Udik
Untuk Demokrasi & Kedaulatan Kita
Perkumpulan
Pengembangan Inisiatif &
Advokasi Rakyat
Nusa Tenggara Timur
PIAR - NTT
Dedek...
Blunder Sang Jaksa
Tim Pemantau Kinerja dan
Perilaku Jaksa yang ada di PIAR
NTT, terus menemukan sejumlah
temuan dalam persidangan yang
berkaitan dengan proses
penuntutan oleh jaksa. Kali ini yang
menjadi sorotan adalah kasus
pengancaman di Oenesu Kabupaten Kupang. Dimana, kasus
ini dilaporkan oleh Erni Laku Saba
dengan Korbannya Abraham
Sabneno (suami pelapor). Dalam
kasus ini ada keanehan, khususnya
berkaitan dengan keterangan saksi
yang termuat dalam Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) yang dibawa
dalam persidangan.
Persoalannya semakin rumit,
ketika Jaksa Penuntut Umum (JPU)
tetap mengacu pada BAP yang
dibuatkan pihak penyidik kepolisian
atas saksi Bahlum Baun. Saksi
tidak pernah tahu kalau dirinya
ditetapkan sebagai saksi dalam
kasus ini. Bahkan sampai memiliki
keterangan resmi dalam BAP yang
sampai dibacakan dihadapan
majelis hakim dalam pengadilan.
Jaksa memiliki alasan tersendiri
dihadapan majelis hakim bahwa
saksi Bahlum Baun sementara sakit
dan tidah bisa jalan (lumpuh)
sehingga tak bisa menghadiri
persidangan. Dengan demikian
maka keterangan saksi Bahlum
Baun dibacakan oleh jaksa di
dalam pesidangan.
Blunder dilakukan jaksa, karena
saksi Bahlum Baun sama sekali
tidak pernah mendapatkan
panggilan dari kepolisian maupun
kejaksaan untuk diambil
keterangannya. Bahlum Baun
sendiri tidak begitu tahu dengan
kasus tersebut. Aneh benar
penanganan kasus ini.***
s a a t
y a n g
bersangkutan
diperiksa sebagai
saksi
dalam
persidangan di PN
Oelamasi. Hakim dan
Jaksa Penuntut
Umum (JPU) dalam
kasus ini mengajukan
pertanyaanp e r ta n y a a n y a n g
harus dijawab saksi,
namun
tidak
menyentuh substansi
kasus pengancaman.
Hal-hal
yang
dipertanyakan ialah
terkait kepemilikan tanah, matinya
tamanan tomat serta latar belakang
terpidana Manase Oria Pong yang
pernah melakukan penganiayaan
terhadap orang lain, yang merupakan
suatu kasus yang sudah terjadi jauh
sebelum kasus pengancaman ini
terjadi. Bahkan kedua saksi ini
mengakui sedikit terintimidasi selama
persidangan sebab keterangan
keduanya dianggap menguntungkan
terdakwa.
Hal yang lebih parah justru
dialami oleh saksi Balhum Baun.
Dalam usianya yang sudah sangat
tua, namanya dicatut sebagai saksi
yang memberikan keterangan di
bawah sumpah kepada penyidik yang
intinya menyatakan bahwa benar
telah terjadi kasus pengancaman
oleh Manase Oria Pong kepada
korban Amran Abraham Sabneno.
Dalam berita acara pun menyebutkan
bahwa dirinya saat itu menyaksikan
kejadian dari jarak 25 meter tapi
keberadaannya tidak diketahui oleh
pelaku
maupun
korban
pengancaman. Di persidangan, saksi
Baronda ...
dakwaan kedua.
JPU berpendapat bahwa oleh
karena dakwaan primair pada
masing-masing dakwaan terbukti,
maka sudah sepantasnya terdakwa
dihukum oleh karena perbuatannya
itu dengan pidana penjara selama
10 tahun dan denda sebesar Rp.
300. 000. 000,- (tiga ratus juta rupiah)
subsidair 6 bulan kurungan. JPU juga
menuntut agar terdakwa tetap berada
dalam tahanan dan diwajibkan
membayar biaya perkara sebesar
Rp. 2. 000,- (dua ribu rupiah).
Terdakwa Rebeca yang hadir di
persidangan didampingi penasihat
hukumnya, Ester Day,SH nampak
berlinang air mata begitu mengetahui
dirinya dituntut pidana penjara
selama sepuluh tahun. Begitu pula
dengan pihak keluarga terdakwa
yang turut menghadiri persidangan
ini terlihat murung saat meninggalkan
ruang sidang. Ester Day, SH., selaku
penasihat hukum meminta kepada
majelis hakim memberikan waktu
tujuh hari untuk menyusun
pembelaan (pledoi) terhadap tuntutan
JPU yang telah dibacakan tersebut
dan majelis kemudian menunda
persidangan selama satu minggu.
Menanggapi tuntutan JPU,
b e b e r a pa a k t i v i s L S M y a n g
tergabung dalam Aliansi Menentang
Perdagangan Orang Nusa Tenggara
Timur (AMPERA NTT) dan telah
melakukan
pemantauan
Baronda ...
Udik
Untuk Demokrasi & Kedaulatan Kita
terjadinya kerugian
keuangan negara sebesar
Rp. 118. 195. 000,- (seratus
delapan belas juta seratus
sembilan puluh lima ribu
rupiah).
