghantar didalam akar.

17

Saran
Adapun pengamatan anatomi akar tanaman monokotil dan dikotil ini
Sebaiknya dalam mengamati akar tumbuhan monokotil dan dikotil digunakan
mikroskop dengan pembesaran yang lebih besar agar anatomi kedua akar tersebut
dapat terlihat lebih jelas dan lebih mendetail.

\
\

18

DAFTAR PUSTAKA
Fahn, A. 1989.Anatomi Tumbuhan.Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
George, H., 2006 . Biologi Edisi Kedua . Erlangga . Jakarta.
Harris, W. 2013.Anatomi Tumbuhan. http://repository.IPB. Diakses pada tanggal
20 Mei 2013.
Hidayat,E.B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Istitut Teknologi Bandung.
Bandung.
Lakitan,B. 1996.Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman.Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Marwiyah, W. 2013.Bahan Ajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII Semester
1.Erlangga. Jakarta.
Mulyani,S. 2006.Anatomi Tubuhan.Kanisius.Jakarta.
Napitupulu,J.A. 2013.Pengantar Anatomi
Universitas Sumatera Utara.Medan.

Tumbuhan.Fakultas

Pertanian

Rianawaty, I ., 2012. Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan. Jakarta.


Rendle, A. B. 1959. The Classificationoe Flowering Plants. Cambridge At The
University Press. Tokyo.
Russel,R.S. 1982.Plant Root Systems: Their function and interaction with the
soil.University of Glasgow.England.
Sutarmi,S. 1983 .Botani Tumbuhan.Angkasa.Bandung.
Sutedjo, M dan Sukaryo. 1989. Tumbuhan dan Organ-Organ Pertumbuhannya.
Bina Aksara. Jakarta.
Tjitrosoepomo,G. 2007. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University
Press.Yogyakarta.
Wahyudi,T. R. Panggabean dan Pujiyanto.2008.Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir.Penebar Swadaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai