Anda di halaman 1dari 10

WAWASAN WIYATA MANDALA

Wawasan artinya cara Pandang


Wiyata artinya pendidikan
Mandala artinya lingkungan
Jadi wawasan wiyata mandala adalah cara pandang siswa terhadap
lingkungan pendidikan , dengan memahami wawasan wiyata mandala siswa harus
menjadikan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar baik belajar berbagai
ilmu pengetahuan maupun belajar bersosialisasi artinya bergaul dengan berbagai
kalangan seperti dengan sesama siswa ( harus berkawan banyak ) dengan guru
bagaimana tata krama dilakukan , dengan karyawan sekolah dengan Tata Usaha
sekolah , Keamana sekolah dan sebagainya .
Selama menjadi siswa SMP 1 Ngamprah harus memiliki tekad bahwa datang
ke sekolah semata mata hendak menjadi lebih baik dan bermanfaat , baik
dalam belajar di kelas maupun di luar kelas , baik dalam bertata krama dan sopan
santun , mampu berfikir kritis, bertaqwa , cerdas dan kreatif, inovatif .
Artinya kritis berbicara dalam menyampaikan pendapat dan mampu
menghargai pendapat orang lain
Bertaqwa artinya mengamalkan ilmu pengetahuan dan perbuatan harus
senantiasa didasari oleh nilai nilai agama , walaupun berbeda agama , sebab
semuaagama resmi mengajarkan umatnya untuk berbuat baik
Cerdas dalam bersikap dan mengambil keputusan artinya kapan boleh
berbicara dan kapan kita harus menjadi pendengar yang baik .
Kreatif artinya selalu ingin memanfaat segala sesuatu untuk kebaikan dan
segala sesuatu dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin , artinya tidak ada sesuatu
yang tidak berguna bahkan bagi orang yang kreatif sampah saja masih bisa
dimanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna

Inovatif artinya mampu menciptakan sesuatu yang baru yang mendukung


khidupan menjadi lebih berkwalitas dan lebih baik dan layak .
Dengan memanfaat segala fasilitas yang ada disekolah yang mendukung
lingkungan belajar yang kondusif artinya dapat memanfaat lingkungan sekolah
sebagai wahana belajar menempa diri menjadi manusia yang berguna bagi bangsa
dan negara , menjadi warga negara yang baik yang memahami hak dan kewajiban
sebagai siswa, anggota masyarakat , dan calon penerus bangsa yang beriman,
berilmu , cerdas, dan berdaya saing , sebab bangsa Indonesia ini akan maju jika
diisi oleh warga negara yang

berfikiran positif dan inovatif , bukan diisi oleh orang

malas , ingin enak saja tanpa bekerja keras , ingin disebut anak gaul tanpa mau
berjuang untuk menjadi manusia yang memiliki keahlian ,
Maka di sinilah lingkungannya di sekolah jadikanlah sekolah SMP 1
Ngamprah sebagai tempat menimba ilmu pengetahuan dan tempat mengukir
prestasi

Wawasan Wiyata Mandala Wawasan berarti pandangan, tinjauan, konsepsi cara pandang.
Wiyata (Jawa) pengajaran yang juga berarti pendidikan. Mandala berarti lingkaran, bundaran,
atau lingkungan. Wiyata Mandala berarti lingkungan pendidikan tempat berlangsung proses
belajar-mengajar. Wawasan Wiyata Mandala adalah cara memandang sekolah sebagai
lingkungan pendidikan dan pembelajaran.
Secara formal Wawasan Wiyata Mandala ditetapkan dalam Surat Direktur Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah (Dikdasmen) nomor :13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984 sebagai sarana
ketahanan sekolah. Wawasan Wiyata Mandala merupakan konsepsi atau cara pandang; bahwa
sekolah adalah lingkungan atau kawasan penyelenggaraan pendidikan. Tujuan pendidikan seperti
termaktub dalam pasal 3, UU Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Sekolah mengemban
misi pendidikan oleh karena itu sekolah tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan diluar tujuan
pendidikan. Sekolah harus benar-benar menjadi ciri khas masyarakat belajar di dalamnya.

Wawasan Wiyata Mandala 7K


1. Keamanan/Kenyamanan
2. Kekeluargaan

3. Kedisiplinan
4. Kerindangan

5. Kebersihan
6. Keindahan
7. Ketertiban

Komponen Peran Wawasan Wiyata Mandala


1. Peran Kepala Sekolah
Berwenang dan bertanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan pendidikan di lingkungan
sekolah.
Kepala sekolah dihormati dan berwibawa artinya siapapun yang berkepentingan dengan sekolah
harus melalui kepala sekolah.
Semua aparat sekolah tidak boleh bertindak sendiri-sendiri melainkan atas seijin kepala sekolah.
Kepala sekolah melaksanakan program-program yang telah disusun bersama komite sekolah.