Walaupun
JPU
berupaya keras untuk
membuktikan dakwaannya,
baik primair maupun
subsidair, namun ternyata
di persidangan, terungkap
b e b e r a pa f a k ta y a n g
kemudian mempengaruhi
majelis hakim dalam
mengambil keputusan.
Fakta fakta menarik dalam persidangan kasus ini ialah
soal penggantian spesifikasi mesin pompa air; merek
Robinson yang dibeli oleh pihak kontraktor merupakan
jenis yang secara teknis memiliki kualitas yang sama
dengan merk Honda, bahkan harganya lebih tinggi dari
merk Honda sehingga tidak ada indikasi bahwa
penggantian merk tersebut bertujuan untuk memperkaya
diri sendiri maupun orang lain. Fakta lainnya ialah bahwa
pihak BPKP NTT yang diminta oleh JPU untuk melakukan
audit, ternyata keliru sehingga hasil audit tersebut tidak
memasukan dua item yang sudah disebutkan sebelumnya
dalam kontrak, yaitu item keuntungan perusahaan yang
biasanya dihitung sebesar 10 % dari nilai kontrak serta
item biaya pengangkutan mesin pompa air dari Kupang
ke masing-masing daerah tujuan.
Kedua item yang tidak disebutkan BPKP dalam hasil
audit ini nilainya sama seperti jumlah kerugian negara
yang dirumuskan JPU dalam dakwaan, oleh karena itu
majelis berpendapat bahwa unsur merugikan keuangan
negara atau perekonomian negara sesuai dakwaan jaksa
tidak terpenuhi. Fakta-fakta persidangan ini yang kemudian
menjadi dasar pertimbangan majelis hakim yang
memeriksa perkara ini yang pada akhirnya berkesimpulan
bahwa tidak ada perbuatan memperkaya diri sendiri,
orang lain maupun korporasi secara melawan hukum
yang menyebabkan kerugian negara. Akibat tidak
terbuktinya unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan
oleh JPU maka majelis menyatakan membebaskan kedua
terdakwa dari segala tuntutan hukum dan memerintahkan
JPU agar segera membebaskan kedua terdakwa dari
tahanan.(ES)
Baronda ...
laki
40
dan
perempuan 13.
Secara umum
kegiatan ini bertujuan
untuk membangun
k e s a d a r a n
masyarakat berkaitan
dengan pentingnya
eksaminasi sekaligus
mengajak masyarakat
untuk melakukan
eksaminasi publik
dalam
rangka
pemantauan kinerja dan perilaku
jaksa. Selain itu kegiatan ini juga
untuk membentuk dan memiliki tim
Halaman 5
Baronda ...
Semuel Takene
ilegal karena tida ada papan nama
p r o y e k d a n t i d a k d i k e ta h u i
masyarakat, katanya. Semuel juga
meminta kepada Lurah Camat hingga
Walikota
Kota
Kupang
bertanggungjawab atas kondisi
pertanian yang dialami petani
dikelurahan itu. Sebab sejak adanya
proyek itu banyak tanaman pertanian
warga yang mati karena tidak bisa
diairi. (GT)
Baomong
Kodak...
Tim PIAR NTT, yang dikoordinir oleh Paul
SinlaEloEmelakukan testimoni terkait dengan
kasus pengancaman di Kelurahan Oenesu,
Kupang Barat, Kabupaten Kupang pada
tanggal 17 Oktober 2014. Nampak, salah
seorang saksi, Abraham Pong, saat diambil
keterangannya dalam testimoni. Saksi,
Abraham Pong sempat diambil keterangannya
dalam proses penyidikan di kepolisian namun
tidak diajukan dalam proses persidangan di
pengadilan. Kasus ini sementara menjadi
perhatian khusus dari PIAR NTT karena ada
kejanggalan dalam proses penyidikan dan
penuntutan.
Bahlum Baun saat menunjukkan surat
pernyataannya ketika bertemu dengan Tim PIAR
NTT pada 17 Oktober 2014 di Kelurahan
Oenesu, Kupang Barat Kabupaten Kupang.
Surat pernyataan tersebut dibuat oleh Bahlum
Baun karena dirinya dicatut sebagai saksi dalam
kasus pengancaman yang dilaporkan oleh Erni
Laku Saba dengan korbannya adalah Abraham
Sabneno, yang adalah suami pelapor.
Sedangkan yang dilaporkan dan menjadi
terdakwa adalah Manase Pong. Bahlum Baun
menyampaikan bahwa tidak pernah
mendapatkan panggilan dari kepolisian maupun
kejaksaan dan tidak pernah memberikan
keterangan kepada siapapun berkaitan dengan
kasus tersebut. Anehnya, dalam berkas perkara
ada nama dan keterangan Bahlum Baun sebagai
saksi di dalam pengadilan.
PIAR NTT melaksanakan Diskusi
Publik tentang Eksaminasi Publik :
Partisipasi Masyarakat Awasi
Peradilan, di Hotel greeNia Kupang,
pada 9 oktober 2014. Tapak dalam
foto, moderator dan para narasumber
dalam kegiatan tersebut. Dari kiri ke
kanan; Stefanus Mira Mangngi
)Moderator), Deddy Manafe
(akademisi dari FH UNDANA
KUPANG) dan Ridwan Angsar (Kasi
Penerangan Hukum Kejati NTT).
Kegiatan ini terselenggara atas
dukungan Australia Indonesia
Partnership for Justice (AIPJ) dan
Komisi Kejaksaan RI.
Edisi 09/PJ. 4/31 Oktober 2014
Halaman 8