Menyelenggarakan musyawarah sekolah yang melibatkan pendidik, osis, komite sekolah, tokoh
masyarakat, dan pihak keamanan setempat.

Menertibkan lingkungan sekolah baik yang berbentuk peraturan atau tata tertib.
Mengadakan rapat koordinasi yang bersifat insidentil interen antara guru, wali murid, maupun
siswa.
Menyelenggarakan kegiatan yang dapat menunjang kegiatan sekolah seperti Pramuka, PKS,
PMR, Kesenian, Olah raga, dll.
2. Peran Guru
Menjunjung tinggi martabat dan citra Guru dengan sikap dan tingkah laku.
Menjadi teladan (pamong) di masyarakat.

Guru mampu memimpin baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Guru dipercaya oleh diri sendiri dan warga sekolah.
3. Peran Civitas Akademika
Tata Usaha Sekolah harus mendukung kepentingan administrasi dalam rangka proses belajar
mengajar di sekolah.
Perangkat sekolah yang lain seperti pegawai, Satpam, Tukang Kebun, piket dll, harus
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai bidang tugas masing-masing.
Semua warga sekolah menjalin rasa persaudaraan demi kenyaman warga sekolah.
4. Peran Murid

Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah tanpa kecuali.


Hormat dan sopan kepada guru dan warga sekolah yang lain.

Hormat dan sopan kepada teman


Belajar yang tekun

Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.

Menjaga nama baik keluarga dan sekolah di manapun berada.


Menjaga dan memelihara fasilitas belajar dan mengajar.
Menjaga keamanan sekolah.
Melaporkan peristiwa negatif yang terjadi di sekolah kepada OSIS, guru, wakil kepala sekolah,
BP atau Kepala sekolah.
Memelihara lingkungan sekolah.
5. Peran masyarakat sekitar
Mendukung program dan kebijakan sekolah dalam rangka kemajuan Proses belajar mengajar.

Memberi saran dalam pemajuan proses belajar dan mengajar.


Ikut menjaga keamanan lingkungan sekolah.
Mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah melalui Komite sekolah.

Mekanisme pelaksanaan Wawasan Wiyata Mandala


Tahap Preventif :
1. Memelihara sekolah melalui 7 K.

2. Menciptakan suasana harmonis antar warga dan lingkungan sekolah.


3. Membentuk jaring pengawasan.

4. Menghilangkan bentuk peloncoan saat MOS.


5. Mengisi jam kosong dengan kegiatan ekstrakurikuler.
6. Meningkatkan keamanan dan ketertiban saat masuk dan usai sekolah.
B. Tahap represif :

1. Mendamaikan pihak yang terlibat perselisihan.


2. Menetralisisr isu negatif yang berkembang.
3. Berkoordinasi dengan pihak keamanan bila ada kriminal di Sekolah.
4. Penyelesaian kasus secara hukum terhadap kasus yang melibatkan pihak luar sekolah.

5. Mengadakan Bimbingan dan Penyuluhan.


6. Memberikan sanksi sesuai tata tertib yang berlaku.

Lingkaran Berbelit
Tujuan
Menyadarkan peserta tentang pentingnya rasa 1 tim untuk memudahkan proses belajar
dan bekerja dalam kelompok.
Langkah-langkah:
1. Peserta berdiri dalam lingkaran, lalu menjulurkan kedua tangannya ke depan.
Kemudian memegang tangan 2 peserta lainnya (missal : tangan kiri memegang
tangan si A, tangan kanan memegang tangan si B) sampai membentuk suatu
belitan besar.
2. Semua kerjasama untuk coba membentuk kembali lingkaran sempurna tanpa
melepaskan tangan yang dipegang dan tanpa berbicara.
Menggambar bersama
Latar Belakang
Sebuah kelompok baru dapat berfungsi sebagaimana mestinya apabila terjadi
komunikasi antar orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Tujuan
Peserta menyadari arti pentingnya komunikasi dalam suatu kelompok.
Langkah-langkah:
1. Peserta dibagi dalam kelompok kecil (5 orang) dan setiap anggota kelompok
memiliki nomor urut sendiri-sendiri dari nomor 1 sampai 5.
2. Tiap kelompok mendapat selembar kertas plano dan sebuah spidol untuk
menggambar.
3. Secara berurutan setiap menit, setiap orang dalam kelompok masing-masing
diminta menggambar pada kertas plano yang ada, dengan syarat : tidak boleh
bertanya atau bicara satu sama lain, setiap orang menggambar apa yang dimaui
dan dipikirkan sendiri, kemudian dilanjutkan oleh yang lain pada kertas yang
sama menurut apa yang dimaui dan dipikirkan sendiri pula, dan seterusnya
sampai seluruh anggota kelompok memperoleh bagian waktunya masingmasing untuk menggambar.
Bahan Diskusi :
a. Berapa kelompok yang mampu menghasilkan gambar yang utuh dan jelas?
b. Apa kesan dan perasaan setiap orang terhadap hasil gambar kelompoknya?
c. Bagaimana seharusnya proses yang ditempuh agar hasil kerja bersama itu
memuaskan semua orang dalam kelompok yang bersangkutan ?

Menggambar Wajah Pasangan


Tujuan:
1. Membantu peserta untuk memandang langsung ke dalam mata pasangannya,
saling mengenal cirri-ciri wajahnya, dengan harapan hal ini bisa membantu
peserta untuk saling terbuka dan tidak lagi kikuk dengan yang lainnya.
2. Melatih peserta satu cara sederhana tentang menggambar dan menghilangkan
perasaan peserta bahwa mereka tidak mampu menggambar.
Langkah-langkah:
1. Dengan sehelai kertas setiap pasangan saling berhadapan dan mulai
menggambar wajah pasangannya. Bisa mulai dari mana saja tetapi tidak boleh
melihat kertas sama sekali.
2. Gerakkan tangan mengikuti arah gerak pandangannya yang menelusuri garis
wajah pasangannya.
3. Setelah selesai menggambar, masing-masing pasangan bergantian
mewawancarai pasangannya, mengenai nama, tempat tinggal, pekerjaan, umur,
keluarga dan sebagainya. Waktunya cukup 5 menit saja untuk setiap peserta.
4. Kemudian setiap pasangan tampil di depan kelompok memperkenalkan
pasangannya dengan cara menunjukkan gambar pasangannya sambil
menyebutkan :Nama saya(nama pasangannya), tempat tinggal.dan
seterusnya.
Mutiara Dalam Guci
Tujuan
Merangsang kreativitas dan keberanian peserta untuk berpendapat.
Langkah-langkah:
1. Gambarlah sebuah guci dengan berisi berbagai benda di dalamnya, di papan
tulis (atau di tempat yang bisa dilihat oleh sluruh peserta).
2. Katakan kepada peserta bahwa itu adalah gambar sebuah guci yang berisi
penuh dengan bermacam kerilik, pecahan beling, dan batu-batu yang tidak
berguna. Di bagian dasar ada mutiara yang sangat mahal harganya.
3. Tanyakan kepada peserta, bagaimana caranya mengeluarkan mutiara itu dalam
waktu yang singkat dan gampang.
4. Diskusikan apa hikmah yang bisa dipetik dari permainan ini.
Pecah Balon
Latar Belakang
Bila peserta terlalu banyak menguras pikiran atau berdebat tanpa penyelesaian yang
memuaskan pada kegiatan sebelumya, hal ini akan sangat mempengaruhi konsentrasi

mereka untuk mengikuti kegiatan berikutnya.


Tujuan
Memberikan kesegaran kepada peserta dengan melampiaskan emosinya.
Langkah-langkah:
1. Bagikan kepada setiap peserta sebuah balon dan seutas tali raffia (kira-kira
sepanjang 2 jengkal).
2. Mintalah mereka meniup balon masing-masing.
3. Mintalah mereka mengikatkan balon tersebut di kaki kirinya.
4. Mintalah seluruh peserta berdiri di tengah ruang belajar.
5. Jelaskan kepada peserta bahwa tujuan kegiatan ini adalah memecahkan balon
orang lain sebanyak mungkin dengan cara menginjak balon-balon tersebut.
6. Beri aba-aba untuk mulai.
7. Bahas bersama peserta apa saja yang mereka rasakan, lihat dan dengar selama
kegiatan tadi. Kenapa begitu ? Apa kesimpulan yang dapat ditarik?
8. Sekarang topic yang direncanakan sudah bisa dimulai.
Bahan-bahan:
Balon dan tali raffia sebanyak jumlah peserta.
Rantai Nama
Tujuan
Permainan ini dimaksudkan bagi kelompok yang belum saling kenal nama masingmasing, agar lebih akrab, serta memberi pengalaman tampil di depan forum.
Langkah-langkah:
1. Peserta besama pemandu berdiri di dalam lingkaran
2. Pemandu menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :
Salah seorang menyebutkan namanya dengan suara keras agar terdengar oleh
setiap peserta, kemudian peserta yang berdiri di sebelahnya (kiri atau kanan)
menyebutkan nama peserta pertama tadi ditambah dengan namanya sendiri.
Peserta ketiga menyebutkan nama peserta pertama dan kedua ditambah dengan
namanya sendiri, begitu seterusnya sampai selesai.
3. Proses ini diulangi lagi dengan arah berlawanan, dimulai dari peserta yang
terakhir menyebutkan rantai nama tersebut.
Variasi
Buat lingkaran, setiap peserta secara bergiliran menyebutkan nama panggilan, umur,
tempat asal, pekerjaan, lalu peserta yang lain menirukan, begitu seterusnya sampai
selesai satu putaran. Putaran kedua, semua peserta mengulangi lagi secara bersamasama data pribadi tersebut, dengan urutan seperti semula.

Anda mungkin juga menyukai